A. Persamaan Reaksi
Contoh Soal :
1. Arang atau karbon jika di bakar sempurna dengan unsur oksigen akan menghasilkan gas karbon
dioksida, tuliskan persamaan reaksniya
Rumus kimia karbon adalah C dan wujudnya adalah padat, sedangkan rumus kimia gas oksigen
adalah O2 dan gas karbon dioksida adalah CO2. Persamaan reaksi dari pernyataan tersebut dituliskan
sebagai berikut
C(s) + O2(g) CO2(g)
2. Tuliskan persamaan reaksinya jika logam magnesium bereaksi dengan gas klorin membentuk
magnesium klorida.
Mg(s) + Cl2(g) MgCl2(aq)
3. Tuliskan dan setarakan persamaan reaksi antara logam aluminium yang bereaksi dengan larutan asam
sulfat membentuk larutan aluminium sulfat dan gas hidrogen.
Penyelesaian :
Langkah 1 : Menuliskan persamaan reaksi
X (Sepuluh) Semester 2
Al(s) + H2SO4(aq) Al2(SO4)3(aq) + H2(g) Belum setara
Melalui beberapa percobaan pada tahun 1783 Lavoisier menguji sifat reaksi pembakaran.
Berdasarkan hasil percobaan-percobaan ini, ia menunjukkan bahwa pembakaran adalah suatu proses yang
melibatkan kombinasi suatu unsur dengan oksigen. Ia juga menunjukkan peranan oksigendalam
pernapasan binatang dan tumbuhan. Penjelasan Lavoiser tentang pembakaran menggantikan teori
flogiston, yang mengendalilkan bahwa benda-benda melepaskan suatu zat yang disebut flogiston ketika
zat tersebut dibakar.
Salah satu percobaan paling penting Lavoisier adalah tentang massa zat-zat dalam suatu reaksi
kimia. Melalui sebuah percobaan, Lavoisier menunjukkan bahwa, meskipun suatu zat berubah bentuk
dalam suatu reaksi kimias, tetapi kuantitas (massa) zat tersebut adalah sama setelah dan sebelum reaksi
untuk setiap reaksi kimia. Percobaan ini membuktikan kebenaranan hukum kekekalan materi, yang
kemudian melahirkan hukum kekekalan berikut:”Dalam sistem tertutup massa zat sebelum dan sesudah
reaksi kimia adalah sama”.
Kesimpulan Lavoisier di atas diperoleh berdasarkan hasil percobaan pembakaran timah dengan
dua perlakuan yang berbeda. Pada perlakuan pertama, timah dibakar di tempat terbuka, sedangkan pada
X (Sepuluh) Semester 2
perlakuan kedua timah dibakar di tempat tetutup. Hasil percobaan tersebut menunjukkan bahwa timah
yang dibakar di tempat terbuka mengalami perubahan massa sebelum dan sesudah dibakar, sedangkan
timah yang dibakar di tempat tertutup tidak mengalami perubahan massa sebelum dan sesudah dibakar .
Menurut Lavoisier, pembakaran zat di tempat terbuka menyebabkan zat tersebut menyerap atau
melepaskan zat lain dari dan ke udara, sehingga menyebabkan terjadinya perubahan massa zat, sedangkan
pada tempat tetutup tidak ada zat lain yang diserap atau dibebaskan selama reaksi, sehingga massa zat
relatif tetap.
Contoh Soal:
1 gram natrium tetap bereaksi dengan 1, 54 gram gas klor menghasilkan natrium klorida.
Hitunglah massa gas klor yang diperlukan untuk menghasilkan 7,26 gram natrium klorida!
Penyelesaian
Karena natrium tepat bereaksi dengan klor, maka
Natrium yang dihasilkan = Massa natrium + Massa Klor
= 1 g + 1,54 g
= 2,54 g
Untuk menghasilkan 7,62 gram natrium klorida diperlukan klor sebanyak
7,62 𝑔
x 1,54 g = 4,62 g
2,54 𝑔
Jadi, klor yang diperlukan sebanyak 4,26 gram.
(Hermawan : 2009)
Setelah ditemukan adanya hubungan antara massa zat sebelum dan sesudah reaksi, seperti
disimpulkan dalam hukum kekekalan massa maka perhatian para ahli kimia ditujukan kepada hubungan
massa unsur-unsur yang membentuk senyawa. Pada kira-kira tahun 1799 orang ahli kimia Perancis
bernama Joseph Proust melakukan banyak penyelidikan yang diteliti terhadap senyawa-senyawa
berbagai unsur. Ia menemukan bahwa ”perbandingan massa unsur-unsur yang membentuk suatu
senyawa adalah tetap”.
Dengan pemahaman tentang hukum perbandingan tetap ini, definisi senyawa dapat diperluas
sebagai berikut: Senyawa adalah zat yang terbentuk oleh dua atau lebih unsur yang berbeda jenis dimana
perbandingan massa unsur-unsur penyusunnya adalah tetap.
Perhatikan Data dibawah ini:
Massa hidrogen Massa oksigen Massa air yang Sisa hidrogen
yang yang terbentuk atau oksigen
direaksikan direaksikan (gram) (gram)
(gram) (gram)
X (Sepuluh) Semester 2
1 8 9 -
8 9 1 gram hidrogen
2 9 9 1 gram oksigen
1 16 18 -
2
Contoh: Jika kita mereaksikan 4 gram hidrogen dengan 40 gram oksigen, berapa gram air yang
terbentuk?
Jawab:
Perbandingan massa hidrogen dengan oksigen = 1 : 8.
Perbandingan massa hidrogen dengan oksigen yang dicampurkan = 4 : 40.
Karena perbandingan hidrogen dan oksigen = 1 : 8, maka 4 gram hidrogen yang diperlukan 4 x 8 gram
oksigen yaitu 32 gram.
Untuk kasus ini oksigen yang dicampurkan tidak bereaksi semuanya, oksigen masih bersisa sebanyak ( 40
– 32 ) gram = 8 gram. Nah, sekarang kita akan menghitung berapa gram air yang terbentuk dari 4 gram
hidrogen dan 32 gram oksigen? Tentu saja 36 gram.
Ditulis sebagai H2 + O2 H2 O
Perbandingan Massa 1 gram : 8 gram 9 gram
Jika awal reaksi 4 gram 40 gram ….... gram?
Yang bereaksi 4 gram 32 gram 36 gram
Oksigen bersisa = 8 gram.
(Rahayu : 2009)
Pada tahun 1803 Hukum Proust dikembangkan lebih lanjut oleh para ilmuwan untuk unsur-unsur
yang dapat membentuk lebih dari satu jenis senyawa. Salah seorang diantaranya adalah John Dalton.
Dalton mengamati adanya suatu keteraturan yang terkait dengan perbandingan massa unsur-unsur dalam
suatu senyawa.
Contoh: Karbon dan oksigen dapat membentuk dua senyawa yang berbeda yaitu karbonmonoksida dan
karbondioksida. Begitu pula nitrogen dan oksigen dapat membentuk dinitrogen oksida, nitrogen
monoksida, nitrogen trioksida, nitrogen dioksida, nitrogen pentaoksida. Dari penyelidikan terhadap
senyawa karbon monoksida dapat diketahui bahwa perbandingan antara massa karbon dan massa oksigen
yang membentuk senyawa adalah 3 : 4. Sedangkan untuk senyawa karbondioksida diketahui bahwa
perbandingan tersebut adalah 3 : 8. Data ini menunjukkan bahwa dalam senyawa-senyawa
karbondioksida, suatu massa karbon yang sama bergabung dengan oksigen yang massanya berbanding
sebagai 4 : 8 (1 : 2).
Kesimpulan: ”Bahwa jika dua unsur yang berbeda membentuk lebih dari 1 senyawa, massa unsur kesatu
yang bersenyawa dengan unsur kedua yang massanya sama berbanding sebagai bilangan yang bulat
sederhana”.
Contoh: Nitrogen dan oksigen dapat membentuk senyawa-senyawa N2O, NO, N2O3, dan N2O4 dengan
komposisi massa terlihat pada tabel berikut.
X (Sepuluh) Semester 2
Tabel: Perbandingan nitrogen dan oksigen dalam senyawanya.
Senyawa Massa nitrogen Massa oksigen Perbandingan
(gram) (gram)
N2O 28 16 7:4
NO 14 16 7:8
N2O3 28 48 7 : 12
N2O4 28 64 7 : 16
Dari tabel tersebut, terlihat bahwa bila massa N dibuat tetap (sama), sebanyak 7 gram, maka
perbandingan massa oksigen dalam:
N2O : NO : N2O3 : N2O4 = 4 : 8 : 12 : 16 atau 1 : 2 : 3 : 4
(Chang : 2005)
Pada tahun 1808 Joseph Louis Gay-Lussac melakukan percobaan untuk menyelidiki volum zat
(gas) dalam suatu reaksi. Gay Lussac melakukan percobaan tersebut karena terinspirasi oleh hasil
eksperimen Henry Cavendish yang mengemukakan bahwa pada suhu dan tekanan tetap, perbandingan
volum hidrogen dengan volum oksigen yang membentuk air adalah 2 : 1.
Dari hasil percobaannya tersebut, Gay-Lussac menemukan fakta-fakta sebagai berikut.
a. Pada reaksi antara gas hidrogen dengan gas oksigen membentuk uap air pada suhu (T) dan
tekanan (P) tetap, perbandingan volum gas hidrogen : volum gas oksigen : volum uap air
sama dengan 2 : 1 : 2.
b. Pada reaksi antara gas hidrogen dengan gas klor membentuk uap hidrogen klorida pada suhu
(T) dan tekanan (P) tetap, perbandingan volum gas hidrogen: volum uap hidrogen klorida
sama dengan 1 : 1 : 2.
c. Pada reaksi antara gas nitrogen dengan gas hidrogen membentuk gas amonia pada suhu (T)
dan tekanan (P) tetap, perbandingan volume gas nitrogen : volum gas hidrogen : volum gas
amonia sama dengan 1 : 3 : 2.
2 volum hidrogen + 1 volum oksigen = 2 volum air
2H2 + O2 2H2O
1 volum hidrogen + 1 volum klor = 2 volum hidrogen klorida
X (Sepuluh) Semester 2
H2 + Cl2 2HCl
1 volum nitrogen + 3 volum hidrogen = 2 volum amonia
N2 + 3H2 2NH3
Berdasarkan hasil percobaannya, Gay-Lussac berhasil merumuskan sebuah hukum dasar kimia,
yaitu hukum perbandingan volum atau hukum Gay-Lussac. Hukum ini menyatakan bahwa
”Perbandingan volum gas-gas yang terlibat dalam suatu reaksi kimia (baik pereaksi maupun zat hasil
reaksi) merupakan bilangan bulat dan sederhana. Hukum perbandingan volum ini berlaku pada reaksi
gas-gas yang susunan molekulnya sederhana”.
Bagaimana cara Gay-Lussac membuat pereaksi dan zat hasil reaksi agar selalu dalam bentuk gas?
Untuk melakukan hal tersebut Gay-Lussac mencampurkan gas-gas pereaksi di dalam tabung tertentu
yang dinamakan dengan tabung eudiometer, kemudian pada campuran gas-gas tersebut dilewatkan bunga
api listrik agar terjadi reaksi. Hasil reaksi dan gas sisa dipisahkan berdasarkan perbedaan titik didih dari
komponen-komponen gas dalam tabung dengan cara mengubah wujud uap menjadi cair.
Contoh:
Ke dalam tabung eudiometer dimasukkan 26 liter gas hidrogen dan 21 liter gas oksigen dan dilewatkan
bunga api listrik pada campuran gas tersebut, tentukan volum gas yang tersisa dan gas apa yang tersisa
tersebut?
Penyelesaian:
Perbanding volum gas hidrogen : volum gas oksigen : volum uap air pada reaksi pembentukan uap air
dari gas hidrogen dan gas oksigen adalah 2 : 1 : 2, sehingga
Hidrogen + oksigen = air
2 : 1 : 2
26 liter : 13 liter : 26 liter
Karena dalam reaksi tersebut, 26 liter gas hidrogen terpakai seluruhnya, maka gas hidrogen tidak bersisa,
sedangkan dari 21 liter gas oksigen hanya terpakai sebanyak 13 liter dalam reaksi, sehingga gas oksigen
masih tersisa sebanyak 8 liter.
5. Hukum Avogadro
Pada tahun 1811 seorang ahli fisika bernama Amadeo Avogadro menerangkan kesukaran yang
dihadapi Dalton dan Gay-Lussac dengan mengajukan sebuah hipotesis. Hipotesis berbunyi sebagai
berikut: pada suhu dan tekanan yang sama, gas yang volumnya sama mengandung molekul yang sama
banyaknya. Setelah diuji kebenarannya dengan eksperimen, hipotesis itu sekarang dikenal sebagai hukum
Avogadro. Avogadro mengemukakan bahwa sebagian terkecil suatu unsur tidak perlu merupakan atom
tunggal melainkan dapat juga membentuk suatu kelompok atom yang disebut molekul.
X (Sepuluh) Semester 2
Hukum Avogadro merupakan sebuah hukum pokok kimia yang menyatakan bahwa pada keadaan
suhu dan tekanan yang sama, gas-gas yang mempunyai volum yang sama terdiri dari jumlah molekul-
molekul yang sama.
Menurut Avogadro partikel-partikel unsur tidak selalu berupa atom-atom, tetapi dapat juga berupa
molekul-molekul unsur (gabungan dua atom atau lebih), sehingga perbandingan volum gas-gas dalam
suatu reaksi kimia merupakan perbandingan jumlah molekul, yang dalam suatu persamaan reaksi dapat
dinyatakan dengan perbandingan koefisien reaksi. Sementara itu, berdasarkan gagasan Avogadro tentang
konsep molekul unsur, maka pada reaksi antara gas hidrogen dengan gas oksigen membentuk air pada
suhu dan tekanan tetap dapat dituliskan sebagai berikut.
2 molekul unsur hidrogen + 1 molekul unsur oksigen = 2 molekul air
H
H H
H H H O O H O
O H
Berdasarkan gambar ilustrasi di atas, maka jelaslah sekarang, bahwa hipotesis Avogadro dapat
menjelaskan dengan baik hukum Gay-Lussac tentang volum gas-gas dalam reaksi pada suhu dan tekanan
yang tetap.
Ungkapan bahwa perbandingan volum gas-gas dalam reaksi kimia pada suhu dan tekanan tetap
(T, P) merupakan perbandingan jumlah molekul-molekul gas yang dinyatakan dengan perbandingan
koefisien reaksi dapat dibuktikan sebagai berikut.
a. Reaksi antara gas hidrogen dengan gas oksigen membentuk air.
2 volum hidrogen + 1 volum oksigen = 2 volum air
2 molekul hidrogen + 1 molekul oksigen = 2 molekul air
Persamaan kimia untuk reaksi ini :
2 H2(g) + O2(g) → 2 H2O (g)
Perbandingan koefisien reaksinya adalah 2 : 1 : 2.
b. Reaksi antara gas hidrogen dengan gas klor membentuk hidrogen klorida (asam klorida).
1 volum hidrogen + 1 volum gas klor = 2 volum hidrogen klorida
1 molekul hidrogen + 1 volum gas klor = 2 molekul hidrogen klorida
Persamaan kimia untuk reaksi ini:
H2(g) + Cl2(g) → 2 HCl(g)
Perbandingan koefisien reaksinya adalah 1 : 1 : 2.
c. Reaksi antara gas nitrogen dengan gas hidrogen membentuk gas amonia.
1 volum nitrogen + 3 volum hidrogen = 2 volum amonia
1 molekul nitogen + 3 molekul hidrogen = 2 molekul amonia
Persamaan kimia untuk reaksi ini:
N2(g) + 3 H2(g) → 2 NH3(g)
Perbandingan koefisien reaksinya adalah 1 : 3 : 2 (Harnanto:2009)
X (Sepuluh) Semester 2
Konsep mol dan Kadar Zat
X (Sepuluh) Semester 2
Satu satuan massa atom (1 sma)
Massa Atom Relatif (Ar) dan Massa =
1
x 1,992 x 10-23 gram
Molekul Relatif (Mr) 12
= 1,66 x 10-24 gram
= 1 avogram
X (Sepuluh) Semester 2
V = Volume gas (liter)
n = jumlah mol gas (mol) Contoh :
R = 0,082 L.atm/mol.K
T = suhu absolut (K) 1. Hitung volume dalam keadaan STP dari :
= 273 + C a. 2 mol gas CO
1
Contoh : b. mol gas NO
2
1. Tentukan volume 2 mol gas oksigen pada 27C c. 4 mol gas CO2
dengan tekanan 1 atm.
Jawaban :
Jawaban :
nRT V = Mol x 22,4
PV = nRT V = a. V = 2 x 22,4 L = 44,8 L
P
2 x 0,082 x (273 27) 1
V = b. V = x 22,4 L = 11,2 L
1 2
= 49,2 L c. V = 4 x 22,4 L = 89,6 L
2. 4 gram gas X pada suhu 27C dan tekanan 2 atm 2. Hitung jumlah mol pada 0C, 76 cm Hg dari
mempunyai volume 24,6 liter. Tentukan Mr ga X a. 11,2 L gas CO
tersebut : b. 5,6 L gas NO2
Jawaban :
PV = nRT c. 4,48 L gas SO3
Gr Jawaban :
karena : n = V
Mr Mol =
Gr 22,4
maka : PV = RT 11,2
Mr a. Mol = =0,5
Gr. R. T 22,4
sehingga : Mr =
PV 5,6
b. Mol = =0,25
4 x 0,082 x (273 27) 22,4
Mr = =2
2 x 24,6 4 ,48
c. Mol = =0,2
Jadi Mr gas X = 2 22,4
2. Hypotesa Avogadro
3. Hitung massa 11,2 liter gas O2 pada 0C, 1 atm
Avogadro menghitung volume dari 1 mol gas
Jawaban : MrO2 = 32
pada keadaan standart (STP = 0C, 1 atm) adalah
22,4 liter. Gr V
Mol = dan Mol =
Caranya : Mr 22,4
T = 273 + 0C = 273K Gr V
Maka : =
P = 1 atm Mm 22 ,4
n = 1 mol Gr 11,2
= Gr = 16
nRT 32 22,4
PV = nRT V =
P Jadi massa O2 adalah 16 gram
1 x 0,082 x 273
V =
1
3. Hukum Avogadro
= 22,4 L
Bunyi : “Setiap gas-gas yang volumenya sama,
jika diukur pada suhu dan tekanan yang sama akan
Jadi bunyi hypotesa Avogadro : mengandung jumlah mol yang sama.
“Setiap satu mol gas bila diukur pada keadaan Dari rumus PV = nRT, untuk gas A dan B berlaku :
standart (STP = 0C, 1 atm) akan mempunyai volume P .V
RA = A A
22,4 liter.” n A . TA
PB . VB
RB =
1 Mol Gas (STP) = 22,4 L n B . TB
karena : RA = RB
atau P .V P .V
maka : A A = B B
n A . TA n B . TB
V = Mol x 22,4
Karena suhu dan tekanan gas A sama dengan gas B
atau maka :
V VA VB
Mol = =
22,4 nA nB
X (Sepuluh) Semester 2
Contoh :
1. Pada t,p tertentu, 1 liter gas H2S mempunyai Rumus Empiris (RE) dan Rumus
massa 1,7 gram. Pada t,p yang sama 1 liter gas X Molekul (RM)
= 2,2 gram. Tentukan Mr dari gas X itu.
1,7 A. Rumus Empiris (RE)
nH2S = = 0,05 mol
34 Rumus empiris (RE) adalah rumus yang
2,2 menyatakan perbandingan terkecil dari atom
nx = mol penyusun molekul. Misalnya suatu senyawa
x mempunyai rumus empiris AxBy berarti perbandingan
VH 2 S = 1 liter terkecil antara jumlah atom A dan B adalah x : y, atau
Vx = 1 liter dapat juga dikatakan bahwa perbandingan terkecil (x
dan y) tersebut merupakan index atom pada rumus
VH 2 S Vx empiris. Index yang dimaksud dapat ditentukan dari
=
nH2S nx mol unsurnya.
1 1
= 2,2
Contoh :
0 ,05 Suatu senyawa hidrokarbon diperiksa dengan
x
X = 44 analisa elementer ternyata mengandung 24 gram
karbon dan 4 gram hidrogen. Tentukan rumus
empiris dari senyawa tersebut :
2. Pada t,p tertentu 1 gram CO2 = 0,5 liter.
Jawaban :
Tentukanlah : Misalkan RE : XxHy
a. volume 1 mol N2(t,p) mol C : mol H =x:y
b. volume 34 gramNH3 (t,p) 24 4
: =x:y
c. massa 11 liter No 9t,p) 12 1
2 : 4 =x:y
Jawaban : 1 : 2 =x:y
VCO 2 = 0,5 liter Jadi RE adalah CH2
X (Sepuluh) Semester 2
Jadi Rumus hidrat dari tembaga (II) sulfat adalah = 100
1 x 40
CuSO4 . 5 H2O. % Ca = x 100%
100
= 40 %
1 x 12
%C = x 100%
100
= 12 %
3 x 16
%O = x 100%
100
= 48 %
C. Satuan Konsentrasi
1. Kemolaran = M
2. Kemolalan = m
Menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam
satu kg pelarut
n
m=
p
n = mol zat terlarut
p = Jumlah pelarut (Kg)
3. Fraksi Mol = X
X (Sepuluh) Semester 2
Perhitungan kimia
Metode Mol
Gambar 1
Metode mol : pertama, ubah kuantitas reaktan (dalam gram atau satuan lain)
menjadi mol. Kemudian, gunakan perbandingan mol dalam persamaan yang sudah
setara untuk menghitung jumlah mol produk yang terbentuk. Akhirnya, ubah mol
produk menjadi gram.
4. Dengan menggunakan jumlah mol yang telah dihitung serta massa molarnya,
konversi kuantitas zat yang tidak diketahui menjadi satuan yang diperlukan
(biasanya gram).
5. Periksalah bahwa jawabannya masuk akal dalam wujud fisiknya.
Tahap pertama adalah prasyarat untuk setiap perhitungan stoikiometri. Kita harus
mengetahui identitas reaktan dan produk, dan hubungan antara massanya tidak
boleh melanggar hukum kekekalan massa. Tahap kedua adalah proses penting dari
konversi gram (atau satuan lainnya) zat-zat menjadi jumlah mol. Konversi ini
memungkinkan kita untuk menganalisis reaksi yang sebenarnya dalam satuan mol
saja. Untuk melengkapi tahap ketiga kita memerlukan persamaan yang setara yang
diperoleh dari tahap pertama. Kuncinya adalah bahwa koefisien-koefisien di
dalam persamaan setara ini menunjukkan perbandingan jumlah mol satu zar yang
bereaksi dengan atau membentuk sejumlah mol zat lainnya. Tahap keempat
serupa tahap kedua, tetapi sekarang kita menghitung kuantitas yang dicari.
Penjelasan yang sama juga dikemukakan Astuti dan Sundari (2011) bahwa
langkah-langkah penyelesaian perhitungan kimia sebagai berikut
1. Menuliskan persamaan reaksi lengkap dengan koefisien yang tepat
2. Menghitung mol zat dari data yang diketahui dengan rumus yang sesuai
3. Menentukan mol zat yang ditanyakan berdasarkan pada perbandingan
koefisien reaksi
4. Jawab pertanyaan dengan menggunakan mol zat yang telah dicari pada tahap
di atas
Selanjutnya Sunarya (2005) juga menjelaskan bahwa dalam stoikiometri reaksi,
apapun jenis informasi yang diketahui dan jenis informasi yang ditanyakan dapat
diselesaikan dengan menggunakan empat langkah berikut :menuliskan persamaan
reaksi kimia setara, mengubah besaran yang diketahui ke dalam satuan mol,
gunakan rasio stoikiometri (RS) dari persamaan kimia setara untuk menentukan
besaran yang ditanyakan dalam satuan mol, mengubah satuan mol ke dalam
besaran yang ditanyakan, misalnya dalam satuan gram atau jumlah partikel.
Contoh
1. Hitunglah massa kalsium nitrida yang dapat dihasilkan dari 54,9 gram
kalsium dengan Nitrogen menurut reaksi Ca(s) + N2(g) Ca3N2(s) (Ar N =
14, Ar Ca = 40)
Tahapan
1. 3Ca(s) + N2(g) Ca3N2(s) (setara)
54,9 gram
2. Mol Ca = 40 g/mol = 1,4 mol
1
3. Mol Ca3N2 = 3 x 1,4 = 0,47 mol
g
4. Massa Ca3N2 = 0,47 mol x 148 mol = 69,56 gram
Mr Ca3N2 = 148
7
Sumber : Sudarmo, 2006
2. Semua logam alkali bereaksi dengan air menghasilkan gas hidrogen dan
hidroksida logam alkali yang bersesuaian. Satu reaksi yang khas adalah antara
Natrium dan air.
2Na(s) + 2H2O(l) 2NaOH(aq) + H2(g)
a. Berapa mol H2 akan terbentuk dari reaksi sempurna antara 6,23 mol Na
dengan air?
b. Berapa gram H2 akan terbentuk dari reaksi sempurna antara 80,57 gram Na
dengan air?
a. Tahapan
1. 2Na(s)+ 2H2O(l) 2NaOH(aq) + H2(g) (setara)
2. 6,23 mol
3. Mol H2 = ½ x 6,23 mol = 3,12 mol
b. Tahapan
1. 2Na(s)+ 2H2O(l) 2NaOH(aq) + H2(g) (setara)
80,57 g
2. mol Na = 23 g/mol = 3,5 mol
3. mol H2 = ½ x 3,5 mol = 1,75 mol
4. massa H2 = 1,75 mol x 2 g/mol = 3,5 gram
3. Reaksi antara 4,8 gram logam magnesium (Ar = 24) dengan larutan HCl
berlebih sesuai dengan persamaan reaksi berikut : Mg(s) + 2 HCl(aq)
MgCl2(aq) + H2(g). Volume gas yang dihasilkan (STP) adalah.......
Tahapan
1. Mg(s) + 2 HCl(aq) MgCl2(aq) + H2(g) (setara)
4,8 gram
2. Mol Mg = 24 g/mol = 0,2 mol
1
3. Mol H2 = 1 x 0,2 = 0,2 mol
4. Volume H2 (STP) = 0,2 mol x 22,4 L/mol = 4,48 L
4. Berapa jumlah partikel dari x gram FeS (Mr = 88) direaksikan dengan asam
klorida menurut reaksi FeS(s) + 2 HCl(aq) FeCl2(aq) + H2S(g). Pada akhir
reaksi diperoleh 8 liter gas Hidrogen Sulfida. Jika pada keadaan tersebut 1
mol H2S bervolume 20 liter.
8
Tahapan
1. FeS(s) + 2 HCl(aq) FeCl2(aq) + H2S(g) (setara)
8
2. Mol H2S = 20x 1 mol = 0,4 mol
1
3. Mol FeS = 1 x 0,4 mol = 0,4mol
g
4. Massa FeS (x) = 0,4 mol x 88 mol = 35,2 gram
Jumlah partikel FeS = 0,4 mol x 6,032.1023 = 2,4 x 1023
5. Pada reaksi penguraian 49 gram kalium klorat menjadi kalium klorida dan
oksigen. Tentukan berapa gram kalium klorida dan oksigen yang terbentuk,
tentukan volume oksigen jika diukur pada keadaan standar. Tentukan pula
volume oksigen jika diukur pada keadaan dimana 2,8 gram gas nitrogen
mempunyai volume 100 mL. Diketahui Ar K = 39; Ar Cl =35,5; Ar O = 16 ;
Ar N=14.
Tahapan
1. 2KClO3 2 KCl + 3O2 (setara)
49 𝑔
2. Mol KClO3 = 122,5 𝑔/𝑚𝑜𝑙 = 0,4 mol
2 3
3. Mol KCl = 2x 0,4 mol = 0,4 mol dan Mol O2 = 2 x 0,4mol = 0,6 mol
4. Massa KCl = 0,4 mol x 74,5 g/mol = 29,8 gram dan Massa O2 = 0,6 mol x 32 g/mol = 19,2 gram
Volume O2 (STP) = 0,6 mol x 22,4 L/mol = 13, 44 L
Volume oksigen pada keadaan 2,8 g gas nitrogen yang mempunyai 100 mL
Hipotesis Avogadro ( V1 : V2 = n1 : n2)
2,8
Mol N2 = 28 = 0,1 mol
Mol O2: Mol N2 = V O2 : V N2
0,6
V N2 = 0,1 x 100 mL = 600 mL
Pereaksi Pembatas
Ketika seorang kimiawan mengerjakan suatu reaksi, reaktan biasanya tidak
terdapat dalam jumlah stoikiometri yang tepat, yaitu dalam perbandingan yang
ditujukan oleh persamaan yang setara. Karena tujuan reaksi adalah menghasilkan
kuantitas maksimum senyawa yang berguna dari sejumlah tertentu material awal,
seringkali satu reaktan dimasukkan dalam jumlah berlebih untuk menjamin bahwa
reaktan yang lebih mahal seluruhnya diubah menjadi produk yang diinginkan.
Konsekuensinya, beberapa reaktan akan tersisa pada akhir reaksi. Reaktan yang
9
pertama kali habis dugunakan pada reaksi kimia disebut pereaksi pembatas,
karena jumlah maksimum produk yang terbentuk tergantung pada berapa banyak
jumlah awal dari reaktan ini. Jika reaktan ini telah digunakan semua, tidak ada
lagi produk yang dapat terbentuk. Pereaksi yang berlebih adalah pereaksi yang
terdapat dalam jumlah lebih besar dari pada yang diperlukan untuk bereaksi
dengan sejumlah tertentu pereaksi (Chang, 2005)
Selanjutnya Harnanto (2009) dan Sunarya (2009) menjelaskan jika di
dalam sebuah kotak tersedia 6 mur dan 10 baut, maka kita dapat membuat 6
pasang mur-baut. Baut tersisa 4 buah, sedangkan mur telah habis. Dalam reaksi
kimia, jika perbandingan mol zat-zat pereaksi tidak sama dengan perbandingan
koefisiennya, maka ada pereaksi yang habis terlebih dulu. Pereaksi seperti ini
disebut pereaksi pembatas.
Tahapan penentuan reaksi pembatas
1. Menyetarakan persamaan reaksi kimia
2. Menentukan jumlah mol dari pereaksi
3. Membandingkan tiap mol pereaksi dengan koefisien masing-masing atau
menentukan produk yang dihasilkan dari setiap mol pereaksi
4. Menentukan pereaksi pembatas dengan ketentuan perbandingan mol yang
terkecil atau menghasilkan produk yang tekecil.
5. Pereaksi yang tidak bersisa merupakan pereaksi pembatas sedangkan yang
bersisa merupakan pereaski yang berlebih
Contoh
1. Sebanyak 63,5 gram tembaga direaksikan dengan 48 gram belerang dengan
reaksi :
Cu(s) + S(s) CuS(s) (Ar Cu = 63,5 dan S =32)
a. Manakah pereaksi pembatas
b. Berapa massa CuS yang terbentuk
c. Manakah zat sisa dan berapa gram beratnya
10
Tahapan
1. Cu(s) + S(s) CuS(s) (setara) Produk reaksi
63,5 𝑔 1
2. Mol Cu = 63,5 𝑔/𝑚𝑜𝑙 = 1 mol Mol CuS dari mol Cu = 1 x1 = 1
48 𝑔 1
Mol S = 32 𝑔/𝑚𝑜𝑙 = 1,5 mol Mol CuS dari mol S = 1x 1,5 = 1,5
Perbandingan dengan koefisien
mol Cu 1
= =1 Cu(s) + S(s) CuS(s)
koef Cu 1 M1 1,5
B 1 1 1
mol S 1,5
= = 1,5
Koef S 1 S 0 0,5 1mol
Berdasarkan perbandingan mol dengan koefisien karena mol Cu lebih kecil maka Cu
merupakan pereaksi pembatas. Begitu juga karena produk yang dihasilkan dari mol Cu
lebih kecil maka Cu merupakan pereaksi pembatas. Pereaksi pembatas habis bereaksi.
3. Massa CuS
1
Mol CuS = 1x 1 mol = 1 mol
Massa CuS = 1 mol x 95,5 g/mol = 95,5 gram
4. Karena Cu pembatas maka yang bersisa adalah S
1
Mol S = 1x 1 mol = 1 mol
Massa S = 1 mol x 32 g/mol = 32 g
Massa S sisa = 48 – 32 g = 16 gram
11
3. 8 mol NO dan 7 mol O2 bereaksi menurut persamaan reaksi berikut 2NO(g) +
O2g) 2 NO2(g). Dari reaksi tersebut tentukan pereaksi pembatasnya.
1. Reaksi 2NO(g) + O2g) 2 NO2(g) (setara)
2. Mol NO = 8 mol
Mol O2 = 7 mol
3. Perbandingan Koefisien
mol NO 8 mol O2 7
= 2 =4 mol Koef O2= 1=7 mol
Koef NO
4. Pada reaksi pembuatan urea 8,5 gram NH3 direaksikan dengan 44 gram CO2
menurut persamaan reaksi: 2NH3(g) + CO2(g) (NH2)2CO(aq) +
H2O(l)
Tentukan:
a. pereaksi pembatasnya;
b. massa (NH2)2CO yang terbentuk
c. berapa gram pereaksi berlebih yang tersisa pada akhir reaksi? (Ar N = 14, H
= 1 dan C = 12)
12
Tahapan
1. Reaksi 2NH3(g) + CO2(g) (NH2)2CO(aq) + H2O(l)
Mr NH3 = 17 , Mr CO2 = 44, Mr (NH2)2CO = 60
8,5 𝑔
2. Mol NH3 = 17 𝑔/𝑚𝑜𝑙 = 0,5 mol 3. Perbandingan Koefisien
44 𝑔 mol NH3 0,5 mol CO2 1
Mol CO2 = = 1 mol = =0,25 mol = 1=1 mol
44 𝑔/𝑚𝑜𝑙 Koef NH3 2 Koef CO2
atau
Mol (NH2)2CO dari berdasarkan mol NH3 = 1/2 x 0,5 mol = 0,25 mol
Daftar
Mol (NH Pustaka
2)2CO dari berdasarkan mol CO2 = 1/1 x 1 mol = 1 mol
Maka NH3 sebagai pereaksi pembatas
3. 2NH3(g) + CO2(g) (NH2)2CO(aq) + H2O(l)
M 0,5 1
B 0,5 0,25 0,25 0,25
S 0 0,75 0,25
Massa (NH2)2CO = 0,25 mol x 60 g/mol =15 g
1
Mol CO2 = 2 x 0,5 = 0,25 mol Mol CO2 sisa = 1- 0,25 = 0,75 mol
G. Daftar Pustaka
Chang Raymond. 2005. Kimia Dasar Konsep-konsep Inti Edisi ke-3 Jilid 1.
Jakarta: Erlangga.
Iman Rahayu.2009. Kimia untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta : Pusat perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.
Harnanto, A dan Ruminten.2009. Kimia untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta : Pusat
perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Hermawan. 2009. Kimia untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta : Pusat perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.
13