Dewi Nurhikmawati
133020211
Jurusan Teknologi Pangan, Fakultas Teknik, Universitas Pasundan
ABSTRAK
Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak bergantung pada jenis zat terlarut tetapi hanya bergantung pada
konsentrasi partikel zat terlarutnya. Sifat koligatif larutan terdiri dari 4 bagian yaitu penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih,
penurunan titik beku, dan tekanan osmosis. Tujuan percobaan adalah untuk menentukan penurunan tekanan uap, titik beku larutan,
menentukan titik didih dan menentukan tekanan osmotik suatu larutan. Prinsip percobaan adalah berdasarkan Hukum Roult yang
menyatakan bahwa penurunan titik beku larutan, sebanding dengan konsentrasi larutan yang dinyatakan dengan metode molaritas.
1. Penurunan Tekanan Uap
3. Kenaikan Titik Didih
P = XP0
2.
Td = Kd. m
4. Tekanan Osmotik
= M. R. T
METODOLOGI
PENDAHULUAN
Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak
bergantung pada jenis zat terlarut tetapi hanya
bergantung pada konsentrasi partikel zat terlarutnya. Sifat
koligatif larutan terdiri dari 4 bagian yaitu penurunan
tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan titik beku,
dan tekanan osmosis. Penurunan tekanan uap adalah
peristiwa fenomena dimana tekanan uap larutan lebih
rendah dari pada tekanan pelarut murni.
Tujuan percobaan adalah untuk menentukan
penurunan tekanan uap, titik beku larutan, menentukan
titik didih dan menentukan tekanan osmotik suatu larutan.
Prinsip percobaan adalah berdasarkan Hukum Roult
yang menyatakan bahwa penurunan titik beku larutan,
sebanding dengan konsentrasi larutan yang dinyatakan
dengan metode molaritas.
1. Penurunan Tekanan Uap
P = XP0
2,5
2,5 gram
gram gula
gula
Air 50 mL
Aduk sampai
gula larut
dalam air
Termometer
4. Tekanan Osmotik
= M. R. T
Larutan
Gula
Gula
Termometer
Termometer
Aquadest
5 mL
Larutan
Garam
Es batu +
Garam 4
sendok teh
Tabung yang
berisi larutan
gula
Larutan Gula A
Larutan Gula B
Waktu
Waktu
Pembahasan
Pada praktikum Sifat Koligatif Larutan didapatkan
beberapa hasil percobaan diantaranya percobaan
penentuan titik beku gula A dan B dan percobaan
penentuan titik didih air, gula dan garam. Dari percobaan
penentuan titik beku gula A dan B didapatkan hasil titik
beku gula A adalah -20 C dengan waktu 4,5 menit.
Sedangkan titik beku gula B adalah -40 C dengan waktu
4,5 menit. Dari percobaan penentuan titik didih air, gula
dan garam. Didapatkan hasil titik didih air adalah 800 C,
titik didih gula adalah 920 C dengan waktu 11 menit, dan
titik didih garam adalah 880 C dengan waktu 6 menit.
Berasarkan Praktikum didapatkan Tb pada larutan gula
adalah 120 C, Tb larutan garam adalah 8 0 C, Tf larutan
gula A adalah 20 C, tf larutan gula B adalah 4 0 C.
Sedangkan berdasarkan teori didapatkan Tb pada
larutan gula adalah 7,28.10-3 C, Tb larutan garam adalah
0,99840 C, Tf larutan gula A adalah 0,5394 0 C, tf larutan
gula B adalah 0,2790 C.
Faktor kesalahan dalam melakukan percobaan
adalah kurang telitinya pengukuran pada termometer,
larutan yang dipanaskan atau dibekukan terlalu banyak
sehingga dapat mempengaruhi waktunya. Selain itu
dalam mengukur suhu tidak tepat waktu yang
diperintahkan tiap 1 menit atau 30 detiknya dan
keterlambatan penentuan titik didih ataupun titik beku.
Perbandingan antara titik didih air, gula dan garam
berdasarkan hasil percobaan titik didih gula yang paling
tinggi akan tetapi seharusnya titik didih garam yang
mempunyai nilai paling tinggi karena garam merupakan
larutan elektrolit yang memiliki 2 ion yaitu Na+ dan Clsehingga
molekul-molekulnya
terionisasi
secara
sempurna. Artinya jumlah partikel garam jauh lebih
banyak dari partikel gula maupun air. Sehingga titik didih
larutan garam juga lebih tinggi daripada larutan gula dan
air. (Evi,2013)
Seperti yang kita ketahui air merupakan pelarut
murni sehingga titik bekunya adalah 0C. Larutan gula
diketahui sebagai larutan non elektrolit karena molekulmolekulnya tidak terionisasi secara sempurna. Karena
jumlah partikel gula dalam pelarutnya lebih banyak
daripada air maka titik bekunyapun lebih rendah dari pada
pelarutnya. Sedangkan larutan garam merupakan larutan
elektrolit dimana molekul-molekulnya terionisasi secara
sempurna. Artinya jumlah partikel garam jauh lebih
banyak dari partikel gula maupun air. Sehingga titik didih
larutan garam juga lebih tinggi daripada larutan gula dan
air. (Evi,2013)
Pada percobaan titik beku, didapatkan hasil bahwa
titik beku larutan gula B yaitu 0,25 gram lebih cepat
membeku dibandingkan dengan larutan gula A yaitu 0,5
gram. Hal tersebut dikarenakan, larutan gula B memiliki
konsentrasi larutan yang rendah sehingga cepat
membeku dibandingkan dengan larutan gula A.
Fungsi garam dan es batu berdasarkan percobaan
ini, bila ke dalam es batu ditambah dengan garam, maka
suhu campuran es dan garam lebih rendah dibandingkan
LAMPIRAN
Berdasarkan Praktikum
Tf gula (A)
Tf gula (B)
= Tf pelarut Tf larutan
= 00 (-2)0
= 20 C
Berdasarkan Teori
Larutan Gula
Tb gula = Kb . m
= Kb .
= Tf pelarut Tf larutan
= 00 (-4)0
= 40 C
Tb gula
= Tb larutan Tb pelarut
= 920 800
= 120 C
Tb garam
= Tb larutan Tb pelarut
= 880 800
= 80 C
( Mrg ) x ( 1000
p )
2,5
( 342
) x ( 1000
50 )
= 0,52 .
= 0,52 . 0,014
= 7,28.10-3
Larutan Garam
i = 1 + (n-1)
= 1 + (2-1) 1
=2
Tb garam = Kb . m . i
= Kb .
= 0,52 .
( Mrg ) x ( 1000
p )
2,5
( 58.5
) x ( 1000
50 )
= 0,52 . 0,014 . 2
= 0,9984
Larutan Gula (A)
Tf = Kf . m
= Kf .
= 1,86 .
( Mrg ) x ( 1000
p )
0,5
( 342
) x ( 1000
5 )
= 1,86 . 0,29
= 0,5394
Larutan Gula (B)
Tf = Kf . m
= Kf .
= 1,86 .
( Mrg ) x ( 1000
p )
1000
( 0,25
)
(
x
342
5 )
= 1,86 . 0,15
= 0,279
.i
.2