Anda di halaman 1dari 25

stoikiometri

A. Persamaan Reaksi

1. Menuliskan persamaan reaksi


Persamaan reaksi adalah persamaan yang menggambarkan hubungan zat-zat yang terlibat sebelum
dan sesudah reaksi kimia (Harnanto, 2009). Pada reaksi kimia, zat-zat yang mengalami perubahan
disebut zat pereaksi (reaktan) dan zat-zat hasil perubahan disebut hasil reaksi (produk). Persamaan reaksi
menggambarkan rumus kimia zat-zat pereaksi dan zat-zat hasil reaksi yang dibatasi dengan tanda panah
(Unggul, 2006). Wujud atau keadaan zat-zat pereaksi dan hasil reaksi ada empat macam, yaitu gas (g),
cairan (liquid atau l), zat padat (solid atau s) dan larutan (aqueous atau aq)
Perhatikan apa yang terjadi saat gas hidrogen (H2) terbakar di udara (yang mengandung oksigen,
O2) untuk membentuk air (H2O). Reaksi ini dapat digambarkan dengan persamaan kimia berikut
H2 (g) + O2 (g) H2O (l)
(1.1)
Di mana tanda + berarti “bereaksi dengan” dan tanda berarti “menghasilkan”. Jadi, penulisan
lambang-lambang ini dapat di baca : “Molekul hidrogen bereaksi dengan molekul oksigen menghasilkan
air”. reaksi dianggap berlangsung dari kiri ke kanan seperti di tunjukkan oleh tanda panah.
Tetapi persamaan tersebut belumlah lengkap karena atom oksigen dua kali lebih banyak di sisi
kiri tanda panah (dua) daripada di sisi kanan (satu). Agar memenuhi hukum kekekalan massa,banyaknya
tiap-tiap jenis atom di kedua sisi harus sama dengan kata lain, jumlah tiap-tiap atom setelah reaksi harus
sama dengan jumlah tiap-tiap atom sebelum reaksi. Kita dapat menyetarakan persamaan (1.1) dengan
menambahkan koefisien yang sesuai
2H2(g) + O2(g) 2H2O(l)
Persamaan kimia yang setara ini menunjukkan bahwa “dua molekul hidrogen dapat bergabung atau
bereaksi dengan satu molekul oksigen membentuk dua molekul air”
2. Menyetarakan Persamaan reaksi
Chang (2005) mengatakan secara umum, kita dapat menyetarakan persamaan reaksi kimia melalui
beberapa tahap sebagai berikut :
a. Identifikasi semua reaktan dan produk kemudian tulis rumus molekul yang benar masing-masing
pada sisi kiri dan kanan dari persamaan.
b. Setarakan persamaan tersebut dengan mencoba berbagai koefisien yang berbeda jumlah atom dari
tiap unsur sama pada kedua sisi persamaan.
c. Pertama-tama, carilah unsur yang muncul hanya sekali pada tiap sisi persamaan dengan jumlah
atom yang sama pada tiap sisi persamaan dengan jumlah atom yang sama pada tiap sisi. Rumus
molekul yang mengandung unsur-unsur ini pasti mempunyai koefisien yang sama. Karena itu,
tidak perlu mengubah koefisien unsur-unsur tersebut pada saat ini. Kemudian, carilah unsur-unsur
yang muncul hanya sekali pada tiap sisi persamaan tetapi mempunyai jumlah atom yang berbeda.
Unsur-unsur ini harus disetarakan. Akhirnya, setarakan unsur-unsur yang muncul pada dua atau
lebih rumus pada sisi persamaan yang sama.
d. Periksa persamaan yang telah disetarakan tersebut untuk memastikan bahwa jumlah total tiap
jenis atom pada kedua sisi persamaan adalah sama.
Banyak reaksi yang dapat di setarakan dengan jalan menebak, akan tetapi untuk permulaan ikutilah
langkah-langkah berikut :
X (Sepuluh) Semester 2
a. Tetapkan koefisien salah satu zat, biasanya zat yang rumusnya paling kompleks sama dengan 1
sedangkan zat lain diberikan koefisien sementara dengan huruf
b. Setarakan terlebih dahulu unsur yang terkait langsung dengan zat yang diberi koefisien 1 itu
c. Setarakan unsur lainnya. Biasanya akan membantu jika atom O disetarakan paling akhir
Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh berikut :
Reaksi gas metana (CH4) dengan gas oksigen membentuk gas karbon dioksida dan uap air
Langkah 1 : Menuliskan rumus kimia pereaksi dan hasil reaksi :
CH4(g) + O2(g) CO2(g) + H2O(g)
Langkah 2 : Penyetaraan
a. Tetapkan koefisien CH4 = 1, sedangkan lainnya dengan huruf
1CH4(g) + aO2(g) bCO2(g) + cH2O(g)
b. Setarakan atom C dan H :
Penyetaraan atom C : Jumlah atom C di ruas kiri = 1; di ruas kanan = b berarti b = 1.
Penyetaraan atom H : Jumlah atom H di ruas kiri = 4; di ruas kanan = 2c, berarti 2c = 4 atau c = 2
Dengan b = 1 dan c = 2, persamaan reaksinya menjadi :
1CH4(g) + aO2(g) 1CO2(g) + 2H2O(g)
c. Setarakan atom O :
Jumlah atom O di ruas kiri = 2a; di ruas kanan = 2 + 2 = 4; berarti 2a = 4 atau a = 2
Dengan demikian persamaan setaranya adalah :
CH4(g) + 2O2(g) CO2(g) + 2H2O(g)
(Koefisien 1 tidak perlu ditulis)

Contoh Soal :
1. Arang atau karbon jika di bakar sempurna dengan unsur oksigen akan menghasilkan gas karbon
dioksida, tuliskan persamaan reaksniya
Rumus kimia karbon adalah C dan wujudnya adalah padat, sedangkan rumus kimia gas oksigen
adalah O2 dan gas karbon dioksida adalah CO2. Persamaan reaksi dari pernyataan tersebut dituliskan
sebagai berikut
C(s) + O2(g) CO2(g)
2. Tuliskan persamaan reaksinya jika logam magnesium bereaksi dengan gas klorin membentuk
magnesium klorida.
Mg(s) + Cl2(g) MgCl2(aq)
3. Tuliskan dan setarakan persamaan reaksi antara logam aluminium yang bereaksi dengan larutan asam
sulfat membentuk larutan aluminium sulfat dan gas hidrogen.
Penyelesaian :
Langkah 1 : Menuliskan persamaan reaksi

X (Sepuluh) Semester 2
Al(s) + H2SO4(aq) Al2(SO4)3(aq) + H2(g) Belum setara

Jumlah atom di ruas kanan Jumlah atom di ruas kiri


Al = 1
Al = 2
H =2 H =2
S =1 S =3
O =4
O = 12
Langkah 2 : Meletakkan koefisien 2 di depan Al, sehingga jumlah atom Al di ruas kiri menjadi 1 x 2 = 2
buah Al (setara dengan jumlah Al di ruas kanan)
Langkah 3 :Meletakkan koefisien 3 di depan H2SO4, sehingga di ruas kiri jumlah atom H menjadi 6, atom
S menjadi 3, dan jumlah atom O menjadi 12
Langkah 4 : Jumlah atom S dan O ruas kiri sudah sama dengan ruas kanan, sedangkan atom H ruas kanan
belum setara dengan ruas kiri
Langkah 5 : Meletakkan koefisien 3 di depan H2, sehingga jumlah atom H ruas kanan menjadi 6, setara
dengan ruas kiri

Persamaan reaksi menjadi setara :


2Al(s) + 3H2SO4(aq) Al2(SO4)3(aq) + 3H2(g)

B. Hukum-hukum Dasar Kimia


Pada permulaan abad ke-18 para ahli kimia melakukan percobaan-percobaan tentang massa dan
susunan zat yang mengalami reaksi kimia. Adapun hukum-hukum-hukum dasar itu adalah:
1. Hukum Kekekalan Massa (hukum Lavoisier)

Melalui beberapa percobaan pada tahun 1783 Lavoisier menguji sifat reaksi pembakaran.
Berdasarkan hasil percobaan-percobaan ini, ia menunjukkan bahwa pembakaran adalah suatu proses yang
melibatkan kombinasi suatu unsur dengan oksigen. Ia juga menunjukkan peranan oksigendalam
pernapasan binatang dan tumbuhan. Penjelasan Lavoiser tentang pembakaran menggantikan teori
flogiston, yang mengendalilkan bahwa benda-benda melepaskan suatu zat yang disebut flogiston ketika
zat tersebut dibakar.
Salah satu percobaan paling penting Lavoisier adalah tentang massa zat-zat dalam suatu reaksi
kimia. Melalui sebuah percobaan, Lavoisier menunjukkan bahwa, meskipun suatu zat berubah bentuk
dalam suatu reaksi kimias, tetapi kuantitas (massa) zat tersebut adalah sama setelah dan sebelum reaksi
untuk setiap reaksi kimia. Percobaan ini membuktikan kebenaranan hukum kekekalan materi, yang
kemudian melahirkan hukum kekekalan berikut:”Dalam sistem tertutup massa zat sebelum dan sesudah
reaksi kimia adalah sama”.
Kesimpulan Lavoisier di atas diperoleh berdasarkan hasil percobaan pembakaran timah dengan
dua perlakuan yang berbeda. Pada perlakuan pertama, timah dibakar di tempat terbuka, sedangkan pada
X (Sepuluh) Semester 2
perlakuan kedua timah dibakar di tempat tetutup. Hasil percobaan tersebut menunjukkan bahwa timah
yang dibakar di tempat terbuka mengalami perubahan massa sebelum dan sesudah dibakar, sedangkan
timah yang dibakar di tempat tertutup tidak mengalami perubahan massa sebelum dan sesudah dibakar .
Menurut Lavoisier, pembakaran zat di tempat terbuka menyebabkan zat tersebut menyerap atau
melepaskan zat lain dari dan ke udara, sehingga menyebabkan terjadinya perubahan massa zat, sedangkan
pada tempat tetutup tidak ada zat lain yang diserap atau dibebaskan selama reaksi, sehingga massa zat
relatif tetap.
Contoh Soal:
1 gram natrium tetap bereaksi dengan 1, 54 gram gas klor menghasilkan natrium klorida.
Hitunglah massa gas klor yang diperlukan untuk menghasilkan 7,26 gram natrium klorida!
Penyelesaian
Karena natrium tepat bereaksi dengan klor, maka
Natrium yang dihasilkan = Massa natrium + Massa Klor
= 1 g + 1,54 g
= 2,54 g
Untuk menghasilkan 7,62 gram natrium klorida diperlukan klor sebanyak
7,62 𝑔
x 1,54 g = 4,62 g
2,54 𝑔
Jadi, klor yang diperlukan sebanyak 4,26 gram.
(Hermawan : 2009)

2. Hukum Perbandingan Tetap (hukum Proust)

Setelah ditemukan adanya hubungan antara massa zat sebelum dan sesudah reaksi, seperti
disimpulkan dalam hukum kekekalan massa maka perhatian para ahli kimia ditujukan kepada hubungan
massa unsur-unsur yang membentuk senyawa. Pada kira-kira tahun 1799 orang ahli kimia Perancis
bernama Joseph Proust melakukan banyak penyelidikan yang diteliti terhadap senyawa-senyawa
berbagai unsur. Ia menemukan bahwa ”perbandingan massa unsur-unsur yang membentuk suatu
senyawa adalah tetap”.
Dengan pemahaman tentang hukum perbandingan tetap ini, definisi senyawa dapat diperluas
sebagai berikut: Senyawa adalah zat yang terbentuk oleh dua atau lebih unsur yang berbeda jenis dimana
perbandingan massa unsur-unsur penyusunnya adalah tetap.
Perhatikan Data dibawah ini:
Massa hidrogen Massa oksigen Massa air yang Sisa hidrogen
yang yang terbentuk atau oksigen
direaksikan direaksikan (gram) (gram)
(gram) (gram)

X (Sepuluh) Semester 2
1 8 9 -
8 9 1 gram hidrogen
2 9 9 1 gram oksigen
1 16 18 -
2

Contoh: Jika kita mereaksikan 4 gram hidrogen dengan 40 gram oksigen, berapa gram air yang
terbentuk?
Jawab:
Perbandingan massa hidrogen dengan oksigen = 1 : 8.
Perbandingan massa hidrogen dengan oksigen yang dicampurkan = 4 : 40.
Karena perbandingan hidrogen dan oksigen = 1 : 8, maka 4 gram hidrogen yang diperlukan 4 x 8 gram
oksigen yaitu 32 gram.
Untuk kasus ini oksigen yang dicampurkan tidak bereaksi semuanya, oksigen masih bersisa sebanyak ( 40
– 32 ) gram = 8 gram. Nah, sekarang kita akan menghitung berapa gram air yang terbentuk dari 4 gram
hidrogen dan 32 gram oksigen? Tentu saja 36 gram.
Ditulis sebagai H2 + O2 H2 O
Perbandingan Massa 1 gram : 8 gram 9 gram
Jika awal reaksi 4 gram 40 gram ….... gram?
Yang bereaksi 4 gram 32 gram 36 gram
Oksigen bersisa = 8 gram.
(Rahayu : 2009)

3. Hukum Kelipatan Perbandingan (Hukum Dalton)

Pada tahun 1803 Hukum Proust dikembangkan lebih lanjut oleh para ilmuwan untuk unsur-unsur
yang dapat membentuk lebih dari satu jenis senyawa. Salah seorang diantaranya adalah John Dalton.
Dalton mengamati adanya suatu keteraturan yang terkait dengan perbandingan massa unsur-unsur dalam
suatu senyawa.
Contoh: Karbon dan oksigen dapat membentuk dua senyawa yang berbeda yaitu karbonmonoksida dan
karbondioksida. Begitu pula nitrogen dan oksigen dapat membentuk dinitrogen oksida, nitrogen
monoksida, nitrogen trioksida, nitrogen dioksida, nitrogen pentaoksida. Dari penyelidikan terhadap
senyawa karbon monoksida dapat diketahui bahwa perbandingan antara massa karbon dan massa oksigen
yang membentuk senyawa adalah 3 : 4. Sedangkan untuk senyawa karbondioksida diketahui bahwa
perbandingan tersebut adalah 3 : 8. Data ini menunjukkan bahwa dalam senyawa-senyawa
karbondioksida, suatu massa karbon yang sama bergabung dengan oksigen yang massanya berbanding
sebagai 4 : 8 (1 : 2).
Kesimpulan: ”Bahwa jika dua unsur yang berbeda membentuk lebih dari 1 senyawa, massa unsur kesatu
yang bersenyawa dengan unsur kedua yang massanya sama berbanding sebagai bilangan yang bulat
sederhana”.
Contoh: Nitrogen dan oksigen dapat membentuk senyawa-senyawa N2O, NO, N2O3, dan N2O4 dengan
komposisi massa terlihat pada tabel berikut.
X (Sepuluh) Semester 2
Tabel: Perbandingan nitrogen dan oksigen dalam senyawanya.
Senyawa Massa nitrogen Massa oksigen Perbandingan
(gram) (gram)

N2O 28 16 7:4
NO 14 16 7:8
N2O3 28 48 7 : 12
N2O4 28 64 7 : 16

Dari tabel tersebut, terlihat bahwa bila massa N dibuat tetap (sama), sebanyak 7 gram, maka
perbandingan massa oksigen dalam:
N2O : NO : N2O3 : N2O4 = 4 : 8 : 12 : 16 atau 1 : 2 : 3 : 4
(Chang : 2005)

4. Hukum Perbandingan Volume (hukum Gay-Lussac)

Pada tahun 1808 Joseph Louis Gay-Lussac melakukan percobaan untuk menyelidiki volum zat
(gas) dalam suatu reaksi. Gay Lussac melakukan percobaan tersebut karena terinspirasi oleh hasil
eksperimen Henry Cavendish yang mengemukakan bahwa pada suhu dan tekanan tetap, perbandingan
volum hidrogen dengan volum oksigen yang membentuk air adalah 2 : 1.
Dari hasil percobaannya tersebut, Gay-Lussac menemukan fakta-fakta sebagai berikut.
a. Pada reaksi antara gas hidrogen dengan gas oksigen membentuk uap air pada suhu (T) dan
tekanan (P) tetap, perbandingan volum gas hidrogen : volum gas oksigen : volum uap air
sama dengan 2 : 1 : 2.
b. Pada reaksi antara gas hidrogen dengan gas klor membentuk uap hidrogen klorida pada suhu
(T) dan tekanan (P) tetap, perbandingan volum gas hidrogen: volum uap hidrogen klorida
sama dengan 1 : 1 : 2.
c. Pada reaksi antara gas nitrogen dengan gas hidrogen membentuk gas amonia pada suhu (T)
dan tekanan (P) tetap, perbandingan volume gas nitrogen : volum gas hidrogen : volum gas
amonia sama dengan 1 : 3 : 2.
2 volum hidrogen + 1 volum oksigen = 2 volum air

2H2 + O2 2H2O
1 volum hidrogen + 1 volum klor = 2 volum hidrogen klorida

X (Sepuluh) Semester 2
H2 + Cl2 2HCl
1 volum nitrogen + 3 volum hidrogen = 2 volum amonia

N2 + 3H2 2NH3
Berdasarkan hasil percobaannya, Gay-Lussac berhasil merumuskan sebuah hukum dasar kimia,
yaitu hukum perbandingan volum atau hukum Gay-Lussac. Hukum ini menyatakan bahwa
”Perbandingan volum gas-gas yang terlibat dalam suatu reaksi kimia (baik pereaksi maupun zat hasil
reaksi) merupakan bilangan bulat dan sederhana. Hukum perbandingan volum ini berlaku pada reaksi
gas-gas yang susunan molekulnya sederhana”.
Bagaimana cara Gay-Lussac membuat pereaksi dan zat hasil reaksi agar selalu dalam bentuk gas?
Untuk melakukan hal tersebut Gay-Lussac mencampurkan gas-gas pereaksi di dalam tabung tertentu
yang dinamakan dengan tabung eudiometer, kemudian pada campuran gas-gas tersebut dilewatkan bunga
api listrik agar terjadi reaksi. Hasil reaksi dan gas sisa dipisahkan berdasarkan perbedaan titik didih dari
komponen-komponen gas dalam tabung dengan cara mengubah wujud uap menjadi cair.
Contoh:
Ke dalam tabung eudiometer dimasukkan 26 liter gas hidrogen dan 21 liter gas oksigen dan dilewatkan
bunga api listrik pada campuran gas tersebut, tentukan volum gas yang tersisa dan gas apa yang tersisa
tersebut?
Penyelesaian:
Perbanding volum gas hidrogen : volum gas oksigen : volum uap air pada reaksi pembentukan uap air
dari gas hidrogen dan gas oksigen adalah 2 : 1 : 2, sehingga
Hidrogen + oksigen = air
2 : 1 : 2
26 liter : 13 liter : 26 liter
Karena dalam reaksi tersebut, 26 liter gas hidrogen terpakai seluruhnya, maka gas hidrogen tidak bersisa,
sedangkan dari 21 liter gas oksigen hanya terpakai sebanyak 13 liter dalam reaksi, sehingga gas oksigen
masih tersisa sebanyak 8 liter.
5. Hukum Avogadro

Pada tahun 1811 seorang ahli fisika bernama Amadeo Avogadro menerangkan kesukaran yang
dihadapi Dalton dan Gay-Lussac dengan mengajukan sebuah hipotesis. Hipotesis berbunyi sebagai
berikut: pada suhu dan tekanan yang sama, gas yang volumnya sama mengandung molekul yang sama
banyaknya. Setelah diuji kebenarannya dengan eksperimen, hipotesis itu sekarang dikenal sebagai hukum
Avogadro. Avogadro mengemukakan bahwa sebagian terkecil suatu unsur tidak perlu merupakan atom
tunggal melainkan dapat juga membentuk suatu kelompok atom yang disebut molekul.

X (Sepuluh) Semester 2
Hukum Avogadro merupakan sebuah hukum pokok kimia yang menyatakan bahwa pada keadaan
suhu dan tekanan yang sama, gas-gas yang mempunyai volum yang sama terdiri dari jumlah molekul-
molekul yang sama.
Menurut Avogadro partikel-partikel unsur tidak selalu berupa atom-atom, tetapi dapat juga berupa
molekul-molekul unsur (gabungan dua atom atau lebih), sehingga perbandingan volum gas-gas dalam
suatu reaksi kimia merupakan perbandingan jumlah molekul, yang dalam suatu persamaan reaksi dapat
dinyatakan dengan perbandingan koefisien reaksi. Sementara itu, berdasarkan gagasan Avogadro tentang
konsep molekul unsur, maka pada reaksi antara gas hidrogen dengan gas oksigen membentuk air pada
suhu dan tekanan tetap dapat dituliskan sebagai berikut.
2 molekul unsur hidrogen + 1 molekul unsur oksigen = 2 molekul air
H
H H
H H H O O H O
O H
Berdasarkan gambar ilustrasi di atas, maka jelaslah sekarang, bahwa hipotesis Avogadro dapat
menjelaskan dengan baik hukum Gay-Lussac tentang volum gas-gas dalam reaksi pada suhu dan tekanan
yang tetap.
Ungkapan bahwa perbandingan volum gas-gas dalam reaksi kimia pada suhu dan tekanan tetap
(T, P) merupakan perbandingan jumlah molekul-molekul gas yang dinyatakan dengan perbandingan
koefisien reaksi dapat dibuktikan sebagai berikut.
a. Reaksi antara gas hidrogen dengan gas oksigen membentuk air.
2 volum hidrogen + 1 volum oksigen = 2 volum air
2 molekul hidrogen + 1 molekul oksigen = 2 molekul air
Persamaan kimia untuk reaksi ini :
2 H2(g) + O2(g) → 2 H2O (g)
Perbandingan koefisien reaksinya adalah 2 : 1 : 2.
b. Reaksi antara gas hidrogen dengan gas klor membentuk hidrogen klorida (asam klorida).
1 volum hidrogen + 1 volum gas klor = 2 volum hidrogen klorida
1 molekul hidrogen + 1 volum gas klor = 2 molekul hidrogen klorida
Persamaan kimia untuk reaksi ini:
H2(g) + Cl2(g) → 2 HCl(g)
Perbandingan koefisien reaksinya adalah 1 : 1 : 2.
c. Reaksi antara gas nitrogen dengan gas hidrogen membentuk gas amonia.
1 volum nitrogen + 3 volum hidrogen = 2 volum amonia
1 molekul nitogen + 3 molekul hidrogen = 2 molekul amonia
Persamaan kimia untuk reaksi ini:
N2(g) + 3 H2(g) → 2 NH3(g)
Perbandingan koefisien reaksinya adalah 1 : 3 : 2 (Harnanto:2009)

X (Sepuluh) Semester 2
Konsep mol dan Kadar Zat

X (Sepuluh) Semester 2
Satu satuan massa atom (1 sma)
Massa Atom Relatif (Ar) dan Massa =
1
x 1,992 x 10-23 gram
Molekul Relatif (Mr) 12
= 1,66 x 10-24 gram
= 1 avogram

A. Massa Atom Relatif (Ar) Contoh Soal :


Atom adalah bagian terkecil dari unsur, 1. Apakah arti Ar Na = 23
massanya mempunyai harga yang sangat kecil dan Jawaban :
tidak mungkin ditimbang dengan alat yang ada. Pada Ar Na = 23
perkembangan ilmu belakangan ini, penentuan massa masa 1 atom Na
artinya : 1  23
suatu atom hanyalah dengan alat canggih 12
massa 1 atom C
spektrometer massa yang menunjukkan bahwa massa berarti :
satu atom hanyalah 10-24 sampai 10-22 gram. Untuk
1
mengatasi kesulitan itu dipakailah massa atom relatif massa 1 atom Na = 23 x massa 1 atom C
(disingkat Ar) suatu atom, yaitu : “masa 1 atom unsur 12
dibandingkan dengan massa 1 atom unsur lain =
sebagai standar.” 23 avogram
Unsur standar yang pertama kali digunakan =
adalah hidrogen. Tetapi dengan perkembangan ilmu 23 x 1,66 x 10-24 gram
kimia, unsur standar diatas pindah ke oksigen dan =
dewasa ini unsur standar itu adalah suatu jenis khusus 3,818 x 10-23 gram
karbon.
Dalam perhitungan-perhitungan massa atom 2. Perhatikan tabel, dan tentukanlah massa 1 atom S
relatif (Ar) sering juga disebut dengan massa atom Jawaban :
(MA), berat atom (BA), atau nomor massa/bilangan Ar S = 32,0
massa (NM). Untuk menghitung Ar suatu unsur X masa 1 atom S
artinya : 1  32
dapat digunakan rumus sebagai berikut : 12
massa 1 atom C
berarti :
Ar X = PV
1
T massa 1 atom S = 32 x massa 1 atom C
12
massa 1 atom X = 32
Ar X = 1 avogram
massa 1 atom O
16 = 32 x 1,66
x 16-24 gram
massa 1 atom X = 5,31 x 10-
Ar X = 1
12
massa 1 atom C 23
gram

Tabel dibawah ini merupakan contoh massa 3. Tentukan Ar X bila :


atom relatif (Ar) dari beberapa unsur yang lazim. massa 1 atom X = a gram
massa 1 atom C = b gram
Unsur Simbol Massa Atom Jawaban :
Relatif (Ar) massa 1 atom X
Hidrogen H 1,0 Ar X = 1  32
Karbon C 12,0 12
massa 1 atom C
Oksigen O 16,0 a 12 a
Nitrogen N 14,0 = 1

12
.b b
Natrium Na 23,0
Magnesium Mg 24,3
belerang S 32,0
Klorin Cl 35,5
Besi Fe 56,0
Tembaga Cu 63,5 B. Massa Molekul Relatif (M r)
Seng Zn 65,4 Jika Ar mengenai unsur-unsur dalam keadaan
Perak Ag 107,9 atom, maka untuk zat bentuk molekul dipakai
Kalsium Ca 40,1 pengertian massa molekul relatif (Mr), yang sering
Bromin Br 79,9 juga disebut bobot/berat molekul (BM).
Iodin I 126,9 Seperti pada Ar maka untuk Mr dikenal juga 3
Berdasarkan alat spektometer massa bahwa sistem, yaitu :
massa 1 atom karbon adalah 1,99 10-23 gram. Untuk massa 1 molekul Y
memudahkan maka dipakai standar “satuan massa Mr Y = 1
1 1
massa 1 atom H
atom (sma) ditetapkan 12 massa 1 atom karbon
(isotop karbon 12)
Jadi : massa 1 molekul Y
Mr Y = 1
16
massa 1 atom O
X (Sepuluh) Semester 2
massa 1 atom C
12 =
sma
massa 1 molekul Y Sehingga :
Mr Y = 1 massa 1 atom C = 12 sma
massa 1 atom C
12 Karena 1 sma = 1,66 x 10-24 gram
Maka :
Massa 1 atom C = 12 x 1,6 x 10-24 gram
Tapi perlu di tekankan bahwa sistem yang resmi
terakhir ini adalah sistem C (karbon). Bila diambil 12 gram karbon maka secara
Molekul merupakan kesatuan dari atom-atom matematika :
penyusunnya sehingga Mr merupakan jumlah aljabar Massa 1 atom C adalah 12 x 1,66 x 10-24 gram
dari Ar atom-atom penyusunnya atau dirumuskan : atau
Mr =  Ar 12 x 1,66 x 10-24 gram = 1 atom C
1 atom C
12 gram =
Contoh Soal : (perhatikan tabel) 1,66 x 10 24
Tentukan Mr dari : 12 gram = 6,02.1023 atom C
1. H2O
2. CaSO4 Bila diambil 16 gram oksigen (ArO = 16) maka
3. Fe2(SO4)3 secara matematika :
Massa 1 atom O adalah 16 x 1,66 x 10-24 gram
Jawaban : atau
massa 1 molekul H 2 O 16 x 1,66 x 10-24 gram = 1 atom O
1. Mr H2O = 1 1
12
massa 1 atom C 16 gram = atom O
= 1,66 x 10 24
2 massa 1 atom H massa 1 atom O 16 gram = 6,02 x 1023 atom O
1
 1
massa 1 atom C massa 1 atom C
12 12
Maka 1 mol setiap zat mengandung 6.02.1023
= 2 x ArH + 1 x Ar O
=2x1 + 1 x 16 partikel zat itu. (tetapan Avogadro = L (Loschmidt)
= 18
L = 6,02. 1023
2. MrCaSO4 = 1 x ArCa + 1 x ArS + 4 x ArO
= 1 x 40,1 + 1 x 32,0 + 4 x 16
= 136,1
3. MrFe2 (SO4)3 = 2 x ArFe + 3 x ArS + 12 x
ArO
= 2 x 56 + 3 x 32 +
12 x 16
= 400 1 mol gas O2 = 6.02.1023 molekul O2

2 mol ion Na + = 2 x 6.02.1023 ion Na+


MOL
= 12,04 . 1023 ion Na+
A. Defenisi Mol
5 mol atom Fe = 5 x 6.02.1023 atom Fe
Dalam perhitungan kimia yang akan dibahas
selanjutnya, sering digunakan satuan yang di
dasarkan pada jumlah partikel zat-zat dalam reaksi = 3,01 . 1024 atom Na
kimia. Satuan massa yang sering kita gunakan sehari-
hari belumlah menyatakan perbandingan jumlah
partikel-partikel dalam perhitungan kimia. Untuk
menghubungkan satuan yang akan dipakai dalam Jika pembuktian di atas diterapkan untuk zat
perhitungan kimia (misalnya satuan gram) biasanya lain maka jumlah massa suatu zat sebesar Ar atau Mr
diperlukan suatu satuan standart yaitu Mol. (dahulu akan mempunyai jumlah atom atau molekul sebesar
grat = gram atom; grol = gram molekul ) 6,02 x 1023. Selanjutnya ditetapkanlah bahwa “1
Topik sebelumnya telah diketahui bahwa Ar C = mol zat (baik unsur maupun senyawa) mempunyai
12 dan 6,02 x 1023 partikel (atom maupun molekul)
massa 1 atom C 1 mol zat = 6,02 x 1023 partikel
ArC = 1
12
massa 1 atom C
1 6,02 x 1023 = N = Bilangan Avogadro
Karena massa 1 atom C = 1 sma
12 atau :
Maka :
Jumlah Partikel
Mol =
X (Sepuluh) Semester 2 Bilangan Avogadro(L )
32
Mol O2 = = 1 mol
32

Contoh Soal : c. Mm CaCO3 = 100 gram/mol


1. Hitung jumlah partikel atom (pa) dari : 500
Mol CaCO3 = = 5 mol
a. 1 mol Ca 100
1 2. Hitung massa dari :
b. mol Fe
2 a. 2 mol H2O
c. 2 mol Na b. 0,25 mol NaOH
c. 5 mol Fe
Jawaban : Jawaban :
jp = Mol x Bilangan Avogadro Rumus :
Gram = Mol x Mm
a.JP Ca = 1 x 6,02 x 1023 p.a
= 6,02 x 1023 pa
1 a. Mr H2O = 18
b. JP Fe = x 6,02 x 1023 pa
2 Masa H2O = 2x 18 = 36 gram
= 3,01 x 1023 pa b. Mr NaOH = 40
c.JP Na = 2 x 6,024 x 1023 pa Massa NaOH = 0,25 x 40 = 10 gram
= 1,204 x 1024 pa c. Ar Fe = 56
Massa Fe = 5 x 56 = 280 gram
Jadi hubungan gram, mol dan jumlah partikel
2. Hitung jumlah partikel 1 molekul (pm) dari :
(JP) dapat dinyatakan dengan :
a. 0,25 mol H2O
: :
b. 0,5 mol CaCO3
Jawaban : Ar atau Mr 6,02x1023
a.JP H2O = 0,25 x 6,02 x 1023 pm Gram Mol JP
= 1,5 x 1023 pm x x
b. JP CaCO3= 0,5 x 6,02 x 1023 pm atau :
= 3,01 x 1023 pm berhubung karena :
Gram JP
Mol = dan Mol =
3. Berapa jumlah mol CO2 yang ada pada 3,01 x Ar, Mr N
1022 partikel molekul CO2 ? Maka :
Jawaban :
Gram JP
3,01 x 10 22 =
Mol CO2 = Ar, Mr N
6,02 x 10 23
Mol = 5 x 10-2 N = 6,02 x 1023
Jadi CO2 sebanyak 5 x 10-2 mol Contoh Soal :
1. Berapa jumlah molekul dari 3 gram NO ?
B. Hubungan Mol dengan Massa Molar (Mm) Jawaban :
Hubungan mol senyawa atau unsur dengan Mr NO = 30
massa dapat dinyatakan sebagai berikut : 3 JP
=
untuk unsur : 30 6,02 x 10 23
massa JP = 6,02 x 1022 pm
untuk unsur :
Mol =
Ar massa 2. Hitung massa dari 3,01 x 1021 atom besi
Mol =
Mm Jawaban :
untuk senyawa Ar Fe = 56
massa C. Hubungan Mol dengan Volum molar
Mol =
Mr 1. Persamaan Umum Gas
Boyle - Gaylussac mengemukakan persamaan
Contoh soal :
umum gas : “Hasil kali tekanan (P) dengan volume
1. Berapa jumlah mol dari :
a. 23 gram Na (V) dibagi dengan suhu (T) dari sejumlah gas selalu
b. 32 gram O2 tetap
c. 500 gram CaCO3 PV
Jawaban : =C
a. Ar Na = 23 T
Massa Na = 23
Mm Na = 23 gram/mol Persamaan Gas Ideal:
23 PV = n RT
Mol Na = = 1 mol
23
b. Mm O2 = 32 gram/mol P = Tekanan gas (atm)

X (Sepuluh) Semester 2
V = Volume gas (liter)
n = jumlah mol gas (mol) Contoh :
R = 0,082 L.atm/mol.K
T = suhu absolut (K) 1. Hitung volume dalam keadaan STP dari :
= 273 + C a. 2 mol gas CO
1
Contoh : b. mol gas NO
2
1. Tentukan volume 2 mol gas oksigen pada 27C c. 4 mol gas CO2
dengan tekanan 1 atm.
Jawaban :
Jawaban :
nRT V = Mol x 22,4
PV = nRT  V = a. V = 2 x 22,4 L = 44,8 L
P
2 x 0,082 x (273  27) 1
V = b. V = x 22,4 L = 11,2 L
1 2
= 49,2 L c. V = 4 x 22,4 L = 89,6 L

2. 4 gram gas X pada suhu 27C dan tekanan 2 atm 2. Hitung jumlah mol pada 0C, 76 cm Hg dari
mempunyai volume 24,6 liter. Tentukan Mr ga X a. 11,2 L gas CO
tersebut : b. 5,6 L gas NO2
Jawaban :
PV = nRT c. 4,48 L gas SO3
Gr Jawaban :
karena : n = V
Mr Mol =
Gr 22,4
maka : PV = RT 11,2
Mr a. Mol = =0,5
Gr. R. T 22,4
sehingga : Mr =
PV 5,6
b. Mol = =0,25
4 x 0,082 x (273  27) 22,4
Mr = =2
2 x 24,6 4 ,48
c. Mol = =0,2
Jadi Mr gas X = 2 22,4

2. Hypotesa Avogadro
3. Hitung massa 11,2 liter gas O2 pada 0C, 1 atm
Avogadro menghitung volume dari 1 mol gas
Jawaban : MrO2 = 32
pada keadaan standart (STP = 0C, 1 atm) adalah
22,4 liter. Gr V
Mol = dan Mol =
Caranya : Mr 22,4
T = 273 + 0C = 273K Gr V
Maka : =
P = 1 atm Mm 22 ,4
n = 1 mol Gr 11,2
=  Gr = 16
nRT 32 22,4
PV = nRT  V =
P Jadi massa O2 adalah 16 gram
1 x 0,082 x 273
V =
1
3. Hukum Avogadro
= 22,4 L
Bunyi : “Setiap gas-gas yang volumenya sama,
jika diukur pada suhu dan tekanan yang sama akan
Jadi bunyi hypotesa Avogadro : mengandung jumlah mol yang sama.
“Setiap satu mol gas bila diukur pada keadaan Dari rumus PV = nRT, untuk gas A dan B berlaku :
standart (STP = 0C, 1 atm) akan mempunyai volume P .V
RA = A A
22,4 liter.” n A . TA
PB . VB
RB =
1 Mol Gas (STP) = 22,4 L n B . TB
karena : RA = RB
atau P .V P .V
maka : A A = B B
n A . TA n B . TB
V = Mol x 22,4
Karena suhu dan tekanan gas A sama dengan gas B
atau maka :
V VA VB
Mol = =
22,4 nA nB
X (Sepuluh) Semester 2
Contoh :
1. Pada t,p tertentu, 1 liter gas H2S mempunyai Rumus Empiris (RE) dan Rumus
massa 1,7 gram. Pada t,p yang sama 1 liter gas X Molekul (RM)
= 2,2 gram. Tentukan Mr dari gas X itu.
1,7 A. Rumus Empiris (RE)
nH2S = = 0,05 mol
34 Rumus empiris (RE) adalah rumus yang
2,2 menyatakan perbandingan terkecil dari atom
nx = mol penyusun molekul. Misalnya suatu senyawa
x mempunyai rumus empiris AxBy berarti perbandingan
VH 2 S = 1 liter terkecil antara jumlah atom A dan B adalah x : y, atau
Vx = 1 liter dapat juga dikatakan bahwa perbandingan terkecil (x
dan y) tersebut merupakan index atom pada rumus
VH 2 S Vx empiris. Index yang dimaksud dapat ditentukan dari
=
nH2S nx mol unsurnya.
1 1
= 2,2
Contoh :
0 ,05 Suatu senyawa hidrokarbon diperiksa dengan
x
X = 44 analisa elementer ternyata mengandung 24 gram
karbon dan 4 gram hidrogen. Tentukan rumus
empiris dari senyawa tersebut :
2. Pada t,p tertentu 1 gram CO2 = 0,5 liter.
Jawaban :
Tentukanlah : Misalkan RE : XxHy
a. volume 1 mol N2(t,p) mol C : mol H =x:y
b. volume 34 gramNH3 (t,p) 24 4
: =x:y
c. massa 11 liter No 9t,p) 12 1
2 : 4 =x:y
Jawaban : 1 : 2 =x:y
VCO 2 = 0,5 liter Jadi RE adalah CH2

1 B. Rumus Molekul (RM)


n CO2 = mol
44 Rumus molekul suatu senyawa adalah rumus
yang menyatakan jumlah atom penyusun molekul
senyawa. Jumlah atom penyusun yang tertulis pada
a. n N 2 = 1 mol
rumus molekul disebut index. Rumus molekul
VN VCO berhubungan dengan rumus empiris. Di bawah ini
2 2
= merupakan contoh penentuan rumus empiris dari
n N2 n CO 2
rumus molekul.
VN 0.5
2
= 1 Rumus Molekul Rumus Empiris
1 44 CH4 CH4
VN = 22 liter C2H6 CH3
2
C2H4 CH2
C3H6 CH2
34 C3H8 C3H8
b. n NH 3 = =2mol
17 C4H6 C2H3
VNH VCO C6H12O6 CH2O
3 2
= C12H22O11 C12H22O11
n NH 3 n CO 2 NO2 NO2
VNH 0 ,5 N2O N2O
3
= 1 N2O5 N2O5
2 44 H2SO4 H2SO4
VNH 3 =44 liter H2SO3 H2SO3
H2O H2O
c. VNO = 11 liter H2O2 HO
Gr
nNO = mol Sebaliknya, rumus molekul dapat ditentukan
30 dari rumus empiris dengan mengetahui Mr senyawa
VNO VCO dan Ar dari atom penyusunnya, dan dapat dirumuskan
2
=
n NO n CO 2 sebagai berikut :
11 0 ,5 RM = (RE)n
Gr
= 1
30 44
Mr
Gr = 15 n=
ArRE
Jadi massa NO = 15 gram
Contoh soal :
X (Sepuluh) Semester 2
1. Tentukan rumus molekul dari senyawa yang 5 : 5 : 2,5
mempunyai rumus empiris CH2 dan massa =x:y:z
molekul relatifnya 42. 2 : 2 : 1 =x:y:z
Jawaban :
Ar H = 1, Ar C = 12 Jadi RE adalah C2H2N
Mr = 42, RE = CH2 80
n= =2
n =
Mr
=
42
=3 24  2  14
ArCH 2 12  2 Jadi RM = (C2H2N)n
RM = (CH2)n = (C2H2N)2
= (CH2)3 = C4H4N2
= C3H6
Rumus Kimia Hidrat (Air Kristal)
2. Tentukan rumus molekul dari senyawa yang
mempunyai rumus empiris CH2O dan Mr = 180
Jawaban :
AR H = 1, Ar C = 12, Ar O
= 16 Hidrat adalah senyawa kristal padat yang
Mr = 180, RE = CH2O mengandung air kristal (H2O). Rumus kimia senyawa
180 kristal padat sudah diketahui. Jadi pada dasarnya
n = =6
12  2  16 penentuan rumus hidrat adalah penentuan jumlah
RM = (CH2O)n molekul air kristal (H2O) atau nilai x.
= (CH2O)6
= C6H12O6 Secara umum, rumus hidrat dapat ditulis sebagai :

3. Suatu senyawa mengandung 75 % karbon dan 25


% hidrogen (C = 12; H = 1). Bila Mr senyawa Rumus kimia senyawa kristal padat : x.H2O
tersebut = 16, maka tentukanlah rumus molekul
senyawa tersebut. Sebagai contoh garam Kalsium Sulfat, memiliki rumus
Jawaban : kimia CaSO4 . 2 H2O, artinya dalam setiap mol CaSO4
misal : RE = CxHy terdapat 2 mol H2O. Beberapa senyawa berhidrat / berair
mol C : mol H =x:y kristal dapat Anda lihat pada tabel berikut.
75 25
: =x:y
12 1
6,25 : 25 =x:y
1 : 4 =x:y
Jadi RE adalah CH4
16
n= =1
12  4
Jadi RM = (CH4)n
= (CH4)1
= CH4
Untuk lebih jelas perhatikan contoh di bawah ini:
4. 40 gram suatu senyawa terdiri dari 28 gram besi
dan sisanya oksigen. Bila Ar Fe = 56 dan O = 16 1. 5,0 gram hidrat dari Tembaga (II) Sulfat dipanaskan
maka tentukan RE senyawa tersebut sampai semua air kristalnya menguap. Jika massa
Jawaban :
misal : RE = FexOy
Tembaga (II) Sulfat padat yang terbentuk 3,20 gram.
massa Fe = 28 gram Tentukan rumus hidrat tersebut! (Ar Cu = 63,5 ; S =
massa O = 40 - 28 = 12 gram. 32 ; O = 16 ; H = 1)
mol Fe : mol O =x:y
Jawab :
28 12
: =x:y Langkah-langkah penentuan rumus hidrat :
56 16
0,50 : 0,75 =x:y - Misalkan rumus hidrat adalah CuSO4 . x H2O
2 : 3 =x:y - Tulis persamaan reaksinya
Jadi RE adalah Fe2O3
- Tentukan mol zat sebelum dan sesudah reaksi
5. Suatu senyawa organik mengandung 60 % - Hitung nilai x, dengan menggunakan perbandingan
karbon, 5 % hidrogen dan sisanya nitrogen : mol CuSO4 : mol H2O
( H = 1; C = 12; N = 14). Jika Mr senyawa
tersebut = 80, maka tentukan RM senyawa itu. CuSO4 . x H2O (s) CuSO4 (s) + x H2O
Jawaban : 5 gram 3,2 gram 1,8 gram
misal : RE = CxHyNz Perbandingan, mol CuSO4 : mol H2O = :
mol C : mol H : mol N =x:y:z
60 5 35 = 0.02 : 0,10
: : =x:y:z Perbandingan, mol CuSO4 : mol H2O = 1 : 5
12 1 14

X (Sepuluh) Semester 2
Jadi Rumus hidrat dari tembaga (II) sulfat adalah = 100
1 x 40
CuSO4 . 5 H2O. % Ca = x 100%
100
= 40 %
1 x 12
%C = x 100%
100
= 12 %
3 x 16
%O = x 100%
100
= 48 %

B. Kadar zat dalam campuran


Persen zat dalam campuran adalah
perbandingan antara jumlah zat dengan jumlah
campuran dikali seratus persen
jumlah zat
% zat = x 100%
jumlah campuran

Kadar Zat Maksud dari kadar dinyatakan dalam bagian


perjuga (bpj atau ppm = part per million) adalah
perbandingan antara jumlah zat dengan jumlah
Kadar merupakan satuan yang menyatakan campuran dikali sejuta
jumlah unsur dalam senyawa (umumnya dinyatakan
dalam persen), atau jumlah zat tunggal dalam
campuran (dapat dinyatakan dalam persen atau jumlah zat
bpj = x 10 6 bpj
bagian perjuta) jumlah campuran

A. Kadar unsur dalam senyawa Contoh soal :


Tiap-tiap senyawa mempunyai kadar unsur-
unsurnya yang tetap. 1. Bila 76 gram gula dimasukkan kedalam 124 gram
Persentase unsur dalam senyawa adalah jumlah atom air maka tentukan kadar gula dalam campuran
yang dimaksud dalam molekul senyawa dikali dengan tersebut
Arnya dibagi dengan Mr molekulnya dikali seratus Jawaban :
persen. gula
% gula = x 100%
gula + air
n . Ar
% unsur = x100% 76
Mr = x 100%
76  124
n = jumlah atom yang dimaksud dalam molekul = 38 %
senyawa
2. Bila dalam 1000 ml udara terdapat 200 ml gas
Contoh soal : oksigen (O2) maka tentukan kadar O2 dalam udara
1. Hitung kadar masing-masing unsur dalam H2O Jawaban :
(Ar H = 1 O = 16) 200
% O2 = x100%
1000
Jawaban : = 20 %
1 molekul H2O terdiri dari 2 atom H dan 1 atom O
Mr H2O = 2 x ArH + 1 x ArO = 18 3. Tentukan kadar gas X bila 2 ml gas X terdapat
2 x ArH dalam 1000 liter udara
%H = x 100% Jawaban :
MrH 2 O
gas X = 2 ml
2x1 udara = 1000 L = 106 ml
= x 100%
18 2
= 11,11 % gas X = x 100 % = 2 . 10-4 %
10 6
1 x 16
%O = x 100% 2
18 = x 106 bpj
10 6
= 88,89 %
= 2 bpj
2. Hitung kadar masing-masing unsur dalam CaCO3 4. Berapa ml alkohol terdapat dalam 100 ml larutan
(Ar Ca = 40; C = 12; O = 16) alkohol 70 % ?
Jawaban : Jawaban :
Mr CaCO3 = 1 x 40 + 1 x 12 + 3 x 16
X (Sepuluh) Semester 2
alkohol Menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam
% alkohol = x100%
larutan alkohol satu mol larutan
alkohol
70 % = x100%
100
alkohol = 70 ml nA XA + XB = 1
XA =
nA  nB
5. Berapa gram NaOH dilarutkan dalam air untuk nA = mol zat terlarut
membuat 200 gram larutan NaOH 40 % nB = mol zat Pelarut
Jawaban :
NaOH
% NaOH = x100%
Larutan Na OH
NaOH
40 % = x100%
200
NaOH = 80 gram

6. Dalam sebuah gelas kimia terdapat gula sebanyak


50 gram. Berapa gram air ditambahkan agar
diperoleh larutan gula 10 %
Jawaban :
gula
% gula = x 100%
gula  air
50
10 % = x 100%
50  air
air = 450 gram

C. Satuan Konsentrasi

1. Kemolaran = M

Menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam


satu liter larutan

n n = mol zat terlarut


M=
V V = volume larutan ( L )

2. Kemolalan = m
Menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam
satu kg pelarut

n
m=
p
n = mol zat terlarut
p = Jumlah pelarut (Kg)

3. Fraksi Mol = X

X (Sepuluh) Semester 2
Perhitungan kimia

Chang (2005) menjelaskan bahwa stoikiometri adalah ilmu yang


mempelajari kuantitas dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia. Untuk
perhitungan stoikiometri digunakan pendekatan metode mol yang berarti bahwa
koefisien stoikiometri dalam persamaan kimia dapat diartikan sebagai jumlah mol
dari setiap zat.

Metode Mol

Mol Mol Massa


Massa menggunakan
menggunakan
menggunakan
n
reaktan n Produk n
Produk
reaktan Massa molar
Perbandingan Massa molar
mol

Gambar 1
Metode mol : pertama, ubah kuantitas reaktan (dalam gram atau satuan lain)
menjadi mol. Kemudian, gunakan perbandingan mol dalam persamaan yang sudah
setara untuk menghitung jumlah mol produk yang terbentuk. Akhirnya, ubah mol
produk menjadi gram.

Tahapan penyelesaian dalam stoikiometri


1. Tulis rumus yang benar untuk semua reaktan dan produk, dan setarakan
persamaan kimianya.
2. Konversi kuantitas dari sebagian atau semua zat yang diketahui (biasanya
reaktan) menjadi mol
3. Gunakan koefisian-koefisien dalam persamaan yang sudah ada setara untuk
menghitung jumlah mol dari kuantitas yang dicari atau yang tidak diketahui
(biasanya kuantitas produk)
Perbandingan Mol
𝑘𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑑𝑖𝑡𝑎𝑛𝑦𝑎
Mol ditanya = 𝑘𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑑𝑖𝑘𝑒𝑡𝑎ℎ𝑢𝑖 𝑥 𝑚𝑜𝑙 𝑑𝑖𝑡𝑎𝑛𝑦𝑎

4. Dengan menggunakan jumlah mol yang telah dihitung serta massa molarnya,
konversi kuantitas zat yang tidak diketahui menjadi satuan yang diperlukan
(biasanya gram).
5. Periksalah bahwa jawabannya masuk akal dalam wujud fisiknya.
Tahap pertama adalah prasyarat untuk setiap perhitungan stoikiometri. Kita harus
mengetahui identitas reaktan dan produk, dan hubungan antara massanya tidak
boleh melanggar hukum kekekalan massa. Tahap kedua adalah proses penting dari
konversi gram (atau satuan lainnya) zat-zat menjadi jumlah mol. Konversi ini
memungkinkan kita untuk menganalisis reaksi yang sebenarnya dalam satuan mol
saja. Untuk melengkapi tahap ketiga kita memerlukan persamaan yang setara yang
diperoleh dari tahap pertama. Kuncinya adalah bahwa koefisien-koefisien di
dalam persamaan setara ini menunjukkan perbandingan jumlah mol satu zar yang
bereaksi dengan atau membentuk sejumlah mol zat lainnya. Tahap keempat
serupa tahap kedua, tetapi sekarang kita menghitung kuantitas yang dicari.
Penjelasan yang sama juga dikemukakan Astuti dan Sundari (2011) bahwa
langkah-langkah penyelesaian perhitungan kimia sebagai berikut
1. Menuliskan persamaan reaksi lengkap dengan koefisien yang tepat
2. Menghitung mol zat dari data yang diketahui dengan rumus yang sesuai
3. Menentukan mol zat yang ditanyakan berdasarkan pada perbandingan
koefisien reaksi
4. Jawab pertanyaan dengan menggunakan mol zat yang telah dicari pada tahap
di atas
Selanjutnya Sunarya (2005) juga menjelaskan bahwa dalam stoikiometri reaksi,
apapun jenis informasi yang diketahui dan jenis informasi yang ditanyakan dapat
diselesaikan dengan menggunakan empat langkah berikut :menuliskan persamaan
reaksi kimia setara, mengubah besaran yang diketahui ke dalam satuan mol,
gunakan rasio stoikiometri (RS) dari persamaan kimia setara untuk menentukan
besaran yang ditanyakan dalam satuan mol, mengubah satuan mol ke dalam
besaran yang ditanyakan, misalnya dalam satuan gram atau jumlah partikel.

Contoh
1. Hitunglah massa kalsium nitrida yang dapat dihasilkan dari 54,9 gram
kalsium dengan Nitrogen menurut reaksi Ca(s) + N2(g) Ca3N2(s) (Ar N =
14, Ar Ca = 40)
Tahapan
1. 3Ca(s) + N2(g) Ca3N2(s) (setara)
54,9 gram
2. Mol Ca = 40 g/mol = 1,4 mol
1
3. Mol Ca3N2 = 3 x 1,4 = 0,47 mol
g
4. Massa Ca3N2 = 0,47 mol x 148 mol = 69,56 gram
Mr Ca3N2 = 148

7
Sumber : Sudarmo, 2006
2. Semua logam alkali bereaksi dengan air menghasilkan gas hidrogen dan
hidroksida logam alkali yang bersesuaian. Satu reaksi yang khas adalah antara
Natrium dan air.
2Na(s) + 2H2O(l) 2NaOH(aq) + H2(g)
a. Berapa mol H2 akan terbentuk dari reaksi sempurna antara 6,23 mol Na
dengan air?
b. Berapa gram H2 akan terbentuk dari reaksi sempurna antara 80,57 gram Na
dengan air?

a. Tahapan
1. 2Na(s)+ 2H2O(l) 2NaOH(aq) + H2(g) (setara)
2. 6,23 mol
3. Mol H2 = ½ x 6,23 mol = 3,12 mol

b. Tahapan
1. 2Na(s)+ 2H2O(l) 2NaOH(aq) + H2(g) (setara)
80,57 g
2. mol Na = 23 g/mol = 3,5 mol
3. mol H2 = ½ x 3,5 mol = 1,75 mol
4. massa H2 = 1,75 mol x 2 g/mol = 3,5 gram

Sumber : Chang, 2005

3. Reaksi antara 4,8 gram logam magnesium (Ar = 24) dengan larutan HCl
berlebih sesuai dengan persamaan reaksi berikut : Mg(s) + 2 HCl(aq)
MgCl2(aq) + H2(g). Volume gas yang dihasilkan (STP) adalah.......

Tahapan
1. Mg(s) + 2 HCl(aq) MgCl2(aq) + H2(g) (setara)
4,8 gram
2. Mol Mg = 24 g/mol = 0,2 mol
1
3. Mol H2 = 1 x 0,2 = 0,2 mol
4. Volume H2 (STP) = 0,2 mol x 22,4 L/mol = 4,48 L

4. Berapa jumlah partikel dari x gram FeS (Mr = 88) direaksikan dengan asam
klorida menurut reaksi FeS(s) + 2 HCl(aq) FeCl2(aq) + H2S(g). Pada akhir
reaksi diperoleh 8 liter gas Hidrogen Sulfida. Jika pada keadaan tersebut 1
mol H2S bervolume 20 liter.

8
Tahapan
1. FeS(s) + 2 HCl(aq) FeCl2(aq) + H2S(g) (setara)
8
2. Mol H2S = 20x 1 mol = 0,4 mol
1
3. Mol FeS = 1 x 0,4 mol = 0,4mol
g
4. Massa FeS (x) = 0,4 mol x 88 mol = 35,2 gram
Jumlah partikel FeS = 0,4 mol x 6,032.1023 = 2,4 x 1023

Sumber : Astuti (2011)

5. Pada reaksi penguraian 49 gram kalium klorat menjadi kalium klorida dan
oksigen. Tentukan berapa gram kalium klorida dan oksigen yang terbentuk,
tentukan volume oksigen jika diukur pada keadaan standar. Tentukan pula
volume oksigen jika diukur pada keadaan dimana 2,8 gram gas nitrogen
mempunyai volume 100 mL. Diketahui Ar K = 39; Ar Cl =35,5; Ar O = 16 ;
Ar N=14.

Tahapan
1. 2KClO3 2 KCl + 3O2 (setara)
49 𝑔
2. Mol KClO3 = 122,5 𝑔/𝑚𝑜𝑙 = 0,4 mol
2 3
3. Mol KCl = 2x 0,4 mol = 0,4 mol dan Mol O2 = 2 x 0,4mol = 0,6 mol
4. Massa KCl = 0,4 mol x 74,5 g/mol = 29,8 gram dan Massa O2 = 0,6 mol x 32 g/mol = 19,2 gram
Volume O2 (STP) = 0,6 mol x 22,4 L/mol = 13, 44 L
Volume oksigen pada keadaan 2,8 g gas nitrogen yang mempunyai 100 mL
Hipotesis Avogadro ( V1 : V2 = n1 : n2)
2,8
Mol N2 = 28 = 0,1 mol
Mol O2: Mol N2 = V O2 : V N2
0,6
V N2 = 0,1 x 100 mL = 600 mL

Pereaksi Pembatas
Ketika seorang kimiawan mengerjakan suatu reaksi, reaktan biasanya tidak
terdapat dalam jumlah stoikiometri yang tepat, yaitu dalam perbandingan yang
ditujukan oleh persamaan yang setara. Karena tujuan reaksi adalah menghasilkan
kuantitas maksimum senyawa yang berguna dari sejumlah tertentu material awal,
seringkali satu reaktan dimasukkan dalam jumlah berlebih untuk menjamin bahwa
reaktan yang lebih mahal seluruhnya diubah menjadi produk yang diinginkan.
Konsekuensinya, beberapa reaktan akan tersisa pada akhir reaksi. Reaktan yang

9
pertama kali habis dugunakan pada reaksi kimia disebut pereaksi pembatas,
karena jumlah maksimum produk yang terbentuk tergantung pada berapa banyak
jumlah awal dari reaktan ini. Jika reaktan ini telah digunakan semua, tidak ada
lagi produk yang dapat terbentuk. Pereaksi yang berlebih adalah pereaksi yang
terdapat dalam jumlah lebih besar dari pada yang diperlukan untuk bereaksi
dengan sejumlah tertentu pereaksi (Chang, 2005)
Selanjutnya Harnanto (2009) dan Sunarya (2009) menjelaskan jika di
dalam sebuah kotak tersedia 6 mur dan 10 baut, maka kita dapat membuat 6
pasang mur-baut. Baut tersisa 4 buah, sedangkan mur telah habis. Dalam reaksi
kimia, jika perbandingan mol zat-zat pereaksi tidak sama dengan perbandingan
koefisiennya, maka ada pereaksi yang habis terlebih dulu. Pereaksi seperti ini
disebut pereaksi pembatas.
Tahapan penentuan reaksi pembatas
1. Menyetarakan persamaan reaksi kimia
2. Menentukan jumlah mol dari pereaksi
3. Membandingkan tiap mol pereaksi dengan koefisien masing-masing atau
menentukan produk yang dihasilkan dari setiap mol pereaksi
4. Menentukan pereaksi pembatas dengan ketentuan perbandingan mol yang
terkecil atau menghasilkan produk yang tekecil.
5. Pereaksi yang tidak bersisa merupakan pereaksi pembatas sedangkan yang
bersisa merupakan pereaski yang berlebih
Contoh
1. Sebanyak 63,5 gram tembaga direaksikan dengan 48 gram belerang dengan
reaksi :
Cu(s) + S(s) CuS(s) (Ar Cu = 63,5 dan S =32)
a. Manakah pereaksi pembatas
b. Berapa massa CuS yang terbentuk
c. Manakah zat sisa dan berapa gram beratnya

10
Tahapan
1. Cu(s) + S(s) CuS(s) (setara) Produk reaksi
63,5 𝑔 1
2. Mol Cu = 63,5 𝑔/𝑚𝑜𝑙 = 1 mol Mol CuS dari mol Cu = 1 x1 = 1
48 𝑔 1
Mol S = 32 𝑔/𝑚𝑜𝑙 = 1,5 mol Mol CuS dari mol S = 1x 1,5 = 1,5
Perbandingan dengan koefisien
mol Cu 1
= =1 Cu(s) + S(s) CuS(s)
koef Cu 1 M1 1,5
B 1 1 1
mol S 1,5
= = 1,5
Koef S 1 S 0 0,5 1mol
Berdasarkan perbandingan mol dengan koefisien karena mol Cu lebih kecil maka Cu
merupakan pereaksi pembatas. Begitu juga karena produk yang dihasilkan dari mol Cu
lebih kecil maka Cu merupakan pereaksi pembatas. Pereaksi pembatas habis bereaksi.
3. Massa CuS
1
Mol CuS = 1x 1 mol = 1 mol
Massa CuS = 1 mol x 95,5 g/mol = 95,5 gram
4. Karena Cu pembatas maka yang bersisa adalah S
1
Mol S = 1x 1 mol = 1 mol
Massa S = 1 mol x 32 g/mol = 32 g
Massa S sisa = 48 – 32 g = 16 gram

2. Logam magnesium seberat 12 gram direaksikan dengan larutan asam klorida


yang mengandung HCl 36,5 gram. Reaksi yang terjadi sebagai berikut:
Mg(s) + HCl(aq) MgCl2(aq) + H2(g)
Tentukanlah
a. Pereaksi pembatas
b. Volume gas hidrogen yang dihasilkan diukur pada 270C, 1 atm (Ar Mg =
24, H =1, Cl = 35,5)
1. Mg(s) + HCl(aq) MgCl2(aq) + H2(g) (setara) 3. Perbandingan Koefisien
12 𝑔 mol Mg 0,5 mol HCl 0,1
2. Mol Mg = 24 𝑔/𝑚𝑜𝑙 = 0,5 mol = 1 =0,5 Koef HCl= 1 =0,1
Koef Mg
36,5 𝑔
Mol HCl = 36,5 𝑔/𝑚𝑜𝑙 = 1 mol
Karena mol Mg lebih kecil maka Mg merupakan pereaksi pembatas
3. Volume H2
1 Mg(s) + HCl(aq) MgCl2(aq) + H2(g)
Mol H2 = 1x 0,5 mol = 0,5 mol M 0,5 1
nRT 0,5 x0,082 x 300
Volume H2 pada 270C, 1 atm = = = 12,3 L B 0,5 0,5 0,5
P 1 S 0 0,5

11
3. 8 mol NO dan 7 mol O2 bereaksi menurut persamaan reaksi berikut 2NO(g) +
O2g) 2 NO2(g). Dari reaksi tersebut tentukan pereaksi pembatasnya.
1. Reaksi 2NO(g) + O2g) 2 NO2(g) (setara)
2. Mol NO = 8 mol
Mol O2 = 7 mol
3. Perbandingan Koefisien
mol NO 8 mol O2 7
= 2 =4 mol Koef O2= 1=7 mol
Koef NO

4. Pereaksi pembatas adalah NO


5. 2NO(g) + O2(g) 2NO2(g)
M 8 7
B 8 4 8
S 0 3

4. Pada reaksi pembuatan urea 8,5 gram NH3 direaksikan dengan 44 gram CO2
menurut persamaan reaksi: 2NH3(g) + CO2(g) (NH2)2CO(aq) +
H2O(l)
Tentukan:
a. pereaksi pembatasnya;
b. massa (NH2)2CO yang terbentuk
c. berapa gram pereaksi berlebih yang tersisa pada akhir reaksi? (Ar N = 14, H
= 1 dan C = 12)

12
Tahapan
1. Reaksi 2NH3(g) + CO2(g) (NH2)2CO(aq) + H2O(l)
Mr NH3 = 17 , Mr CO2 = 44, Mr (NH2)2CO = 60
8,5 𝑔
2. Mol NH3 = 17 𝑔/𝑚𝑜𝑙 = 0,5 mol 3. Perbandingan Koefisien
44 𝑔 mol NH3 0,5 mol CO2 1
Mol CO2 = = 1 mol = =0,25 mol = 1=1 mol
44 𝑔/𝑚𝑜𝑙 Koef NH3 2 Koef CO2
atau
Mol (NH2)2CO dari berdasarkan mol NH3 = 1/2 x 0,5 mol = 0,25 mol
Daftar
Mol (NH Pustaka
2)2CO dari berdasarkan mol CO2 = 1/1 x 1 mol = 1 mol
Maka NH3 sebagai pereaksi pembatas
3. 2NH3(g) + CO2(g) (NH2)2CO(aq) + H2O(l)
M 0,5 1
B 0,5 0,25 0,25 0,25
S 0 0,75 0,25
Massa (NH2)2CO = 0,25 mol x 60 g/mol =15 g
1
Mol CO2 = 2 x 0,5 = 0,25 mol Mol CO2 sisa = 1- 0,25 = 0,75 mol

Massa CO2 bereaksi = 0,25 x 44 =11 g


Massa CO2 sisa = 44 – 11 g =33 g atau massa CO2 = 0,75 x 44 = 33 gram

G. Daftar Pustaka
Chang Raymond. 2005. Kimia Dasar Konsep-konsep Inti Edisi ke-3 Jilid 1.
Jakarta: Erlangga.
Iman Rahayu.2009. Kimia untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta : Pusat perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.
Harnanto, A dan Ruminten.2009. Kimia untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta : Pusat
perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Hermawan. 2009. Kimia untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta : Pusat perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.

13

Anda mungkin juga menyukai