Anda di halaman 1dari 6

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Reaksi kimia berjalan menurut aturan atau kaidah-kaidah tertentu. Kaidah-kaidah atau aturan-
aturan dasar yang mendasari suatu proses reaksi kimia disebut sebagai hukum-hukum dasar
kimia. Dengan hukum-hukum dasar kimia, kita dapat memahami serta dapat mempredisi proses
reaksi kimia.

Hukum-hukum dasar kimia terdiri dari Hukum Kekekalan Massa (Antoine Lavoisier), Hukum
Perbandingan Tetap (Joseph Louise Proust), Hukum Perbandingan Kelipatan (Dalton), Hukum
Perbandingan Volume (Gay Lussac) dan Hipotesis Avogadro (Amadeo Avogadro).

Perhitungan mengenai massa atau volume pereaksi yang diperlukan untuk memperoleh sejumlah
massa atau volume hasil reaksi yang dikehendaki merupakan pengetahuan yang sangat
penting,terutama dalam kimia yang selalu memperhitungkan banyaknya bahan baku yang
diperlukan untuk menghasilkan sejumlah produk yang dikehendaki.

Pengetahuan tentang hukum-hukum dasar kimia sangat diperlukan dalam melakukan suatu
perhitungan kimia. Oleh karena itu, maka disusunlah makalah yang menganalisis ditemukannya
hukum-hukum dasar kimia ini.

B. Rumusan masalah
 Bagaimana proses ditemukannya Hukum Kekekalan Massa?
 Bagaimana proses ditemukannya Hukum Perbandingan Tetap?
 Bagaimana proses ditemukannya Hukum Kelipatan Perbandingan?
 Bagaimana proses ditemukannya Hukum Perbandingan Volume ?
 Bagaimana proses ditemukannya Ketetapan Avogadro?
II. PEMBAHASAN

A. Hukum Kekekalan Massa (Antoine Lavoisier)

Antoine Laurent Lavoiser dilahirkan di Paris pada tahun 1743 sebagai anak seorang pengacara
yang kaya. Antoine Lavoiser (1743-1794) seorang pelopor yang percaya pentingnya membuat
pengamatan kuantitatif dalam eksperimen.

Pada tahun 1770 Lavoiser melakukan percobaan sebagai berikut. Ia menimbang sejumlah air
kemudian dimasukkan kedalam bejana gelas yang telah ditimbang terlebih dahulu. Kemudian air
ini dipanaskan selama 100 hari. Bejana leher ini mempunyai leher panjang dan ada jalan masuk
lagi bagi uap yang mengembun di bagian atas bejana tersebut. Setelahnpemanasan,
keseluruhannya tidak berubah. Jadi sesuatu yang datang dari residu tambahan. Pertambahan berat
air bersama residu sama dengan pengurangan berat bejana. Dari percobaan yang kuantitatif ini ia
menarik kesimpulan bahwa residu bukan berasal dari air melainkan berasal dari bejana gelas.

Berdasarkan hasil percobaan Lavoiser merumuskan Hukum Kekekalan Massa yang berbunyi :

“Dalam reaksi kimia,kuantitas zat-zat tetap sama,baik sebelum maupun sesudah”

B. Hukum Perbandingan Tetap (Joseph Louise Proust)

Joseph Louise Proust (1754-1826) adalah seorang ahli kimia berkebangsaan Perancis. Pada tahun
1799 dibuktikan bahwa tembaga karbonat yang dibuat didalam laboratorium dan tembaga
karbonat yang berasal dari alam. Jika dipanaskan mengeluarkan gas karbondioksida dalam jumlah
prosen yang membentuk lebih dari satu oksida atau sulfide yang masing-masing mempunyai
susunan kimia tertentu.

Percobaan yang dilakukan oleh Berthollet dilakukan pula oleh Proust. Akan tetapi oleh Proust
dapat ditunjukkan bahwa kesimpulan yang di ambil oleh Berthollet pada tiap eksperimen tersebut
tidak benar. Ia menunjukkan bahwa dari dua macam unsur dapat terbentuk lebih dari satu
senyawa yang berlainan sifatnya. Senyawa-senyawa itu apabila dalam keadaan murni masing-
masing mempunyai susunan kimia yang tetap atau tertentu pula. Karena itu ia mempertahankan
pendapatnya yaitu bahwa suatu zat itu mempunyai susunan kimia tetap.

Berdasarkan hasil percobaan yang diperolehnya, Proust menyimpulkan bahwa :

“Perbandingan massa unsur-unsur dalam suatu senyawa adalah sama”


C. Hukum Perbandingan Kelipatan (Dalton)

Dua unsur yang membentuk lebih dari satu macam senyawa, misalnya unsur karbon dengan
oksigen dapat karbon monoksida dan karbon dioksida. John Dalton (1766-1844) mengamati
adanya suatu keteraturan perbandingan massa unsur-unsur suatu senyawa.

Berdasarkan hasil percobaan tersebut, Dalton menyimpulkan bahwa :

“Jika dua jenis unsur bergabung membentuk lebih dari satu macam senyawa maka
perbandingan massa unsur dalam senyawa-senyawa tersebut merupakan bilangan bulat
sederhana”

D. Hukum Perbandingan Volume (Gay Lussac)

Joseph Louis Gay-Lussac dilahirkan di St. Leonard pada tahun 1778 dan meninggal dunia di
Paris tahun 1850. Pada tahun 1808 diketahuinya bahwa 100 bagian ammonia dapat bereaksi
dengan 100 bagian gas HCL dan 100 bagian nitrogen dapat bereaksi dengan 100 bagian oksigen
membentuk gas oksida nitrogen (NO). Juga telah diketahuinya bahwa ammonia terbentuk dari 1
bagian gas nitrogen dengan 3 bagian gas hydrogen. Gay Lussac menarik kesimpulan bahwa
reaksi kimia antar gas terjadi dalam perbandingan volume yang sederhana.
Pada tahun yang sama Joseph Louis Gay-Lussac (1778-1850) berhasil mengukur volume uap air
yang terbentuk, sehingga diperoleh perbandingan volume hydrogen:oksigen:uap air =2:1:2.
Perbandingan tersebut berupa bilangan bulat sederhana. Berdasarkan hasil percobaan ini, Gay-
Lussac menyimpulkan bahwa :
“Pada suhu dan tekanan yang sama, volume gas yang bereaksi dan volume gas-gas hasil
reaksi berbanding sebagai bilangan bulat sederhana.

E. Hipotesis Avogadro (Amadeo Avogadro)

Hukum Avogadro berpendapat bahwa satuan terkecil dari suatu zat tidaklah harus atom, tetapi
dapat merupakan gabungan atom yang di sebut molekul, 1 molekul gas hydrogen + ⅟2 molekul
oksigen + ⅟2 molekul oksigen →1 molekul air. Berdasarkan hal tersebut, maka Avogadro
membuat hipotesis yang di kenal dengan hipotesis Avogadro yang mengatakan bahwa : “ Pada
suhu dan tekanan yang sama semua gas yang volumnya sama akan mengandung jumlah molekul
yang sama”.

Avogadro yang mengemukakan pola hubungan antara perbandingan volum gas-gas yang bereaksi
yaitu :

“jika diukur pada suhu dan tekanan yang sama perbandingan volum gas yang terlibat dalam
reaksi yang sama merupakan angka yang bulat dan sederhana”
III. KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan diatas maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut :

1. Dalam reaksi kimia, kuantitas zat-zat tetap sama baik sebelum maupun sesudah
terjadinya reaksi tersebut.
2. Perbandingan massa unsur-unsur dalam suatu senyawa adalah tetap.
3. Pada suhu dan tekanan yang sama, volume gas yang bereaksi dan volume ga-gas hasil
reaksi berbanding sebagai bilangan bulat sederhana.
4. Jika dua jenis unsur bergabung membentuk lebih dari satu macam senyawa maka
perbandingan massa unsur dalam senyawa-senyawa tersebut merupakan bilangan bulat
sederhana.
DAFTAR PUSTAKA

Hartono,Ari.2009.Kimia.Jakarta : Pusat Perbukuan

Program Studi Pendidikan Kimia. 2009. Sejarah Kimia Bahan Ajar. Lampung : Universitas
Lampung
MAKALAH
HUKUM-HUKUM DASAR KIMIA

Nama : Meylani P. Bana


Kelas : X IIS4
Tugas : Kimia

Anda mungkin juga menyukai