Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kata Stoikiometri berasal dari bahasa Yunani Stoicheion yang artinya unsur.
Sebagian besar ilmu kimia dibangun olen konsep-konsep abstrak seperti lambang
unsur dan dan molekul teori atom dan ikatan kimia. Pada awalnya kimia
merupakan ilmu yang diperoleh dan ditambahkan melalui percobaan (Induktif)
akan tetapi Pertimbangan selanjutnya ilmu kimia juga diperoleh dan
dikembangkan berdasarkan teori (deduktif). Salah Satu konsep yang diperlukan
dalam mempelajari kimia adalah konsep stolkiometri termasuk di dalamnya
konsep persamaan reaksi konsep ini merupakan jembatan untuk seluruh konsep
kimia [1]
Stoikiometri reaksi adalah penentuan perbandingan massa unsur- unsur dalam
senyawa dalam pembentukan senyawanya. Pada perhitungan Kimia secara
stoikiometri biasanya diperlukan hukum-hukum dasar ilmu Kimia Hukum kimia
adalah hukum alam yang relevan dengan bidang kimia. Pada perhitungan kimia
secara stolkiometri memerlukan hukum-hukum dasar relevan yaitu hukum
kekekalan massa, hukum perbandingan tetap, hukum perban dingan berganda,
hukum perban dingan volume dan hukum hipotesis avogadro.
Stoikiometri merupakan ilmu yang menghitung hubungan kuantitatif dari
reaktan dan produk dalam reaksi kimia [2]. Materi Stoikiometri merupakan kajian
tentang hubungan – hubungan kuantitatif dalam reaksi kimia Pemaknaan lebih
jelas menjelaskan bahwa stoikiometri mencakup aspek kuantitatif dalam reaksi
kimia, Hal ini diperoleh melalui pengukuran massa, volume, Jumlan dan
sebagainya yang terkait dengan atom, ion atau rumus kimia serta saling
keterkaitan dalam suatu mekanisme reaksi kimia (3)
Sloikiometri mempelajari perhitungan kimia yang menyangkut hubungan
kuantitatif zat yang terlibat dalam proses reaksi. Yang dipelajari antaranya
persamaan reaksi kimia konser mol dan lainnya. Perhitungan konsentrasi, konsep
konsep tersebut sangat dibutuhkan sebelum mempelajari materi lainnya seperti
kimia fisika termodinamika kesetimbangan kimia solubilitas, pH asam basa dan
pH campuran, kinetika kimia dan kimia analitik [4]
1.2 Tujuan Percobaan
Tujuan percobaan pada praktikum stokio metri kali ini, yaitu menentukan
reaksi Stoikiometeri.
1.3 Manfaat Percobaan
Manfaat percobaan pada praktikum stoikiomettri, yaitu:
1. Praktikan dapat menentukan reaksi stoikiomexri dengan menggunakan
variasi sampel
2. Praktikan dapat mengetahui teknik kuantitatif pada stoikrometri.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Stoikiometri
Stoikiometriri berasal dari bahasa, Yunani storceon (unsur) dan met-
(mengumur). Stolkiometri berarti mengukur unsur unsur, dalam hal ini adalah
Partikel atom ion, molekul yang terdapat dalam unsur atau senyawa yang terlibat
dalam reaksi kimia. Stoikiometri adalah ilmu yang mempelajari kuantitas produk
dan reaktan. dalam reaksi kimia. Dengan kata lain Stoikiometri adalah
perhitungan kimia yang meng. Angkut hubungan kuantitatif zat yang terlibat
dalam reaksi, Reaksi dikatakan termasuk reaksi stoikilometri apabila reaktan
dengan reaksi habis seluruhnya. [5]
Stoikiometri reaksi adalah penentuan perbandingan massa unsur-unsur dalam
Senyawa dalam pembentukan senyawanya. Pada perhitungan kimia secara
Stoikiometri, biasanya diperlukan hukum-hukum dasar ilmu kimia. Hukum kimia
adalah hukum alam yang relevan dengan bidang kimia. Konsep paling
fundamental dalam kimia adalan hukum konvervasi massa, yang menyatakan
bahwa tidak terjadi perubahan kuantitas materi sewaktu reaksi kimia berasal [6].
Adapun beberapa hukum dasar ilmu kimia yang digunakan delam perhitungan
Stoikiometri, yaitu: [7]
1. Hukum kekekalan Massa
Berbunyi Pada reaksi kimia, massa zats pereaksi sama dengan masa zat
hasil reaksi dengan kata lain materi tidak dapat diciptakan ataupun
dimusnahkan.
2. Hukum Perbandingan Tetap
Menyalakan dalam suatu zat kimia murni, perbandingan massa unsur-
unsur dalam tiap-tiap senyawa adalah tetap.
3. Hukum Perbandingan Berganda
Dicetuskan cien Jonn Amon dengan bunyi hukum "Bila dua unçar dapat
membentuk lebih dari satu senyawa, apabila massa salah satu unsur dalam
kedua sengawa sama, maka massa dan unsur yang lain berada dalam
Perbandingan balas dan sederhana".
4. Hukum Gay Lussac (Penyatuan volume)
Mirip dengan hukum pertandingan tetap, dalam hukum penyatuan volume
yang di bandingkan adalah volume gas pada turunan(P) dan Suhu (T) yang
sama. Berdasarkan Pernyataan tersebut, gay lussac membuat pernyataan
yang berbunyi "Volume gas-gas yang terlibat dalam reaksi kimia pada
tekanan dan suhu yang setara berbanding sebagai bilangan bulat
sederhana"
5. Hukum Avogadro
Hukum avogadro, juga dikenal sebagai prinsip avagrado menyatakan
bahwa volume gas yang diukur pada kondisi yang sama, dengan tekanan
dan suhu yang Sama, akan mengandung jumlah partikel yang sama, baik
itu atom, molekul satu ion. Bunyi hukum avagadro, yaitu “Pada suhu dan
tekanan yang sama, semua gas ber- volume sama mengandung jumlah
molekul yang sama pula”.
V1 V2
=
n1 n 2
Dimana: V1, V2 = Volume gas pertama dan kedua secara berturut
n1, n2= Jumah mol gas pertama dan kedua secara berturut turut
2.2 Jenis Jenis Stoikiometri
Ada tiga macam (Stoikiometri dalam ilmu kima, antara lain stoikiometri
reaksi, komposisi dan staikiometri gas.
1. Stoikiometri reaksi
Membanas mengenai hubungan kuantitatif massa atau jumlah zat antar
unsur dalam suatu senyawa. Stoikiometri jenis lni sering digunakan untuk
menyetarakan persamaan reaksi.
2. Stoikiometri Komposisi
Membahas mengenai hubungan kuantitatif massa atau jumlah zat antara
untur dasam suatu senyawa. Stoikiometri jenis ini sering digunakan untuk
menggambarkan jumlah zat nitrogen dan hidrogen yang bergabung
menjadi amonia kompleks(NH3)
3. Stoikiometri gas
Stoikomeri jenis ini berkaitan dengan reaksi kimia yang melibatkan gas,
dimana gas pada suhu, tekanan dan volume tertentu dianggap sebagai gas
ideal.Persamaan gas ideal dirumuskan dengan:
PV=nRt
Dimana
P= tekanan dalam satuan liter
V= Volume gas (l)
n= Jumlah mol
R =Tetapan gas (0,082 L. Atm/mol.k)
T= Suhu (K)
2.3 Konsep Kimia dalam Stoikiometri
Stoikiometri memiliki beberapa konsep kimia seperti massa atom relatif,
massa molekul relatif, konsep MOI, hingga Molaritas.
1. Massa Atom Relatif (Ar)
Nilai massa atom relatif diperoleh dengan membandingkan massa suatu
atom dengan massa atom yang lain. Sebagai pembanding ditetapkan
sebesar 1/12 dari massa satu atom C-12. C-12 dipilih karena memiliki inti
yang stabil dibanding- kan dengan atom lainnya.
2. Massa Molekul Relatif (Mr)
Nilai masa molekul merupakan Perbandingan massa molekul zat dengan
1/12 massa 1 atom C-12.
3. Konsep Mol
Untuk menyatakan jumlah penyusun suatu zat, dipergunakan suatu satuan
jumlah zat yaitu mol. Satu mol zat adalah sejumlah zat yang mengandung
6,0225 x 1023 Partikel. Massa satu mol suatu zat sama dengan Ar atau Mr
yang dinyatakan dalam gram.
4. Molaritas
Molaritas adalah jumlah mol zat terlarut dalam setiap 1 liter larutan.
Molaritas disimbolkan huruf M dengan satuan molar atau M.
2.4 Faktor faktor yang mempengaruhi
Beberapa faktor yang mempengaruhi Stoikiometri, sebagai berikut:
1. Sifat-sifat zat yang bereaksi
Mudah/ sukarnya suatu zat yang bereaksi akan menentukan kecepatan
berlangsungnya akan menentukan kecepatan berlangsungnya reaksi.
2. Suhu
Reaksi akan berlangsung lebih cepat bila suhu dinaikkan dengan begitu
suhu meningkat. Maka energi kinetik molekul-molekul zat yang bereaksi
akan bertahan sehingga akanLebih banyak.
3. Konsentrasi
Makin besar konsentrasi zat-zat yang makin cepat reaksinya berlangsung.
Makin besar konsentrasi masih banyak zat-zat yang bereaksi sehingga
makin besar kemungkinan terjadinya tumbukan dengan begitu makin
besar kemungkinan untuk terjadinya reaksi.

Anda mungkin juga menyukai