Anda di halaman 1dari 9

LECTURE NOTE PERTEMUAN 11

SIFAT FISIK LARUTAN DAN KOLOID

Banyak zat yang penting digunakan dalam industri, bukanlah zat murni padat, cair dan gas akan tetapi
merupakan campuran. Terdapat dua buah campuran yaitu campuran homogen dan heterogen.
Campuran homogen adalah campuran yang dua zat atau lebih yang bercampur tanpa ada batas jelas
antara zat tersebut. Akan tetapi, pada campuran heterogen terdapat batas yang jelas antar zat. Pada
topik kali ini akan dibahas campuran homogen yaitu larutan dan koloid.

LARUTAN
Larutan adalah campuran homogen antara pelarut dan zat terlarut. Zat telarut (solute) adalah zat yang
terdapat pada jumlah yang lebih kecil, sedangkan pelarut (solvent) adalah zat yang terdapat pada
jumlah yang lebih banyak. Terdapat 6 jenis pelarut seperti yang dicantumkan pada tabel dibawah ini.

Tabel 1. Tipe larutan

Zat terlarut Pelarut Fasa Larutan Contoh


Gas Gas Gas Udara
Gas Cair Cair Minuman soda
Gas Padatan Padatan Hidrogen dalam
paladium
Cair cair cair Etanol dalam air
Padatan cair cair Larutan garam
Padatan Padatan Padatan Solder (Sn/Pb)
Kuningan (Cu/Zn)

Kita dapat membedakan karakteristik larutan dari kemampuannya untuk melarutkan zat terlarut.
Larutan tidak jenuh (unsaturated) adalah larutan yang masih bisa melarutkan zat terlarut. Larutan
jenuh (saturated) adalah larutan yang mengandung jumlah maksimum zat terlarut dalam pelarut pada
suhu tertentu. Larutan super jenuh (super saturaterd) adalah larutan yang mengandung zat terlarut
kelarutannya karena dipanaskan pada suhu tertentu. Larutan super jenuh tidak stabil dan dapat
membentuk padatan. Kritalisasi adalah proses pembentukan padatan dari larutan super jenuh.

Terdapat tiga jenis interaksi pada larutan


1. Interaksi pelarut-pelarut

2. Interaksi zat terlarut-zat terlarut

3. Interaksi zat terlarut-pelarut


Interaksi pada skala molekular

Kelarutan (solubility) adalah jumlah maksimum zat terlarut yang larut pada pelarut pada suhu
tertentu. Dua zat yang memiliki sifat yang sama akan mudah larut (like dissolves like), contohnya:

• Non polar akan larut dalam non polar (CCl4 dalam C6H6)
• Polar larut dalam polar ( etanol dalam air)
• Ion akan larut dalam pelarut polar ( NaCl dalam air)

Dua zat cair disebut miscible ketika larut pada semua proprorsi. Misalnya adalah campuran antara
air dan alkohol.

Latihan

Prediksikan kelarutan pada zat dibawah ini


a. Br2 dalam C6H6 (µ=0 D) dan air (µ=1,87D) b. KCl dalam CCl4 (µ= 0D) dan amonia (µ=1,46D

c. Formalin (CH2O) dalam CS2 (µ=0 D) dan air

Satuan Konsentrasi

Untuk menyatakan jumlah zat terlarut dalam larutan kita menyebutnya sebagai konsentrasi,
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
1. Persen massa % 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡+𝑝𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 𝑥 100%

𝑚𝑜𝑙 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡


2. Fraksi mol 𝑋𝐴 = 𝑚𝑜𝑙 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙

𝑚𝑜𝑙 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡


3. Molaritas 𝑀 = 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 (𝐿)

𝑚𝑜𝑙 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡


4. molalitas 𝑚 = 𝑘𝑔 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡

Efek suhu terhadap kelarutan

Kelarutan (solubility) adalah jumlah maksimum zat terlarut yang larut pada pelarut pada suhu tertentu
(spesifik). Pada suhu yang berbeda nilai kelarutannya akan berbeda. Pada grafik ini kita bisa
menyimpulkan pada umumnya semakin tinggi suhu, semakin besar nilai kelarutan sebaliknya semakin
kecil kelarutan.

Kristalisasi fraksional

Pada senyawa ionik suhu sangat mempengaruhi kelarutan. Akan tetapi pada beberapa senyawa,
kelarutan tidak naik ketika suhu dinaikan. Begitujuga tidak ada pengaruh antara entalpi pelarutan
terhadap kelarutan. Contohnya pada pelarutan CaCl2 bersifat eksotermik, sedangkan pada pelarutan
NH4NO3 bersifat endotermik. Akan tetapi, ketika suhu dinaikkan pada pelarutan, maka kelarutan
keduanya akan naik. Sehingga pengaruh suhu terhadap kelarutan dapat dibuktikan dengan
eksperimen.

Salah satu teknik pemisahan berdasarkan perbedaaan kelarutan adalah dengan kristalisasi
fraksional.Contohnya ketika kita memiliki campuran padatan KNO3 dan NaCl sebanyak 90 g. Cara
memisahkannya pertama dengan menambahkan 100 mL air pada 60 oC sampai semua zat larut.
Kemudian didinginkan sampai 0 oC. NaCl pada suhu 0 masih larut sedagkan KNO3 akan mengkristal.
Maka kita dapat memisahkan KNO3 murni.
Kelarutan gas

Kelarutan gas pada umumnya turun dengan meningkatnya suhu. Contohnya ketika memanaskan air,
maka akan timbul letupan gas yang nantinya akan menguap keatas sebelum air mendidih. Sehingga
meningkatnya suhu air pada ekosistem akan menurunkan kelarutan gas. Hal ini sangat berpengaruh
terdahap ekosistem air. Hal ini disebut polusi termal.

Secara umum tekanan luar tidak berpengaruh terhadap kelutan zat padat dan zat cair. Akan tetapi
tekanan sangat berpengaruh terhadap kelarutan gas. Hubungan kuantitatif mengenai pengaruh
tekanan terhadap kelarutan dijelaskan oleh hukum Henry, bahwa kelarutan gas pada cairan
bergantung persamaan c= kP

c adalah kelarutan konsentrasi gas (mol/L), k adalah tetapan dan P adalah tekanan.
SIFAT KOLIGATIF LARUTAN NON ELEKTROLIT
Sifat koligatif larutan adalah sifat yang tergantung pada jumlah zat terlarut tidak bergantung pada
sifat zat. Diantaranya adalah penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan titik beku dan
tekanan osmosis.

PENURUNAN TEKANAN UAP


Jika zat terlarut adalah zat yang tidak mudah menguap maka tekanan uap larutan selalu lebih rendah
dari pada tekanan uap pelarut.Hubungan antara tekanan uap larutan dan tekanan uap larutan
dinyatakan dengan Hukum Raoult’s, yang menyatakan tekanan uap pelarut dalam larutan (P1)
didapatkan dengan perkalian dari tekanan uap pelarut murni P1o dan fraksi mol pelarut X1

Maka jika dalam larutan terdapat 1 zat terlarut (solut), X1=1-X2

Latihan

Jika pelarut dan zat terlarut adakah zat yang mudah menguap, tekanan uap adalah
penjumlahan masing-masing tekanan uap zat. Misalnya pada campuran benzena dan toluena,
larutan ini adalah contoh larutan ideal yang mengikuti hukum Raoult’s. Salah satu karakternya
adalah entalpi pelarutannya adalah nol. Pada larutan ini tekanan total PT adalah penjumlahan
dari tekanan uap benzena dan toluena.
Terdapat dua kemungkinan larutan tidak ideal, seperti yang digambarkan pada grafik
dibawah ini:

Pada kodisi (a), gaya antar molekul A dan B lemah, sehingga zat terlarut akan sangat
mudah menguap dan bukan merupakan larutan ideal, maka tekanan uap larutan lebih besar
dari penjumlahan tekanan uap pelarut dan zat terlarut. Hal ini disebut deviasi positif, nilai
entalpi pelarutan positif (reaksi adalah reaksi eksoterm).
Pada kondisi (b), jika interaksi A dan B sangat kuat sehingga tekanan uap larutan lebih
kecil dari penjumlahan tekanan uap pelarut dan zat terlarut. Hal ini disebut deviasi negatif,
nilai entalpi pelarutan negatif (reaksi adalah reaksi endoterm).
Cara memisahkan toluena dan benzena adalah dengan destilasi fraksional. Destilasi
fraksional adalah sebuah teknik pemisahan berdasarkan perbedaan titik didih. Campuran
dipanaskan, benzena yang memiliki titik didih lebih rendah (80,1 oC) akan menguap lebih
dahulu dan didinginkan oleh air sehingga kita bisa mendapatkan benzena yang murni pada
labu.
KENAIKAN TITIK DIDIH
Adanya interaksi antara zat terlarut dan pelarut mengakibatkan proses mendidih larutan
memerlukan energi yang lebih tinggi dari pada mendidihkan pelarut saja. Hal ini disebut kenaikan
titik didih, semakin banyak zat terlarut maka semakin tinggi kenaikan titik didih larutan.

∆Tb adalah kenaikan titik didih, Kb adalah tetapan dan m adalah molalitas zat terlarut dalam kg
pelarut.

PENURUNAN TITIK BEKU

Adanya zat terlarut membuat titik beku larutan berbeda dengan titik beku pelarut. Titik beku larutan
lebih rendah dibandingkan titik beku pelarut. Selisih antara titik beku larutan dan titik beku pelarut
disebut penurunan titik beku (∆Tf)

∆Tf adalah penurunan titik beku, Kf adalah tetapan dan m adalah molalitas zat terlarut dalam kg
pelarut.
TEKANAN OSMOSIS
Osmosis adalah suatu proses perpindahan pelarut melalui membran semi permeable dari
konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi. Banyak proses biologis melibatkan proses osmosis.
Tekanan untuk menghentikan proses osmosis disebut tekanan osmosis. Berikut adalah ilustrasi dari
proses osmosis.

Π= tekanan osmosis, M= molaritas, R=tetapan (0,082 Latm/mol K), T=suhu (K)

SIFAT KOLIGATIF LARUTAN ELEKTROLIT

Pada larutan sukrosa 0,1 m dan larutan CaCl2 0,1 m ketika dibekukan. Pada larutan CaCl2, penurunan
titik beku 3 kali lipat dari larutan sukrosa. Adanya interaksi antar ion membuat sifat koligatif larutan
elektrolit dan non-elektrolit berbeda. Untuk mengkuantisasi perbedaan tersebut, terdapat faktor
van’t Hoff (i)
Koloid

Campuran homogen yang memiliki ukuran molekul lebih besar dari larutan adalah koloid. Koloid
adalah campuran dari zat pendispersi dan tesdispersi.

Anda mungkin juga menyukai