Anda di halaman 1dari 3

Nama : Karina Azka Tridewi

Kelas : X IPS 3

Hukum Dasar Kimia

Hukum dasar kimia adalah hukum yang menjelaskan tentang dasar – dasar perhitungan kimia dalam aplikasi kimia,
dikarenakan dalam setiap reaksi kimia yang kita buat dan tentukan berdasarkan atas hukum – hukum dasar kimia.

A. Hukum Kekekalan Massa ( Hukum Lavoiser)

Hukum kekelan massa ini pertama kali diamati dan dikemukakan oleh Antoine
Laurent Lavoiser pada tahun 1785 di Prancis. Hukum kekekalan massa dikenal juga
hukum Lomonosov-Lavoisier yaitu bahwa massa zat – zat sebelum dan sesudah
reaksi yakni tetap.

Contohnya yaitu jika kita mencampurkan atau mereaksikan hidrogen dengan


massa 4 gram dan oksigen dengan massa 32 gram.Maka akan menghasilkan
hidrogen oksida dengan massa = massa hidrogen + massa oksigen ( 4 gram + 32
gram = 36 gram ).

Namun, untuk beberapa kasus seperti membakar kertas lalu menjadi abu. Bisa saja abu lebih ringan daripada
kertas, sehingga reaksinya di hasilkan dari reaksi lainnya seperti abu dan gas CO² yang hilang terbawa angin.

Lalu pada tahun 1779,  Lavoisier melakukan uji coba penelitian


dengan memanaskan 530 gram logam merkuri dalam sebuah
wadah yang terhubung dengan udara di dalam silindernya dengan
sebuah wadah tertutup.Dan ternyata volume udara di dalam
silinder berkurang sebanyak 1/5 bagian, sedangkan logam
merkurinya berubah menjadi calx merkuri ( oksida merkuri )
dengan massa 572, 5 gram.Atau terjadi kenaikan massa sebesar 42, 4 gram. Besaran kenaikan massa merkuri ini
sebesar 42, 4 gram yakni sama dengan 1/5 bagian udara yang telah hilang yakni oksigen.

Adapun pernyataan hukum Lavoisier adalah sebagai berikut

“Jumlah massa zat zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama.”

B. Hukum Proust ( Hukum Perbandingan Tetap )

Seorang ilmuwan asal Prancis, Joseph Louis Proust, meneliti perbandingan massa unsur yang terkandung di dalam
suatu senyawa pada tahun 1799 berpendapat bahwa perbandingan massa unsur – unsur penyusun sebuah
senyawa selalu tetap.

Contohnya ialah perbandingan massa hidrogen dengan


oksigen yaitu 1 : 8. Misalkan massa jenis hidrogen yaitu 4
gram. Maka massa oksigennya ialah 4 gram x 8 gram = 32
gram. Dari tabel di atas terlihat, bahwa setiap 1 gram gas
hidrogen bereaksi dengan 8 gram oksigen dan
menghasilkan 9 gram air. Hal
ini membuktikan bahwa massa hidrogen dan massa oksigen yang terkandung di dalam air memiliki perbandingan
yang tetap yaitu 1 : 8.
Berapapun banyaknya air yang terbentuk dari percobaan yang dilakukannya, Proust mengemukakan teorinya yang
terkenal dengan sebutan hukum perbandingan tetap yang berbunyi :

“Dalam suatu senyawa, perbandingan massa unsur unsur penyusunnya selalu tetap.”

C.  Hukum Dalton (Hukum Perbandingan Berganda )

Dalton menyelidiki bahwa perbandingan massa unsur – unsur tersebut pada setiap senyawa dan mendapatkan
sebuah pola keteraturan. Pola tersebut di nyatakan sebagai hukum perbandingan berganda yang menegaskan
bahwa kedua unsur yang dapat membentuk 2 senyawa atau lebih memiliki perbandingan komponen yang mudah
dan sederhana.

Pada percobaan yang pertama 1, 33 gram oksigen di reaksikan dengan 1 gram karbon. Reaksi ini menghasilkan 2,
33 gram karbon monoksida. Selanjutnya pada percobaan yang kedua massa oksigen di ubah menjadi 2, 66 gram
sementara massa karbonnya tetap. Reaksi ini menghasilkan suatu senyawa yang berbeda, yakni karbon dioksida.

Ternyata dengan massa oksigen yang sama


perbandingan massa karbon dalam senyawa karbon
monoksida dan karbon dioksida yakni bilangan
bulat dan sederhana.

 Dalton mengemukakan teorinya yang terkenal dengan sebutan Hukum Perbandingan Berganda yang berbunyi :

” Jika 2 buah jenis unsur bergabung dan membentuk lebih dari 1 senyawa dan jika massa salah satu dari unsur
di dalam senyawa tersebut sama, sedangkan massa unsur lainnya berbeda, maka perbandingan massa unsur
lainnya dalam senyawa tersebut ialah bilangan bulat sederhana. “

D.  Hukum Gay – Lussac ( Hukum Perbandingan Volume )

Pada tahun 1808, ilmuwan Prancis yang bernama Joseph Louis Gay Lussac berhasil melakukan uji percobaan
tentang volume gas yang terlibat dari berbagai reaksi dengan menggunakan berbagai macam gas.Dia
menyimpulkan bahwa pada suhu dan tekanan yang sama, volume pada gas – gas yang bereaksi dan volume gas –
gas hasil reaksi berbanding sebagai bilangan bulat sederhana. Dan juga dapat di rumuskan seperti berikut ini :

Koefisien gas A / koefisien B = volume gas A / volume gas B

Menurut Gay Lussac 2 volume gas hidrogen bereaksi


dengan 1 volume gas oksigen dan membentuk 2
volume uap air. Pada reaksi ini pembentukan uap air
agar reaksi sempurna untuk setiap 2 volume gas
hidrogen diperlukan 1 volume gas oksigen.
Kemudian menghasilkan 2 volume uap air. Dari
percobaan ini Gay-Lussac mengemukakan teorinya yang terkenal dengan sebutan Hukum Perbandingan Volume,
yang berbunyi :

” Pada suhu dan tekanan yang sama, volume pada gas – gas yang bereaksi dan volume pada gas – gas hasil
reaksi berbanding sebagai bilangan bulat dan sederhana. “
 
E. Hukum Avogadro ( Hipotesis Avogadro )

Pada tahun 1811 seorang ilmuan dari Italia Amedeo Avogadro mengemukakan bahwasanya partikel unsur tidak
harus berupa atom yang berdiri senidri akan tetapi dapat juga berupa gabungan dari beberapa atom yang disebut
dengan molekul unsure.

Avogadro mengemukakan suatu hipotesis sebagai berikut

“ Pada suhu dan tekanan yang sama, semua gas bervolume sama mengandung jumlah molekul yang sama pula.”

Artinya, jumlah molekul atau atom dalam suatu volume gas tidak bergantung pada ukuran ataupun jumlah massa
dari molekul gas. Misalnya 1 liter gas hidrogen dan nitrogen akan mengandung jumlah molekul yang sama, selama
suhu dan tekanannya sama.

Anda mungkin juga menyukai