Anda di halaman 1dari 5

Nama : Adinda Listyandra NN

NIM : 051611133204

TUGAS BACA KELARUTAN

Kelarutan adalah suatu sistem dimana molekul terlarut (obat/protein) larut dalam
pelarut. Larutan jenuh terjadi ketika pelarut berisi molekul terlarut pada batas
kelarutannya pada suhu dan tekanan tertentu.

Kelarutan dibagi menjadi 3 :


 Larutan jenuh:
Zat terlarut(solut) berada dalam kesetimbangan dengan fase padat (solut).
 Larutan tidak jenuh(unsaturated) atau hampir jenuh (subsaturated):
Larutan yang mengandung solut dalam konsentrasi dibawah konsentrasi yang diperlukan
supaya terjadi penjenuhan yang sempurna pada suhu tertentu.
 Larutan lewat jenuh (supersaturated):
Larutan pada suhu tertentu yang mengandung solut lebih banyak daripada normal,
sehingga terdapat solut yang tak terlarut

Berikut adalah contoh table kelarutan

A. Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan


1. Solut (zat terlarut))
a. Struktur molekul
b. Solid state
2. Solven (zat yang melarutkan)
A. Komposisi media
Aturan Fase

Kelarutan dapat dinyatakan secara singkat dan jelas dengan menggunakkan aturan fase Gibbs:

F=C-P+2 Keterangan :
F = Jumlah campuran dan jumlah kebebasan/varian 
C = Jumlah komponen
P = Jumlah fasa

Interaksi Pelarut-Zat Terlarut

Macam-macam pelarut :

1. Pelarut polar
Kelarutan suatu obat sebagian besar disebabkan oleh polaritas pelarut, yaitu momen dipol
pelarut. Pelarut polar melarutkan zat terlarut ionik dan zat polar lain.
( air bercampur dengan alkohol)
Menurut Hildebrand, momen dipol saja tidak cukup untuk menerangkan kelarutan zat.
Maka digunakan faktor lain yaitu adanya ikatan hidrogen. Air melarutkan fenol, alkohol,
aldehida, keton, amina, dan senyawa lain yang mengandung oksigen dan nitrogen yang
dapat membentuk ikatan hidrogen dengan air. Adanya perbandingan antara gugus polar
dengan non polar dalam molekul. Makin panjang rantai non polar alcohol alifatik, maka
kelarutan dalam air makin berkurang.
2. Pelarut non polar
Tidak bisa mengurangi gaya tarik-menarik antar ion pada elektrolit lemah dan elektrolit
kuat karena memiliki konstanta dielektrik yang rendah. Tidak dapat memutus ikatan
kovalen dan tidak dapat mengionisasi elektrolit lemah (pelarut aprotik)
Tetapi senyawa nonpolar dapat melarutkan zat terlarut nonpolar (like dissolve like)
melalui interaksi dipol induksi (gaya Van der Waals-London)
3. Pelarut semi polar
Dapat menginduksi suatu derajat kepolaran tertentu dalam molekul pelarut non polar.
Dapat bertindak sebagai pelarut perantara yang dapat menyebabkan bercampurnya cairan
polar dan non polar.
Misalnya aseton menaikkan kelarutan eter dalam air.
Kelarutan Gas dalam Cairan

Adalah konsentrasi gas terlarut apabila berada dalam kestimbangan dengan gas murni diatas
larutan. Yang mempengaruhi kelarutan :

1. Pengaruh tekanan, Hukum Henry


keterangan :
Cg = konsentrasi gas terlarut (g/l)
K = koefisien kelarutan
Pg = tekanan parsial gas tak terlarut (mmHg)
2. Temperatur
Jika temperatur naik, kelarutan gas turun. Karena gas ber ekspansi.
3. Salting Out
Pelepasan gas pada saat salting out disebabkan karena adanya gaya tarik menarik ionion
garam/ non elektrolit yang sangat polar dengan molekul air.
4. Reaksi Kimia
Hidrogen, klorida, amonia, dan karbok dioksida melakukan penyimpangan akibat adanya
reaksi kimia antara gas dan pelarut.
Vgas , STP
=α p
Vlarutan

Kelarutan Cairan dalam Cairan

1. Larutan ideal dan larutan nyata


Tidak ada perubahan sifat = kecuali pengenceran
Tidak ada ekspansi : Reaksi panas, penyusutan/penambahan volume
Pi=Pi°Xi
Penyimpangan negatif (cairan polar) menaikkan kelarutan, penyimpangan positif
menurunkan kelarutan (cairan non polar).
2. Larutan bercampur sebagian
Membentuk 2 lapisan. Misalnya eter dan air, fenol dan air.
Yang mempengaruhi kelarutan :
1. Pengaruh zat asing
2. Sistem 3 komponen
3. Konstanta dielektrik dan kelarutan
Makin tinggi nilai konstanta dielektrik, makin polar senyawa tersebut.
4. Hubungan molekul
5. Luas permukaan molekul dan kelarutan

Kelarutan Padatan dalam Cairan

Larutan ideal adalah Kelarutan zat padat dalam pelarut ideal (tidak dipengaruhi oleh sifat
pelarut) Tergantung pada: Suhu, T.L dan ΔHf
ΔHf : Panas peleburan = panas pelarutan (E kisi), Struktur kimia -sifat ikatan, Struktur kristal-
energi kisi, BM: Polaritas.
Larutan non ideal adalah Interaksi antara Solut-Solven
Aktivitas solut dalam larutan : γ
a2 = X2 γ ; log a2 = log X2 + log γ ; dalam larutan ideal a2 = X2 dan γ =1
Kelarutan dapat ditingkatkan dengan pengaturan pH, pembentukan senyawa kompleks, pelarut
campur, penambahan zat lain.
KOSOLVENSI
Kosolven merupakan pelarut organik larut dalam air yang penggunaanya dalam formulasi
sediaan cair dapat meningkatkan kelarutan bahan obat dengan kelarutan rendah dalam air.
Kosolvensi adalah proses pelarutan bahan obat yang kelarutannya rendah dalam air
menggunakan kosolven (pelarut campur organik dan air). Berikut adalah macam-macam
kosolven
Konstanta dielektrik adalah perbandingan nilai kapasitansi kapasitor pada bahan
dielektrik dengan nilai kapasitansi di ruang hampa.
Dcamp−Dair
Forg =
Dorg−Dair

HIDROTROPI
Hidrotropi adalah Fenomena penambahan senyawa organik; terjadi perusakan struktur air.
Contohnya adalah salting in : garam anorganik pada Urea, Nikotinamid, Na benzoat, Na salisilat.

FENOMENA DISTRIBUSI
Koefisien Partisi (P): menyatakan ukuran lipofilisitas senyawa
Lipofilisitas ~ kemampuan molekul obat berpartisi antara dua larutan yang tidak campur (e.g. air
dan minyak)
P = [Cminyak]/ [Cair]

PENGUKURAN KOEFISIEN PARTISI


Didapat dengan menentukan konsentrasi kesetimbangan suatu obat dalam fase berair dan
fase minyak yang akan kontak satu dengan yang lain pada suhu dan tekanan konstan.
Harga P merupakan ukuran afinitas relatif molekul obat terhadap fase air dan fase minyak.

P >> : Kelarutan obat dalam fase minyak >>


~ transpor obat melewati membran saat absorbsi

FAKTOR BERPENGARUH
a. Struktur molekul
b. Interaksi-asosiasi
c. Disosiasi
Sumber : Martin’s Physical Pharmacy

Anda mungkin juga menyukai