Anda di halaman 1dari 33

KELARUTAN

FARMASI FISIKA
PRAYOGA F. YUNIARTO

UNIVERSITAS KADIRI
I. PENDAHULUAN
Definisi Kelarutan
KUANTITATIF
Kadar zat terlarut yang membentuk kelarutan jenuh
pada suhu tertentu.

KUALITATIF
Interaksi spontan dari dua atau lebih zat yang
membentuk dispersi molekul homogen

LARUTAN
Suatu sistem homogen yang terdiri dari dua atau lebih
komponen
Sistem homogen
Larutan (true solution)

Sistem heterogen
Koloid, suspensi, atau emulsi

Solut = zat terlarut


Solven = pelarut

Kelarutan suatu senyawa dipengaruhi oleh:


1. Sifat fisikokimia solut
2. Sifat fisikokimia solven
3. Lingkungan (pH, suhu, tekanan)
Larutan Jenuh
Suatu larutan yang zat terlarutnya berada dalam
kesetimbangan dengan fase padat (zat terlarut)

Larutan takjenuh atau bawah jenuh


Suatu larutan yang mengandung zat terlarut dengan
kadar di bawah kadar untuk penjenuhan sempurna
pada suhu tertentu

Larutan lewat jenuh (supersaturated)


Suatu larutan yang mengandung zat terlarut dalam
kadar lebih banyak daripada yang seharusnya ada
pada suhu tertentu dan terdapat juga zat terlarut yang
tidak larut.
Pernyataan Kelarutan Secara Kuantitatif
1. Masa solut dalam masa solven
a. Persen berat (%b/b) : gram solut/100 gram solven
b.Molalitas (m) : mol solut/1000 gram solven
c. Fraksi mol (X) : x1 = n1/n1+n2
d. Persen mol : Fraksi mol X 100

2. Masa solut dalam volume solven ( ~ T)


a. Molaritas (M) : mol solut/1 Liter solven
b. Normalitas (N) : gram eqivalen solut/ 1 Liter solven
c. Persen Volum : % v/v
d. Persen berat/volume : % b/v, garm solut/100 mL solven
Tabel. Pernyataan Tingkat kelarutan (Depkes,
1995)
Jumlah bagian pelarut yang
Istilah Kelarutan diperlukan untuk melarutkan
1bagian zat
Sangat mudah larut Kurang dari 1
Mudah larut 1 sampai 10
Larut 10 sampai 30
Agak sukar larut 30 sampai 100
Sukar larut 100 sampai 1000
Sangat sukar larut 1000 sampai 10000
Praktis tidak larut Lebih dari 10000
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kelarutan
1. Struktur Molekul
Perbandingan gugus polar dan non polar
Panjang rantai nonpolar alkohol alifatik bertambah
→ kelarutan ↓

Alkohol monohidrosi, aldehida, keton, dan asam


berantai lurus yang mengandung lebih dari 4 atau 5
karbon tidak dapat masuk ke dalam struktur ikatan
hidrogen → kelarutan ↓

Gugus polar dalam molekul, spt PG, gliserin, asam tartrat


→ kelarutan ↑

Percabangan rantai karbon mengurangi efek nonpolar →


kelarutan ↑
2. Gaya Antar Molekul
a. Gaya Dipol-Dipol (van der Waals)
Gaya Dipol-Dipol terinduksi
Gaya Dipol Terinduksi-Dipol Terinduksi
b. Ikatan Hidrogen
c. Ikatan Ionik
d. Pasangan elektron Donor dan Akseptor.
Pelarut Polar
1. Air merupakan pelarut polar,konstanta dielektrik (ԑ = 80),
pelarut polar mengurangi gaya tarik menarik antar ion bermuatan
berlawanan dalam kristal spt Na Cl.

2. Pelarut polar memecahkan ikatan kovalen pada elektrolit kuat dengan


reaksi asam basa karena bersifat amfiprotik.
Air menyebabkan ionisasi HCl:

HCl + H2O → H3O+ + Cl -

3. Pelarut polar mensolvasi molekul dan ion dengan adanya interaksi


dipol, terutama pembentukan ikatan hidrogen
Ikatan Hidrogen
PELARUT NONPOLAR
Pelarut nonpolar tidak dapat mengurangi gaya tarik menarik antarion
pada elektrolit kuat dan elektrolit lemah karena konstanta dielektrik
rendah.

Tidak dapat memutus ikatan kovaalen dan tidak dapat mengionisasi


elektrolit lemah (gol pelarut aprotik)

Tidak dapat membentuk jembatan hidrogen dengan non elektrolit

Senyawa nonpolar dapat larut dalam pelarut nonpolar →


interaksi dipol nduksi (van der waals lemah)
PELARUT SEMIPOLAR
Intermediate solven

Menginduksi senyawa nonpolar dengan derajad polaritas tertentu

Meningkatkan interaksi gugus solut nonpolar dalam pelarut polar

Aseton menaikkan kelarutan eter dalam air


Propilen Glikol menaikkan kelarutan air dan minyak permen
KELARUTAN GAS DALAM CAIRAN
Contah : Sediaan Effervescent, Aerosol
Kelarutan Gas tergantung pada:
Tekanan, suhu , zat lain yang terlarut, reaksi kimia

Hukum Henry
Dalam larutan yang sangat encer, pada suhu konstan, kadar gas terlarut sebanding
dengan tekanan parsial gas di atas larutan pada kesetimbangan.
Tekanan parsial gas = P uap total di atas larutan - P uap pelarut

C2 = kadar gas terlarut


k = koefisien kelarutan
C2 = k. p p = tekanan gas parsial gas yang tidak terlarut
Syarat :
a. Berlaku untuk gas yang kelarutannya kecil
b. Tidak berlaku untuk gas yang bereaksi dengan pelarut
( Cl2, NH3, CO2 bereaksi dengan air)
c. Suhu: T↑ → Kelarutan Gas ↓ (Ekspansi Gas)
d. Adanya Zat lain yang terlarut
NaCl, Sukrosa : salting out →mengurangi densitas lingkungan air yang
berdekatan dengan molekul gas
KELARUTAN CAIRAN DALAM CAIRAN

Contoh : Elixir, Aromatic Water, Medicated Oil/Spray

LARUTAN IDEAL
Tidak ada perubahan sifat = kecuali pengenceran
Tidak ada ekspansi : Reaksi panas, penyusutan/penambahan volume

Hukum Roult's
Dalam larutan ideal tekanan uap parsial dari setiap konstituen volatil adalah sama dengan
tekanan uap konstituen murni dikalikan dengan fraksi mol kenstituen tersebut dalam
larutan.
KELARUTAN PADATAN DALAM CAIRAN
LARUTAN IDEAL
Kelarutan zat padat dalam pelarut ideal
(tidak dipengaruhi oleh sifat pelarut)
Zat Padat Kristalin Lelehan zat padat

∆ Hf, T, Tm
Tergantung pada: Suhu, T.L dan ∆Hf
∆Hf : Panas peleburan = panas pelarutan (E kisi)
Struktur kimia - sifat ikatan
Struktur kristal- energi kisi
BM: Polaritas
PENINGKATAN KELARUTAN

PENGATURAN pH

SENYAWA ASAM
SENYAWA BASA
Attwood & Florence, 2008
2. Pembentukan senyawa kompleks
3. Pelarut Campur (Kosolvensi)
4. Hidrotropi
Fenomena penambahan senyawa organik; terjadi perusakan struktur air

salting in : garam anorganik


KOEFISIEN PARTISI
menyatakan ukuran lipofilisitas senyawa

P = [Cminyak]/ [Cair]

Dipengaruhi:
a. Struktur molekul
b. Interaksi-asosiasi
c. Disosiasi
DAFTAR PUSTAKA
Florence AT and Attwood D, 2006. Physicochemical Principles of Pharmacy,
4th Ed, Pharmacetical Press, London, 56-91, 140-176.

Sinko P and Singhy, 2011. Martin’s Physical Pharmacy and Pharmaceutical


Sciences : Physical Chemical and Biopharmaceutics Principles in the
Pharmaceutical Sciences, 6th Ed, Lippincott Wiliams & Wilkins.
TERIMA KASIH

SELAMAT BELAJAR

Anda mungkin juga menyukai