Anda di halaman 1dari 15

Easy kimia

Nama : nuzul imul


Kelas : XI Torompio

* Dasar-dasar hukum kimia

1. Hukum Lavoisier

Hukum Lavoisier dicetuskan oleh ilmuwan asal Prancis, yaitu Antonie

Laurent Lavoisier. Dalam penelitiannya, Lavoisier membakar merkuri cair

berwarna putih dengan oksigen sampai dihasilkan merkuri oksida berwarna

merah. Tidak sampai situ saja, Lavoisier memanaskan merkuri oksida

sampai terbentuk merkuri cair berwarna putih dan oksigen. Dari penelitian

tersebut, diperoleh hasil bahwa massa oksigen yang dibutuhkan pada

proses pembakaran sama dengan massa oksigen yang terbentuk setelah


merkuri oksida dipanaskan. Oleh karena itu, hukum Lavoisier dikenal

sebagai hukum kekekalan massa. Adapun pernyataan hukum Lavoisier

adalah sebagai berikut.

Hukum Lavoisier dicetuskan oleh ilmuwan asal Prancis, yaitu Antonie

Laurent Lavoisier. Dalam Lavoisier penelitiannya, Lavoisier membakar

merkuri cair berwarna putih dengan oksigen sampai dihasilkan merkuri

oksida berwarna merah. Tidak sampai situ saja, Lavoisier memanaskan

merkuri oksida sampai terbentuk merkuri cair berwarna putih dan oksigen.

Dari penelitian tersebut, diperoleh hasil bahwa massa oksigen yang

dibutuhkan pada proses pembakaran sama dengan massa oksigen yang

terbentuk setelah merkuri oksida dipanaskan. Oleh karena itu, hukum

Lavoisier dikenal sebagai hukum kekekalan massa. Adapun pernyataan

hukum Lavoisier adalah sebagai berikut.

Massa total zat sebelum reaksi sama dengan massa total zat sesudah
reaksi.

2. Hukum Proust (Hukum Perbandingan Tetap)


Seorang ilmuwan asal Prancis, Joseph Louis Proust, meneliti

perbandingan massa unsur yang terkandung di dalam suatu senyawa pada

tahun 1799. Penelitian itu membuktikan bahwa setiap senyawa tersusun

atas unsur-unsur dengan komposisi tertentu dan tetap. Oleh karena itu,

hukum Proust dikenal sebagai hukum perbandingan tetap. Adapun

pernyataan hukum Proust adalah sebagai berikut.

3. Hukum Dalton (Hukum Perbandingan Berganda)

Seorang ilmuwan asal Inggris, John Dalton, melakukan penelitian

dengan membandingkan massa unsur-unsur pada beberapa senyawa,

contohnya oksida karbon dan oksida nitrogen. Senyawa yang digunakan

Dalton adalah karbon monoksida (CO) dan karbon dioksida (CO2). Dari

perbandingan keduanya, diperoleh hasil sebagai berikut.

Jika massa karbon di dalam CO dan CO2 sama, massa oksigen di

dalamnya akan memenuhi perbandingan tertentu. Perbandingan massa


oksigen pada senyawa CO dan CO2 yang diperoleh Dalton adalah 4 : 8 = 1

: 2. Dengan demikian, hukum Dalton dikenal sebagai hukum perbandingan

berganda. Berikut ini pernyataan hukum Dalton.

4. Hukum Gay Lussac (Hukum Perbandingan Volume)

Hukum Gay Lussac dicetuskan oleh ilmuwan asal Prancis, yaitu Joseph

Gay Lussac. Lussac meneliti tentang volume gas dalam suatu reaksi

kimia. Berdasarkan penelitiannya, Lucas mengambil kesimpulan bahwa

perubahan volume gas dipengaruhi oleh suhu dan tekanan. Pada suhu dan

tekanan tertentu, 1 liter gas nitrogen bisa bereaksi dengan 3 liter gas

hidrogen menghasilkan 2 liter gas amonia. Adapun persamaan reaksinya

adalah sebagai berikut.

Adapun pernyataan hukum Gay Lussac adalah sebagai berikut.


5. Hipotesis Avogadro

Hipotesis Avogadro dicetuskan oleh seorang ilmuwan asal Italia, Amadeo

Avogadro, pada tahun 1811. Avogadro menyatakan bahwa partikel unsur

tidak selalu berupa atom yang berdiri sendiri, melainkan bisa berbentuk

molekul unsur, contohnya H2, O2, N2, dan P4. Berdasarkan pemikiran

tersebut, Avogadro berhasil menjelaskan hukum Gay Lussac dan membuat

hipotesis sebagai berikut.

Dengan adanya hipotesis tersebut, diperoleh bahwa perbandingan volume

gas sama dengan perbandingan koefisien. Secara matematis, dirumuskan

sebagai berikut.

Apakah Quipperian sudah paham pembahasan tentang hukum dasar

Kimia? Nampaknya, masih ada yang kurang ya jika belum berlatih soal

tentang hukum dasar Kimia? Jangan khawatir, berikut ini contoh soalnya!
Contoh Soal 1 (Hukum Lavoisier)

Besi bermassa 21 gram direaksikan dengan belerang sehingga

membentuk 33 gram besi belerang. Tentukan massa belerang yang

bereaksi!

Pembahasan:

Sebelum menentukan massa belerang yang bereaksi, Quipperian bisa

menulis persamaan reaksinya seperti berikut.

Hukum Lavoisier menyatakan bahwa massa zat sebelum dan setelah

reaksi adalah sama, sehingga diperoleh:

Jadi, massa belerang yang bereaksi adalah 12 gram.

Masih semangat berlatih kan, Quipperian? Ayo lanjut contoh soal

selanjutnya!

Contoh Soal 2 (Hukum Proust)


Senyawa karbon dioksida dibentuk dari unsur karbon dan oksigen dengan

perbandingan massa karbon dan oksigen adalah 3 : 8. Jika unsur karbon

yang bereaksi 1,5 gram, tentukan massa oksigen yang bereaksi dan

massa karbon dioksida yang terbentuk!

Pembahasan:

Dari soal tersebut diketahui:

Dengan menggunakan hukum perbandingan antara unsur dan massa yang

diketahui, diperoleh:

■ Massa oksigen yang diperlukan

■ Massa karbon dioksida yang terbentuk


Massa karbon dioksida yang terbentuk bisa ditentukan berdasarkan

persamaan hukum Lavoisier berikut.

Jadi, massa oksigen yang bereaksi dan massa karbon dioksida yang

terbentuk berturut-turut adalah 4 gram dan 5,5 gram.

Contoh Soal 3 (Hukum Dalton)

Dua buah senyawa oksida nitrogen (NxOy) yang tersusun atas unsur

oksigen dan nitrogen dengan komposisi sebagai berikut.

Senyawa Massa Nitrogen (gr) Massa Oksigen (gr)

I 28 16

II 28 48

Tentukan perbandingan antara massa oksigen pada senyawa I dan II!

Pembahasan:
Untuk menentukan perbandingan massa oksigen pada kedua senyawa

tersebut, Quipperian cukup melihat massa oksigen yang diketahui.

Ternyata, cukup mudah menentukan perbandingannya ya, karena massa

nitrogennya sudah sama. Secara matematis, dirumuskan sebagai berikut.

Massa oksigen I : Massa oksigen II

16 gr : 48 gr

1 :3

Jadi, perbandingan massa oksigen pada senyawa I dan II adalah 1 : 3.

Contoh Soal 4 (Hukum Gay Lussac)

1 liter gas hidrogen bereaksi dengan 1 liter gas klorin, sehingga dihasilkan

2 liter gas hidrogen klorida. Jika gas hidrogen yang direaksikan 5 liter,

tentukan gas hidrogen klorida yang dihasilkan!

Pembahasan:

Untuk menentukan volume gas hidrogen klorida yang dihasilkan,

Quipperian bisa menggunakan perbandingan berikut dengan anggapan

suhu dan tekanan tidak berubah.


3azJadi, volume gas hidrogen klorida yang dihasilkan adalah 10 liter.

Konsep mol

Sebelum belajar tentang konsep mol, harus paham tentang penyetaraan

reaksi-reaksi kimia karena konsep mol erat kaitannya dengan penyetaraan

reaksi kimia. Reaksi kimia adalah reaksi perubahan dari zat pereaksi

(reaktan) menjadi zat hasil reaksi (produk). Reaksi kimia terdiri dari reaksi

pembakaran, pembentukan, penguraian, dan penetralan. Reaksi-reaksi

tersebut dipengaruhi oleh jenis reaktan maupun produknya. Membahas

masalah reaksi kimia tidak bisa lepas dari suatu persamaan. Persamaan

tersebut menunjukkan hubungan kuantitatif antara reaktan dan produk,

sehingga disebut sebagai persamaan reaksi.

Jika belajar tentang persamaan reaksi, akan mengenal istilah koefisien

reaksi dan indeks reaksi. Koefisien reaksi adalah bilangan yang berada di

sebelah kiri unsur, sedangkan indeks reaksi adalah bilangan yang terletak
di sebelah kanan bawah unsur. Perhatikan contoh berikut reaksi

pembentukan amonia berikut.

Berdasarkan persamaan di atas, diperoleh keterangan berikut.

■ Reaktan (zat yang bereaksi) = N2 dan H2.

■ Produk (zat hasil reaksi) = NH3.

■ Koefisien reaksi = 1 di depan NH2, 3 di depan H2, dan 2 di depan

NH3.
■ Indeks reaksi = 2 di sebelah kanan bawah N, 2 di sebelah kanan

bawah H, dan 3 di sebelah kanan bawah NH.

Penyetaraan Persamaan Reaksi

Kira-kira, apa sih maksud penyetaraan reaksi? Suatu reaksi kimia

dikatakan setara jika jumlah atom zat pereaksi (reaktan) sama dengan

jumlah atom zat hasil reaksi (produk). Lalu, bagaimana jika reaksinya
belum setara? Nah, itu dia. Quipperian harus melakukan perhitungan

dalam penyetaraan reaksi.

Penyetaraan reaksi dapat dilakukan dengan menyamakan jumlah atom

antara reaktan dan produk, contohnya sebagai berikut.

Coba perhatikan, apakah reaksi di atas sudah setara?

Ternyata belum ya, karena jumlah atom di bagian reaktan tidak sama

dengan produk. Bagaimana bisa?

■ Atom H di bagian reaktan dan produk sudah sama, yaitu berjumlah 2.

■ Atom O di bagian reaktan berjumlah 2, tetapi di bagian produk hanya

berjumlah 1.

Hasil penyetaraan:
Perhatikan kembali, apakah reaksi di atas sudah setara?

■ Atom H di bagian reaktan dan produk sudah sama, yaitu berjumlah 4.

■ Atom O di bagian reaktan dan produk sudah sama, yaitu berjumlah 2.

Dengan demikian, reaksi di atas sudah setara. Sudah paham, Quipperian?

Untuk reaksi kimia yang rumit, Quipperian bisa mengikuti langkah-langkah

berikut.

1. Menambahkan koefisien reaksi dalam bentuk variabel, misalnya a, b,


c, dan seterusnya.
2. Menyamakan jumlah atom di bagian reaktan dan produk.
3. Menyelesaikan persamaan matematis yang terbentuk dengan
adanya variabel tersebut.

Pengertian Mol
Mol merupakan jumlah tertentu untuk menyatakan banyaknya suatu zat

yang berukuran mikroskopis. Satu mol menunjukkan banyaknya partikel

yang terkandung dalam suatu zat yang jumlahnya sama dengan jumlah

partikel dalam 12 gram atom C-12. Memang, ada berapa sih partikel dalam

12 gram atom C-12? Seorang ilmuwan bernama Avogadro berhasil

menghitung banyaknya partikel dalam 12 gram atom C-12, yaitu sebanyak

6,02 × 1023 partikel. Sungguh besaran yang tidak dapat dijangkau dengan

indera manusia. Bilangan tersebut lebih dikenal sebagai bilangan

Avogadro. Untuk 1 mol zat mengandung 6,02 × 1023 partikel. Dengan

demikian, hubungan antara jumlah mol dan jumlah partikel dirumuskan

sebagai berikut.

Massa Molar

Massa molar adalah massa satu mol zat yang nilainya sama dengan

massa atom relatif (Ar) pada atom dan massa molekul relatif (Mr) pada

senyawa. Secara matematis, dirumuskan sebagai berikut.

Anda mungkin juga menyukai