PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sifat koligatif larutan adalah sifat
larutan yang tidak bergantung pada jenis
zat terlarut tetapi hanya bergantung pada
konsentrasi pertikel zat terlarutnya. Sifat
koligatif larutan terdiri dari dua jenis,
yaitu sifat koligatif larutan elektrolit dan
sifat koligatif larutan nonelektrolit.
Meskipun sifat koligatif melibatkan
larutan, sifat koligatif tidak bergantung
pada interaksi antara molekul pelarut
dan zat terlarut, tetapi bergatung pada
jumlah zat terlarut yang larut pada suatu
larutan. Sifat koligatif terdiri dari
penurunan tekanan uap, kenaikan titik
didih, penurunan titik beku, dan tekanan
osmotik.
Pembentukan suatu larutan tidak
menimbulkan pengaruh terhadap sifatsifat kimia zat penyusun larutan
tersebut. Air suling (air murni) dan air
sumur (air yang mengandung zat
terlarut) memperlihatkan reaksi yang
sama jika misalnya direaksikan dengan
Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan sifat
koligatif
larutan
adalah
untuk
menentukan penurunan tekanan uap,
titik beku larutan, menentukan titik didih
larutan dan menentukan tekanan
osmotik pada suatu larutan.
Prinsip Percobaan
Prinsip dari sifat koligatif larutan
adalah berdasarkan prinsip Roult yang
menyatakan bahwa penurunan titik beku
larutan ( Tb) sebanding dengan
konsentrasi larutan yang dinyatakan
dengan metode molaritas yaitu :
1. Penurunan tekanan uap
P = X. P0
2. Penurunan titik beku
Tb = Kb . m
3. Kenaikkan titk didih
Td = Kd . m
4. Tekanan Osmotik
= MRT.
atau
TINJAUAN PUSTAKA
Sifat Koligatif Larutan
Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang
tidak bergantung pada jenis zat terlarut tetapi hanya
bergantung pada konsentrasi pertikel zat terlarutnya.
Sifat koligatif larutan terdiri dari dua jenis, yaitu
sifat koligatif larutan elektrolit dan sifat koligatif
larutan nonelektrolit. Meskipun sifat koligatif
melibatkan larutan, sifat koligatif tidak bergantung
pada interaksi antara molekul pelarut dan zat
terlarut, tetapi bergatung pada jumlah zat terlarut
yang larut pada suatu larutan. Sifat koligatif terdiri
dari penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih,
penurunan titik beku, dan tekanan osmotik.
(Anonim, 2011)
Penurunan Tekanan Uap
Tekanan uap (vapor pressure) adalah ukuran
kecenderungan molekul-molekul suatu cairan untuk
lolos menguap. Makin besar tekanan uap suatu
cairan, makin mudah molekul-molekul cairan itu
berubah menjadi uap. Harga tekanan uap akan
membesar (cairan makin mudah menguap) apabila
suhu dinaikkan.
Tekanan uap suatu cairan bergantung pada
banyaknya molekul di permukaan yang memiliki
cukup energi kinetik untuk lolos dari tarikan
molekul-moleku tetangganya. Jika ke dalam cairan
itu dilarutkan suatu zat, maka kini yang menempati
permukaan bukan hanya molekul pelarut, tetapi juga
molekul zat terlarut. Karena molekul pelarut di
permukaan makin sedikit, maka laju penguapan
akan berkurang. Dengan kata lain, tekanan uap
cairan itu turun. Makin banyak zat terlarut, makin
besar pula penurunan tekanan uap.
Besarnya tekanan uap dirumuskan sebagai
berikut :
Keterangan :
P0
= tekanan uap pelarut murni
XA
= fraksi mol pelarut
P
= penurunan tekanan uap
XB
= fraksi mol terlarut
P0 > P (tekanan uap pelarut murni lebih besar
dibandingkan tekanan uap larutan).
Kenaikan Titik Didih
Titik didih zat cair adalah suhu tetap pada saat
zat cair mendidih. Pada suhu ini, tekanan uap zat
cair sama dengan tekanan udara di sekitarnya. Hal
ini menyebabkan terjadinya penguapan di seluruh
bagian zat cair. Titik didih zat cair diukur pada
tekanan 1 atmosfer. Dari hasil penelitian, ternyata
titik didih larutan selalu lebih tinggi dari titik didih
pelarut murninya. Hal ini disebabkan adanya
partikel - partikel zat terlarut dalam suatu larutan
menghalangi peristiwa penguapan partikel - partikel
pelarut. Oleh karena itu, penguapan partikel partikel pelarut membutuhkan energi yang lebih
besar. Perbedaan titik didih larutan dengan titik
didih pelarut murni di sebut kenaikan titik didih
yang dinyatakan dengan (Tb).
(Anonim, 2011)
P = P0 - P
menurut Raoult,
P = Po X A
maka,
P =
=
=
P =
Tb = Tblarutan Tbpelarut
Keterangan :
P0 P
P0 P0 . XA
P0 ( 1- XA)
P0 . XB
n
v
Tf = Tfp Tfl
menurut Raoult,
Tf = m . Kf
atau
Ket.
Tfp
Tfl
m
Kf
P
Gram
Mr
1000
P
:
= titik beku
Tf pelarut
=
x
x Kf
= titik beku larutan
= molalitas larutan
= konstanta titik beku molal
= berat pelarut
Tekanan Osmotik
Suatu larutan yang encer memiliki tekanan
uap yang lebih besar daripada larutan yang pekat.
Artinya, molekul-molekul pelarut dalam larutan
encer memiliki kecenderungan lolos yang lebih
besar.
Tekanan osmotik adalah tekanan yang
diberikan kepada larutan sehingga dapat mencegah
mengalirnya molekul. Pelarut memasuki sela-sela
selaput semipermeabel.
Misalnya suatu larutan encer dan suatu
larutan pekat dipisahkan oleh selaput (membran)
yang semipermeabel, yaitu selaput yang dapat
ditembus oleh molekul pelarut, tetapi tidak mampu
n
V
atau
Ket.
M
R
T
xRxT
:
= mol/ l
= 0,082
= 0K ( 0C + 273)
METODOLOGI PERCOBAAN
Alat yang Digunakan
Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah
neraca digital, kertas timbang, botol semprot,
termometer, tabung reaksi, penjepit tabung, gelas
kimia, kawat kassa, kaki tiga, pembakar bunsen,
statif, dan klem.
Bahan yang Digunakan
Bahan-bahan yang digunakan selama
percobaan sifat koligatif yaitu 200 ml air, 10 g gula
pasir, 5 g naftalena, dan 1 g belerang.
Metode Percobaan
Statip
Air
Gelas Kimia
Kaki Tiga
Pembakar Bunsen
T (suhu)
(0C)
1.
1
920C
2.
2
890C
3.
3
850C
4.
4
830C
Tf
5.
5
800C
naftalena =
6.
6
780C
- 1,35
0
C
7.
7
780C
0
8.
8
77 C
9.
9
750C
10.
10
730C
11.
11
720C
12.
12
700C
Timbang serbuk belerang sebanyak 1 g.
Panaskan kembali aquadest dalam gelas kimia
sampai semua naftalena menjadi cair kembali.
Masukkan serbuk belerang dalam tabung reaksi
yang berisi naftalena aduk sampai semua belerang
terlarut dalam naftalena. Keluarkan pembakaran dan
padamkan apinya, selanjutnya lakukan pengamatan
seperti pada langkah diatas sampai suhu 70C.
Buatlah grafik hubungan waktu dengan suhu dan
tentukan titik beku belerang dalam naftalena.
t (menit)
Termometer
Tabung reaksi
Statip
Air
Gelas Kimia
Kaki Tiga
Pembakar Bunsen
Termometer
Tabung reaksi
Air
Gelas Kimia
Kaki Tiga
Pembakar Bunsen
78
68
0
78
2
8 10 12 14 16
Waktu (menit)
68
0
10 12 14 16
Waktu (menit)
80 0C
92 0C
12 0C
12 0C
80 0C/m
Tawal
Takhir
Tb
T
Kb
Belerang
No. t (menit)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
T (suhu)
(0C)
940C
920C
880C
860C
830C
800C
780C
760C
750C
740C
740C
730C
720C
700C
Tabel 2.
Penurunan
Titik Beku
Naftalena +
Tf
=
- 1,35
0
C
Tf
belerang =
- 1,07
0
C
naftalena
(Anonim, 2011)
Selaput semi permiabel yaitu selaput yang
hanya dapat dilewati oleh pelarut atau molekul air
dan zat-zat non polar lainnya. Osmosis adalah
perpindahan air melalui membran permeabel
selektif dari bagian yang lebih encer ke bagian yang
lebih pekat. Membran semipermeabel harus dapat
ditembus oleh pelarut, tapi tidak oleh zat terlarut,
yang mengakibatkan gradien tekanan sepanjang
membran. Osmosis merupakan suatu fenomena
alami, tapi dapat dihambat secara buatan dengan
meningkatkan tekanan pada bagian dengan
konsentrasi pekat menjadi melebihi bagian dengan
konsentrasi yang lebih encer. Tekanan osmotik
merupakan sifat koligatif, yang berarti bahwa sifat
ini bergantung pada konsentrasi zat terlarut, dan
bukan pada sifat zat terlarut itu sendiri.
Reverse Osmosis (RO/Osmosis Terbalik)
adalah suatu metode penyaringan yang dapat
menyaring berbagai molekul besar dan ion-ion dari
suatu larutan dengan cara memberi tekanan pada
larutan ketika larutan itu berada di salah satu sisi
membran seleksi (lapisan penyaring).
(Anonim, 2011).
Aplikasi Reverse Osmosis yaitu pengolahan air
asin menjadi tawar dan business plan isi ulang air.
Aplikasi percobaan penentuan titik beku, titik didih
dan tekanan osmotik di bidang pangan terdapat pada
es lilin, asinan, dan pembuatan telur asin
(Anonim, 2010).
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Saran
Percobaan sifat koligatif ini kita harus
mengetahui penurunan tekanan uap, penurunan titik
(2011), Penuntun
Dasar. Universitas
Takeuchi,Yoshito,
(2008),DiagramFasa,http://www.chemistry.o
rg/materi_kimia/kimia_dasar/cairan_dan_laru
tan/kesetimbangan-fasa-dan-diagram-fasa/,
Accessed : 7 Desember 2011.