Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PRAKTIKUM

STOIKIOMETRI

Disusun oleh :

Nama : Lilia Rahma Hasrang


Stambuk : 09320220139
Kelas/Kelompok : C4/4(Empat)

Asisten

(Nur Fidella Amelinda, S.T)

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR
2022
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Reaksi kimia adalah suatu proses alam yang selalu menghasilkan
antarubahan senyawa kimia. Senyawa ataupun senyawa-senyawa awal yang
terlibat dalam reaksi disebut sebagai reaktan.campuran adalah larutan reaksi
kimia yang telah mempengaruhi kehidupan kita. Di alam sebagian besar
reaksi berlangsung dalam larutan air. Sebagai contoh cairan tubuh kita,
tumbuhan maupun hewan, merupakan larutan dari berbagai jenis zat. Dalam
tanah pun reaksi pada umumya berlangsung dalam lapisan tipis larutan yang
diabsorbsi pada padatan.
Adapun contoh di kehidupan kita sehari-hari yang menggunakan reaksi
kimiaseperti, makanan yang kita konsumsi setiap saat setelah dicerna diubah
menjadi tenaga tubuh. Nitrogen dan hydrogen bergabung membentuk
ammonia yang digunakan sebagai pupuk. Bahan bakar dan plastik dihasilkan
oleh minyak bumi, pati tanaman dalam daun disintesis dan oleh pengaruh
sinar matahari. Pelajaran yang berkaitan dengan reaksi kimia lazim dikenal
sebagi “stokiometri”.
Bila senyawa dicampur untuk bereaksi maka akan sering tercampur
secara kuantitatif stokiometri, artinya semua reaktan habis pada saat yang
sama. Namun demikian terdapatsuatu reaksi kimia ini dimana salah satu
reaktan habis,sedangkan yang lain masih tersisa. Reaktan yang habis disebut
pereaksi pembatas. Dalam setiap persoalan stokiometri, perlu untuk
menentukan reaktan yang mana yang terbatas untuk mengetahui jumlah
produk yang dapat dihasilkan.
Stoikiometri berasal dari kata yunani, stoicheion (unsure) dan mettrein
(mengukur), berarti mengukur unsur. Reaksi kimia secara umum dapat dibagi
menjadi 2 kelompok besar, yaitu reaksi asam-basa dan reaksi redoks. Secara
garis besar, terdapat perbedaan yang mendasar antara kedua jenis reaksi
tersebut, yaitu pada reaksi redoks terjadi perubahan bilangan oksidasi
(biloks), sedangkan pada reaksi asam-basa tidak ada perubahan biloks.
1.2 Tujuan Percobaan
Menentukan titik stoikiometri sistim H₂SO₄ dan NaOH.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Stoikiometri
Ilmu kimia merupakan suatu ilmu yang sangat penting dalam kehidupan
sehari-hari yang di dalamnya mempelajari banyak konsep, mulai dari konsep
sederhana hingga mencapai konsep yang kompleks dan abstrak. Dalam
bahasa kimia tiap zat murni yang diketahui baik unsur maupun senyawa,
mempunyai nama dan rumusnya sendiri. Proses membuat perhitungan yang
didasarkan rumus-rumus dan persamaan pemanasan berimbang dirujuk
stoikiometri.
Stoikiometri berasal dari bahasa Yunani “stoicheion” yang berarti
mengukur. Stoikiometri mempelajari kuantitas suatu zat dalam dalam reaksi
kimia. Zat-zat tersebut meliputi massa, volume, jumlah mol dan jumlah
partikel. Suatu reaksi dapat dikatakan sebagai suatu reaksi stoikiometri
apabila reaktan dalam reaksi habis seluruhnya. Stoikiometri mempunyai
hukum dasar. Hukum dasar stoikiometri hukum kekekalan massa, hukum ini
menyatakan massa total suatu bahan sesudah reaksi kimia sama dengan massa
total sebelum reaksi. Massa ini menyatakan perbandingan massa unsur-unsur
penyusun suatu senyawa selalu tetap.
Stoikiometri beberapa reaksi dapat dipelajari dengan mudah, salah
satunya dengan metode JOB atau metode Variasi Kontinu, yang
mekanismenya yaitu dengan dilakukan pengamatan terhadap kuantitas molar
pereaksi yang dapat berubah-ubah, namun molar totalnya sama. Sifat suatu
fisika tertentunya (massa, volume, suhu, daya serap) diperiksa, dan
perubahannya digunakan untuk meramal stoikiometri sistem. Dari grafik
aluran sifat fisik terhadap kuantitas pereaksi, akan diperoleh titik maksimal
atau minimal yang sesuai titik stoikiometri sistem, yang menyatakan
perbandingan pereaksi-pereaksi dalam senyawa. Perubahan kalor pada reaksi
kimia bergantung jumlah pereaksinya. Jika mol yang bereaksi diubah dengan
volume tetap, stoikiometri dapat ditentukan dari titik perubahan kalor
maksimal, yakni dengan mengalurkan kenaikan temperatur terhadap
komposisi campuran. Stoikiometri reaksi adalah penentuan perbandingan
massa unsur-unsur dalam senyawa dalam pembentukan senyawanya. Pada
perhitungan kimia secara stoikiometri, biasanya diperlukan hukum-hukum
dasar ilmu kimia. Hukum kimia adalah hukum alam yang relevan dengan
bidang kimia. Konsep paling fundamental dalam kimia adalah hukum
konservasi massa, yang menyatakan bahwa tidak terjadi perubahan kuantitas
materi sewaktu reaksi kimia biasa.
2.1.1 Hukum-hukum dasar ilmu
a) Hukum Boyle
Boyle menemukan bahwa udara dapat dimanfaatkan dan
dapat berkembang bila dipanaskan. Akhirya ia menemukan
hukum yang kemudian terkenal sebagai hukum Boyle : “bila suhu
tetap, volumegas dalam ruangan tertutup berbanding terbalik
dengan tekananya”.
P1.V1 = P2.V2
b) Hukum Lavoiser disebut juga Hukum Kekekalan Massa
Hukum kekekalan massa atau dikenal juga sebagai hukum
Lomonosov-Lavoisier adalah suatu hukum yang menyatakan
massa dari suatu sistem tertutup akan konstan meskipun terjadi
berbagai macam proses di dalam sistem tertutup. Massa zat
sebelum dan sesudah reaksi adalah sama (tetap/konstan).
Pernyataan yang umum digunakan untuk menyatakan hukum
kekekalan massa adalah massa dapat berubah bentuk tetapi tidak
dapat diciptakan atau dimusnahkan. Untuk suatu proses kimiawi
di dalam suatu sistem tertutup, massa dari reaktan harus sama
dengan massa produk. Pada beberapa peristiwa radiasi, dikatakan
bahwa terlihat adanya perubahan massa menjadi energi. Hal ini
terjadi ketika suatu benda berubah menjadi energi kinetik/energi
potensial dan sebaliknya. Karena massa dan energi berhubungan,
dalam suatu sistem yang mendapat/mengeluarkan energi, massa
dalam jumlah yang sangat sedikit akan tercipta/hilang darisistem.
Namun demikian, dalam hampir seluruh peristiwa yang
melibatkan perubahan energi, hukum kekekalan massa dapat
digunakan karena massa yang berubah sangatlah sedikit.
“Massa zat sebelum dan sesudah reaksi selalu sama.”
c) Hukum Perbandingan Tetap (H.Proust)
Dalam kimia, hukum perbandingan tetap atau hukum
Proust (diambil dari nama kimiawan Perancis Joseph Proust)
adalah hukum yang menyatakan bahwa suatu senyawa kimia
terdiri dari unsur-unsur dengan perbandingan massa yang selalu
tepat sama. Dengan kata lain, setiap sampel suatu senyawa
memiliki komposisi unsur-unsur yang tetap. “Perbandingan massa
unsur-unsur dalam suatu persenyawaan kimia selalu tetap.”
d) Hukum Gay Lussac
Menyatakan bahwa volume gas nyata apapun sangat kecil
dibandingkan dengan volume yang ditempatinya. Bila anggapan
ini benar, volume gas sebanding dengan jumlah molekul gas dalam
ruang tersebut. Jadi, massa relatif yakni massa molekul atau massa
atom gas, dengan mudah didapat. “Dalam suatu reaksi kimia gas
yang diukur pada P dan T yang sama volumenya berbanding lurus
dengan koefisien reaksi atau mol, dan berbanding lurus sebagai
bilangan bulat dan sederhana”.
e) Hukum Boyle-Gay Lussac
“Bagi suatu kuantitas dari suatu gas ideal (yakni kuantitas
menurut beratnya) hasil kali dari volume dan tekanannya dibagi
dengan temperatur mutlaknya adalah konstan”. Untuk n1 = n2,
maka:
P1.V1 / T1 = P2.V2 / T2
f) Hukum Dalton disebut juga Hukum Kelipatan Perbandingan
“Jika dua unsur dapat membentuk satu atau lebih senyawa,
maka perbandingan massa dari unsur yang satu yang bersenyawa
dengan jumlah unsur lain yang tertentu massanya akan merupakan
bilangan mudah dan tetap.”
g) Hukum Avogadro
“Gas-gas yang memiliki volum yang sama, pada
temperatur dan tekanan yang sama, memiliki jumlah partikel yang
sama pula.” Artinya, jumlah molekul atau atom dalam suatu
volume gas yang terdapat pada volum gas tidak bergantung kepada
ukuran atau massa dari molekul gas.
h) Hukum Gas Ideal
PV = nRT
Persamaan ini dikenal dengan julukan hukum gas ideal
alias persamaan keadaan gas ideal.
Keterangan :
P = Tekanan gas (N/m2)
R = Konstanta gas universal (R = 8,31J/mol.K)
V = Volume gas (m3)
T = Suhu mutlak
gas(K)n = Jumlah mol (mol)
Stoikiometri adalah perhitungan kimia yang menyangkut hubungan
kuantitatif zat yang terlibat dalam reaksi. Reaksi stoikiometri adalah suatu
reaksi kimia dimana pereaksi dalam reaksi tersebur habis bereaksi,sehingga
tidak ada mol sisa dalam pereaksi atau tidak ada pereaksi pembatas. Dalam
suatu reaksi juga terdapat reaksi eksoterm dan endoterm. Reaksi eksoterm
apabila kalor berpindah dari sistem ke lingkungan sehingga suhu di sekitar
larutan menjadi panas sedangkan reaksi endoterm adalah apabila kalor
berpindah dari lingkungan ke sistem, sehingga suhu sistem menjadi lebih
dingin.
Apabila suatu larutan berbeda dicampurkan biasanya terjadi perubahan
sifat fisik, seperti perubahan warna, suhu, bentuk, dan lain-lain. Suhu terendah
dari suatu campuran disebut titik minimum sedangkan suhu tertinggi dari
suatu campuran disebut titik maksimum. Biasanya titik maksimum didapat
apabila reaksi tersebut adalah stoikiometri. Dalam suatu reaksi tidak semua
reaktan habis. Terkadang dijumpai salah satu reaktan habis bereaksi duluan
sehingga membatasi berlanjutnya reaksi, pereaksi ini disebut pereaksi
pembatas. Dari adanya pereaksi pembatas maka terdapat reaksi yang belum
bereaksi karena pereaksi yang lain sudah habis duluan, pereaksi yang bersisa
ini disebut pereaksi sisa.
Reaksi pembatas adalah prediksi yang habis lebih dahulu apabila zat-zat
yang direaksikan tidak ekuivalen, maka salah satu prediksi yang lain bersisa
jumlah reaksi bergantung pada jumlah pereaksi yang habis terlebih dahulu.
Reaksi sisa merupakan reaktan yang tidak habis bereaksi dan masih bersisa.
Hubungan antara suhu dan reaksi stoikiometri adalah suhu akan
mencapai titik maksimum atau nilai maksimum bila reaksi tersebut adalah
reaksi stoikiometri. Karakteristik HCl antara lain HCl sangat larut dalam
pelarut air dengan membentuk larutan asam kuat. HCl adalah asam
monoprotik, yang berarti bahwa ia dapat berdisosiasi melepaskan satu hanya
sekali. Dalam larutan asam klorida bergabung dengan molekul air membentuk
ion hidronium (Sudirman, 2021).
Karakteristik NaOH antara lain NaOH membentuk larutan alkalin yang
kuat ketika dilarutkan ke dalam air. NaOH murni berbentuk putih padat,
serpihan, bentuk pelet, butiran ataupun larutan jenuh 50%. Ia bersifat lembab
cair dan secara spontan menyerap karbondioksida dari udara bebas. Ia sangat
larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilarutkan.
2.1.2 Bahan bahan yang dipakai pada saat praktikum stoikiometri
a) Larutan Naoh 0,1 M
Larutan ini berwarna putih, masa melebur, berbentuk
padat, serpihan, atau batang, memiliki bau, sangat basa, mudah
rapuh dan mudah larut dalam air maupun pada etanol.
b) Larutan HCl 0,1 M
Larutan ini merupakan larutan yang akan berasap tebal bila
berada pada udara yang Lebak, gas yang dihasilkan HCl berwarna
kuning, dapat larut dalam Alkali, hidrolisis kloroform, dan encer,
merupakan oksidator yang kuat, beracun bagi pernapasan, berbau
tajam dan khas dan pada suhu kamar.
c) Larutan H2SO4 0,1 M
Larutan ini memiliki sifat dan wujud yang
berminyak, sangat korosif, bersifat racun, dapat melarutkan semua
logam, larut dan terpisah dalam air, dapat melarutkan panas, dapat
menyebabkan iritasi, luka bakar maupun ledakan, H2SO4
berwarna bening dan mudah larut dalam air dingin.
2.2 Mol, Molaritas, Massa molar
Mol adalah zat yang mengandung jumlah partikel yang sama dengan
jumlah partikel yang terdapat dalam 12 gram atom 12C. Jumlah (2.4) 22
partikel dalam 12gram atom 12C yang ditentukan berdasarkan hasil
eksperimen adalah 6,02 x 1023. Bilangan 6,02 x 1023 dikenal dengan nama
tetapan Avogadro yang dilambangkan dengan NA2 (Zulfikar, 2008:107).
Bilangan Avogadro (6,02 x 1023) merupakan jumlah yang sangat besar
(Petrucci, 1992: 58). Dengan mempertimbangkan aspek massa zat, 1 mol zat
didefinisikan sebagai massa zat t ersebut yang sesuai dengan massa molekul
relatifnya (Mr) atau massa atomnya (Ar) (Zulfikar, 2012).
2.3.1 Mol sendiri terbagi menajadi 2 yaitu antara lain sevagai berikut :
1) Massa Molar
Pada sistem SI, mol adalah banyaknya suatu zat yang
mengandung entitas dasar (atom, molekul, atau partikel lain)
sebanyak jumlah atom yang terdapat dalam tepat 12 kg (atau 0,012
kg) isotop karbon-12. Jumlah atom sebenarnya di dalam 12 g
karbon-12 ditentukan melalui percobaan.
2) Volume Molar
Hepotesis menyebutkan bahwa pada suhu dan tekanan
yang sama, semua gas dengan volume yang sama akan
mengandung jumlah partikel yang sama pula. Oleh karena 1 mol
setiap gas mempunyai jumlah molekul yang sama, maka pada suhu
dan tekanan yang sama.
Massa atau jisim adalah suatu sifat fisika dari suatu benda yang diguna-
kan untuk menjelaskan berbagai perilaku objek yang terpantau. Dalam
kegunaan sehari-hari, massa biasanya disinonimkan dengan berat. Namun
menurut pemahaman ilmiah modern, berat suatu objek diakibatkan oleh
interaksi massa dengan medan gravitasi. Molaritas suatu larutan menyatakan
jumlah mol suatu zat per liter larutan. Misalnya 1.0 liter larutan mengandung
0.5 mol senyawa X, maka larutan ini disebutlarutan 0.5 molar. Molaritas
adalah satuan konsentrasi larutan untuk menyatakan jumlah mol zat terlarut
per liter larutan. dilambangkan dengan huruf M. Jika pembilang dan penyebut
dibagi oleh bilangan 1000, nilai molaritas tidak berubah.Satuan mol/1000
adalah milimol (mmol), dan satuan Liter/1000 adalah militer (mL).Massa
molar adalah massa dari satu mol atom. Massa molar dilambangkan Mm
dengan satuan gram/mol. Massa molar berkaitan erat dengan pengertian
massa atom relatif (Ar) dan massa molekul relatif (Mr).
2.3.2 Konsep kimia dalam stoikiometri
1. Massa atom relatif
Massa atom relatif merupakan perbandingan massa suatu
atom dengan 1/12 kali massa suatu atom isotop karbon-12 atau C-
12. Isotop C-12 ini digunakan sebagai standar karena mempunyai
kestabilan inti yang inert dibandingkan dengan atom lainnya.
2. Massa molekul relatif
Berbeda dengan atom relatif, massa molekul relatif
digunakan untuk mencari perbandingan massa satu molekul
senyawa dengan 1/12 kali massa satu atom isotop karbon-12 atau
C-12. Dalam hal ini, molekul merupakan gabungan dari atom-
atom suatu unsur. Jadi, Mr merupakan jumlah Ar atom-atom
penyusunnya, atau dapat dirumuskan dengan
Mr = ΣAr.
Volume molar menyatakan volume untuk tiap 1 mol gas. Oleh karena
itu, volume molar sangat dipengaruhi oleh temperatur dan tekanan. Dalam
ilmu kimia, kondisi temperatur 0oC dan tekanan 1 atm dianggap sebagai
kondisi standar yang biasa disingkat dengan STP (standard temperature and
pressure). Berdasarkan hipotesis Avogadro, setiap gas yang memiliki volume
sama pada suhu dan tekanan sama mengandung jumlah molekul yang sama
(Sunarya, 2010:114). Jika volume gas diukur pada temperatur dan tekanan
tertentu maka persamaan yang digunakan adalah persamaan umum gas.
Reaksi kimia merupakan suatu proses, atau suatu usaha atau sesuatu yang
melibatkan dua atau lebih pereaksi yang menghasilkan suatu produk yang
memiliki sifat fisik atau kimia yang berbeda dengan pereaksinya. Secara
umum, reaksi kimia dikelompokkan menjadi dua, yaitu reaksi asam-basa dan
reaksi reduksi-oksidasi. Reaksi reduksi-oksidasi adalah reaksi kimia yang
melibatkan transfer elektron antara reduktor dan oksidator, serta adanya
perubahan bilangan oksidasi. Jika volume gas diukur pada temperatur dan
tekanan tertentu maka persamaan yang digunakan adalah persamaan umum
gas (Sunarya, 2010).
Dari dua macam rumus, Rumus Empiris dan Rumus Molekul dapat
dinyatakan sebagai berikut:
a. Rumus Empiris
Rumus empiris adalah rumus kimia yang mencirikan jenis atom
dan rasio dari jumlah atom-atom penyusunnya, rumus empiris tidak
menyatakan rumus molekulnya, seagai contoh rumus empiris dari (CH)
n , rumus molekul diketahui jika nilai n diketahui (Zulfikar, 2008:98).
Rumus paling sederhana dari suatu molekul dinamakan rumus empiris,
yaitu rumus molekul yang menunjukan perbandingan atom-atom
penyusun molekul paling sederhana dan merupakan bilangan bulat.
Rumus empiris merupakan merupakan rumus molekul yang diperoleh
dari percobaan. Rumus empiris dapat juga menunjukan rumus molekul
apabila tidak ada informasi tentang massa molekul relatif tentang
senyawa itu (Sunarya, 2010:82). Rumus molekul hidrogen peroksida,
zat yang digunakan sebagai antiseptik dan sebagai zat pemutih untuk
tekstil adalah H2O2. Formula ini menunjukkan bahwa setiap molekul
peroksida terdiri dari 2 atom hidrogen dan 2 atom oksigen. Rasio
atomhidrogen dengan atom oksigen dalam molekul ini adalah 2 : 2 atau
1: 1. Rumus empiris dari hidrogen peroksida adalah HO. Minda Azhar
31 Dengan demikian, rumus empiris memberi tahu kita atom-atom yang
terikat dan rasio paling sederhana dari atom-atomnya. Sebagai contoh
lain, perhatikan senyawa hydrazine (N2H4), yang digunakan sebagai
bahan bakar roket.
Dengan demikian, rumus empiris hydrazine adalah NH2. Rasio
nitrogen terhadap hidrogen adalah 1:2 di kedua rumus molekul (N2H4)
dan rumus empiris (NH2). Dengan demikian, hanya rumus molekul
hydrazine yang memberi tahu kita jumlah atom N (dua) dan atom H
(empat) yang sebenarnya yang terikat pada 1 molekul hydrazine.
Kebanyakan molekul, rumus molekul dan rumus empiris adalah satu
dan sama, contoh air (H2O), amonia (NH3), karbon dioksida (CO2).
Rumus empiris adalah rumus kimia paling sederhana.Rumus ini ditulis
dengan membagi subscript dalam rumus molekul ke bilanganbulat
paling kecil. Rumus molekul adalah rumus yang memberitahu kita
jumlahdan jenis atom yang sesungguhnya terikat pada suatu molekul.
Jika kita mengetahui rumus molekul suatu senyawa, kita dapat
menentukan rumusempirisnya, tetapi tidak sebaliknya.
b. Rumus Molekul
Rumus molekul adalah ungkapan yang menyatakan jenis dan
jumlah atom dalam suatu senyawa yang merupakan satu kesatuan sifat.
Jika dihubungkan dengan rumus empiris, maka rumus molekul dapat
diart ikan sebagai kelipatan dari rumus empirisnya. Untuk menyatakan
rumus molekul suatu zat dilakukan dengan cara menuliskan lambang
kimia tiap unsur yang ada dalam molekul itu dan jumlah atom dituliskan
di kanan lambang kimia unsur secara subscript. Suatu rumus molekul
memperlihatkan secara pasti jumlah atom unsur yang berikatan
membentuk molekul melalui ikatan kovalen. Sebagai contoh rumus
molekul hidrogen adalah H2, rumus molekul oksigen adalah O2, rumus
molekul ozon adalah O3, rumus molekul air adalah H2O. Oksigen dan
ozon adalah allotrope yaitu molekul yang berbeda dari atom yang sama.
Sifat ozon berbeda dengan oksigen. Contoh lain, allotrope adalah
diamond dan grafit. Sifat diamond sangat berbeda dengan grafit. Untuk
memahami rumus molekul dengan mudah kita menggunakan model
molekul. Molekul sangat kecil sekali untuk diamati secara langsung.
Sangat efektif memvisualisasikannya menggunakan model molekul.
Dua tipe standar model molekul adalah model ball-and stick dan model
space-filling. Pada model ball-andstick, atom adalah bola kayu atau bola
plastik yang berlubang. Stick atau pegas digunakan untuk
melambangkan ikatan kimia. Sudut yang terbentuk antara atom
mendekati sudut ikatan pada molekul sesungguhnya. Setiap atom
dilambangkan dengan warna dan ukuran yang spesifik. Pada model
space-filling, atom dipresentasikan dengan bola terpotong yang
disatukan sehingga ikatan tidak terlihat. Bola sebanding dengan ukuran
atom. Langkah pertama membuat model molekul adalah menulis rumus
strukturnya yang menunjukkan bagaimana atom terikat satu sama lain
dalam sebuah molekul. Misalnya untuk molekul air, rumus strukturnya
diilustrasikan bahwa dua atom H terikat pada atom O melalui ikatan
kovalen. Oleh karena itu, rumus struktur air adalah H-O-H. Sebuah garis
yang menghubungkan kedua simbol atom melambangkan ikatan
kovalen. Model ball-and-stick menunjukkan susunan atom pada
molekul dalam bentuk tiga dimensi. Model space-flling lebih akurat
dalam ukuran atom. Kelemahan model ini adalah memerlukan waktu
untuk menyatukan atom dan model ini tidak menunjukkan posisi atom
dalam tiga dimensi dengan sangat baik. Walaupun demikian, kedua
model digunakan untuk mempelajari struktur suatu senyawa. Dengan
demikian, rumus molekul air, H2O dapat ditafsirkan secara kuantitatif
yaitu massa 1 molekul H2O (massa 2 atom H + massa 1 atom O) atau
18 mol dan massa 1 mol H2O (massa 2 mol + massa 1 mol atom O)
adalah 18 g.
c. Rumus senyawa ion
Senyawa ion yang berwujud padat akan membentuk kristal dengan
partikel-partikel terkecilnya ion positif dan ion negatif. Partikel-partikel
ini bersusun selang seling melalui ikatan ion yang kuat. Setiap ion
positif dikelilingi oleh ion negatif dan begitu Rumus empiris dan rumus
molekul. Senyawa ion tidak terdiri dari satuan molekul terpisah.
Senyawa ion, misalnya natrium klorida (NaCl) terdiri dari sejumlah ion
Na+ dan ion Cl - yang sama. Pada NaCl, rasio kation dan anion adalah
1:1 sehingga senyawa ini netral. Dengan demikian, NaCl adalah rumus
empiris untuk natrium klorida. Muatan listrik pada setiap satuan formula
untuk senyawa ion adalah netral. Jumlah muatan kation dan anion pada
setiap satuan formula (rumus) senyawa ion harus nol. Jika muatan kation
dan anion berbeda, kita menggunakan aturan agar muatan listrik pada
formula senyawa ion netral. Subscript kation adalah sama dengan
muatan anion, sedangkan subscript anion adalah sama dengan muatan
pada kation. Jika angka muatan sama seperti pada NaCl. Angka
muatanpada NaCl adalah satu yaitu Na+ dan Cl-. Oleh sebab itu,
subscript Na dan Clpada NaCl adalah satu. Subscript satu tidak ditulis
pada rumus senyawa. Dengan demikian, formula senyawa ion adalah
rumus empiris, yang subscriptnya harus rasio terkecil.
Untuk berkomunikasi satu sama lain tentang reaksi kimia, cara standar
yang digunakan untuk menggambarkan reaksi tersebut melalui persamaan
kimia. Persamaan kimia menunjukan zat-zat yang bereaksi dan hasil reaksi,
untuk menunjukan bahwa reaksi setara, diungkapkan dengan koefisien reaksi.
Koefisian reaksi merupakan konversi yang menunjukan jumlah atom atau
molekul yang terlibat dalam reaksi atau menyatakan pula jumlah mol senyawa
yang bereaksi. Dalam reaksi hukum kekekalan massa berlaku, banyaknya
tiap-tiap jenis atom di kedua sisi harus sama. Koefisien reaksi juga digunakan
untuk digunakan untuk menyetarakan suatu reaksi supaya setara. Contoh
reaksi antara gas nitrogen dan gas hydrogen menghasilkan gas ammonia
(Mukhlis, 2018).
Pada prinsipnya materi terbagi menjadi tiga wujud yaitu padat, cair, dan
gas. Padatan adalah materi yang kaku dengan bentuk yang pasti. Cairan tidak
sekaku padatan dan bersifat fluida yaitu dapat mengalir dan mengambil
bentuk sesuai dengan bentuk wadahnya. Gas bersifat fluida, tetapi tidak
seperti cairan, gas dapat mengembang tanpa batas. Ketiga wujud materi ini
dapat berubah dari wujud yang satu menjadi wujud yang lain. Dengan ilmu
kimia ketiga wujud materi tersebut bias berubah wujud menjadi wujud yang
lain. Perubahan yang menghasilkan zat baru yang jenis dan sifatnya berbeda
dari zat pembentuknya disebut sebagai perubahan kimia atau reaksi kimia.
Perubahan kimia dapat diamati dengan terbentuknya hasil reaksi seperti
timbulnya gas, endapan, perubahan warna, maupun perubahan kalor.
Stoikiometri adalah salah satu materi yang harus dikuasai oleh siswa
karena materi stoikiometri merupakan materi inti yang mendasari materi-
materi yang 39 lain seperti materi hidrolisis garam, larutan penyangga,
termokimia, kelarutan dan hasil kali kelarutan (Ksp), sifat koligatif, dan
kesetimbangan kimia. Melalui tahap ini dilakukan telaah Kompetensi Inti (KI)
dan Kompetensi Dasar (KD) yang akan dijadikan acuan dalam
mengembangkan modul pembelajaran kimia berbasis multipel representasi.
Kompetensi dasar yang ada dalam Kurikulum 2013 pada materi stoikiometri
adalah menerapkan konsep massa atom relatif dan massa molekul relatif,
persamaan reaksi, hukum-hukum dasar kimia, dan konsep mol untuk
menyelesaikan perhitungan kimia. Sebab itu, untuk mencapai kompetensi
dasar tersebut dapat dilakukan dengan beberapa kegiatan belajar yang
terdapat dalam modul pembelajaran kimia berbasis multipel representasi.
2.3 Atom
Atom merupakan partikel yang luar biasa sangat kecil sekali. Atom
yang paling besar mempunyai massa hanya 4,8 x 10-22 g
(0,00000000000000000000048 g!) dan diameter hanya 5x10-10m. Tidak ada
timbangan manapun di dunia ini yang dapat mengukur massa 1 atom !
Timbangan analitik di laboratorium dapat menimbang zat sampai 0,0001 mg.
Bagaimana ilmuwan menggunakan akalnya untuk menentukan massa 1 atom?
Apakah pembanding massa atom? Silahkan diperhatikan analogi berikut:
Bagaimana cara anda menentukan berapa buah biji kacang hijau jika anda
membeli kacang hijau yang massanya 1 kg? (masyarakat lebih sering
memakai istilah berat dibandingkan massa, yang betulnya massa)? Pertanyaan
ini analog dengan berapa jumlah atom pada isotop C-12, jika massanya 12 g?
Anda tidak mungkin menimbang secara langsung satu atom, bukan? Anda
tidak mungkin dapat memegang dan menimbang secara langsung 1 atom,
bukan? Pada kenyataannya anda dapat memegang dan menimbang satu biji
kacang hijau, bukan? Massa atom tergantung pada jumlah elektron, proton
dan netron yang terdapat pada suatu atom. Pengetahuan massa sebuah atom
adalah penting karena sangat berhubungan dengan pekerjaan di laboratorium
dan industri.Tetapi atom merupakan partikel yang luar biasa sangat kecil
sekali. Bahkan secuil debu terkecil yang masih terlihat mata mengandung
sekitar 1016 atom! Dengan demikian, jelas kita tidak dapat menimbang satu
atom dengan timbangan analitik yang ada di laboratorium (satuan mg). tetapi
adalah mungkin menentukan massa satu atom relatif dengan atom lainnya
secara eksperimen.
Massa sebuah atom sangat kecil. Bagaimana ilmuwan memperoleh
datanya? Sebuah atom isotop Carbon-12 mempunyai massa 12 amu (atomic
mass unit). Data ini diperoleh dari spektroskopi massa. Massa satu mol (massa
molar) karbon-12 adalah 12 g yang mengandung 6,02 x 1023 atom. Berapa
gramkah 1 amu ? Timbangan yang tersedia di laboratorium dalam satuan mg
atau g. Kita bekerja di laboratorium dalam skala g atau mg bahkan dalam skala
ton dalam industri, bukan dalam skala amu. Bagaimana hubungan satuan
“amu” dengan satuan “g”? Pada bab 2 ini kita mempelajari rumus struktur,
formula senyawa ion, rumus molekul serta hubungannya dengan massa atom
dan molekul. Hubungan ini akan membantu kita memahami komposisi unsur
pada senyawa. Langkah pertama menentukan massa atom adalah menandai
nilai massa satu atom dari unsur agar dapat digunakan sebagai standar.
Persetujuan internasional, massa atom adalah massa dari atom dalam satuan
amu. Satu amu didefinisikan sebagai massa dari seperduabelas massa satu
atom Carbon-12. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa massa atom relatif
disingkat “Ar” adalah massa rata-rata suatu atom dibandingkan dengan 1/12
massa atom C-12. Bagaimana menentukan massa rata-rata suatu atom? Jika
kita melihat sistem periodik kita akan menemukan bahwa massa atom karbon
tidak 12 amu tetapi 12,01 amu. Alasan perbedaan ini adalah kebanyakan unsur
terjadi di alam (termasuk karbon) mempunyai lebih dari satu isotop. Ini berarti
bahwa jika kita mengukur massa atom suatu unsur kita harus merata-ratakan
massa campuran isotopnya yang terdapat di alam. Sebagai contoh secara
alami kelimpahan isotop Carbon-12 yang ditemukan adalah 98,90%,
sedangkan Carbon-13 adalah 1,10%. Dengan demikian, isotop Carbon-12
sangat jauh lebih banyak dibandingkan isotop Carbon-13 (Kencanawati,
2012).
Massa atom Carbon-13 telah ditentukan yaitu 13,00335 amu, sedangkan
massaatom Carbon-12 adalah 12,00000 amu. Dengan demikian, massa rata-
rata atom Carbon adalah (0,9890 x 12,00000 amu) + (0,0110 x 13,00335 amu)
= 12,01 amu.Ini penting untuk dimengerti arti massa atom Carbon 12,01 amu.
Artinya adalah massa rata-rata satu atom Carbon adalah 12,01 amu. Yang
ditemukan di alam adalah massa atom 12,00000 amu dan yang lainnya adalah
13,00334 amu dan tidak pernah ditemukan 12,01 amu. Dari mana data
kelimpahan isotop dan massa isotop ditemukan? Metoda yang akurat untuk
menentukan massa atom adalah dengan spektrometer massa. Sampel dalam
bentuk gas dihujani aliran elektron berenergi tinggi pada spektrometer massa.
Data yang keluar dari alat spektrometer massa adalah kelimpahan isotop dan
massa isotop. Spektrometer massa pertama dikembangkan pada tahun 1920-
an oleh ahli fisika Inggris, FW Aston. Pada awalnya ditentukan keberadaan
isotop Neon-20 (massa atom 19,9924 amu, kelimpahan 90,92%) dan Neon22
(massa atom 21,9914 amu, kelimpahan 8,82%). Ketika spektrometer massa
yang lebih sensitif tersedia, hal yang mengejutkan adalah ditemukan isotop
Neon yang ke tiga dengan massa atom 20,9940 amu dengan kelimpahan
0,257% (gambar 3). Contoh ini mengilustrasikan begitu sangat penting
eksperimen yang akurat. Eksperimen sebelumnya gagal mendeteksi Neon-21
karena kelimpahannya sangat kecil, yaitu hanya 0,257%. Apa arti angka ini?
angka ini dapat diartikan hanya terdapat 26 buah isotop Ne-21 dalam 10.000
atom. Bagaimana menentukan massa satu molekul? Massa molekul dapat
ditemukan dengan cara yang mirip seperti menentukan massa atom yaitu
menggunakan spektrometer massa. Massa suatu molekul dapat juga dihitung
dengan menjumlahkan massa atom yang terikat pada molekul tersebut. Massa
atom banyak unsur telah ditentukan secara akurat dan dinyatakan dalam 5
sampai 6 angka bermakna. Pada sistem periodik dicantumkan massa atom
relatif. Sistem periodik modern dapat didownload dari play store pada HP
(buka play store ketik kata kunci “table periodic”, dapat dipilih sistem
periodik terbaru). Pada sistem periodik tersebut massa atom rata-rata ditulis
sampai 6 angka di belakang koma. Lebih teliti bukan? Pada tabel sistem
periodik yang dimuat di bagian lampiran buku ini, dicantumkan komposisi
isotop atom. Pada sistem periodik yang dicantumkan adalah massa rata-rata
atom. Untuk penyederhanaan, kata “massa rata-rata” tidak ditulis pada sistem
periodik. Makna angka ini adalah massa rata-rata 1 atom unsur atau kita
sederhanakan menjadi massa 1 atom unsur. Massa atom ini dibandingkan
dengan 1/12 isotop 12C sehingga dinamakan massa atom relatif (Ar). Dengan
demikian, makna “massa atom” adalah berbeda dengan makna “massa atom
relatif”.
Dalam situasi nyata di laboratorium dan industri, kita berurusan dengan
dunia makroskopik yaitu zat yang dapat dilihat dan dipegang, sedangkan
sampel mengandung sejumlah besar partikel dapat berupa atom, ion atau
molekul. Oleh karena itu, mudah untuk memiliki satuan khusus yang
menggambarkan sejumlah besar partikel tersebut. Ide satuan yang merupakan
notasi jumlah objek tertentu bukanlah hal baru. Dalam kehidupan keseharian
kita, kita selalu menggunakan satuan. Sebagai contoh 1 pasang (2 item), 1
lusin (12 item), 1 gross (144 item), 1 kodi (20 item) dan 1 rim (500 item).
Semua satuan ini sangat kita kenal.Apakah satuan dalam kimia? Pada ilmu
kimia satuan yang berkaitan dengan jumlah atom, ion atau molekul pada suatu
zat dikenal dengan mole. Mole disingkat dengan “mol” yang merupakan
satuan SI untuk jumlah zat. Definisi SI mol merujuk ke sejumlah atom yang
terdapat tepat pada 12 g isotop 12C (Carbon-12). Berapakah angkanya? Telah
banyak eksperimen yang dilakukan untuk menentukan angka tersebut Mole
disingkat dengan “mol” yang merupakan satuan SI untuk jumlah zat. Angka
yang baru-baru ini diterima adalah 6,0221415 x 1023. Ilmuwan menamakan
angka ini dengan bilangan Avogadro, penghargaan terhadap ilmuwan Italia,
Amedeo Avogadro (1776-1856). Bilangan Avogadro umumnya dibulatkan
menjadi 6,022 x1023. Dengan demikian, 1 mol atom, 1 mol molekul atau 1
mol ion, jumlahnya sebanyak bilangan Avogadro.
2.2.1 Macam macam atom
1) Atom Dalton
Sekitar tahun 1803, ahli kimia Inggris, namanya John
Dalton membawa teori Democritus ke dalam teori atom modern
pertama. Setelah itu, tahun 1808, ia baru mempublikasikan
teorinya tentang atom lewat buku yang berjudul A New System of
Chemical Philosophy. Buat yang penasaran sama bukunya, nih
aku kasih tau inti dari bukunya Dalton. Misalnya ada sebuah
kubus, kubus itu tersusun dari banyak persegi atau kotak. Terus
kalo persegi itu dipotong terus menerus jadi bagian yang lebih
kecil, nantinya persegi itu akan sampai ke bagian yang kecil
banget. Bagian terkecil itu sudah tidak bisa dibagi lagi. Menurut
Dalton, bagian terkecil itulah yang dinamakan sebagai atom.
2) Atom J.J Thomson
Fisikawan Inggris bernama Joseph John Thomson atau
akrab dipanggil J.J Thomson punya teori berbeda dari ilmuwan
sebelumnya. Teorinya ini makin kuat karena Thomson melakukan
eksperimen yang detail. Tahun 1897, dia mengajak kedua
temannya, yaitu John S. Townsend dan H.A Wilson untuk
melakukan eksperimen pakai sinar katoda. Nama eksperimennya
dikenal dengan nama “Percobaan Sinar Katoda”. Ternyata dari
hasil eksperimennya, dia menemukan kalo sinar katoda akan
ditarik sama pelat logam bermuatan positif, tapi akan ditolak oleh
pelat bermuatan negatif. Dia mendapatkan kesimpulan bahwa
sinar katoda itu bermuatan negatif, dan lazimnya sesuatu yang
bermuatan akan memiliki massa.
3) Atom Rutherford
Ernest Rutherford adalah seorang fisikawan dari Selandia
Baru yang menempuh pendidikan di Canterbury University dan
kemudian melanjutkan studinya di Cambridge University. Seperti
yang sudah disinggung sedikit di atas, Rutherford melakukan
eksperimen yang dikenal dengan istilah hamburan sinar alfa. Jadi,
di eksperimennya ini, ia menyelidiki struktur atom yang
melibatkan penembakan partikel alfa bermuatan positif pada
lempengan atau pelat emas tipis. Sinar alfa yang dipantulkan oleh
lempengan emas tersebut dideteksi pada layar. Intinya, muatan
positif nggak menyebar ke seluruh atom, tapi hanya berpusat di
inti atau disebutnya nukleus. Sebagian besar atom itu menurutnya
cuma ruang kosong saja. Dari sini kita bisa tahu bahwa model
atom Rutherford sangat berbeda dengan model atom Dalton dan
Thomson.
4) Atom Niels Bohr
Niels Bohr adalah seorang fisikawan asal Denmark. Bohr
menguji model atom Rutherford dengan sebuah eksperimen yang
dikenal dengan “Percobaan Tabung Sinar Hidrogen”. Ia juga
menggunakan prisma dalam eksperimennya dengan tujuan supaya
menguraikan spektrum cahaya yang melewatinya. Hasil dari
percobaan ini menghasilkan spektrum warna yang berbeda. Jadi,
tingkat energi setiap kulit orbital adalah tetap. Walaupun
sebenarnya masih banyak kekurangan dari model atom Bohr, tapi
nyatanya sampai sekarang banyak yang menggunakan bentuk
atom Bohr ini.
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN
3.1 Alat

Gambar 3.1 Gelas piala Gambar 3.2 Batang Pengaduk

Gambar 3.3 Termometer Gambar 3.4 Pipet Skala


3.2 Bahan
a. Larutan NaCH (Natrium Hidroksida) 1M
b. Larutan H₂SO₄ (Asam Sulfat) 0,5
3.3 Cara Kerja
Memasukkan 20 ml NaOH ke dalam gelas piala lalu mencatat
temperaturnya, selanjutnya mengaduk dan menambahkan larutan 5 ml H2S04
sebelum menambahkan H2SO4 terlebih dahulu mengukur temperaturnya
(usahakan sama dengan temperatur NaOH), kemudian pada saat
pencampuran jangan lupa untuk mengamati temperature maksimumnya.
Setelah itu membuat kurva antara temperature rata-rata dengan volume
H2SO4 atau volume NaOH, dan terakhir menentukan titik stoikiometrinya.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN
4.1 Data Pengamatan
Tabel 4.1 Pengamatan Temperatur Larutan
Volume Volume Temperatur Temperatur Temperatur
NaOH (mL) H2SO4 (mL) mula-mula akhir rata-rata
20 5 30 30 30
15 10 32 32 32
10 15 30 30 30
5 20 30 30 30

4.2 Reaksi dan Perhitungan


Stoikiometri sistem H2SO4
A. Diketahui : V. KOH = 20ml
V. H2SO4 = 5 ml
M. KOH = 1m
M. H2SO4 = 0,5m
Ditanya : 1. Pereaksi Pembatasan ?
2. Pereaksi Sisa ?
Penyelesaian :
nH2SO4 = VH2SO4 . H2SO4
= 5ml.0,5m
= 2,5 mol
n KOH = KOH. M KOH
= 20 ml . 1 m
= 20 ml
Reaksi = H2 SO4 + 2 KOH → K2 SO4 + 2H2 SO
Awal = 2,5 mol 20 mol − −
Reaksi = 2,5 mol 2,5 mol
Sisa = − 17,5 mol → 2,5 mol 2,5 mol
B. Diketahui : V KOH = 15ml
V H2SO4 = 10ml
M KOH = 1ml
M H2SO4 = 0,5
Ditanya : 1. Pereaksi pembatas ?
2. Pereaksi sisa ?
Penyelesaian :
n H2SO4 = VH2SO4 . MH2SO4
= 10ml . 0,5 m
= 5 mol
n KOH = V KOH . M . KOH
= 15ml . lm
= 15 mol
Reaksi = H2SO4 + 2 KOH → K2SO4 O
Awal = 5 mol 15 mol − −
Reaksi = 5 mol 5 mol
Sisa − 10 mol 5 mol 5 mol

1.Peaksi pembatas = H2SO4


2.Pereasi sisa = KOH
C. Diketahui : V. KOH = 10 ml
V. H2SO4 = 1 ml
M. KOH =1m
M. H2SO4 = 0,5 m
Ditanya : 1. Pereaksi Pembakar ?
2. Peraksi Sisa ?
Penyelesaian :
n H2SO4 = V H2SO4 . M H2SO4
= 15 ml . 0,5 m
= 7,5 mol
n KOH = V KOH . M KOH
= 10 ml . 1 m
= 10 ml
Reaksi = H2SO4 + 2KOH → K2SO4 + 2H2O
Awal = 7,5 mol 10 mol − −
Reaksi = 7,5 7,5 mol 7,5 mol 7,5 mol
Sisa = − 2,5 mol 7,5 mol 7,5 mol
1. Pereaksi Pembatas = H2SO4
2. Pereaksi Sisa = KOH
D. Diketahui : V. KOH = 5 ml
V. H2SO4 = 20 ml
M. KOH =1m

M. H2SO4 = 0,5 m
Ditanya : 1. Pereaksi Pembatasan
2. Pereaksi Sisa

Penyelesaian :

n H2SO4 = V H2SO4 . M H2SO4

= 20 ml . 0,5 m
= 10 mol
n KOH = V KOH . M KOH
= 5 ml . 1 m
= 5 mol
Reaksi = H2 SO4 + 2 KOH → K2 SO4 O
Awal = 5 mol 15 mol − −
Reaksi = 5 mol 5 mol

Sisa − 10 mol 5 mol 5 mol

1. Pereaksi Pembatas = H2SO4


2. Pereaksi sisa = KOH
4.3 Grafik

4.4 Pembahasan
Stoikiometri merupakan ilmu yang menghitung hubungan kuantitatif
dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia (Alfian, 2009:1). Hal tersebut
juga diperjelas oleh (Winarni, dkk. 2013:44) yang menyatakan bahwa materi
stoikiometri merupakan kajian tentang hubungan-hubungan kuantitatif dalam
reaksi kimia.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Ikatan ion akan terbentuk pada atau ditandai dengan larutan-larutan
yang diuji terjadi reaksi serta menghasilkan endapan sedangkan ikatan
kovalen dapat dilihat dengan larutan-larutannya tidak bereaksi antara satu
larutan dengan larutan lainnya. Pola senyawa kompleks dan non-kompleks di
tandai dengan endapan dan non-endapan. Senyawa kompleks terjadi pada
larutan yang memberikan endapan sedangkan senyawa non-kompleks tidak
ditandai dengan adanya endapan.
5.2 Saran
a) Saran untuk laboratorium
Sebaiknya bahan dan alat yang diujikan ditambah agar semua dapat
melakukan praktikum dan tidak saling bergantian dan waktu untuk
praktikum di tambahkan agar tidak terburu buru saat mengerjakan
prakrikum.
b) Saran untuk asisten
Saran saya untuk kakak-kakak agar sabarnya ditingkatkan dalam
membimbing kami dan saat menjelaskan materi tidak terlalu cepat agar
kami dapat lebih jelas untuk memahami materi tersebut.
AYAT YANG BERHUBUNGAN
Q.S Al-Furqon : 48
“Dan dialah yang meniupkan angin (sebagai) pembawa kabar gembira
sebelum kedatangan rahmat lain-Nya (hujan) dan kami turunkan dari langit air
yang sangat jernih.”
DAFTAR PUSTAKA
Sunarya, Y. (2010) . Kimia Dasar 1: Bedasarkan Prinsip-prinsip Kimia Terkini.
Bandung: Yrama Widya.
Zulfikar. (2008). Kimia Kesehatan Jilid I SMK. Jakarta: Direktorat Pembinaan
Sekolah Menengah Kejuruan.

Anda mungkin juga menyukai