Percobaan: P1
KERAPATAN ZAT
Pelaksanaan Pratikum
Oleh:
Menentukan zat padat berbentuk balok, kubus, silinder dan butiran serta zat
cair.
B. DASAR TEORI
m m
ρ= ρ= (1)
V V
Dengan ketentuan :
Nilai kerapatan zat tidak bergantung pada massa zat maupun volumenya.
Perubahan suhu pengaruhnya sangat kecil terhadap kerapatan zat.
( m3−m1 )
ρ pasir = × ρaquades (4)
( m2−m1) −( m4 −m 3 )
Dengan ketentuan:
Kerapatan zat cair (air, alkohol, spiritus dan lainya) dapat ditentukan
dengan mengukur massa dan volume zat cair menggunakan gelas ukur.
Metode lain adalah dengan menggunakan piknometer dengan kerapatan zat
cair di tentukan melalui persamaan (4). Selain dua metode tersebut,
kerapatan zat cair juga dapat ditentukan menggunakan neraca Mohr. Prinsip
dasar pengukuran kerapatan zat cair menggunakan neraca Mohr
adalah penerapan hukum archimedes (gaya tekan ke atas oleh zat cair)
serta kesetimbangan gerak rotasi (jumlah total momen gaya sama dengan
nol). Skema kerja pengukuran kerapatan zat cair menggunakan neraca Mohr
diperlihatkan oleh Gambar 2.
beban
penyeimbang
W
benda
celup
zat cair
Pada gambar 2, keadaan awal ketika zat cair dan beban belum ada, sistem
dalam keadaan setimbang karena torsi (τ) akibat benda celup yang
terletak pada lengan sepanjang L disetimbangkana oleh penyeimbang.
ada saat benda celup tercelup dalam zat cair, benda celup mengalami gaya
tekan keatas sebesar F= ρVg (ρ,V dan masing-masing adalah kerapatan zat
cair, perubahan volume zat cair setelah benda celup tercelup dalam zat cair
dan percepatan gravitasi bumi). Agar sistem kembali dalam keadaan
setimbang, diletakkan beban dengan berat W pada lengan neraca sepanjang l.
Jika panjang L = 10 cm, maka dalam keadaan setimbang dapat ditulis :
Στ=0
Σ (w . l) – F . 10 = 0
Σ (m . g . l) – ρ . V . g . 10 = 0
Σ (m . l) = 10 . ρ . V
Dengan demikian nilai kerapatan zat cair dapat ditentukan menggunakan
Persamaan (4) berikut.
ρ=
∑ ( mi . li ) (5)
10 V
Dengan m adalah massa beban dan l bersatuan cm serta indeks i menyatakan
jumlah beban.
Alat
1. Jangka sorong
2. Mikrometer sekrup
3. Neraca torsi
4. Piknometer
5. Neraca mohr
Bahan :
1. Kubus logam
2. Silinder logam
3. Pasir
4. Spiritus
5. Aquades
D. PROSEDUR KERJA
3. Ukurlah massa kubus logam dengan cara meletakkan kubus logam pada
piringan sebelah kiri neraca torsi. Geserlah beban-beban penggantung
sebagai pengganti anak neraca sedemikian hingga neraca setimbang seperti
semula. Baca angka-angka yang ditunjukkan oleh beban-beban penggantung,
misal 10 g dan 3,4 g. Jadi massa kubus logam m = 10 g + 3,4 g = 13,4 g.
Sehingga hasil pengukuran massa kubus logam m = (13,4 + 0,05) g.
tutup
tabung
Gambar 3. Piknometer
2. Isi piknometer dengan pasir halus kira-kira sampai 1/3 bagian volume
piknometer.
3. Ukurlah massa piknometer yang berisi pasir beserta tutupnya
menggunakan neraca torsi.
4. Tuangkan air perlahan-lahan ke dalam piknometer berisi pasir, kocok-
kocok, dan isi sampai penuh sehingga tidak ada gelembung udara di
dalamnya dan pasangkan penutup piknometer.
5. Ukurlah massa piknometer berisi pasir dan air tersebut beserta tutupnya
menggunakan neraca torsi.
6. Bersihkan piknometer dan isi penuh dengan air hingga tidak ada
gelembung di dalamnya kemudian pasangkan penutup piknometer.
7. Ukurlah massa piknometer berisi penuh air dan tutupnya menggunakan
neraca torsi.
8. Bersihkan dan keringksn piknometer.
4. Tuangkan spiritus ke dalam gelas ukur yang tersedia daan catat volumenya.
5. Celupkan seluruh bagian benda celup ke dalam spiritus dalam gelas ukur.
Pada keadaan ini neraca dalam keadaan tidak seimbang (jarum D tidak
berimpit dengan E) dan catatlah perubaahan volume spiritus dalam gelas
ukur. Perubahan volume spiritus tersebut menunjukkan nilai volume benda
celup.
6. Letakkan beban penunggang pada lengan bergerigi dari neraca agar neraca
dalam keadaan setimbang kembali. Jika satu beban penunggang belum dapat
menyeimbangkan neraca, tambahkan beban penunggang dan letakkan pada
posisi yang lain sampai neraca dalam keadaan setimbang kemudian
catatlah masing-masing massa beban penunggang dan posisinya dari pusat
(O).
C
O
D E
zat
cair