Anda di halaman 1dari 7

NAMA: ANDREANSA PUTRA

NIM: 048949981
TUGAS DISKUSI 3
Jawaban:
1. Peta Konsep Stoikiometri:

STOIKIOMETRI

Sumber: :
https://sites.google.com/site/aplikomkimia/
home/materi-kelas-x/stoikiometri
2. terdapat 5 hukum dasar kimia, sebagai berikut:
a. Hukum Lavoisier
Hukum Laviosier juga dikenal dengan hukum kekekalan massa. Ini dikemukakan
oleh Antoine Laurent Lavoisier, ilmuwan France. Hukum ini didapati oleh Lavoisier saat
membekar merkuri cair putih bersamaan oksigen hingga mengalami perubahan menjadi
merkuri oksida berwarna merah. Selanjutnya, ia juga memanaskan merkuri tersebut
hingga kembali seperti semula, yaitu merkuri cair putih dan oksigen. Dapat disimpulkan
terdapat adanya perann oksigen dalam proses pembakaran berlangsung. Massa
oksigen pada saat proses pembakaran ternyata sama dengan massa oksigen yang
terbentuk setelah merkuri oksida dipanaskan.
Bunyi dari hukum Lavoisier adalah “Massa total zat sebelum reaksi sama dengan
massa total setelah zat reaksi”. Hal tersebut lantas disebut sebagai hukum kekekalan
massa karena di dalam reaksi kimia tidak mengubah massa.
Contoh: 5 gram oksigen direaksikan dengan 5 gram logam magnesium
sehingga membentuk senyawa oksida. Dari reaksi tersebut berapa massa magnesium
oksida yang dihasilkan?
Jawab: Massa sebelum reaksi = massa sesudah reaksi
massa oksigen + massa logam magnesium = massa magnesium oksida
5 gram massa oksigen + 5 gram massa logam magnesium = 10 gram massa
magnesium oksida

b. Hukum Proust
Hukum Proust sering disebut dengan hukum perbandingan tetap, ini diakibatkan
Joseph Louis Proust (1799) mendapati setiap senyawa disusun oleh unsur dengan
komposisi tertentu dan tetap. Dapat disimpulkan, hukum tersebut berbunyi
perbandingan massa unsur-unsur setiap senyawa berisi komposisi tertentu dan tetap.
Salah satu contoh eksperimennya adalah reaksi unsur hidrogen dengan oksigen
membentuk senyawa air dan kemudian hasilnya menunjukkan perbandingan massa
hidrogen dengan oksigen beraksi tetap, yakni 1:8.
Contoh: Massa karbon (C) dan oksigen (O) memiliki perbandingan 3:8. Jika
karbon yang bereaksi 1,5 gram, berapa massa oksigen bereaksi dan massa
karbondioksida yang terbentuk?
Jawaban: Massa karbon : Massa oksigen : Massa karbon dioksida

3 : 8 : 11
Reaksi: 1,5 : ? : ?
Massa yang diperlukan

8/3×1,5 = 4 gram

Massa karbondioksida yang terbentuk

11/3×1,5= 5,5 gram

Jadi massa oksigen bereaksi dan massa karbondioksida yang terbentuk adalah 4 gram
dan 5,5 gram.

c. Hukum Dalton
Hukum ini dikemukan oleh John Dalton yang berasal dari Inggris. Dalam hasil
penelitian yang ia lakukan, dengan membandingkan unsur-unsur yang terkandung
dalam beberapa senyawa. Didapatkan hukum perbandingan ganda berbunyi: “Jika ada
dua unsur bisa membentuk lebih dari satu senyawa dengan salah satu massa unsur
dibuat tetap, maka perbandingan massa yang lain dalam senyawa itu merupakan
bilangan bulat sederhana”.
Contohnya adalah belerang dan oksigen yang dapat membentuk dua senyawa.
Contoh: Unsur fosfor dan oksigen yang direaksikan membentuk dua jenis
senyawa. Dalam 55 gram senyawa I terdapat 31 gram fosfor. dan 71 gram senyawa II
mengandung 40 gram oksigen.
Apakah senyawa tersebut termasuk ke dalam hukum Dalton?
Jawaban: Massa oksigen pada senyawa I = 55-31 = 24
Massa fosfor pada senyawa II = 71-40 = 31
Dengan demikian massa fosfor antara senyawa I dan II sama, yaitu 1:1. dan massa
oksigen dari senyawa I dan II adalah sebagai berikut:
24/40 = 4:5
Dari hasil 4:5 yang merupakan bilangan bulat sederhana, maka kedua senyawa
tersebut masuk ke dalam kriteria hukum dalton.

d. Hukum Gay Lussac


Hukum yang sering disebut sebagai hukum perbandingan volume, ini dicetus
oleh Joseph Gay Lussac yang berasal dari France. Ia membuktikan volume gas dalam
suatu reaksi kimia. Penelitian tersebut memiliki kesimpulan : suhu dan tekanan
mempengaruhi perubahan gas.
Gay Lussac menemukan bahwa jika diukur pada suhu dan tekanan yang sama,
setiap dua satuan volume gas hidrogen yang bereaksi dengan satu volume gas oksigen
menghasilkan dua volume uap air. Atau bisa dibilang perbandingan volum gas
hidrogen: oksigen : uap air adalah 2 : 1 : 2.
Penelitian dari Gay Lussac lantas dapat digambarkan sebagai berikut:
2 volume gas hidrogen + 1 volume gas oksigen – 2 volume uap air
Namun, yang membatasi adalah hukum perbandingan volume ini hanya berlaku pada
reaksi yang berwujud gas saja.
Contoh: 2 Liter gas hidrogen bereaksi dengan 2 liter gas klorin sehingga
menghasilkan 4 gas hidrogen klorida. Apabila gas hidrogen yang telah direaksikan
sebesar 10 liter , berapakah gas hidrogen klorida yang dihasilkan?
Jawaban: Volume Hidrogen : Volume Klorin : Volume Hidrogen Klorida
2:2:4
10 : 10 : 20
Maka, hidrogen klorida yang dihasilkan dari reaksi 10 liter air adalah 20 liter.

e. Hipotesis Avogdro
Hipotesis ini dikemukan oleh Amedeo Avogadro (1811), penelitian yang ia
lakuan ditemukan partikel unsur tidak harus selalu berupa atom tunggal, tetap dapat
juga berupa molekul unsur atau dua atom atau lebih. Hipotesis dari Avogadro itu lantas
mengatakan “Pada suhu dan tekanan yang sama, perbandingan gas yang bervolume
sama memiliki jumlah molekul yang sama juga”. Salah satu contoh dari hukum
Avogadro ini terbukti dalam reaksi pembentukan air.
Rumus matematis dari hukum Avogadro sebagai berikut:
N1/v1 = N2/v2
Keterangan: N: Jumlah molekul gas tertentu V: Volume ruang gas
Contoh: Sebuah tabung 5 liter berisi 2×1022 molekul gas karbon dioksida.
Pada suhu dan tekanan yang sama, berapakah jumlah molekul gas nitrogen dalam
tabung bervolume 4 Liter ?
Jawaban: N1 V1 2× 1022 5N2= N2 V2= N24 = 1,6 × 1022 molekul

Sumber: https://www.sampoernaacademy.sch.id/id/hukum-dasar-kimia-dari-para-ahli/

3. Persamaan reaksi adalah persamaan yang menyatakan kesetaraan zat-zat yang


terlibat dalam reaksi kimia dengan menggunakan rumus kimia. Persamaan reaksi
menggambarkan zat-zat kimia yang terlibat sebelum dan sesudah reaksi kimia baik
secara kualitatif maupun kuantitatif.
Menurut teori atom Dalton pada reaksi kimia tidak ada atom yang hilang tetapi
hanya berubah susunannya. Di dalam penulisan persamaan reaksi tidak boleh ada
jumlah atom yang berkurang atau berlebih. Atom-atom sebelum dan sesudah reaksi
harus sama jumlahnya sehingga disebut dengan reaksi yang sudah setara atau
penyetaraan reaksi kimia.
Untuk menuliskan penyetaraan reaksi kimia, maka harus diperhatikan hal-hal
berikut ini :
 Tulis rumus kimia dari pereaksi dan hasil reaksi. Sertakan wujud zat jika
diketahui.
 Beri koofesien reaksi agar jumlah atom dari setiap unsur diruas kiri sama dengan
diruas kanan.
 Pilih zat dengan rumus kimia paling kompleks. Tetapkan nilai koofesien
reaksinya sama dengan 1. Beri koofesien sementara untuk zat-zat lainnya
dengan huruf a, b, c dan seterusnya.
 Setarakan atom-atom pada zat paling kompleks tersebut. Jika terdapat ion
poliatom diruas kiri dan kanan serta tidak berubah, maka setarakan sebagai ion
poliatom bukan sebagai atom.
 Pastikan setiap koofesien reaksi merupakan bilangan bulat sederhana (koofesien
1 tidak perlu dituliskan dalam persamaan reaksi.

Contoh soal: Tuliskan dan setarakan persamaan reaksi antara gas metana (CH4)
dengan gas oksiden membentuk gas karbon dioksida dan uap air.
Jawab: Menuliskan rumus kimia dan persamaan reaksi
CH4(g) + O2(g) → CO2(g) + H2O(l)
a. Tetapkan koefisien CH4 = 1, sedangkan koefisien zat-zat lainnya dimisalkan
dengan huruf atau variabel.
1 CH4(g) + a O2(g) → b CO2(g) + c H2O(l)

b. Setarakan jumlah atom C dan H.


Jumlah atom di
Jumlah atom di ruas kanan Σ Ruas Kiri = Σ Ruas Kanan
ruas kiri
C=1
C=b b=1
H=4
H = 2c 2c = 4 maka c = 2

c. kita masukkan koefisien b dan c sehingga persamaan reaksi menjadi:


1 CH4(g) + a O2(g) → 1 CO2(g) + 2 H2O(l)

d. kita setarakan jumlah atom O.


Jumlah atom di
Jumlah atom di ruas kanan Σ Ruas Kiri = Σ Ruas Kanan
ruas kiri
O = 2a
O=2+2=4 2a = 4 maka a = 2
e. persamaan reaksi setara selengkapnya adalah:
1 CH4(g) + 2 O2(g) → 1 CO2(g) + 2 H2O(l)

Untuk selanjutnya, koefisien 1 tidak perlu ditulis sehingga persamaan


reaksinya menjadi:
CH4(g) + 2O2(g) → CO2(g) + 2H2O(l)

Sumber: PEKI4101-KIMIA DASAR 1

Anda mungkin juga menyukai