Anda di halaman 1dari 2

Stoikiometri dan Hukum dasar Kimia

Stoikiometri berasal dari bahasa Yunani, yaitu stoicheon yang berarti unsur dan metrain, atau
mengukur. Stoikiometri adalah perhitungan kimia yang menyangkut hubungan kuantitatif zat
yang terlibat dalam reaksi.

Prinsip stoikiometri

Reaksi kimia terjadi ketika ada perubahan identitas kimia zat yang terlibat. Dalam hal ini, tidak
mungkin untuk mengidentifikasi zat yang sama sebelum dan sesudah reaksi kimia, reagen
dikonsumsi untuk menghasilkan produk.

Perhitungan Stoikiometri

Perhitungan Stoikiometri berdasarkan penilaian

Untuk menghitung stoikiometri persamaan harus mengikuti langkah-langkah berikut:

Hitung jumlah atom dari setiap unsur kimia di posisi reagen (kiri persamaan) dan bandingkan
jumlah tersebut dalam unsur yang diposisikan sebagai produk (kanan persamaan). Contohnya :

CH4 + 2O2 → CO + 2H2O

Perhitungan stoikiometri dengan metode aljabar.

Untuk perhitungan stoikiometri ini koefisien stoikiometrik harus ditemukan dengan langkah-
langkahnya, yaitu :

Lipat gandakan yang tidak diketahui dengan jumlah atom dari setiap elemen.

Tetapkan nilai (1 atau 2 disarankan) untuk menghapus semua yang tidak diketahui.

Sederhanakan.

Hukum Dasar Kimia

Hukum dasar kimia adalah hukum yang digunakan untuk mendasari hitungan kimia dan
hubungan kuantitatif dari reaktan dan produk dalam persamaan kimia.

Beberapa hukum dasar kimia, yaitu :

Hukum Kekekalan Massa (Hukum Lavoisier)


Teori ini dicetuskan oleh ilmuwan asal Prancis, Antoine Laurent Lavoisier. Massa total zat
sebelum reaksi sama dengan massa total zat setelah reaksi. Pada reaksi kimia, terjadi
perubahan warna, suhu, pembentukan gas, dan endapan.
Hukum Perbandingan Tetap (Hukum Proust)
Teori ini dicetuskan oleh Joseph Louis Proust tahun 1799. Perbandingan massa unsur-unsur
setiap senyawa berisi komposisi tertentu dan tetap. Suatu zat yang direaksikan akan selalu
memiliki perbandingan yang sama untuk membentuk suatu senyawa.

Contoh:

Reaksi unsur hidrogen dengan oksigen membentuk senyawa air dan kemudian hasilnya
menunjukkan perbandingan massa hidrogen dengan oksigen beraksi tetap, yakni 1:8.

Hukum Perbandingan Berganda (Hukum Dalton)


Hukum Dalton pertama kali dicetuskan oleh ilmuwan asal Inggris, yang bernama John Dalton.
Terdapat dua unsur yang bisa membentuk lebih dari satu senyawa dengan salah satu massa
unsur dibuat tetap, maka perbandingan massa yang lain dalam senyawa itu merupakan
bilangan bulat sederhana. Contoh:
Unsur C dan O dapat membentuk senyawa CO, CO2 dan CO3 dengan nilai C tetap. Oleh karena
itu, unsur O pada ketiga senyawa berbanding 1 : 2 : 3.

Hukum Perbandingan Volume (Hukum Gay-Lussac)


Teori ini ditemukan oleh ilmuwan asal Prancis, yaitu Joseph Gay Lussac. Hasil dari penelitiannya,
yaitu suhu dan tekanan mempengaruhi perubahan gas.

Contoh:

Reaksi pembentukan air: 2H2 + O22O


Perbandingan Volume: 2 : 1 : 2

Hukum Hipotesis( Avogadro)

Teori ini ditemukan oleh Amedeo Avogadro pada tahun 1811. Dalam penelitiannya menemukan
bahwa pada suhu dan tekanan yang sama, perbandingan gas yang bervolume sama memiliki
jumlah molekul yang sama juga.

Dapus

Hukum-hukum Dasar Kimia. Yos F. da Lopez.

Anda mungkin juga menyukai