Anda di halaman 1dari 3

Nama : Lailatul Fitriyah

NIM : 044876595
Diskusi 3 Kimia Dasar 1
Soal :
1. Gambarkan peta konsep materi stoikiometri!
2. Jelaskan hukum-hukum dasar kimia, beserta contohnya!
3. Jelaskan langkah-langkah penyetaraan reaksi kimia disertai contoh!

Jawaban :
1. Peta konsep stoikiometri :

2. Hukum-hukum dasar kimia, beserta contohnya :


1. Hukum Dasar Kimia Lavoisier : Hukum Kekelan Massa
Menurut Lavoiser. “Pada setiap reaksi kimia, massa zat-zat yang bereaksi adalah sama
dengan massa zat-zat hasil reaksi”. Hasil dari penelitian oleh Lavoisier ditemukan
bahwa gas oksigen memili peranan di dalam suatu reaksi pembakaran. Massa dari
oksigen dalam proses pembakaran sama dengan massa oksigen yang terbentuk setelah
merkuri oksida dipanaskan. Contoh penerapan hukum Lavisioner terdapat pada proses
reaksi pembakaran kertas, dapat dilihat bahwa massa abu hasil pembakaran lebih kecil
daripada massa kertas yang dibakar.
2. Hukum Dasar Proust : Hukum Perbandingan Tetap
Hukum dasar kimia kedua ini di tentukan oleh joseph louis pada tahun 1709, hukum
ini menyatakan bahwa susunan senyawa terdiri dari unsur dan komposisi tertentu
secara tetap dan kedua unsur tersebut membentuk senyawa air sehingga hasilnya
menunjukan perbandingan massa antara hydrogen dan oksigen dengan reaksi tetap
yaitu 1: 8 maka bunyinya adalah “ perbandingan massa unsur – unsur dalam suatu
senyawa adalah tetap”. Contoh penerapan Hukum Proust bisa dipahami melalui proses
pembentukan karbondioksida “CO2” dari karbon dan oksigen.
3. Hukum Dalton: Hukum Perbandingan Berganda
Hukum Perbandingan Ganda ditemukan oleh John Dalton, seorang ilmuwan Inggris
saat melakukan penelitian dengan membandingkan massa unsur-unsur pada beberapa
senyawa, contohnya oksida karbon dan oksida nitrogen. Hukum perbandingan ganda
dari John Dalton berbunyi : “Jika dua unsur dapat membentuk lebih dari satu senyawa
dan jika massa salah satu unsur tersebut dalam senyawa-senyawa tersebut adalah sama,
maka perbandingan massa unsur yang lain dalam senyawa-senyawa tersebut
merupakan bilangan bulat dan sederhana”. Contohnya belerang dan oksigen yang
dapat membentuk dua senyawa.
4. Hukum Gay Lussac: Hukum Perbandingan Volume
Pada tahun 1808 Josep Louis Gay Lussac dari Perancis menyelidiki hubungan antara
volume gas-gas dalam suatu reaksi kimia. Gay Lussac menemukan bahwa pada suhu
dan tekanan yang sama, satu volum gas oksigen bereaksi dengan dua volum gas
hidrogen menghasilkan dua volum uap air Bunyi hukum Gay Lussac adalah: "Jika
diukur pada Suhu dan Tekanan yang sama, maka Volume gas yang bereaksi dan gas
hasil reaksi berbanding sebagai bilangan bulat dan sederhana". Contoh : pada suhu dan
tekanan tertentu, 1 liter gas Nitrogen bisa bereaksi dengan 3 liter gas Hidrogen, hingga
menghasilkan 2 liter gas amonia (2NH3).
Persamaan Reaksi sebagai berikut : N2 + 3H2  2NH3
5. Hukum Hipotesis Avogadro
Avogadro menyatakan bahwa partikel unsur tidak selalu berupa atom yang berdiri
sendiri, melainkan bisa berbentuk molekul unsur, contohnya H2, O2, N2, dan P4.
Hukum Hipotesis Avogadro menjelaskan bahwa : “Gas – gas yang volumenya sama,
jika diukur dengan suhu dan tekanan yang sama, maka akan memiliki jumlah molekul
yang sama pula”. Contohnya adalah : Pembakaran sempurna gas Propan dengan
oksigen akan menghasilkan gas karbon dioksida dan air. hasil pengukuran
menunjukkan bahwa untuk membakar sempurna 40 ml gas propan diperlukan 200 ml
oksigen dan dihasilkan 120 ml gas karbon dioksida dan 160 ml air Perbandingan
volume gas-gas yang terlibat reaksi ini adalah :
Propan : oksigen : karbon dioksida = 40 : 200 : 120 : 160 = 1 : 5 : 3 : 4

3. Langkah-langkah penyetaraan reaksi kimia sebagai berikut dengan contoh reaksi


perkaratan antara besi dengan oksigen
1. Tulislah zat yang bereaksi dan hasil dari reaksi dengan benar
Fe + O² = Fe² O³
2. Berikan koefisien reaksi dengan menuliskan koefisien reaksi untuk senyawa dengan
jumlah atom terbanyak.
2 Fe + O² = F² O³
3. Perhatikan unsur yang muncul satu kali ditiap sisi,sertakan unsur tersebut, setelah itu
sertakan unsur yang lain yang muncul pada 2 kali atau lebih.
2 Fe + 1 ½ O² = Fe²O³ Tiap reaksi harus bilangan bulat, jadi 4Fe + 3 O² = Fe²O³
4. Pastikan kembali persamaan reaksi tersebut dan pastikan banyaknya atom pada tiap
unsur sama untuk pereaksi.
Pastikan banyak atom setiap unsur sama,
Fe = atom sebelah kiri 4, unsur sebelah kanam 2 × 2 = 4
O = atom sebelah kiri 3 × 2 = 6, unsur sebelah kanan 2 ×3 = 6
Hasil penyetaraan koefisien reaksi : 4 Fe + 3 O² = 2 Fe² O³

Anda mungkin juga menyukai