Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN LENGKAP

“KIMIA DASAR”

“STOIKIOMETRI”

OLEH

Kelas : Reguler B 2020

Kelompok : 2 (dua)

Asisten : Asnita

PROGRAM STUDI S1
SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI MAKASSAR
MAKASSAR
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmatnya
maka kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul
“Stoikiometri”

Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan


untuk menyelesaikan tugas mata kuliah praktikum kimia dasar dalam
penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan-kekurangan
baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan
yang kami miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangatkami
harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini saya menyampaikan ucapan terima kasih


yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu kami dalam
menyelesaikan pembuatan makalah ini,
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Stoikiometri merupakan ilmu yang menghitung hubungan


kuantitatif dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia (Alfian, 2009:1).Hal
tersebut juga diperjelas oleh Winarni, dkk (2013:44) yang menyatakan
bahwa materi stoikiometri merupakan kajian tentang hubungan-hubungan
kuantitatif dalam reaksi kimia. Pemaknaan lebih luas menjelaskan bahwa
stoikiometri mempelajari aspek kuantitatif rumus dan reaksi kimia, hal
tersebut diperoleh melalui pengukuran massa, volume, jumlah dan
sebagainya yang terkait dengan atom, ion atau rumus kimia serta saling
keterkaitannya dalam suatu mekanisme reaksi kimia (Ernawati, 2015:18).
materi ini digunakan untuk menghitung mol, molaritas, volume, massa
molar, Mr/Ar , persentase komposisi, rumus empiris dan rumus molekul,
pereaksi pembatas, dan air kristal pada materi selanjutnya yaitu materi
titrasi asam-basa, hidrolisis garam, larutan penyangga, termokimia,
kelarutan dan hasil kali kelarutan (Ksp), sifat koligatif, dan kesetimbangan
kimia. Hal itu juga diperkuat oleh Ernawati (2015: 18) yang menyatakan
bahwa stoikiometri penting untuk semua aspek dalam kimia, hal ini
dikarenakan materi stoikiometri merupakan materi inti yang mendasari
materi-materi yang lain seperti materi termokimia, kesetimbangan kimia,
dan asam-basa.

Oleh karena itu praktikum kali ini diperlukan untuk memahami lebih
dalam mengenai prinsip dan cara kerja dari stoikiometri dalam hal ini
untuk mengetahui hasil reaksi dari sistem Pb(C2H2O2)2 dan Kl beserta
jumlahnya dan perubahan temperature system tersebut, untuk
mengetahui hasil reaksi dan system CuSO4 dan NaOH beserta
jumlahnya dan perubahan temperatur system tersebut, serta untuk
mengetahui konsep dari reaksi stoikiometri.

Reaksi kimia biasanya antara dua campuran zat, bukannya antar


dua zat murni.Suatu bentuk yang paling lazim dan campuran adalah
larutan reaksi kimia tlah mempengaruhi kehidupan kita.Di alam sebagian
besar reaksi berlangsung dalam larutan air.Sebagai contoh cairan tubuh
kita, tumbuhan maupun hewan, merupak larutan dari berbagai jenis
zat.Dalam tanah pun reaksi pada umumya berlangsung dalam lapisan
tipis lerutan yang diabsorbsi pada padatan.

Adapun contoh di kehidupan kita sehari-hari yang menggunakan


reaksi kimia seperti, makanan yang kita konsumsi setiap saat setelah
dicerna diubah menjadi tenaga tubuh.Nitrogen dan hydrogen bergabung
membentuk ammonia yang digunakan sebagai pupuk. Bahan bakar dan
plastik dihasilkan oleh minyak bumi, pati tanaman dalam daun disintesis
dan dan O oleh pengaruh sinar matahari. Pelajaran yang berkaitan
dengan reaksi kimia lazim dikenal sebagi “stokiometri”. Stokiometri
adalah bagian ilmu kimia yang mempelajar hubungan kunatitatif antara
zat yang berkaitan dalam reaksi kimia.

Bila senyawa dicampur untuk bereaksi maka sering tercampur


secara kuantitatif stokiometri, artinya semua reaktan habis pada saat
yang sama. Namun demikian terdapat suatu reaksi dimana salah satu
reaktan habis, sedangkan yang lain masih tersisa. Reaktan yang habis
disebut pereaksi pembatas. Dalam setiap persoalan stokiometri, perlu
untuk menentukan reaktan yang mana yang terbatas untuk mengetahui
jumlah produk yang dihasilkan.Oleh karena itu percobaan ini
dilakukan. Diharapkan kita mengerti tentang pereaksi pembatas dan
pereaksi sisa.

1.2 Maksud & Tujuan percobaan


1.2.1 Maksud Percobaan

Mampu mengetahui hubungan kuantitatif dari reaktan dan


larutan dalam reaksi kimia,serta mampu mengetahui hasil dari
perhitungan suhu awal serta suhu saat pencampuran dan reaksi
padalarutan CuSO4, NaOH, Pbasetat,dan Kl.

1.2.2 Tujuan Percobaan

Untuk menentukan koefisien reaksi berdasarkan


pembentukan endapan dan perubahan temperatur. Untuk
menentukan hasil reaksi berdasarkan konsep stoikiometri. Untuk
mengetahui suhu awal dan suhu campuran dari NaOH dan CuSO4
dan untuk mengetahui hasil nyata dan hasil teoritis dari
Pb(C2H3O2)2 & KI

1.3 Prinsip Percobaan


Berdasarkan metode variasi kontinyu yaitu sederet pengamatan
dengan jumlah tiap pereaksinya diubah-ubah tetapi jumlah totalnya tetap.
Berdasarkan pada teori stoikiometri (BenjaminRicher1762-1807) yaitu
ilmu tentang pengukuran perbandingan kuantitatif jumlah antar unsur
kimia yang satu dengan yang lain.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Suatu reaksi kimia adalah proses dimana ikatan atom di


dalam molekul-molekul zat-zat yang bereaksi dipecahkan, diikuti oleh
penyusunan kembali dari atom-atom tersebut dalam kombinasi molekul baru.
Dengan perkataan lain, timbul zat kimia baru dan yang lama hilang, tetapi
atom atomnya tetap sama. (Harijono.1987:103)

Reaksi kimia secara umum dapat dibagi menjadi 2 kelompok besar,


yaitu reaksi asam-basa dan reaksi redoks.Secara garis besar, terdapat
perbedaan yang mendasar antara kedua jenis reaksi tersebut, yaitu pada
reaksi redoks terjadi perubahan bilangan oksidasi (biloks), sedangkan pada
reaksi asam-basa tidak ada perubahan biloks. Kedua kelompok reaksi kimia
ini dapat dikelompokkan ke dalam 4 tipe reaksi: Sintesis, Dekomposisi,
Penggantian Tunggal, dan Penggantian Ganda.(Yusuf.2011)

Stoikiometri berasal dari kata yunani, stoicheion (unsure) dan mettrein


(mengukur), berarti mengukur unsur. Pengertian unsur-unsur dalam hal ini
adalah partikel-partikel atom, ion, molekul atau electron yang terdapat dalam
unsur atau senyawa yang terlibat dalam reaksi kimia. Stoikiometri yang
menyangkut cara untuk menimbang dan menghitung spesi-spesi kimia atau
dengan kata lain, stoikiometri adalah kajian tentang hubungan-hubungan
kuantitatif dalam reaksi kimia.(Achmad.1996:2)

Stoikiometri beberapa reaksi dapat dipelajari dengan mudah, salah


satunya dengan metode JOB atau metode Variasi Kontinu, yang
mekanismenya yaitu dengan dilakukan pengamatan terhadap kuantitas
molar pereaksi yang berubah-ubah, namun molar totalnya sama. Sifat fisika
tertentunya (massa, volume, suhu, daya serap) diperiksa, dan perubahannya
digunakan untuk meramal stoikiometri sistem. Dari grafik aluran sifat fisik
terhadap kuantitas pereaksi, akan diperoleh titik maksimal atau minimal yang
sesuai titik stoikiometri sistem, yang menyatakan perbandingan pereaksi-
pereaksi dalam senyawa. Perubahan kalor pada reaksi kimia bergantung
jumlah pereaksinya.Jika mol yang bereaksi diubah dengan volume tetap,
stoikiometri dapat ditentukan dari titik perubahan kalor maksimal, yakni
dengan mengalurkan kenaikan temperatur terhadap komposisi
campuran.( Sutrisno.1986:247)

Stoikiometri reaksi adalah penentuan perbandingan massa unsur-


unsur dalam senyawa dalam pembentukan senyawanya. Pada perhitungan
kimia secara stoikiometri, biasanya diperlukan hukum-hukum dasar ilmu
kimia.(Brady,1986)

Hukum kimiaadalah hukum alam yang relevan dengan bidang kimia.


Konsep paling fundamental dalam kimia adalah hukum konservasi massa,
yang menyatakan bahwa tidak terjadi perubahan kuantitas materi sewaktu
reaksi kimia biasa. (Hiskia,1991)

2.1 Teori Umum


Reaksi kimia biasanya antara dua campuran zat, bukannya antar
dua zat murni.Suatu bentuk yang paling lazim dan campuran adalah
larutan reaksi kimia tlah mempengaruhi kehidupan kita.Di alam sebagian
besar reaksi berlangsung dalam larutan air.Sebagai contoh cairan tubuh
kita, tumbuhan maupun hewan, merupak larutan dari berbagai jenis
zat.Dalam tanah pun reaksi pada umumya berlangsung dalam lapisan
tipis lerutan yang diabsorbsi pada padatan.

Adapun contoh di kehidupan kita sehari-hari yang menggunakan


reaksi kimia seperti, makanan yang kita konsumsi setiap saat setelah
dicerna diubah menjadi tenaga tubuh.Nitrogen dan hydrogen bergabung
membentuk ammonia yang digunakan sebagai pupuk. Bahan bakar dan
plastik dihasilkan oleh minyak bumi, pati tanaman dalam daun disintesis
dan dan O oleh pengaruh sinar matahari. Pelajaran yang berkaitan
dengan reaksi kimia lazim dikenal sebagi “stokiometri”.Stokiometri adalah
bagian ilmu kimia yang mempelajar hubungan kunatitatif antara zat yang
berkaitan dalam reaksi kimia.

Bila senyawa dicampur untuk bereaksi maka sering tercampur


secara kuantitatif stokiometri, artinya semua reaktan habis pada saat
yang sama. Namun demikian terdapat suatu reaksi dimana salah satu
reaktan habis, sedangkan yang lain masih tersisa. Reaktan yang habis
disebut pereaksi pembatas.Dalam setiap persoalan stokiometri, perlu
untuk menentukan reaktan yang mana yang terbatas untuk mengetahui
jumlah produk yang dihasilkan. Oleh karena itu percobaan ini
dilakukan. Di harapkan kita mengerti tentang pereaksi pembatas dan
pereaksi sisa.

2.2 Uraian Bahan


2.2.1NaOH (Ditjen POM 1979; 412)
Nama Resmi : NATRII HYDROXIDUM
Nama Lain : Natrium Hidroksida
Rumus Molekul : NaOH
Berat Molekul : 60,00
Pemerian : Bentuk batang, butiran massa hablur atau
keping kering, keras, rapug dan
menunjukkan susunan hablur, putih
mudah meleleh, basah, sangat
alkalis, dan korosif segera menyerap
karbondioksida.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air dan etanol.
Kegunaan : Sebagai peraksi golongan kation

2.2.2CuSO4 (Dirjen POM,1979)


Nama Resmi : CUPRI SULFAS
Nama Lain : Tembaga (II) Sulfat
Rumus Molekul : CuSO4.5H20
Berat Molekul : 249,6
Pemerian : Serbuk hablur atau keabuan bebas dari
sedikit warnabiru
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai Pereaksi

2.2.3KI (Ditjen POM. 1995; 478)


Nama Resmi : KALII IODIDUM
Nama Lain : Kalium Iodida
Rumus Molekul : KI
Berat Molekul : 66,0
Pemerian : Hablur Heksahedral, transparan, tidak
berwarna, agak buram, dan putih atau
serbuk granul putih: agak Hidroagopik,
larutan menunjukkan pereaksi netral, atau
basa terhadap lakmus.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air.
Kegunaan : Sebagai peraksi golongan Kation.

2.2.4Pb(CH3COO)2 (Ditjen POM. 1979; 733)


Nama Resmi : TIMBAL (II) ASETAT
Nama Lain : Timbal (II) Asetat
Rumus Molekul : pb(CH3COO)2
Pemerian : Prisma monoklinik, kecil, tembus cahaya,
atau massa hablur, berat, putih, bau
asetat merapuh, diudara hangat, jika
dipanaskan akan bereaksialkalis.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
Kelarutan : Larut dalam dua bagian air, dan dalam 63
bagian etanol, sangat mudah larut dalam
gliserol.
Kegunaan : Sebagai zat tambahan.
BAB III

METODE KERJA

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat Percobaan
 Tabung reaksi
 Rak tabung
 Timbangan analitik
 Gelas beker.
3.1.2 Bahan
CuSO4
NaOH
Pb( C2H3O2)2
KI

3.2 Cara Kerja

Reaksi larutan Pb(C2H3O2)2& KI

1. Siapkan 2 gelas beker dan tabung reaksi

2. Masukan tabung reaksi ke dalam timbangan kemudian zerokan

3. Kemudian Masukan 2 ml Pb(C2H3O2)20,1 M ke dalam tabung reaksi


dan masukan tabung reaksi ke dalam gelas beker pertama dan di
masukan kedalam timbangan anlitik kemudian dicatat beratnya.

4. masukan tabung reaksi ke dalam timbangan kemudian zerokan .


5. Kemudian Masukan 2 ml Kalium iodida(KI) ke dalam tabung reaksi dan
masukan tabung reaksi ke dalam gelas beker kemudian dicatat
beratnya.

6. Kemudian kedua sampel Pb(C2H3O2)2 & KI dicampurkan dan catat


beratnya

7. Kemudian hitung % hasil, untuk mencari % hasil harus mencari Hasil


Nyata dan Hasil Teoritis terlebih dahulu.

8. Timbang terlebih dulu Pb(C2H3O2)2, KI, dan larutan campuran

9. Kemudian mencari hasil nyata dengan cara berat larutan campuran –


(Pb(C2H3O2)2 + KI)

10. Kemudian kita cari hasil teoritis

11. Penyetaraan reaksi

12. Kemudian mencari mula-mula(M), bereaksi (B), sisa (S) untuk


mencari reaksi pembatas

13. Kemudian menghitung mol

14. Terakhir menghitung % hasil dengan cara (Hasil Nyata / Hasil teoritis)
/100 %.
BAB IV

HASIL PENGAMATAN

4.1 Tabel Pengamatan

Perbandingan Suhu Suhu Suhu


Awal (TA) Campuran(TM) (T)
CuSO4 NaOH

5 0 29°c 30°c 1°c


4 1 30°c 29°c -1°c
3 2 30°c 32°c 2°c
2 3 20°c 31°c 2°c
1 4 29°c 30°c 1°c
0 5 30°c 30°c 0°c

4.2 Perhitungan
Perbandingan CuSO4 : NaOH
 Perhitungan sampel dan campuran
a. Kelompok 1 (5:0)

 CuSO4 = × 30 ml

= × 30 ml
= 30 ml

0
 NaOH = × 30 ml

= 0 × 30 ml
= 0 ml

b. Kelompok 2 (4:1)
 CuSO4 = × 30 ml

= 0,8 × 30 ml
= ml

 NaOH = × 30 ml

= 0, × 30 ml
= 6 ml

c. Kelompok 3 (3:2)
3
 CuSO4 = × 30 ml
= 0,6 × 30 ml
= 8 ml

 NaOH = × 30 ml
= 0, × 30 ml
= ml

d. Kelompok 4 (2:3)
 CuSO4 = × 30 ml

= 0, × 30 ml
= ml

3
 NaOH = × 30 ml

= 0,6 × 30 ml
= 8 ml

e . Kelompok 5 (1 : 4 )
 CuSO4 = × 30 ml

= 0, × 30 ml
= 6 ml
 NaOH = × 30 ml

= 0,8 × 30 ml
= ml

f . Kelompok 6 (0 : 5)
0
 CuSO4 = × 30 ml

= 0 × 30 ml
= 0 ml

 NaOH = × 30 ml

= × 30 ml
= 30 ml

 Perhitungan Suhu Campuran

T= TM-TA

a. Kelompok 1

T = TM – TA

= 30°c - 29°c

= 1°c

b. Kelompok 2

T = TM – TA

= 29 °c - 30 °c

= -1 °c
c . Kelompok 3

T = TM – TA

= 32°c - 30°c

= 2°c

d . Kelompok 4

T = TM – TA

= 31°c - 29°c

= 1°c

e. Kelompok 5

T = TM – TA

= 30°c - 29°c

= 1°c

f. Kelompok 6

T = TM – TA

= 30°c - 0°c

= 30°c

Perhitungan Reaksi Larutan Pb ( C2H2O2 )2 dan KI


a. Kelompok 7
 Pb ( C2H3O2 )2
M = 0,1 m
V = 2 ml

 KI
M = 0,1 ml
V = 2ml

 Berat Larutan Pb ( C2H3O2 )2 = 1,575 gram


 Berat Larutan KI = 1,668 gram
 Berat Campuran Pb (C2H3O2 )2 + KI = 3,433
 Hasil Nyata = Berat larutan campuran – (Pb(C2H3O2)2 +KI)

= 3,433 – ( 1,575 + 1,668)

= 3,433 – 3,243

= 0,19 gram

 Hasil Teoritis dari Pb (C2H3O2)2 dan KI

M = 0,1 m

V = 2 ml
n
M =
v

n =m×v

= 0,1 m × 2 ml

= 0,2 mmol

Pb (C2H3O2)2 + KI PbI2 + 2KC2H2O2

M 0,2 mmol 0,2 mmol - -

B 0,1 mmol 0,2 mmol 0,1 mmol 0,2 mmol


S 0,1 mmol - 0,1 mmol 0,2 mmol

Mr PbI2 = 207 + (2 . 127)

= 461 g/mol

Mr 2KC2H3O2 = ( 2 × 39 ) + ( 2 × 12) + ( 3 × 1 ) + ( 2 × 16 )

= 78 + 24 + 3 + 32

=137 g/mol

massa
mol PbI2 =
Mr
0, mmol massa
=
000 6
massa
0,000 =
6

Massa = 0,0461 gram

massa
mol 2KC2H302 =
Mr
0, mmol massa
=
.000 37
massa
0,0002 mol =
37

Massa = 0,0274
Hasil nyata
% hasil = × 00 %
Hasil teoritis
0,0
= (0,036 +0, 08 )
× 00%

0,0
= 0,
× 00%

= 0,152 × 100%

= 0,152

b. Kelompok 8
 Pb(C2H3O2)2
M =0,1 m
V = 2 ml

 KI
M = 0,1 m
V = 2 ml

 Berat larutan Pb(C2H3O2)2 = 1,575 gram


 Berat larutan KI = 1,668 gram
 Berat larutan Pb(C2H3O2)2 + KI = 3,433 gram
 Hasil nyata = Berat campuran – (Pb(C2H3O2)2 + KI)

= 3,433 – ( 1,575 + 1668 )

= 3,433 – 3,243

=0,19 gram

 Hasil teoritis :Pb(C2H3O2)2 dan KI

M= 0,1 m

V= 2 ml
n
M =
v

n =m×v

= 0,1 m × 2 ml

= 0,2 mmol

Pb (C2H3O2)2 + KI PbI2 + 2KC2H2O2

M 0,2 mmol 0,2 mmol - -

B 0,1 mmol 0,2 mmol 0,1 mmol 0,2 mmol

S 0,1 mmol - 0,1 mmol 0,2 mmol

Mr PbI2 = 207 + (2 . 127)

= 461 g/mol

Mr 2KC2H3O2 = ( 2 × 39 ) + ( 2 × 12) + ( 3 × 1 ) + ( 2 × 16 )

= 78 + 24 + 3 + 32

=137 g/mol

massa
mol PbI2 =
Mr
0, mmol massa
=
000 6
massa
0,000 =
6
Massa = 0,0461 gram

massa
mol 2KC2H302 =
Mr
0, mmol massa
=
.000 37
massa
0,0002 mol =
37

Massa = 0,0274
Hasil nyata
% hasil = × 00 %
Hasil teoritis

0, 9
= (0,0 6 + 0,0 7 )
× 00%

0, 9
= × 00%
0,073

= 2,585 × 100%

= 2,585

4.3 Pembahasan

Stoikiometri adalah perhitungan kimia yang menyangkut hubungan


kuantitatif zat yang terlibat dalam reaksi. Reaksi stoikiometri adalah
suatu reaksi kimia dimana pereaksi dalam reaksi tersebur habis bereaksi,
sehingga tidak ada mol sisa dalam pereaksi atau tidak ada pereaksi
pembatas.Dala suatu reaksi juga terdapat reaksi eksoterm dan endoterm.
Reaksi eksoterm apabila kalor berpindah dari system ke lingkungan
sehingga suhu disekitar larutan menjadi panas sedangkan reaksi
endoterm adalah apabila kalor berpindah dari lingkungan ke sisitem,
sehingga suhu system menjadi lebih dingin.
Apabila suatu larutan berbeda dicampurkan biasanya terjadi
perubahan sifat fisik, seperti perubahan warna, suhu, bentuk, dan lain –
lain. Dalam parktikum ini yang dibahas adalah perubahan suhu.Suhu
terendah dari suatu campuran disebut titik minimum sedangkan suhu
tertinggi dari suatu campuran disebut titik maksimum.Biasanya titik
maksimum didapat apabila reaksi tersebut adalah stoikiometri.

Dalam suatu reaksi tidak semua reaktan habis. Terkadang


dijumpai salah satu reaktan habis bereaksi duluan sehingga membatasi
berlanjutnya reaksi, pereaksi ini disebut pereaksi pembatas. Dari adanya
pereaksi pembatas maka terdapat reaksi yang belum bereaksi karena
pereaksi yang lain sudah habis duluan, pereaksi yang bersisa ini disebut
pereaksi sisa.

Reaksi pembatas adalah prediksi yang habis lebih dahulu apabila


zat-zat yang direaksikan tidak ekuivalen, maka salah satu prediksi yang
lain bersisa jumlah reaksi bergantung pada jumlah pereaksi yang habis
terlebih dahulu. Reaksi sisa merupakan reaktan yang tidak habis bereaksi
dan masih bersisa.

Hubungan antara suhu dan reaksi stoikiometri adalah suhu akan


mencapai titik maksimum atau nilai maksimum bila reaksi tersebut adalah
reaksi stoikiometri.
Perbandingan CuSO4 : NaOH

Pada percobaan ini kita mempelajari stoikiometri yang bertujuan


untuk mengetahui suhu awal CuSO4 suhu saat ditambahkan dengan
larutan NaOH.Pada setiap kelompok mendapatkan suhu yang
berbeda-beda. Pertama kita hitung dulu berapa ml CuSO4 dan
NaOH yang mau dipakai, Pada percobaan ini memakai
perbandingan CuSO4 : NaOH, pada kelompok satu 5:1, kelompok
kedua 4:1, kelompok ketiga 3:2, kelompok keempat 2:3, kelompok
kelima 1:4, kelompok keenam 0:5. Seperti yang sudah tertera pada
perhitungan di atas bahwa kelompok satu di dapatkan CuSO4 = 30
ml dan NaOH = 0 ml , kelompok kedua di dapatkan CuSO4 =24 ml
dan NaOH = 6 ml , kelompok ketiga di dapatkan CuSO4 =18 ml dan
NaOH = 12 ml , kelompok keempat di dapatkan CuSO4 =12 ml dan
NaOH = 18 ml , kelompok kelima CuSO4 = 6 ml dan NaOH = 24 ml,
kelompok keenam CuSO4 = 0 ml dan NaOH = 30 ml . Kemudia kita
ukur suhu awal dan suhu saat di campurkan, pada kelompok pertama
di dipatkan suhu awal 29°c dan suhu campuran 30°c , pada
kelompok kedua didapatkan suhu awal 30°c dan suhu campuran
29°c, pada kelompok ketiga didapatkan suhu awal 30°c dan suhu
campuran 32°c, pada kelompok keempat didapatkan suhu awal 29°c
dan suhu campuran 31°c, pada kelompok kelima didapatkan suhu
awal 29°c dan suhu campuran 30°c , dan pada kelompok keenam
didapatkan suhu awal (tidak ada) dan suhu campuran 30°c, kemudia
jika sudah didapatkan hasil pengukuran suhu awal dan campuran
kemudian dihitung memakai rumus T=TM-TA maka di dapatkan hasil
dari kelompok pertama 1°c,kelompok kedua -1°c, kelompok ketiga
2°c,kelompok keempat 2°c , kelompok kelima 1°c, kelompok keenam
30°c.
Reaksi Pb asetat dan KI

Pada percobaan kali ini kita akan menimbang larutan Pb asetat


dan KI. Terlebih dahulu sebelum kita memberikan larutan Pb asetat
kita naikan gelas ukur yang akan kita gunakan lalu kita nol kan
timbangan dan kita masukkan lagi tabung reaksi yang kosong lalu
kita nol kan kembali, dan setelah itu baru kita tambahkan larutan Pb
asetatnya sebanyak 2 ml ke dalam tabung reaksi lalu kita lihat berat
larutan Pb asetatnya, setelah diketahui timbangan larutan Pb kita
menimbang lagi larutan yang telah kita campurkan dengan larutan KI
setelah itu baru kita mendapatkan atau mengetahui berat
campurannya.

Setelah itu kita cari Mr, mol, % atau hasil, rumus yang di
gunakan untuk mencari Mr = Ar.K+Ar.c + Ar.H+ Ar.O

Unuk mencari hasil teoritis menggunakan rumus:

n
M:
v

N : m.v

sedangkan untuk mencari Mol kita menggunakan rumus:

mass
Mol
Mr
Dan untuk mencari % hasil kita menggunakan rumus:

Hasil nyata
%haisl =
Hasil teoritis

Jadi kita harus mengetahui hasil nyata dan hasil teoritis agar
kita dapat mencari % hasil.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Stoikiometri adalah perhitungan kimia yang menyangkut hubungan


kuantitatif zat yang terlibat dalam reaksi. Reaksi stoikiometri adalah
suatu reaksi kimia dimana pereaksi dalam reaksi tersebur habis bereaksi,
sehingga tidak ada mol sisa dalam pereaksi atau tidak ada pereaksi
pembatas. Dalam suatu reaksi juga terdapat reaksi eksoterm dan
endoterm. Reaksi eksoterm apabila kalor berpindah dari system ke
lingkungan sehingga suhu disekitar larutan menjadi panas sedangkan
reaksi endoterm adalah apabila kalor berpindah dari lingkungan ke
sisitem, sehingga suhu system menjadi lebih dingin.Apabila suatu larutan
berbeda dicampurkan biasanya terjadi perubahan sifat fisik, seperti
perubahan warna, suhu, bentuk, dan lain – lain.

5.2 Saran
Dalam praktikum selanjutnya di harapkan untuk dapat
menggunakan zat lain seperti CH3COOH yang merupakan asam lemah
sehingga dapat menghasilkan data yang lebih beragam.
DAFTAR PUSAKA

Alfian, Z. 2009. Kimia Dasar. Medan : USU Press

Winarni, S., Ismayani, A., &Fitriani. (2013). Kesalahan Konsep Materi


Stoikiometri yang Dialami Siswa SMA. JurnalIlmiah DIDAKTA, Vol.
9; 1, Hal 43-59.

Djojodiharjo, Harijono. 1987. Termodinamika Teknik Aplikasi dan


Termodinamika Statistik. Jakarta:PT. Gramedia

Yusuf. 2011. Stoikiometri. Jakarta:PT.Gramedia

Sutrisno.1986. Materi Pokok Fisika. Jakarta: Karvaika

Brady, J.E dan Humiston. 1986. General Chemistry. New York: John Willey
and Sons.

Luscua, Achmad,1996. Stoikiometri Energetika Kimia. Bandung: PT Citra


Adityabakti.

Hiskia, A dan Tupamahu. 1991. Stoikiometri Energi Kimia. Bandung: ITB


Press.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai