Anda di halaman 1dari 6

III.

SIFAT KOLIGATIF LARUTAN

A. Pendahuluan

1. Latar Belakang

Larutan merupakan campuran dua zat atau lebih yang menyatu menjadi
homogen. Banyak hal yang menyebabkan larutan mempunyai sifat yang
berbeda dengan pelarutnya. Salah satu sifat terpenting dari larutan adalah sifat
koligatif larutan. Sifat koligatif larutan merupakan sifat larutan yang hanya
tergantung pada jumlah partikel zat terlarut dalam larutan, dan tidak bergantung
pada jenis zat terlarut.

Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak bergantung pada
jenis zat terlarut tetapi hanya bergantung pada konsentrasi partikel zat
terlarutnya. Sifat koligatif larutan terdiri dari 4 bagian yaitu penurunan tekanan
uap, kenaikan titik didih, penurunan titik beku, dan tekanan osmosis. Tujuan
percobaan ini adalah untuk menentukan penurunan tekanan uap, titik beku
larutan, menentukan titik didih dan menentukan tekanan osmotic suatu larutan.
Prinsip percobaan ini berdasarkan Hukum Roult yang menyatakan bahwa
penurunan titik beku larutan, sebanding dengan konsentrasi larutan yang
dinyatakan dengan metode molaritas.

Suatu zat pelarut dimasukkan zat lain yang tidak mudah menguap (non
volatile), maka tenaga bebas pelarut tesebut akan turun. Zat volatile dalah zat
yang mudah menguap sedang kanzat non volatile adalah zat yang tidak mudah
menguap. Penurunan tekanan bebas ini menurunkan hasrat zat pelarut untuk
berubah menja difase uapnya, sehingga tekanan uap pelarut dalam larutan akan
lebih murni.

2. Tujuan Praktikum

Tujuan praktikum acara sifat koligatif larutan adalah sebagai berikut :

a. Menentukan perubahan titik didih larutan

b. Menentukan BM zat non volatile


3. Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum Sifat Koligatif Larutan ini dilaksanakan pada hari Kamis, 3


Oktober 2019 pukul 10.00-12.00 WIB di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan
Makanan Ternak, Program Studi Peternakan, Fakultas Pertanian Universitas
Sebelas Maret Surakarta.

B. Tinjauan Pustaka

Sifat koligatif larutan adalah sifat-sifat yang hanya bergantung pada jumlah
(kuantitas) partikel zat terlarut dalam larutan dan tidak bergantung pada jenis atau
identitas partikel zat terlarut. Tidak peduli dalam bentuk atom, ion, ataupun
molekul. Sifat koligatif merupakan sifat yang hanya memandang “kuantitas” ,
bukan “kualitas”. Sifat larutan seperti rasa, warna, dan kekentalan (viskositas)
merupakan sifat-sifat yang bergantung pada jenis zat terlarut. Contoh, larutan NaCl
(garam dapur) terasa asin, namun larutan CH3COOH (asam cuka) terasa asam.
(Brown, 2015)

Zat yang tidak menguap apabila dilarutkan kedalam zat pelarut, sifat-sifat
fisika larutan nyata dengan sifat-sifat fisika larutan murni. Sifat-sifat fisika larutan
yang hanya bergantung pada jumlah partikel zat larutan dalam larutan. Tidak
tergantung pada jenis partikel denga sifat-sifat koligatif (Sumardjo, 2009)

Faktor-faktor yang mempengaruhi titik beku larutan adalah pertama


konsentrasi larutan, semakin besar konsentrasi zat terlarut dalam suatu larutan,
maka semakin rendah titik beku larutan tersebut, dan semakin rendah konsentrasi
zat terlarut dalam suatu larutan maka titik beku larutan akan semakin tinggi.
Kedua, keelektrolitan larutan, larutan elektrolit akan semakin sukar membeku (titik
beku lebih rendah) daripada larutan non elektrolit. Ketiga, jumlah partikel, semakin
banyak jumlah partikel zat terlarut, titik didih semakin rendah dan semakin sedikit
jumlah partikel maka titik didih semakin tinggi. (Pramana,2011).

Penurunan titik beku adalah selisih antara titik beku pelarut dan titik beku
larutan dimana titik beku larutan lebih rendah dari titik beku pelarut. Titik beku
pelarut murni seperti yang kita tahu adalah 0°C. Adanya zat terlarut misalnya saja
gula yang ditambahkan ke dalam air maka titik beku larutan ini tidak akan sama
dengan 0°C melainkan akan menjadi lebih rendah dibawah 0°C itulah penyebab
terjadinya penurunan titik beku yaitu oleh masuknya suatu zat terlarut atau dengan
kata lain cairan tersebut menjadi tidak murni, maka akibatnya titik bekunya
berubah (nilai titik beku akan berkurang) (Taufik, 2012)

Titik didih suatu zat cair dipengaruhi oleh tekanan udara, artinya makin besar
tekanan udara makin besar pula titik didih zat cair tersebut. Tekanan dan
temperatur udara sekitar (76 cmHg, 250C) titik didih air sebesar 1000C. Artinya
pelarut murni akan mendidih bila tekanan uap jenuh pada permukaan cairan sama
dengan tekanan udara luar. Sistem terbuka, tekanan udara luar adalah 760 mmHg
(tekanan udara pada permukaan larutan) dan suhu pada tekanan udara luar 760
mmHg disebut titik didih normal. Titik didih suatu cairan adalah suhu pada saat
tekanan uap jeenuh cairan itu sama dengan tekanan luar (tekanan yang diberikan
pada permukaan cairan). Definisi ini kita ketahui bahwa titik didih cairan
bergantung pada tekanan udara pada permukaan cairan. Itulah sebabnya, titik
didih air digunakan di gunung berbeda dengan di pantai. Saat kekanan uap sama
dengan tekanan udara luar maka gelembung-gelembung uap dalam cairan
bergerak ke permukaan dan masuk fase gas (Rahardjo, 2010)

C. Materi dan Metode

1. Materi :

a. Alat :

1) Erlenmeyer

2) Pengaduk

3) Waterbath

4) Neraca listrik

5) Gelas Arloji

b. Bahan :

1) Urea/ CO(NH2)2

2) Aquadest
2. Metode :

a. Menimbang 5gr urea, dilarutkandalam 75 ml akuades dan diaduk hingga


homogen

b. Mentukan titik didih larutan dan pelarut dengan pemanasan dalam


waterbath dengan suhu 75oC

c. Mengukur perubahan suhu larutan tiap 5 menit selama 30 menit

d. Menentukan perubahan titik didihnya dan BM urea

D. Hasil Pengamatam dan Pembahasan

1. Hasil Pengamatan

Tabel 3 Kenaikan Titik Didih zat Pelarut dan Terlarut

No Waktu (menit) Td Larutan (˚C) Td Pelarut (˚C)


1 0 25˚ 28˚

2 5 68˚ 64˚
3 10 70˚ 66˚
4 15 70˚ 68˚

S5 20 70˚ 68˚
u 6 25 69˚ 69˚
m
b 7 30 68˚ 68˚
e
r : Laporan Sementara Praktikum Kimia Dasar 2019
Analis Hasil Percobaan
a. Menghitung perubahan titik didih larutan

Δ Titik didih = Titik didih larutan – Titik didih pelarut

= 70˚ - 66˚

= 4˚
b. Mencari BM urea
Massa Urea x 1000 x KD
BM =
Volume Aquades x Td

5 x 1000 x 0,513
=
75 x 4

= 136,8

2. Pembahasan

Gambar 5.Pengukuran suhu larutan Gambar 6. Pengukuran suhu larutan


sebelum dimasukan ke waterbath sesudah dimasukan ke waterbath

Menurut hasil praktikum kelompok kami, pada acara 3 yaitu Sifat Koligatif
Larutan, kami menggunakan 5 gr urea yang dilarutkan dalam 75 ml aquadest dan
diaduk. Kami menentukan titik didih larutan dan pelarut dengan cara
memanaskan dalam waterbath dengan suhu 750C. Cara mengetahui perubahan
suhu, maka dilakukan pengukuran suhu setiap 5 menit. Hasil yang diperoleh dari
percobaan ini adalah perubahan titik didihnya yaitu 40C dan BM urea yaitu 136,8.

Menurut Brown (2015), Sifat koligatif larutan adalah sifat-sifat yang hanya
bergantung pada jumlah (kuantitas) partikel zat terlarut dalam larutan dan tidak
bergantung pada jenis atau identitas partikel zat terlarut. Tidak peduli dalam
bentuk atom, ion, ataupun molekul. Sifat koligatif merupakan sifat yang hanya
memandang “kuantitas” , bukan “kualitas”. Sifat larutan seperti rasa, warna, dan
kekentalan (viskositas) merupakan sifat-sifat yang bergantung pada jenis zat
terlarut contoh, larutan NaCl (garam dapur) terasa asin, namun larutan
CH3COOH (asam cuka) terasa asam.

Berdasarkan perbandingan menurut Brown (2015), dengan hasil praktikum


kami menemukan bahwa zat non volatile yang ditambahkan ke dalam larutan
maka akan menyebabkan kenaikkan terhadap titik didih larutan tersebut.
Kenaikkan titik didih tersebut dapat digunakan untuk mencari BM zat non
volatile yang terlarut (urea). Perubahan titik didih kelompook kami adalah 4℃
sehingga dapat diperoleh BM urea yaitu 136,8.

E. Kesimpulan dan Saran

1. Kesimpulan pada praktikum acara

a. Setelah melakukan praktikum didapatkan data yang menunjukkan bahwa


larutan memiliki titik didih yang lebih tinggi dari pelarutnya.

b. Penambahan zat pada pelarut murni non volatile membuat titik didihnya
bertambah.

c. Penambahan urea pada aquadesmembuat kenaikan titik didih yang lebih


tinggi dari pada aquades murni.

2. Saran

Saran yang diberikan pada saat memanaskan larutan sebaiknya benar-benar


memper hatikan waktu atau diberi alarm pengingat setiap lima menit agar tidak
banyak waktu jeda sehingga praktikum tidak bertambah lama.

Anda mungkin juga menyukai