Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA

“ANALISIS FENOMENA-FENOMENA PADA GAS


IDEAL”

Penyusun
Fani Rahmawati
320200303008
Kimia Militer

UNIVERSITAS PERTAHANAN
2020
PENDAHULUAN

Latar Belakang Praktikum


Persamaan gas ideal adalah suatu kondisi gas ideal yang menjadikan pendekatan baik
pada karakteristik berbagai gas dalam kondisi tertentu dan persamaan gas ideal pertama kali
dicetuskan oleh seorang Émile Clapeyron pada tahun 1834. Émile Clapeyron adalah seorang
pria yang lahir pada 26 Februari 1799 dan berprofesi sebagai seorang fisikawan. Pria
berkebangsaan Perancis ini menjadi salah satu pencetus teori termodinamika dan menjadi
orang yang memiliki peranan penting dalam pengkajian gas ideal (Marlina, Ani 2019).

Persamaan ini dicetuskan sebagai kombinasi dari hukum boyle dan hukum charles.
Dalam persamaan gas ideal huruf P diartikan sebagai tekanan mutlak pada gas, V diartikan
sebagai volume, n kecil diartikan sebagai jumlah partikel yang terdapat dalam suatu gas dengan
satual mol, T diartikan sebagai temperatur yang dinyatakan dalam satuan kelvin dan R diartikan
sebagai konstanta gas ideal (Marlina, Ani 2019).

Gas ideal dapat memiliki fenomena yang berbeda-beda pada kondisi yang berbeda.
Misalnya pada kondisi suhu dijaga kontan tentu akan menunjukan fenomena yang berbeda
dengan kondisi saat tekanan yang dijaga konstan. Praktikum ini dilakukan untuk mengehui
secara mendalam fenomena-fenomena yang terjadi pada gas ideal dengan kondisi yang
berbeda. Praktikum ini juga dilakukan untuk membuktikan konsep dari hukum gas ideal
melalui percobaan.

Tujuan Praktikum
1. Mengetahui hubungan volume dan tekanan jika suhu dibuat konstan sesuai dengan
hukum Boyle
2. Mengetahui hubungan volume dan tekanan jika volume dibuat konstan
3. Mengetahui hubungan volume dan suhu jika volume dibuat konstan
4. Mengetahui hubungan volume dan suhu jika tekanan diuat konstan
5. Mengetahui hubungan volume dan tekanan jika tekanan dibuat konstan
6. Mengetahui konsep pada gas ideal
LANDASAN TEORI

Hukum Gas Ideal


Gas Ideal yaitu sebuah gas yang terdiri dari partikel-partikel titik yang selalu
bergerak secara acak dan masing-masing partikel tidak melakukan interaksi. Hukum
gas ideal sangat berkaitan dengan konsep yang digunakan gas ideal, suatu persamaan
selalu ada proses penyederhanaan dan dilakukanlah analisis dengan metoda statistika.
Pada sebuah temperatur biasanya gas nyata selalu memiliki perilaku gas ideal dan gas
ideal selalu dibutuhkan oleh berbagai gas seperti Nitrogen, Oksigen, Gas mulia dan
lain-lain.
Sifat-sifat Gas Ideal
1. Jumlah Partikel

Dalam sebuah gas ideal terdiri dari partikel-partikel yang sangar berlimpah dan dari
berbagai jenis metode penelitian terdapat fakta bahwa dari semua partikel tak ada gaya
yang saling berinteraksi atau saling tarik menarik. Partikel-partikel bergerak bebas dan
saling menghindar. Jumlah partikelnya yang banyak menjadi salah satu ciri gas ideal
yang sangat identik dan setiap partikel pasti tidak saling berkesinambungan.

2. Partikel Kelajuan Tetap

Suatu partikel dalam gas ideal melakukan gerak yang tetap dan melakukan gerak pada
lintasan yang lurus, pergerakan yang dilakukan berlangsung secara acak. Gas ideal
mengabaikan gaya tarik menari dan pada molekul yang ada dalam gas ideal, hukum
newton sangatlah berperan penting. Partikel yang memiliki kelajuan tetap menjadi salah
satu ciri yang sangat identik dari sebuah gas ideal.

3. Lenting Sempurna

Dalam sebuah gas ideal, pasti memiliki tumbukkan dan setiap tumbukkan memiliki
sifat alastis atau lengting sempurna dan tumbukkan partikel terhadap sebuah dinding
wadah memiliki peranan yang sangat penting. Setiap partikel memiliki wujud zat yang
bervariasi dan hal ini sangat menegaskan bahwa gas ideal memiliki sifat lenting
sempurna.

Waktu Tumbukkan

Waktu tumbukkan yang diperlukan masing-masing partikel sangatlah singkat dan


waktu tumbukkan juga seringkali diabaikan. Partikel memiliki waktu perubahan wujud
zat yang sangat cepat dan seringkali tidak terlihat secara jelas. Tumbukkan yang
dilakukan partikel bisa pula diabaikan.

5. Ukuran Partikel

Ukuran partikel pada sebuah gas dalam sebuah ruangan tempat gas seringkali diabaikan
dan menjadi salah satu sifat dari gas ideal. Partikel gas ideal yang ada sangat dipengaruhi
oleh hukum newton yang membahas mengenai gerak. Berdasarkan langkah-langkah
penelitian yang jelas, ukuran partikel dalam sebuah ruangan bisa diabaikan atau tidak
diperhitungkan sama sekali.

6. Volume Partikel

Dalam berbagai cabang ilmu fisika menjelaskan bahwa volume partikel gas memiliki
ukuran yang sangat kecil dan sangat berbeda jauh dengan ruang yang ditempati. Hal ini
membuat volume partikel seringkali diabaikan dan setiap partikel memiliki pergerakkan
ke sembaranng arah atau tidak beraturan.

7. Persebaran Partikel Gas

Partikel gas melakukan persebaran yang sangat merata ke sembarang tempat yang
sempit dan jarak antar partikelnya, lebih besar jika dibandingkan ukuran partikel. Gas
ideal memiliki partikel-partikel yang sangat penting, meskipun ukurannya sangatlah
kecil dan bisa diabaikan.

Rumus Gas Ideal

Dalam kajian gas ideal ada 3 hukum kinetika gas yang sangat berpengaruh yaitu Hukum
Boyle, Hukum Charles dan Hukum Avogadro.

Rumus persamaan gas ideal adalah PV = nRT

untuk mencari volume suatu gas adalah V = nRT/P.

Dalam sebuah rumus gas ideal ada beberapa hal yang bisa ditentukan seperti volume
dari suatu gas, temperatur dalam suatu gas, jumlah partikel yang ada dalam sebuah gas,
tekanan mutlak pada satu gas dan yang lain-lain.

• Hukum Boyle
Hukum boyle ditemukan oleh Robert Boyle yang menyelidiki pengaruh tekanan
terhadap volume gas pada suhu tetap. Pernyataan Robert Boyle dikenal dengan Hukum
Boyle, yang berbunyi :
“Pada suhu tetap, tekanan gas di dalam ruang tertutup berbanding terbalik dengan
volumenya”
Dari hukum Boyle tersebut berarti hasil kali tekanan dan volume gas dalam ruang
tertutup adalah konstan (tetap) asalkan suhu gas tetap.
Pernyataan tersebut bila ditulis dalam bentuk rumus :
P.V=C
Dimana c = bilangan tetap (konstanta)
Bila tekanan diubah maka volum gas juga berubah maka rumus di atas dapat ditulis
sebagai berikut.
P1 . V1 = P2 . V2
Keterangan:
P1 = tekanan gas mula-mula (atm ,cmHg, N/m2,Pa)
P2 = tekanan gas akhir (atm, cm Hg, N/m2, Pa)
V1 = volum gas mula-mula (m3, cm3)
V2 = volum gas akhir (m3, cm3)

• Hukum Gay Lussac

Hukum Gay Lussac tentang perbadingan volume mulai diperkenalkan untuk


pertama kali oleh Joseph Gay Lussac sehingga hukum ini dinamakan seperti namanya
yakni hukum Gay Lussac.

Hukum ini didasari dengan percobaan yang dilakukan oleh Gay Lussac dimana ia
meneliti mengenai volume gas pada sebuah reaksi bahan kimia oksidator.

Isi dari hukum Gay Lussac ini adalah volume berbagai gas yang bereaksi serta
beberapa gas yang merupakan hasil dari reaksi, jika diukur di suhu serta tekanan yang sama
berbanding sebagai bilangan bulat dan juga sederhana.

Namun, hukum perbandingan volume ini tidak berlaku untuk reaksi yang
melibatkan zat pada fase padar dan juga cair. Dalam zat padat dan juga cair, koefisien reaksi
hanyalah menyatakan perbandingan dari mol dan tidak menyatakan perbandingan dari
volume.
Penemuan dari hukum perbandingan volume ini terjadi karena beberapa penemuan
penting yang lebih dulu sudah dilakukan. Pada awal tahun 1781, penemuan dari Joseph
Priestley menemukan jika hidrogen bisa bereaksi dengan oksigen yang kemudian
membentuk air.
Henru Cavendish kemudian juga menemukan jika volume hidrogen serta oksigen
yang bereaksi membentuk uap air dan memiliki perbandingan 2:1.
Penelitian lalu dilanjutkan oleh William Nicholson serta Anthony Carlise yang
berhasil menguraikan air menjadi gas hidrogen dan juga oksigen lewat sebuah proses
elektrolisis. Dari percobaan ini, akhirnya didapatkan hasil perbandingan volume hidrogen
serta oksigen yang membentuk 2:1.
Lalu pada tahun 1808, akhirnya Joseph Louis Gay Lussac [1778 – 1850] sukses
mengukur volume uap air yang terbentuk serta didapat dari perbandingan volume hidrogen
: oksigen : uap air yakni 2:1:2.
Hukum perbandingan volume atau yang biasa disebut dengan hukum Gay Lussac
ini juga berhubungan dengan hukum Amontos yang menyatakan jika ada hubungan antara
tekanan serta suhu gas di massa tertentu yang tersimpan dalam volume konstan.
Pada saat suhu gas mengalami peningkatan atau kenaikan, maka tekanan juga akan
naik apabila massa serta volume gas memiliki nilai konstan. Hukum ini bisa dinyatakan
secara matematis seperti gambar berikut ini:
P/T = K
P1/ T1 =P2/T2
P adalah tekanan gas.
T adalah suhu gas dalam kelvin.
K adalah konstanta.

Hukum ini masih dinilai benar sebab suhu diukur dari rata rata energi kinetik
sebuah zat yakni energi kinetik akan meningkat pada saat partikel bertumbukan dengan
dinding wadah dengan cepat sehingga akan menyebabkan naiknya tekanan.

• Hukum Charless
Bunyi Hukum Charles : Ketika suatu gas yang mana tekanan gas tersebut dijaga agar
tetap konstan, maka volume gas akan sebanding dengan suhu yang diberikan kepada gas
tersebut. Hal ini didapatkan ketika gas ditempatkan dalam sistem terisolasi sehingga jumlah
mol gas konstan.
V∝T
Persamaan Gas Ideal
PV=nRT atau PV/T=nR

Pada sistem terisolasi, jumlah molekul (n) gas akan tetap atau konstan. Sehingga tidak
ada gas yang keluar ataupun masuk ke sistem. Artinya keadaan akhir gas ideal akan sama
dengan keadaan awal.

Keterangan:
P adalah Tekanan Gas Ideal (Pa atau atm)
V adalah Volume Gas Ideal (m^3)
T adalah Suhu Gas Ideal (K)
Indeks i adalah keadaan awal (i : inersia)
Indeks f adalah keadaan akhir (f : final)

Ketika gas dijaga pada tekanan tetap atau konstan. Maka tekanan akhir sama dengan
tekanan awal sehingga diperoleh
METODOLOGI PRAKTIKUM

Alat
1. Microsoft Word
2. Microsoft Excel
3. Aplikasi Phet Colorado
Metode
1. Percobaan hukum Boyle
a. Percobaan diawali dengan membuka aplikasi Phet Colorado
b. Setelah itu gas dipompakan ke dalam bejana gas ideal
c. Nilai volume divariasikan dengan mengubah panjang bejana, dalam hal ini
perubahan volume diwakili oleh perubahan panjang bejana
d. Nilai tekanan yang terbaca dicatat, lalu diambil nilai pembacaan tertinggi pada tiap
pengukuran
e. Dilakukan pembuatan plot (grafik) antara P vs V untuk suhu konstan T1 agar
hubungan P dan V dapat diketahui
f. Dilakukan Langkah yang sama dengan langkah 2 hingga 6 untuk nilai T yang lebih
besar (misal 350 K
g. Dilakukan Penggabungaan plot P vs V dari kedua variasi suhu tersebut.
h. Diambil kesimpulan dari percobaan yang telah dilakukan

2. Percobaan hukum Gay Lussac


a. Percobaan diawali dengan membuka aplikasi Phet Colorado
b. Setelah itu gas dipompakan ke dalam bejana gas ideal
c. Nilai volume dibuat konstan sedangkan nilai suhu divariasikan
d. Dilakukan Pencatatan nilai tekanan yang terbaca, diambil nilai pembacaan tertinggi
pada tiap pengukuran.
e. Dibuat plot (grafik) antara V vs T
f. Dibuat juga plot P vs V
g. Diambil kesimpulan dari percobaan yang telah dilakukan

3. Percobaan Hukum Charless


a. Percobaan diawali dengan membuka aplikasi Phet Colorado
b. Setelah itu gas dipompakan ke dalam bejana gas ideal
c. Nilai tekanan dibuat konstan sedangkan suhu divariasikan
d. Dilakukan pencatatan nilai volume yang terbaca
e. Dibuat plot (grafik) antara V vs T
f. Dibuat juga plot P vs V
g. Diambil kesimpulan dari percobaan yang telah dilakukan
4. Percobaan hukum Gas Ideal
a. Percobaan diawali dengan membuka aplikasi Phet Colorado
b. Setelah itu gas dipompakan tidak terlalu banyak ke dalam bejana gas ideal
c. Partikel gas yang keluar dari pompa dihitung sebagai nilai N
d. Langkah tersebut diulang sebanyak 5 kali dengan kelipatan 2N, 3N, 4N, dan 5N
e. Dibuat plotk nilai PV/T vs N
f. Dicari nilai kemiringan kurva
g. Diambil kesimpulan dari percobaan yantelah dilakukan
DATA HASIL PERCOBAAN

A. Percobaan Hukum Boyle


Tabel
V diwakili oleh perubahan L Untuk T1 = 300K P (atm) Untuk T2=350K P (atm)
(karena V= A.L) L (nm)
6,0 10,3 11,7
7,0 8,8 10,2
8.0 7,8 9,0
9,0 6,9 8,0
10.0 6,2 7,3
11,0 5,7 6,6
12,0 5,3 6,1
13,0 4,9 5,6
14,0 4,9 5,3
15,0 4,3 4,9

Gambar
Grafik
a. Untuk T= 300k

Grafik P vs V
12
y = -0,6127x + 12,944
10 R² = 0,9188

6 Series1
P

Linear (Series1)
4
Expon. (Series1)
2

0
0 5 10 15 20
V

b. Untuk T= 350K
Grafik P vs V
14
y = -0,7206x + 15,036
12 R² = 0,9428

10

8
Series1
P

6
Linear (Series1)
4
Expon. (Series1)
2

0
0 5 10 15 20
V

c. Untuk gabungan dua suhu

Grafik gabungan suhu 300k dan 350K


14

12

10

8
Series1
6 Series2

0
6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

B. Percobaan Hukum Gay-Lussac


Tabel
Suhu (K) P (atm) Rasio P/T
300 6.9 0,023
310 7.0 0,0225
320 7.3 0,028
330 7.5 0,0227
340 7.8 0,0229
350 8.0 0,0228
360 8.2 0,0227
370 8.4 0,0227
380 8.6 0,0226
390 8.9 0,0028

Gambar

Grafik
a. Grafik V vs T

Grafik V vs T
10
9 y=9
R² = #N/A
8
7
6
5
V

Series1
4
3 Linear (Series1)
2
1
0
0 100 200 300 400 500
T

b. Grafik P vs V
GRAFIK P VS V
10
9
8
7
6
5
P

Series1
4
3 Linear (Series1)
2
1
0
0 2 4 6 8 10
V

C. Percobaan Hukum Charless


Tabel
Suhu (K) V diwakili oleh L (nm) Rasio V/T
300 6,9 0.023
310 7,2 0.0232
320 7,4 0.0231
330 7,6 0.0230
340 7,9 0.0232
350 8,1 0.0231
360 8,3 0.0230
370 8,6 0.0232
380 8,8 0.0231
390 9,0 0.0230
Gambar

Grafik
a. Grafik V vs T

Grafik V vs T
Series1 Linear (Series1)

10
y = 0,0233x - 0,0491
8
R² = 0,9983
6
V

0
0 50 100 150 200 250 300 350 400 450
T
b. Grafik P vs V

Grafik P vs V
8,4
8,4
8,4
y = -2E-14x + 8,4
8,4 R² = -5E-15
8,4
8,4
P

Series1
8,4
8,4 Linear (Series1)
8,4
8,4
8,4
0 2 4 6 8 10
V

D. Percobaan hukum gas ideal


Tabel
a. N = 10
V (diwakili oleh L nm) Suhu (K) P terukur (atm) PV/T
10 300 1.6 0.0533
9 320 1.8 0.0506
8 340 2.1 0.0494
7 360 2.5 0.0486
6 380 2.9 0.0457
Rata-rata PV/T = 0.04952
b. N=20
V (diwakili oleh L nm) Suhu (K) P terukur (atm) PV/T
10 300 2.8 0.0933
9 320 3.1 0.0871
8 340 3.8 0.0894
7 360 4.4 0.0855
6 380 5.4 0.0852
Rata-rata PV/T = 0.08810
c. N=30
V (diwakili oleh L nm) Suhu (K) P terukur (atm) PV/T
10 300 3.9 0.1300
9 320 4.4 0.1237
8 340 5.4 0.1270
7 360 6.2 0.1205
6 380 7.7 0.1215
Rata-rata PV/T =0.12454
d. N= 40
V (diwakili oleh L nm) Suhu (K) P terukur (atm PV/T
10 300 5.1 0.1700
9 320 6.0 0.1875
8 340 7.1 0.1670
7 360 8.4 0.1633
6 380 10.2 0.1610
Rata-rata PV/T = 0.16976
e. N= 50
V (diwakili oleh L nm) Suhu (K) P terukur (atm PV/T
10 300 6.3 0.1200
9 320 7.4 0.2081
8 340 8.7 0.2047
7 360 10.4 0.2022
6 380 12.7 0.2005
Rata-rata PV/T = 0.1871
Gambar
Grafik

Grafik PV.T VS N y = 0,0036x + 0,0168


R² = 0,9861
0,25

0,2

0,15
PV/T

Series1
0,1 Linear (Series1)
Expon. (Series1)
0,05

0
0 10 20 30 40 50 60
N
PEMBAHASAN
Percobaan gas ideal kali ini dilakukan dengan empat kali percobaan dengan berdasar
pada empat hukum gas yang terkemuka yaitu hukum Boyle, hukum Gay Lussac, hukum
Charless dan hukum gas ideal.

Percobaan pertama dilakukan dengan menggunakan prinsip hukum Boyle. Percobaan ini
bertujuan untuk mengetahui hubungan antara volume dan tekanan apabila suhu dijaga konstan
sekaligus membuktikan kebenaran dari konsep hukum Boyle. Dengan menggunakan aplikasi
Phet Colorado yang diatur sedemikian rupa sehingga suhu terjaga konstan, dilakukan variasi
terhadap besar volume dan tekanan pada molekul gas dalam bejana tertutup.Percoban pertama
dilakukan dua kali dengan perlakuaan yang sama hanya saja suhunya dibuat berbeda. Pada
perlakuan pertama digunakan suhu sebesar 300K sedangkan pada perlakuan kedua digunakan
suhu sebesar 350K. Hasil dari percobaan tersebut menunjukan bahwa semakin besar volume
dari bejana maka tekanannya akan menjadi semakin kecil. Hal tersebut terlihat jelas ketika
hasil percobaan direpresentasikan dalam bentuk grafik. Sehingga diperoleh fakta bahwa
tekanan dan volume berbanding terbalik pada saat suhu dijaga konstan, sesuai dengan
pernyataan hukum Boyle yaitu “Pada suhu tetap, tekanan gas di dalam ruang tertutup
berbanding terbalik dengan volumenya”
Kemudian dibuat plot yang merupakan penggabungan dari grafik hasil perlakuan
pertama yaitu dengan suhu 300K dan grafik hasil perlakuan kedua yaitu dengan suhu 350K.
Ternyata grafik menunjukan garis eksponensial yang bergradien negatif. Artinya grafik
masing-masing dari suhu berbanding lurus dengan grafik gabungan dari dua suhu. Terdapat
juga fakta lain yaitu grafik untuk suhu 350K ternyata posisinya lebih rendah dibanding dengan
grafik untuk suhu 300K.Sehingga dapat diartikan bahwa gas yang memiliki suhu lebih tinggi
akan memiliki tekanan yang lebih besar daripada gas dengan suhu yang lebih rendah.
Percobaan kedua dilakukan dengan menggunakan prinsip hukum Gay Lussac.
Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara volume dan suhu serta hubungan
antara volume dan tekanan apabila volume dijaga konstan. Dengan menggunakan aplikasi Phet
Colorado yang diatur sedemikian rupa sehingga volume terjaga konstan dilakukan variasi
terhadap suhu sehingga tekanan pun ikut berubah sejalan dengan perubahan suhu. Hasil
percobaan tersebut lalu direpresentasikan dalam bentuk grafik. Sehingga didapat grafik volume
dan suhu membentuk garis linear dengan persamaan y=9 sedangkan grafik antara tekanan dan
volume membentuk garis linear dengan persamaan x=9 . Artinya pada volume tetap tekanan
berangsur-angsur naik sejalan dengan penaikan suhu.
Percobaan ketiga dilakukan dengan menggunakan prinsip hukum Charless. Percobaan
ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara volume dan suhu serta hubungan antara
volume dan tekanan jika tekanan dijaga konstan. Dengan menggunakan aplikasi Phet Colorado
yang diatur sedemikian rupa sehingga tekanan terjaga konstan,lalu dilakukan variasi terhadap
suhu dan volume. Hasil percobaan tersebut lalu direpresentasikan dalam bentuk grafik.
Sehingga didapat grafik antara volume dan suhu membentuk garis linear dengan persamaan y
= 0,0233x - 0,0491. Gradien dari persamaan tersebut bernilai positif sehinga dapat ditarik
kesimpulan bahwa pada kondisi tekanan yang dijaga konstan volume mempunyai nilai yang
berbanding terbalik dengan suhu. Sedangkan grafik antara tekanan dan volume membentuk
garis linear dengan persamaan y= 8.4 , artinya pada tekanan yang tetap, volume akan
berbanding lurus dengan suhunya. Pada praktikum ini suhu dibuat berangsur-angsur naik
sehingga volumenya menjadi semakin besar.
Percobaan keempat dilakukan dengan menggunakan prinsip hukum gas ideal.
Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara nilai PV/T dengan jumlah partikel.
Dengan menggunakan aplikasi Phet Colorado yang diatur sedemikian rupa hingga jumlah
partikel dapat divariasikan dengan pola tertentu, missal N,2N, 3N,4N, dan 5N digunakan nilai
N=10. Kemudian nilai dari volume dan suhunya ikut divariasikan. Setelah itu dilakukan
perhitungan PV/T dan dibuat plot atau grafik nilai PV/T terhadap jumlah partikel. Dari
percobaan tersebut diperoleh hasil bahwa grafik antara PV/T dan jumlah partikel membentuk
sutau garis linear dengan persamaan y= 0,0036x + 0,0168. Gradien dari garis tersebut bernilai
positif yang memiliki arti bahwa nilai PV/T berbanding lurus dengan jumlah partikel. Jika
dirumuskan
PV/T ~ N
Agar perbandingan tersebut menjadi sebuah persamaan maka N harus dikalikan
dengan konstanta.
PV/T = R. N
PV= N.R.T
Dengan R= konstanta.
Jika dicermati maka persamaan yang didapat dari percobaan sama persis dengan teori
persamaan gas ideal yaitu PV= N.R.T. Sehingga percobaan ini membuktikan bahwa hukum
gas ideal adalah benar.
KESIMPULAN
1. Pada suhu konstan,besar volume berbanding terbalik dengan besar tekanan.
2. Pada volume tetap tekanan berangsur-angsur naik sejalan dengan penaikan suhu.
3. Pada volume tetap, suhu dan volume akan membentuk grafik hubungan berupa garis
linear.
4. Pada kondisi tekanan yang dijaga konstan,volume mempunyai nilai yang berbanding
terbalik dengan suhu.
5. Grafik antara tekanan dan volume membentuk garis linear dengan persamaan y= 8.4 ,
artinya pada tekanan yang tetap, volume akan berbanding lurus dengan suhunya. Pada
praktikum ini suhu dibuat berangsur-angsur naik sehingga volumenya menjadi semakin
besar.
6. Gradien garis yang dibentuk oleh PV/T dan jumlah partikel mempunyai gradien yang
positif artinya keduanya berbanding lurus. Sehingga jika dikali denga konstanta R akan
mempunyai bentuk yang sama dengan persamaan gas ideal yaitu PV=R NT . Jadi
konsep gas ideal terbukti benar.

DAFTAR PUSTAKA
https://materiipa.com/gas-
ideal#:~:text=Gas%20Ideal%20yaitu%20sebuah%20gas%20yang%20terdiri%20dari,pro
ses%20penyederhanaan%20dan%20dilakukanlah%20analisis%20dengan%20metoda%2
0statistika.

https://www.gammafisblog.com/2018/11/bunyi-hukum-charles-rumus-contoh-soal.html

http://fisikazone.com/hukum-boyle/
https://www.gammafisblog.com/2018/11/bunyi-hukum-gay-lussac-rumus-contoh.html
https://materiipa.com/hukum-gay-lussac

Anda mungkin juga menyukai