Anda di halaman 1dari 11

TERMOKIMIA

Dewi Nurhikmawati
133020211
Jurusan Teknologi Pangan, Fakultas Teknik, Universitas Pasundan
ABSTRAK
Termokimia adalah ilmu kimia yang mempelajari perubahan kalor dalam suatu reaksi kimia dengan mengamati perubahan
panas. Dalam praktiknya termokian lebih banyak berhubungan dengan pengukuran kalor yang menyertai kimia atau proses-proses
yang berhubungan dengan perubahan struktur zat. Tujuan percobaannya adalah untuk mempelajari bahwa setiap reaksi kimia selalu
disertai dengan perubahan energy, perubahan kalor dapat diukur atau dipelajari dengan percobaan yang sederhana, dan reaksi
kimia dapat berlangsung secara eksoterm atau endoterm. Prinsip percobaannya adalah berdasarkan Hukum Hess yang
menyatakan bahwa Kalor yang dibebaskan atau diserap tidak bergantung pada jalannya reaksi, tetapi hanya bergantung pada
keadaan awal dan akhir. Hukum Black Kalor yang diserap akan sama dengan kalor yang yang dilepas. Hukum Lavoisier Setiap
reaksi kimia, massa zat bereaksi sama dengan massa produk reaksi.
Key word : Termokimia

PENDAHULUAN
Termokimia adalah ilmu kimia yang mempelajari
perubahan kalor dalam suatu reaksi kimia dengan
mengamati perubahan panas. Dalam praktiknya
termokian lebih banyak berhubungan dengan pengukuran
kalor yang menyertai kimia atau proses-proses yang
berhubungan dengan perubahan struktur zat. Sistem
adalah bagian yang diamati, misalnya suatu reaksi kimia
yang sedang terjadi dalam gelas kimia. Lingkungan
adalah faktor diluar sistem, misalnya faktor suhu dan
tekanan. Reaksi endoterm adalah reaksi yang disertai
dengan perpindahan kalor dari lingkungan ke sistem yang
ditandai dengan adanya penurunan suhu lingkungan
disekitar sistem. Reaksi endoterm adalah reaksi yang
disertai perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan yang
ditandai dengan adanya kenaikan suhu lingkungan
disekitar sistem.
Tujuan percobaannya adalah untuk mempelajari
bahwa setiap reaksi kimia selalu disertai dengan
perubahan energy, perubahan kalor dapat diukur atau
dipelajari dengan percobaan yang sederhana, dan reaksi
kimia dapat berlangsung secara eksoterm atau endoterm.
Prinsip percobaannya adalah berdasarkan Hukum
Hess yang menyatakan bahwa Kalor yang dibebaskan
atau diserap tidak bergantung pada jalannya reaksi, tetapi
hanya bergantung pada keadaan awal dan akhir. Hukum
Black Kalor yang diserap akan sama dengan kalor yang
yang dilepas. Hukum Lavoisier Setiap reaksi kimia,
massa zat bereaksi sama dengan massa produk reaksi.
METODOLOGI
Alat dan Bahan
Alat yang di gunakan dalam praktikum atau
percobaan kali ini adalah gelas kimia, termometer,
kalorimeter, Bunsen, kaki tiga, kawat kasa, klem dan statif.

Bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah


aquadest, CuSO4, Zn, Etanol, HCl, dan NaOH.
Metode Percobaan
1. Metode Percobaan
Kalorimeter

Penentuan

Ketetapan

20 mL aquadest
ukur suhu (Td)

40 mL aquadest
dipanaskan ukur
suhu (Tp)

Campurkan !

Ukur suhu
campuran (Tc)
selama 10 menit
selang waktu 1
menit

Gambar 2. Metode Percobaan Penentuan Kalor Reaksi


Zn(s) + CuSO4
3. Metode Percobaan Penentuan Kalor Etanol
dalam Air
29 mL etanol ukur
suhu (Tetanol)

18 mL
aquadest
Ukur suhu
(Taq)

Gambar 1. Metode Percobaan Penentuan Ketetapan


Kalorimeter
2. Metode Percobaan Penentuan Kalor Reaksi Zn(s)
+ CuSO4

Serbuk Zn 2 gram

Campurkan dan ukur suhu


campuran (Tcamp) selama 4
menit selang waktu
setengah menit
Gambar 3. Metode Percobaan Penentuan Kalor Etanol
dalam Air
4. Metode Percobaan Penentuan Kalor Penetralan
HCl dan NaOH

20 mL NaOH
2M. ukur suhu
(THCl)

20 mL NaOH 2M.
ukur suhu (TNaOH)

20 mL CuSO4
ukur suhu awal
(Td).
Campurkan !

Campurkan Zn ukur suhu


campuran (Tc) selama 2 menit
dengan selang waktu
setengah menit

Ukur suhu (Tc)


dengan
termometer
selama 5 menit
dalam selang
waktu setengah
menit

Gambar 4. Metode Percobaan Penentuan Kalor


Penetralan HCl dan NaOH
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
Tabel 1. Hasil Pengamatan Penentuan Ketetapan
Kalorimeter

x(t)

y(T)

x2

xy

314

314

313

626

312

936

310

16

1240

311

25

1555

311

36

1866

310

49

2170

311

64

2488

310

81

2790

10

10

309

100

3090

55

3.111

385

17.075

(Sumber: Dewi Nurhikmawati, Kelompok I, Meja 04, 2013)

Grafik Penentuan Ketetapan Kalorimeter


316
314
312
temperature

310

T.camp
Nilai y

308
306
0

10

12

time

(Sumber: Dewi Nurhikmawati, Kelompok I, Meja 04, 2013)


Tabel 2. Hasil Pengamatan Penentuan Kalor Reaksi Zn + CuSO4
n
x(t)
y(T)
x2
1
0,5
326
0,25
2
1
332
1
3
1,5
331
2,25
4
2
332
4

5
1321
7,5
(Sumber: Dewi Nurhikmawati, Kelompok I, Meja 04, 2013)

xy
163
332
496,5
664
1655,5

Grafik Penentuan Kalor Reaksi Zn + CuSO4


334
332
330
temperature

328
326

T.camp

324

Nilai y

322
0.4

0.6

0.8

1.2

1.4

1.6

1.8

2.2

time

(Sumber: Dewi Nurhikmawati, Kelompok I, Meja 04, 2013)


n
1
2
3
4
5
6
7
8

Tabel 3. Hasil Pengamatan Penentuan Kalor dan Etanol dalam Air


x(t)
y(T)
x2
0,5
305
0,25
1
305
1
1,5
305
2,25
2
305
4
2,5
305
6,25
3
305
9
3,5
305
12,25
4
305
16
18
2440
51

xy
152,5
305
457,5
610
762,5
915
1067,5
1220
5490

(Sumber: Dewi Nurhikmawati, Kelompok I, Meja 04, 2013)

Grafik Penentuan Kalor dan Etanol dalam Air


400
300
temperature

200
T.camp

100

Nilai y

0
0

0.5

1.5

2.5

3.5

4.5

time

(Sumber: Dewi Nurhikmawati, Kelompok I, Meja 04, 2013)


Tabel 4. Hasil Pengamatan Penentuan Kalor Penetralan HCl + NaOH
n
x(t)
y(T)
x2
1
0,5
308
0,25
2
1
309
1
3
1,5
308
2,25
4
2
308
4
5
2,5
308
6,25
6
3
308
9
7
3,5
307
12,25
8
4
308
16
9
4,5
308
20,25
10
5
308
25

27,5
3080
96,25
(Sumber: Dewi Nurhikmawati, Kelompok I, Meja 04, 2013)

xy
154
309
462
616
770
924
1074,5
1232
1386
1540
8467,5

Grafik Penentuan Kalor Penetralan HCl + NaOH


310
309
temperature

308
T.camp

307

Nilai y

306
0

time

(Sumber: Dewi Nurhikmawati, Kelompok I, Meja 04, 2013)


Pembahasan :
Pada praktikum Termokimia didapatkan beberapa
hasil pengamatan Penentuan Ketetapan Kalorimeter
dengan Q1 = 2856K , Q2 = 8064K , Q3 = 5208K , Td =
298K , Tc = 315K , Tp = 363K, dan K = 306,35. Hasil

Pengamatan Penentuan Kalor Reaksi Zn + CuSO4


dengan Q4 = 8577,8K , Q5 = 2471,88K , Q6 =
11049,68K , H = 368.322,66K , Tc = 327K, Td = 299K.
Hasil Pengamatan Penentuan Kalor Etanol dalam Air

dengan Taquadest = 301K , Tetanol = 300K , Q7 = 340,2K


, Q8 = 250,56K , Q9 = 1378,55K , Q10 = 1969,335K, H =
89515,23K. Hasil Pengamatan Penentuan Kalor
Penetralan HCl dan NaOH dengan TNaOH = 297K , THCl
= 298K , Q11 = 1663,2K , Q12 = 3216,68K , Q13 =
4879,88K, dan H = 7176,3K.
Faktor kesalahan yang mungkin terjadi diakibatkan
human error seperti tidak menempatkan termometer
secara benar atau menempel pada dinding kalorimeter
sehingga tidak mengukur nilai suhu sebenarnya, mata
tidak sejajar dengan skala termometer sehingga tidak
membaca temperatur pada termometer secara tepat, Zn,
CuSO4 dan etanol yang digunakanyang digunakan sudah
tercemar zat lain (kontaminasi),selain itu kalorimeter yang
digunakan mengalami kebocoran, dan tutup kalorimeter
yang digunakan tidak sesuai dengan lubang mulut
kalorimeter dan lubang untuk termometer terlalu berat
sehingga terdapat kalor yang keluar dari sistem dan tidak
terhitung dengan benar.
Termokimia adalah ilmu yang mempelajari hubungan
antara energi panas dan energi kimia.Sedangkan energi
kimia didefinisikan sebagai energi yang dikandung setiap
unsur atau senyawa.Energi kimia yang terkandung dalam
suatu zat adalah semacam energi potensial zat
tersebut.Energi potensial kimia yang terkandung dalam
suatu zat disebut panas dalam atau entalpi dan
dinyatakan dengan simbol H. Selisih antara entalpi
reaktan dan entalpi hasil pada suatu reaksi disebut
perubahan entalpi reaksi.Perubahan entalpi reaksi diberi
simbol H. (Rashul, 2012)
Hukum Hess menyatakan kalor yang dibebaskan
atau diserap tidak bergantung pada jalannya reaksi tetapi
bergantung pada keadaan awal dan akhir..Energi ikatan
adalah energi yang diperlukan untuk memutuskan ikatan
oleh satu molekul gas menjadi atom-atom dalam keadaan
gas.Harga energi ikatan selalu positif, dengan satuan kJ
atau kkal, serta diukur pada kondisi zat-zat berwujud
gas. Kapasitas kalor suatu zat (C) adalah banyaknya
kalor (Q) yang diperlukan untuk menaikkan suhu suatu zat
sebesar 1 kelvin. (Zulfikar, 2010)
C = Q/T atau Q = C.T
Definisi kalor jenis. Kalor jenis sering disebut
kapasitas kalor jenis, dengan simbol c. kalor jenis
diartikan dengan banyak kalor yang diperlukan untuk
menaikkan suhu 1 kilogram zat sebesar 1 kelvin, dan
dirumuskan : (Zulfikar, 2010)
C = Q / m .t
Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk
mengukur perubahan panas.Pengukuran jumlah kalor
reaksi yang diserap atau dilepaskan pada suatu reaksi
kimia dengan eksperimen disebut kalorimetri.Prinsip kerja
kalorimrter adiabatik adalah tidak terjadinya perpindahan
panas antara sistem dengan lingkungan.Kalorimeter
adiabatik sederhana disusun sedemikian rupa dengan
menggunakan isolator yang ditempatkan disekeliling gelas

kimia agar dapat memperlambat pertukaran kalor antara


sistem dengan lingkungan.(Rashul, 2012)
Kalor reaksi dapat dinyatakan sebagai perubahan

energi produk dan reaktan pada volume konstan ( E)


atau pada tekanan konstan ( H), sebagai contoh
adalah reaksi :(Rashul, 2012)
Reaktan (T) Produk (T)

E=E
produk Ereaktan

Pada temperatur konstan dan volume konstan.

H=H
produk Hreaktan

Pada temperatur konstan dan tekanan konstan.


Satuan SI untuk E dan H adalah joule, yaitu satuan
energi tetapi satuan umum yang lain adalah kalori.
Umumnya harga E atau H untuk tiap reaktan dan produk
dinyatakan sebagai Joule mol-1 atau kJ mol-1 pada
temperatur konstan tertentu, biasanya 298 K.Jika

atau

H positif, reaksi dinyatakan endotermis dan

jika

E atau

H negatif, reaksi disebut

eksotermis.Proses pelepasan energi sebagai kalor


disebut eksoterm. Semua reaksi pembakaran adalah
eksoterm. Proses yang menyerap energi sebagai kalor
disebut endoterm, contohnya adalah penguapan air.
Proses endoterm dalam sebuah wadah adiabatik
menghasilkan penurunan temperatur sistem, proses
eksoterm menghasilkan kenaikan temperatur. Proses
endoterm yang berlangsung dalam wadah diatermik, pada
kondisi eksoterm dalam wadah diatermik menghasilkan
aliran energi ke dalam sistem sebagai kalor. Proses
eksoterm dalam wadah diatermik menghasilkan
pembebasan energi sebagai kalor dalam lingkungan.
(Rashul, 2012)
Entalpi (H) adalah jumlah total dari semua bentuk
energi. Entalpi (H) suatu zat ditentukan oleh jumlah energi
dan semua bentuk energi yang dimiliki zat yang jumlahnya
tidak dapat diukur dan akan tetap konstan selama tidak
ada energi yang masuk atau keluar dari zat. . Misalnya
entalpi untuk air dapat ditulis H H20 (l) dan untuk es ditulis
H H20 (s).Untuk menyatakan kalor reaksi pada tekanan
tetap (qp) digunakan besaran yang disebut Entalpi (H ).
(Rashul, 2012)
H = E + ( P.V )
DH = DE + ( P.DV )
DH = (q + w ) + ( P.DV )
DH = qp ( P.DV ) + ( P.DV )
DH = qp
Untuk reaksi kimia :
DH = Hp Hr
Hp= entalpi produk
Hr = entalpi reaktan

Reaksi pada tekanan tetap :


qp =DH ( perubahan entalpi )
Reaksi pada volume tetap :
qv =DE ( perubahan energi dalam )
Perubahan kalor atau entalpi yang terjadi selama
proses penerimaan atau pelepasan kalor dinyatakan
dengan perubahan entalpi (H) . Harga entalpi zat
sebenarnya tidak dapat ditentukan atau diukur. Tetapi H
dapat ditentukan dengan cara mengukur jumlah kalor
yang diserap sistem. Misalnya pada perubahan es
menjadi air, yaitu 89 kalori/gram.Pada perubahan es
menjadi air, H adalah positif, karena entalpi hasil
perubahan, entalpi air lebih besar dari pada entalpi
es.Pada perubahan kimia selalu terjadi perubahan entalpi.
Besarnya perubahan entalpi adalah sama besar dengan
selisih antara entalpi hasil reaksi dan jumlah entalpi
pereaksi.Setiap sistem atau zat mempunyai energi yang
tersimpan didalamnya.Energi potensial berkaitan dengan
wujud zat, volume, dan tekanan.Energi kinetik ditimbulkan
karena atom atom dan molekul-molekul dalam zat
bergerak secara acak. Jumlah total dari semua bentuk
energi itu disebut entalpi (H) . Entalpi akan tetap konstan
selama tidak ada energi yang masuk atau keluar dari zat. .
Misalnya entalpi untuk air dapat ditulis H H20 (l) dan untuk
es ditulis H H20 (s).Entalpi (H) suatu zat ditentukan oleh
jumlah energi dan semua bentuk energi yang dimiliki zat
yang jumlahnya tidak dapat diukur. Perubahan kalor atau
entalpi yang terjadi selama proses penerimaan atau
pelepasan kalor dinyatakan dengan perubahan entalpi
(H) . Misalnya pada perubahan es menjadi air, maka
dapat ditulis sebagai berikut:(Rashul, 2012)
H = H H20 (l) -H H20 (s)
Harga entalpi zat sebenarnya tidak dapat ditentukan
atau diukur. Tetapi H dapat ditentukan dengan cara
mengukur jumlah kalor yang diserap sistem. Misalnya
pada perubahan es menjadi air, yaitu 89 kalori/gram.Pada
perubahan es menjadi air, H adalah positif, karena
entalpi hasil perubahan, entalpi air lebih besar dari pada
entalpi es.Termokimia merupakan bagian dari ilmu kimia
yang mempelajari perubahan entalpi yang menyertai
suatu reaksi.Pada perubahan kimia selalu terjadi
perubahan entalpi. Besarnya perubahan entalpi adalah
sama besar dengan selisih antara entalpi hasil reaksi dam
jumlah entalpi pereaksi.Pada reaksi endoterm, entalpi
sesudah reaksi menjadi lebih besar, sehingga H positif.
Sedangkan pada reaksi eksoterm, entalpi sesudah reaksi
menjadi lebih kecil, sehingga H negatif.Perubahan
entalpi pada suatu reaksi disebut kalor reaksi.Kalor reaksi
untuk reaksi-reaksi yang khas disebut dengan nama yang
khas pula, misalnya kalor pembentukan,kalor penguraian,
kalor pembakaran, kalor pelarutan dan sebagainya.
(Rashul, 2012)
Prinsip dasar kalorimetri adalah menentukan jumlah
kalor reaksi dengan menggunakan kalorimeter.Kalorimeter

adalah alat yang dapat digunakan untuk menentukan H


reaksi melalui pengukuran kalor reaksi.Jumlah kalor
reaksi tergatung dari sifat termal zat.sifat termal zat
adalah kemampuan zat untuk menyerap atau melepas
kalor. Ada dua jenis sifat termal yang terkait yaitu kalor
jenis yang merupakan sifat termal intensif dan kapasitas
kalor yang merupakakan sifat termal ekstensif.
Perubahan energi dapat terjadi dalam suatu sistem
maupun lingkungan.Sistem dapat berupa gas, uap air, dan
uap dalam kontak dengan cairan. Secara umum sistem
dibagi 3 macam, yaitu :(Rashul, 2012)
Sistem tersekat (terisolasi) : sistem yang tidak ada
pertukaran energi maupun materi ke lingkungan. Contoh:
termos.(Rashul, 2012)
Sistem tertutup : sistem yang memungkinkan
terjadinya pertukaran energi tanpa pertukaran materi ke
lingkungan. Contoh: sejumlah gas dalam silinder yang
dilengkapi penghisap.(Rashul, 2012)
Sistem terbuka : sistem yang memungkinkan
terjadinya pertukaran energi dan materi ke lingkungan.
Contohnya: suatu zat dalam gelas kimia.(Rashul, 2012)
Aplikasi di bidang pangan dari termodinamika adalah
sebagai konsep awal atau prinsipo kerja dari termos air
dingin maupun air panas karena termos mampu
menyimpan panas cukup lama, prinsip kerja dari panci
presto dan autoclave yang digunakan untuk sterilisasi alat
bahan mikrobiologi merupakan suatu penerapan dari
termodinamika, proses pembuatan yoghurt, tapai dan
proses fermentasi lainnya, proses pembakaran,
pemutusan ikatan C=C pada lemak tak jenuh dalam
proses pembuatan margarin juga berkaitan dengan
termokimia.
KESIMPULAN
Dalam melakukan percobaan termokimia di
laboratorium praktikan dapat mengukur perubahan kalor
reaksi, dapat mempelajari bahwa setiap reaksi kimia
selalu disertai dengan perubahan energi.Praktikan juga
harus lebih berhati-hati dalam melakukan percobaan agar
diperoleh hasil yang optimal dan akurat. Pada praktikum
Termokimia didapatkan beberapa hasil pengamatan
Penentuan Ketetapan Kalorimeter dengan Q1 = 2856K ,
Q2 = 8064K , Q3 = 5208K , Td = 298K , Tc = 315K , Tp =
363K, dan K = 306,35. Hasil Pengamatan Penentuan
Kalor Reaksi Zn + CuSO4 dengan Q4 = 8577,8K , Q5 =
2471,88K , Q6 = 11049,68K , H = 368.322,66K , Tc =
327K, Td = 299K. Hasil Pengamatan Penentuan Kalor
Etanol dalam Air dengan Taquadest = 301K , Tetanol =
300K , Q7 = 340,2K , Q8 = 250,56K , Q9 = 1378,55K ,
Q10 = 1969,335K, H = 89515,23K. Hasil Pengamatan
Penentuan Kalor Penetralan HCl dan NaOH dengan
TNaOH = 297K , THCl = 298K , Q11 = 1663,2K , Q12 =
3216,68K , Q13 = 4879,88K, dan H = 7176,3K.
DAFTAR PUSTAKA

Sutrisno, Ela T. dan Ina S.T.(2013). Penuntun Praktikum


Kimia Dasar. Bandung.
Rashul, Idoel, 2012.
Termokimia.http://idoelman.blogspot.com/2012/01/cont

oh-tugas-laporan-praktikum-kimia.htmlAccessed : 23
Desember 2013
Zulfikar, 2010. Hukum Termokimia. http://www.chem-istry.org/hukum-hukum-dalam-termokimia/Accessed :
23 Desember 2013

LAMPIRAN
A. Hasil Pengamatan Penentuan Ketetapan Kalorimeter
a = (y . x2) (x . xy)
y3 = a + bx3
n(x2) - (x)2
= 313,467 + (-0,43)3
= (3111 . 385) (55 . 17075)
= 312,177
2
10(385) (55)
y4 = a + bx4
= 1.197.735 939.125
= 313,467 + (-0,43)4
3850 3025
= 311,747
= 258.610
y5 = a + bx5
825
= 313,467 + (-0,43)5
= 313,467
= 311,317
y6 = a + bx6
b = n(xy) (x . y)
= 313,467 + (-0,43)6
n(x2) - (x)2
= 310,887
= 10(17075) (55 . 3111)
y7 = a + bx7
10(385) (55)2
= 313,467 + (-0,43)7
= 170.750 171.105
= 310,457
3850 3025
y8 = a + bx8
= -0,43
= 313,467 + (-0,43)8
= 310,027
y1 = a + bx1
y9 = a + bx9
= 313,467 + (-0,43)1
= 313,467 + (-0,43)9
= 313,037
= 309,597
y2 = a + bx2
y10 = a + bx10
= 313,467 + (-0,43)2
= 313,467 + (-0,43)10
= 312,607
= 309,167

B. Hasil Pengamatan Penentuan Kalor Reaksi Zn + CuSO 4


a = (y . x2) (x . xy)
y1 = a + bx1
n(x2) - (x)2
= 326 + (3,4 . 0,5)
= (1321 . 7,5) (5 . 1655,5)
= 326 + 1,7
4(7,5) (5)2
= 327,7
= 9907,5 8277,5
y2 = a + bx2
30 25
= 326 + (3,4 . 1)
= 1630
= 326 + 3,4
5
= 329,4
= 326
y3 = a + bx3
= 326 + (3,4 . 1,5)
b = n(xy) (x . y)
= 326 + 5,1
n(x2) - (x)2
= 331,1
= 4(1655,5) (5.1321)
y4 = a + bx4
4(7,5) (5)2
= 326 + (3,4 . 2)
= 6622 6605
= 326 + 6,8
30 25
= 332,8
= 3,4
T1j = TC +Td
= 327 299
= 28

Q1 = M . C . (Tc Td)
= 40 . 4,2 . (315 298)
= 40 . 4,2 . 17
= 2856
Q2 = M . C . (Tp Tc)
= 40 . 4,2 . (363 315)
= 40 . 4,2 . 48
= 8064
Q3 = Q 2 - Q1
=8064 2856
= 5208
K = Q3
(Tc Td)
= 5208
17
= 306,35

Q4 = K. T1j
= 306,35 . 28
= 8577,8
Q =M .
5

camp

camp .

Ccamp . T1j

= 22 . 1,14 . 3,52 . 28
= 2471,88
Q6 = Q 4 + Q 5
= 8577,8 + 2471,88
= 11049,68
mol = gram
Mr
= 2
65,4
= 0,03
H = Q6
mol Zn
= 11049,68
0,03
= 368.322,66

C. Hasil Pengamatan Penentuan Kalor Etanol dalam Air


a = (y . x2) (x . xy)
y4 = a + bx4
2
2
n(x ) - (x)
= 305 + 0
= (2440 . 51) (18 . 5490)
= 305
8(51) (18)2
y5 = a + bx5
= 124.440 98.820
= 305 + 0
408 324
= 305
= 25620
y6 = a + bx6
84
= 305 + 0
= 305
= 305
y7 = a + bx7
b = n(xy) (x . y)
= 305 + 0
n(x2) - (x)2
= 305
= 8(5490) (18.2440)
y8 = a + bx8
8(51) (18)2
= 305 + 0
= 43920 43920
= 305
408 324
TA = y1 + y8
= 0
2
y1 = a + bx1
= 305 + 305
= 305 + 0
2
= 305
= 305
y2 = a + bx2
= 305 + 0
TM = Taquadest + Tetanol
= 305
2
y3 = a + bx3
= 301 + 300
= 305 + 0
2
= 305
= 300,5
T2j = TA +TM
= 305 300,5
= 4,5

D. Hasil Pengamatan Penentuan Kalor Penetralan HCl + NaOH


a = (y . x2) (x . xy)
y1 = a + bx1
n(x2) - (x)2
= 308,33 + (-0,12)0,5
= (3080 . 96,25)-(27,5. 8467,5)
= 308,33 0,06
10(96,25) (27,5)2
= 308,27
= 296.450 232.856,25
y2 = a + bx2
962,5 756,25
= 308,33 + (-0,12)1
= 63593,75
= 308,33 0,12
206,25
= 308,21
= 308,33
y3 = a + bx3
= 308,33 + (-0,12)1,5
b = n(xy) (x . y)
= 308,33 0,18
2
2
n(x ) - (x)
= 308,15
= 10(8467,5) (27,5 . 3080)
y4 = a + bx4
10(96,25) (27,5)2
= 308,33 + (-0,12)2
= 84675 8400
= 308,33 0,24
962,5 756,25
= 308,09
= -0,12
y5 = a + bx5
= 308,33 + (-0,12)2,5

Q7 = Maquadest . Caquadest . T2j


= 18 . 4,2 . 4,5
= 340,2
Q8 = Metanol . Cetanol . T2j
= 29 . 1,92 . 4,5
= 250,56
Q9 = K. T2j
= 306,35 . 4,5
= 1378,575
Q10 = Q7 + Q8 + Q9
= 340,2 + 250,56 + 1378,57
= 1969,335
mol = gram
Mr
= 1,01761
46
= 0,022
H = Q10
mol etanol
= 1969,335
0,022
= 89515,23

TA = y1 + y10
2
= 308,27 + 307,73
2
= 308
TM = TNaOH + THCl
2
= 297 + 298
2
= 297,5
T3j = TA +TM
= 308 297,5
= 10,5
Q11 = M . C . T3j
= 40 . 3,96 . 10,5
= 1663,2

y6 = a + bx6
= 308,33 + (-0,12)3
= 308,33 0,36
= 307,97
y7 = a + bx7
= 308,33 + (-0,12)3,5
= 308,33 0,42
= 307,91
y8 = a + bx8
= 308,33 + (-0,12)4
= 308,33 0,48
= 307,85

= 308,33 0,3
= 308,03
y9 = a + bx9
= 308,33 + (-0,12)4,5
= 308,33 0,54
= 307,79
y8 = a + bx8
= 308,33 + (-0,12)5
= 308,33 0,6
= 307,73

Q12 = K. T3j
= 306,35 . 10,5
= 3216,68
Q13 = Q711+ Q812
= 1663,2 + 3216,68
= 4879,88
H = Q13
mol NaCl
= 4879,88
0,68
= 7176,3

Anda mungkin juga menyukai