Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. LATAR BELAKANG

Bumi dan isinya terdiri tiga unsur penyusun yang berwujud padat, cair, dan gas. Setiap benda baik
yang berwujud padat, cair, maupun gas terdiri dari partikel- pertikel. Dalam hal ini kita sebut atom. Atom
adalah bagian terkecil dari suatu materi yang tidak dapat dipecah lagi. Gas memiliki sifat-sifat yang
menarik sehingga menjadi minat penelitian sejak zaman dahulu. Ilmuwan-ilmuwan yang memulai kajian
ilmiah sifat-sifat gas seperti Robert Boyle , Jacques Charles dan Joseph Gay-lussac. Dalam Penelitian
mereka, memberikan pemahaman terhadap kita mengenai hukum-hukum gas. Gas biasanya memuai
mengisi seluruh ruang tempatnya berada dan volume gas tergantung pada tekanan dan temperatur.
Hubungan antara volume, tekanan, temperatur dan massa gas disebut persamaan keadaan atau
persamaan kondisi fisik sistem. Jika keadaan sistem berubah, kita selalu menunggu hingga tekanan dan
temperatur mencapai nilai yang sama.
Gas terdiri dari partikel-partikel kecil yang bergerak secara acak dan terus bergerak sehingga
bertabrakan satu sama lain dan juga bertabrakan pada dinding wadah. Volume, tekanan, dan temperatur
berhubungan erat dengan teori kinetik gas. Volume merupakan hasil dari kebebasan yang dimiliki oleh
gas dan tersebar ke seluruh wadah; Tekanan merupakan hasil dari tabrakan molekul-molekul gas pada
dinding wadah dan; Temperatur merupakan ukuran panas atau dingan gas agar dapat bergerak bebas.
Pengaplikasian pada teori kinetik gas tidak terbatas, utamanya pada kehidupan sehari-hari tiap makhluk
hidup. Seperti pembakaran bahan bakar kendaraan sehingga bahan bakar tersebut menguap, gas yang
menyebabkan makanan seperti roti dapat mengembang, dan kebiasaan setiap makhluk hidup yaitu
bernafas. Pembahasan pada teori kinetic gas berhubungan dengan pengukuran jumlah gas terhadap
sampel.

I.2. RUANG LINGKUP

Ruang lingkup dalam makalah ini yaitu membahas bagaimana asal-usul dari bilangan
avogadro yang kemudian digunakan dalam persamaan hukum gas ideal. Selain itu juga dibahas
secara mendalam mengenai gas nyata, hukum gas, temperatur, hubungan antara tekanan,
temperatur, dan laju rms yang dapat dituliskan dalam suatu persamaan, serta dibahas mengenai
energi kinetik gas.

I.3. TUJUAN
I.3.1. Untuk mengetahui sifat- sifat gas ideal dan menentukan besaran yang tidak diketahui dalam
persamaan gas ideal.

Page | 1
I.3.2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan gas nyata, hukum gas, dan temperatur.
I.3.3. Untuk mengetahui hubungan tekanan, temperatur, dan laju rms dalam suatu persamaan.
I.3.4. Untuk menentukan energi kinetik suatu gas melalui turunan persamaan energi kinetik translasi.

Page | 2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1. BILANGAN AVOGADRO DAN GAS IDEAL

II.1.1. Bilangan Avogadro

Tetapan avodgadro, begitulah sebutan lain dari Bilangan Avogadro ini yang berarti jumlah
molekul yang terdapat dalam satu mol. Amedeo Avogadro merupakan ilmuan Italia yang pertama kali
mengemukakan bahwa jumlah atom atau molekul gas berbanding lurus dengan volume suatu gas.
Sehingga disebutlah dengan konstanta Avogadro sebagai pernghormatan kepada beliau.
Bilangan Avogadro pertama kali dipakai oleh seorang ilmuan yang menhitung jumlah partikel
dalam suatu gas ideal. Ilmuan tersebut bernama Johann Josef Loschmidt, dan dari eksperimennya itu
diperoleh persamaan yang berhubungan dengan bilangan Avogadro (NA), yakni :
𝑝0 𝑁𝐴
𝑛0 = [1]
R 𝑇0

Dimana p0 merupakan tekanan, R merupakan konstanta gas, dan T0 merupakan suhu mutlak.
Untuk mencari bilangan Avogadro ada beberapa metode, diantaranya :
a. Coulometry
Metode Coulometry merupakan metode pertama untuk mengukur bilangan avogadro, dimana
persamaannya sebagai berikut :

F
𝑁𝐴 = [1]
e

Prinsip dari metode ini adalah konstanta Faraday (F), dimana satu mol elektron membawa
beberapa muatan listrik. Dan e adalah muatan elementer.

b. Metode Pengukuran Massa Elektron


Metode kedua ini lebih banyak menggunakan nilai konstanta sehingga agak susah dan
mengharuskan kita banyak menghafal nilai-nilai konstanta fisika. Persamaan yang dipakai pada metode
ini :
A𝑟 (𝑒)𝑀𝑢
𝑁𝐴 = [1]
𝑚𝑒

Dimana Ar(e) adalah massa atom relatif dari elektron, Mu merupakan konstanta massa molar, dan
me adalah massa diam elektro yang dihitung dari konstanta lain.

II.1.2. Gas Ideal

Page | 3
Pada kesempatan ini kita akan membahas tentang gas ideal. Gas ideal sebenarnya tidak terdapat
di alam. Gas ideal adalah suatu bentuk penyederhanaan dari gas nyata atau gas yang sebenarnya dengan
membuang atau mengilangkan sifat dari gas nyata sehingga lebih memudahkan analisis. Adapun sifat-
sifat gas ideal sebagai berikut :
a. Antara molekul-molekul gas tidak terjadi gaya tarik menarik ataupun tolak menolak
Maksudnya tidak ada gaya tarik menarik atau tolak menolak antar molekul gas meskipun jarak
antara molekul-molekul gas dekat. Tapi, bukan berarti pada gas ideal tidak ada interaksi. Interaksi
yang terjadi pada gas ideal hanyalah berupa tumbukan antar molekul yang sifatnya elastis sempurna.
Sedangkan pada gas nyata terjadi gaya tarik menarik antar molekul, sehingga dengan adanya gaya
arik menarik ini maka gas dapat mencair. Sedangkan gas ideal tidak dapat mencair.
b. Molekul-molekul yang terdapat pada gas dapat dainggap sebagai partikel yang volumenya
diabaikan atau dianggap nol.
Dari anggapan tersebut maka wadah atau ruang yang etempati oleh gas ideal dapat dianggap
ruang kosong karena partikel-partikel yang terdapat dalam gas ideal dianggap nol.
c. Partikel gas bergerak secara acak dan energi kinetik molekul-molrkul gaas selalu konstan atau tetap.
Dalam suatu wadah partikel darri gas ideal bergerak secara acak. Sehingga partikel-pertikel
yang bergerak secara acak akan terjadi tumbukan baik tumbukan antar molekul maupun tumbukan
antar dinidng wadah dengan molekul. Karena tumbukan yang terjadi bersifat elastis sempurna ,
maka energi kinetik total dari molekul-molekul gas selalu tetap.
Setelah membahas beberapa sifat umum gas ideal, selanjutnya kita akan membahas sifat
makroskopik dari gas tersebut. Pada awalnya, sifat makroskopik dari gas ideal mncul karena kajian
eksperimen. Dari eksperimn tersebut kemudian muncul rumus empiris. Dan dari eksperimen tersebut,
muncullah beberapa hukum tentang gas ideal.

 Hukum Boyle
Awalnya Robert Boyle mengukur sifat gas dalam keadaan mendekati keadaan gas ideal. Sehingga
Boyle menarik kesimpulan bahwa . “Volume gas berbanding terbalik dengan tekanan apabila suhu
tetap atau konstan”.[2] Dari pernyataan tersebut, maka muncullah hubungan V = 1/P. Dan hubungan
ini dapat ditulis
V = C1 / P atau C1 = P V [2] (1.A)

Dengan C1 adalah konstanta, V adalah volume, dan P adalah tekanan. Persamaan diatas dikenal dengan
nama Hkum Boyle.

 Hukum Gay-Lussac
Pada teori ini, Gay-Lussac mengamati perubahan tekanan yang terjadi pada gas jika volumenya
tetap dengan suhu yang berubah-ubah. Dari eksperimen itu, maka muncullah kesimpulan bahwa “Pada

Page | 4
volume tetap, tekanan gas berbanding lurus dengan suhunya”. Pernyataan diatas dapat ditulis P=T,
dimana T adalah suhu. Sehingga muncullah persamaan
[2]
P = C2T atau P / T = C2 (1.B)

Dengan P adalah tekanan dan C2 adalah konstanta. Persamaan diatas dikenal sebagai Hukum Gay-
Lussac.

 Hukum Charles
Disini Charles mengamati siat gas yang medekati sifat gas ideal, tetapi yang konstan adalah
tekanannya. Pada eksperimen ini Charles mangamati perubahan yang terjadi pada volume gas pada suhu
yang berubah-bah atau tidak tetap. Sehingga muncullah kesimpulan bahwa “Volume gas berbanding
terbalik dengan suhunya apabila tekanan gas tetap atau konstan”. [2] Dari pernyataan diatas maka
muncullah hubungan yang diutliskan V = 1/T Maka muncullah persamaan berikut :
[2]
V = C3 T atau P / T = C3 (1.C)

Dimana C3 adalah konstanta. Persamaan diatas dikenal dengan Hukum Charles.

 Hukum Gas Umum.


Hukum gas umum adalah hukum yang menggabungkan ketiga hukum gas diatas. Dapat dilihat
dari ketiga hukum gas sebelumnya, tiap persamaannya hanya menghubungkan dua besaran gas, yaitu P
dan V, P dan T, dan V dan T. Oleh karena itu di buatlah Hukum Gas Umum yang menghubungkan
ketiga hukum as tersebut dengan melebur persamaan (1.A), (1.B), dan (1.C) menjadi satu persamaan.
Maka muncullah persamaan berikut :
[2]
PV/ T = C4 (1.D)

Dimana C4 adalah konstanta. Pasti teman-teman bertanya-tanya, apa perbedaan antara C1, C2, C3,
dan C4. Perbedaannya adalah pada persamaan (1.A), nilai C1 bergantung pada suhu. Sehingga apabila
suhunya berbeda, maka C1 juga berbeda. Pada Persamaan (1.B), nilai C2 bergantung pada volume gas.
Sehingga apabila tekanan berbeda, maka C2 juga berbeda. Pada persamaan (1.C), nilai C3 bergantung
pada tekanan gas. Sehingga apabila tekanan berbeda, C3 juga berbeda. Tetapi pada persamaan (1.D),
niai C4 tidak bergantung pada apapun, sehingg nilai C4 selalu sama. Oleh karena itu, para peneliti
menentukan nilai C4 dengan menggunakan rumus berikut

[2]
C4 = n R

Dimana n adalah jumlah mol gas dan R adalah kontanta gas umum yang nilainya 8,315 J/ mol K.
Dari persamaan teressbut, maka diperoleh persamaan gas ideal, yaitu :

[2]
PV/ T = n R

Persamaan ini disebut sebagai persamaan gas umum.


Page | 5
II.2. HUKUM GAS DAN TEMPERATUR

II.2.1. Temperatur

Temperatur adalah salah satu dari tujuh besaran pokok SI. Orang fisikawan terdahulu mengukur
temperatur dalam skala kelvin yang unit satuannya disebut kelvin. Meskipun temperatur tubuh kita tidak
memiliki batas atas, ada batas bawahnya yang diambil dari nilai 0 dari skala tempeaturkelvin.
Ketika alam semesta tercipta13,7 triliun tahun lalu, temperaturnya adalah sekotar 1039 K. seiring
berjalannya waktu, temperature semesta pun ikut mendingin dan sekarang diperkirakan telah mencapai
3K. suhu di bumi yang kita tinggali lebih hangat daripada suhu di luar angkasa karena posisi bumi dekat
dengan bintang , yaitu matahari. Tanpa Matahari, suhu di bumi akan sama dengan suhu lingkungan luar
angkasa yaitu 3 K ( dengan kata lain, manusia tidak akan pernah ada ).
II.2.2. Hukum Gas
Sifat dari suatu benda berubah ketika mengubah temperaturnya, misalkan dengan memindahkan
benda tersebut dari kulkas ke oven. Seperti beberapa contoh nyata : sejalan dengan peningkatan suhu,
volume dari suatu cairan akan meningkat, batang logam mengalami pertabahan panjang, dan hambatan
listrik dari kawat meningkat seperti halnya tekanan yang diberikan oleh gas. Kita dapat menggunakan
salah satu dari difat sifat sebagai dasar instrument yang akan membantu kita mempelajari konsep suhu.
Nilai akan meningkat ketika perangkat dipanaskan dan menurun saat didinginkan. Unsur termal sensitif
pada kumparan kawat.

Gambar diatas menunjukan salah satu instrument pengukur.Setiap insinyur dapat mendesain dan
membuat intrumen tersebutdengan menggunakan salah satu dari sifat yang tercantum di atas. Instrumen
ini dilengkapi dengan tampilan pembacaan digital dan memiiki sifat – sifat sebagai berkut: jika anda
memanaskan alat tersebut ( umpamanya, dengan Bunsen burner) , nomor yang ditampilkan mulai
meningkat.jika anda kemudian memasukkannya ke dalam kulkas, nomor yang ditampilkan akan
menurun. Instrumen ini tidak dikalibrasi dengan cara apapun, fan nilai yang ditampilan belum memiliki
pengertian fisis. Perangkat tersebut adalah termoskop.
Page | 6
Dalam Bahasa yang sederhana, maksud dari hukum ke-nol adalah: “setiap benda memiliki
propertiyang disebut temperature. Ketiks dua benda berada dalam keseimbangan termal, temperature
mereka adalah sama. Dan sebaliknya”.
Kita menggunakan hokum ke-nol terus – menerus di laborraorium. Jika kita ingin mengetahui
apakah cairan dalam dua gelas berada pada suhu yang sama, maka kita dapat mengukur suhu masing –
masing dengan thermometer. Kita tidak perlu membawa dua cairan dalam gelas untuk berkontak secara
langsung dan selanjutnya hanya perlu mengamati apakah mereka dalam kesetimbangan termal atau
tidak.
Hukum ke-nol ditemukan pada tahun 1930-an,jauh setelah hokum pertama dan kedua
termodinamika ditemukan dan di nomori. Karena konsep temperature adalah dasar kedua hokum, maka
hokum yang menetapkan suhu sebagai konsep yang valid harus memiliki nomor terendah sehingga
diberi nomor nol.

II.3. GAS NYATA

Gas nyata merupakan gas yang terdapat pada alam dan mendekati atau berperilaku seperti gas
ideal pada tekanan rendah, yaitu kondisi di mana molekulnya terpisah cukup jauh dn tidak berinteraksi
satu sama lain. Gas nyata bukanlah gas ideal, tetapi gas ideal merupakan idealisai dari gas nyata.
Idealisasi ini berujuan untuk membuang atau membatasi sifat-sifat yang tidak diperlukan pada gas.
Dalam gas nyata memiliki tarikan antar molekul, tarikan yang dimiliki antar molekul gas
menyebabkan molekul akan bertumbukan dengan dinding wadah, sehingga kekuatan tumbukan akan
berkurang. Untuk menganalisa gas nyata kita dapat melakukannya dengan menganalisa gas ideal dengan
persamaan
[3]
PV = NkT

Perilaku pada gas nyata tidak hanya dapat dianalisa menggunakan diagram PV, tetapi juga dapat
dianalisa menggunakan diagram PT (Diagram Fase). Diagram PT digunakan untuk memudahkan dalam
membandingkan bergai fase zat. Transisi dari satu fase ke fase lain dapat terjadi pada temperatur dan
tekanan tertentu, misalnya seperti fase antara padat dengan cair, atau cair dengan padat dan fase antara
cair dengan uap (gas) atau fase uap (gas) dengan cair.

II.4. TEKANAN UAP DAN KELEMBABAN DIFUSI

II.4.1. Tekanan Uap


Pada suatu proses penguapan, dapat dipahami dari dasar teori kinetik. Dimana molekul – molekul
air tarik menarik satu sama lain. Pada gaya tarik menarik ini membuat molekul air menjadi berdekatan
atau berada pada fase cair. Jika pada molekul air kemudian terjadi kenaikan temperatur, maka molekul
– molekul air akan bergerak lebih cepat yang berarti energi kinetiknya tinggi. Suatu molekul air yang

Page | 7
mempunyai energi kinetik tinggi mampu melawan gaya tarik molekul lain. Sehingga, molekul dengan
energi kinetik tinggi dapat terlepas dari ikatan molekul lain, dan berubah ke fase gas. Pada fase gas, jika
temperatur disekitar tetap tinggi, maka uap air dalam wujud gas memberikan tekanan uap keatas, namun
jika molekul air tidak memiliki kecepatan yang memadai untuk berubah ke fase gas, maka akan tertarik
kembal ke permukaan air.

II.4.2. Kelembaban Difusi

Kelembaban atau kelembapan merupakan tingkat konsentrasi uap air di udara, karena dalam udara,
air terkandung dalam bentuk uap air dalam udara hangat. Sedangkan difusi merupakan peristiwa
bergeraknya suatu zat dari konsentrasi tinggi menuju konsentrasi rendah. Suatu peristiwa difusi dapat
diperhatikan ketika kita meneteskan tinta ke dalam wadah berisi air, tinta yang memiliki konsentrasi
lebih tinggi akan menyebar ke seluruh air.
Pada suatu keadaan, tingkat kelembaban udara sangat berpengaruh pada proses difusi, misalkan
pada suatu lingkungan dengan kadar uap air yang rendah/kelembaban rendah, biasanya tanaman
disekitarnya mengalami kekeringan. Mengapa demikian? Karena pada udara yang kelelembabannya
rendah atau kadar uap airnya rendah, menyebabkan tanaman yang konsentrasi airnya lebih tinggi akan
berdifusi dari tanaman menuju luar tanaman ke udara, sehingga tanaman mengalami kekeringan. Hal
yang sama juga terjadi pada manusia, jika kita berada pada suatu ruangan yang kelembapannya tinggi
di siang hari, maka ketika terjadi penguapan pada tubuh karena temperatur tinggi namun, tidak menguap
ke udara di sekitarnya, hanya saja dalam bentuk tetesan keringat. Karena konsentrasi uap air di udara
dalam ruangan tersebut lebih tinggi.

II.5. TEKANAN, TEMPERATUR, DAN LAJU RMS

Hubungan antara tekanan, temperatur dan laju rms dapat digambarkan dalam sebuah kotak kubik
yang mengurung n mol gas ideal dimana kotak itu dijaga oleh tempertur T. Dalam kondisi tersebut, gas
akan mengeluarkann tekanan p pada dinding dan menimbulkan suatu laju rms pada molekulnya.

Beberapa molekul gas bergerak ke segala arah dalam kotak dengan lajunya yang berbeda-beda.
Molekul tersebut saling menabrak dan memantul pada dinding kotak. Molekul kotak yang bermassa m

Page | 8
dan laju v yang akan menumbuk dinding berbayang maka diasumsikan akan meenumbuk dinding secara
elastis. Pada tumbukan molekul dengan dinding berbayang, hanya komponen laju x yang berubah serta
komponen itu berkebalikan. Maksudnya, hanya sumbu x yang mengalami perubahan momentum
partikel. Perubahan itu dapat dituliskan dengan persamaan :

[4]
∆𝑝𝑥 = (−𝑚𝑣𝑥 ) −𝑚𝑣𝑥 = −2𝑚𝑣𝑥
Karena komponen sepanjang sumbu x berkebalikan arah, maka ∆𝑝𝑥 yang dihasilkan adalah
+2𝑚𝑣𝑥 .
Molekul dalam kubus akan berulang kali menumbuh dinding berbayang. Waktu yang dibutuhkan
molekul untuk bergerak ke dinding yang berlawanan arah lalu kembali lagi sejauh 2L pada laju 𝑣𝑥
diasumsikan dalam waktu ∆𝑡 yang sebanding dengan 2L/𝑣𝑥 . Oleh sebab itu, Laju rata-rata momentum
ke dinding berbayang oleh sebuah molekul tunggan didefinisikan dalam persamaan :

∆𝑝𝑥 2𝑚𝑣𝑥 𝑚𝑣𝑥2 [4]


F= = =
∆𝑡 2𝐿/ 𝑣𝑥 𝐿

Dari persamaan diatas, dapat dihubungkan dengan persamaan tekanan yang dijabarkan sebagai
berikut :

2
𝑚𝑣2 2
𝑥1 +𝑚𝑣𝑥2 +⋯+𝑚𝑣𝑥𝑁
𝐹𝑥 𝐿 𝐿 𝐿
P= =
𝐿2 𝐿2

𝑚 2 2 2
P= 𝑣𝑥1 + 𝑣𝑥2 +....+ 𝑣𝑥𝑁 [4]
𝐿3

Karena m didefinisikan sebagai jumlah mol n dikalikan dengan massa molar Mr, dan 𝐿3
2 2 2
didefinisikan sebagai V, serta 𝑣𝑥1 + 𝑣𝑥2 +....+ 𝑣𝑥𝑁 diartikan sebagai kelajuan rata-rata 𝑣𝑥′2 yang dapat
1 2
dituliskan 3 𝑣𝑎𝑣𝑔 maka persamaan sebelumnya dapat dituliskan sebagai berikut :

2
𝑛 𝑀𝑟 𝑣𝑎𝑣𝑔 [4]
P=
3𝑉

2
𝑣𝑎𝑣𝑔 didefinisikan sebagai laju rata-rata yang apabila bila ditarik akarnya maka akan didefinisikan
sebagai laju rms. Maka persamaan sebelumnya dapat dituliskan sebagai :

2
𝑛 𝑀𝑟 𝑣𝑟𝑚𝑠 [4]
P=
3𝑉

Dari persamaan itu, dapat diketahui bahwa tekanan gas bergantung pada laju molekulnya. Bila
persamaan tersebut dihubungkan dengan persamaan pada hukum gas ideal (PV = nRT) atau (V = nRT/P)

Page | 9
untuk memperoleh hubungan tekanan, temperatur dan laju rms, maka persamaan sebelumnya dapat
dituliskan sebagai berikut :

3𝑅𝑇
𝑣𝑟𝑚𝑠 = √ [4]
𝑀𝑟

Disimpulkan bahwa 𝑣𝑟𝑚𝑠 (kelajuan efektif molekul-molekul dalam kubus) berbanding lurus
dengan tekanan yang dikeluarkan gas, dan berbanding lurus pula dengan suhu yang dijaga tetap dalam
kubus tersebut.

II.6. ENERGI KINETIK GAS

Kita umpamakan sebuah kubus yang di dalamnya terdapat partikel- partikel sedang bergerak.
Dalam pergerakannya, partikel- partikel tersebut bergerak dengan arah yang tidak beraturan tetapi tetap
dengan tiga jenis arah yang tegak lurus pada ketiga sumbu. Sesuatu yang bergerak diyakini memiliki
kecepatan. Besarnya kecepatan dalam hal ini dipengaruhi oleh suhu. Semakin tinggi suhu dalam wadah
maka semakin cepat pula partikel- partikel tersebut bergerak. Secara otomatis energi kinetiknya juga
akan semakin besar. Hubungan antara energi kinetik dengan suhu dapat digambarkan melalui pernyataan
sebagai berikut:

Energi rata-rata untuk tiap derajat kebebasan yang dimiliki molekul sama dengan kT/2. [4]

Dimana k merupakan tetapan Boltzmann = 1, 38 × 10-23 J/K dan T adalah suhu gas (K). [4] Penyataan
tersebut menjelaskan bahwa energi kinetik gas berbanding lurus dengan suhu dalam kondisi ideal.

Dalam hal ini kita akan mengenal yang namanya derajat kebebasan. Derajat kebebasan adalah
konstanta yang diperoleh dari pergerakan partikel terhadap jumlah sumbu yang sejajar dengannya.
Seperti pada perumpamaan yang kita ambil adalah kubus. Kubus adalah objek tiga dimensi yang mana
memiliki panjang, lebar, dan tinggi. Dimana kita asumsikan sebagai sumbu x, y, dan z. Kecepatan
pergerakan partikel terhadap 3 sumbu yaitu sumbu x, sumbu y, dan sumbu z memberikan derajat
kebebasan pergerakan partikel berjumlah 3. Sehingga energi kinetik rata- ratanya menjadi:

1 3 [4]
3 x 2 kT = 2 kT

Berangkat dari contoh yang telah kita angkat, maka konsep energi kinetik juga berlaku bagi benda
yang memiliki ruang dengan bentuk yang berbeda. Misalnya benda tersebut hanya memiliki panjang
dengan lebar yang sangat kecil, atau benda yang hanya memiliki panjang dan lebar dengan tinggi benda
kita abaikan sebab benda tersebut dibuat tipis sehingga derajat kebebasannya hanya ada dua.

Page | 10
BAB III

PEMBAHASAN SOAL

1. Tentukan suhu pada balok tipis berongga bila energ kinetik rata- ratanya adalah 5, 5 x 10− 22 joule.
Nyatakan suhu dalam derajat celcius!
Pembahasan:
Karena objek yang digunakan adalah balok tipis berongga, maka kemungkinan jumlah derajat
kebebasannya adalah 2. Sehingga :

𝜀=kT

5, 5 x 10− 22 = 1, 38 x 10−23 T

5,5 x 10− 22
T=
1,38 x 10−23

T = 3, 98 x 10

T = 39, 8 K = 39, 8 – 273 = - 233, 2 Celcius

Jadi, suhu dalam derajat Celcius adalah -233, 2 derajat celcius.

2. Pada sebuah balon yang berbentuk balok diisikan gas Helium. Balon tersebut memiliki panjang 4
cm dan lebar 2 cm dengan tinggi 5 cm. Tentukan jumlah mol pada balon yang berbentuk balok
tersebut bila tekanannya 1 bar dan suhunya 300 derajat Kelvin!
Pembahasan:
V Balok = p x l x t
= 0, 04 x 0, 02 x 0, 05
= 4 x 10 −5 𝑚3
2 bar = 2 x 105 N/ 𝑚2
PV = nRT
𝑃𝑉 2 x 105 .4 x 10 −5 8𝑋1
n= 𝑅𝑇 = = 2494,2 = 3, 2 x 10−3 mol.
8,314 .300

Jadi, jumlah molnya adalah 3, 2 x 10−3 mol.

3. Berapakah laju rms molekul oksigen pada suhu 150℃? Massa atomik molekul oksigen adalah 32,
sedangkan 1 sma = 1,67 x 10-27 kg.
Diketahui :
Massa atom oksigen Mr = 32 x 1,67 x 10-27 = 5,344 x 10-26 kg
Suhu gas T = 150℃ = 150 +273 = 423 K.
Page | 11
Ditanyakan :
Vrms ...? m/s

Penyelesaian :

3𝑅𝑇 3 (1,38 𝑥 10−23 )(423)


𝑣𝑟𝑚𝑠 = √ =√ = √32,7698 𝑥 104 = 572,45 m/s
𝑀𝑟 5,344 𝑥 10−26

Jadi kecepatan rms molekul oksigen adalah 572,45 m/s.


4. Sebanyak 0,3 mol gas ideal berada dalam wadah yang volumenya 10 L dan tekanannya 2 atm.
a. Berapakah suhu gas tersebut?
b. Berapakah volume gas jika suhunya dijadikan setengahnya dan tekanannya dilipatkan?

Diketahui : n = 0,3 mol P = 1 atm = 105

V = 20 L = 0,02 m3

Ditanyakan : (a). Suhu gas? (b). V jika ½ T dan 2xP ?

PV 105 × 0,02
Penyelesaian : (a). 𝑇 = = = 801°𝐾
nR 0,3 × 8,315

(b). T = 0,5 x 801 = 400,5

P = 2 x 105

𝑛RT 0,3 × 8,315 × 400,5


𝑉= = = 0,005 m3 = 5 L
P 2 ×105

Jadi, suhu gas tersebut adalah 801°𝐾 dan volume jika suhunya ½ suhu awal dan tekanan 2 kali
tekanan awal adalah 5 Liter.

5. Tentukan energi kinetik rata- rata total partikel yang terdapat pada sebuah kubus berongga yang bila
diberikan suhu ruang 30 derajat celcius dengan jumlah partikel sebanyak 1023 molekul. ( K= 1,38
x 10−23 J/K)

Pembahasan:

Diketahui : T = 30𝑜 C = 30 + 273 = 303 K

Karena objeknya adalah kubus maka derajat kebebasannya berjumlah 3. Sehingga :

ℇ = 3 x ½ KT

= 3/2 KT

= 3/2 X 1, 38. 10−23 x 303


Page | 12
= 627, 21 x 10−23 joule

ℇ = 627, 21 x 10−23 x 1023

= 627, 21 joule

Jadi, energi kinetik rata- ratanya adalah 627, 21 joule.

Page | 13
BAB IV

PENUTUP

IV.1. KESIMPULAN

Dari pembahasan yang telah dijelaskan pada makalah ini, dapat disimpulkan:

IV.1.1. Gas ideal mempunyai beberapa sifat umum, yaitu diantara molekulnya tidak terjadi gaya tarik
menarik ataupun tolak menolak, molekul-molekul yang terdapat pada gas ideal dapat dinggap
sebagai partikel yang volumenya diabaikan atau dianggap nol, partikel gas ideal bergerak secara
acak, dan energi kinetik molekul-molekul gas ideal selalu konstan atau tetap. Sedangkan untuk
sifat makroskopiknya ditemukan melalui eksperimen yang menyebabkan munculnya hukum
Boyle, hukum Gay-Lussac, dan hukum Charles yang menghasilkan persamaan gas ideal PV =
nRT.
IV.1.2. Gas nyata merupakan gas yang terdapat pada alam dan mendekati atau berperilaku seperti gas
ideal pada tekanan rendah, yaitu kondisi di mana molekulnya terpisah cukup jauh dan tidak
berinteraksi satu sama lain. Sedangkan Temperatur adalah salah satu dari tujuh besaran pokok
SI. Orang fisikawan terdahulu mengukur temperatur dalam skala kelvin yang unit satuannya
disebut kelvin.
IV.1.3. 𝑣𝑟𝑚𝑠 (kelajuan efektif ) berbanding lurus dengan tekanan yang dikeluarkan gas, dan berbanding
lurus pula dengan suhu yang dijaga tetap dalam kubus tersebut sesuai dengan persamaan 𝑣𝑟𝑚𝑠 =
3𝑅𝑇

𝑀𝑟

IV.1.4. Hubungan antara energi kinetik dengan suhu dapat digambarkan melalui pernyataan sebagai
berikut: Energi rata-rata untuk tiap derajat kebebasan yang dimiliki molekul sama dengan kT/2.
Dimana k merupakan tetapan Boltzmann = 1, 38 × 10-23 J/K dan T adalah suhu gas (K).
Penyataan tersebut menjelaskan bahwa energi kinetik gas berbanding lurus dengan suhu dalam
3
kondisi ideal. Yang dapat dituliskan dengan persamaan Ek = 2 kT.

Page | 14
DAFTAR PUSTAKA

[1]
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Bilangan_Avogadro

[2]
Abdullah, Mikrajuddin. 2016. Fisika Dasar I. Bandung : Institut Teknologi Bandung.

[3]
Giancoli. 2013. Fisika: Prinsip & Aplikasi. Jilid 7. Edisi 1. Erlangga : Jakarta.

[4]
Halliday, dkk. 2010. Fisika Dasar. Edisi 7. Jilid 1. Erlangga : Jakarta.

Page | 15

Anda mungkin juga menyukai