Arif Budiman
Larutan jenuh :
zat terlarut (solut) berada dalam kesetimbangan dengan fase padat
(solut).
Kelarutan :
konsentrasi solut dalam larutan jenuh pada suhu tertentu.
Larutan tidak jenuh (unsaturated) atau hampir jenuh
(subsaturated) :
larutan yang mengandung solut dalam konsentrasi di bawah
konsentrasi yang diperlukan supaya terjadi penjenuhan yang
sempurna pada suhu tertentu.
Larutan lewat jenuh (supersaturated):
larutan pada suhu tertentu yang mengandung solut lebih banyak
daripada normal, sehingga terdapat solut yang tak terlarut.
2
Istilah Kelarutan
Istilah kelarutan
kurang dari 1
1 sampai 10
Larut (soluble)
agak sukar larut (sparingly soluble)
sukar larut (slightly soluble)
sangat sukar larut (very slightly
soluble)
praktis tidak larut (practically
insoluble)
10 sampai 30
30 sampai 100
100 sampai 1000
1000 sampai 10.000
INTERAKSI SOLVEN-SOLUT
Pelarut Polar
Kelarutan obat :
polaritas pelarut (solven) terhadap momen dipol. (momen dipol >> :polar)
kemampuan solut membentuk ikatan hidrogen.
Nitrobenzena mempunyai momen dipol 4,2 10-18 esu cm sedangkan fenol
hanya 1,7 10-18 esu cm, namun pada 200 C kelarutan nitrobenzena 0,0155
mol/kg sedangkan fenol 0,95 mol/kg.
Solven Nonpolar
Solubilisasi Miselar
Suatu pelarutan spontan yang terjadi pada molekul
zat yang sukar larut dalam air melalui interaksi yang
reversibel dengan misel dari surfaktan dalam larutan
sehingga terbentuk suatu larutan yang stabil secara
termodinamika
Syarat: konsentrasi surfaktan KMK
Pengaruh pH
Definisi Dapar
Komposisi Larutan Dapar
Persamaan Dapar
Kapasitas Dapar Kapasitas Dapar Maksimum
PERSAMAAN DAPAR
3.
Contoh Soal
Anda diminta untuk membuat larutan dapar dengan pH =
6,5 dan kapasitas daparnya 0,1. Pilih pasangan dapar yang
cocok dan hitung pula konsentrasi yang diperlukan !
Contoh Soal
Berapa mol Na Asetat dan ASam Asetat yang dibutuhkan
untuk membuat 1 liter dapar pH 5,0 dengan konsentrasi 0,1
M ; pKa Asam asetat = 4,74
Larutan Isotonis
Metoda Liso
Metode Penurunan Titik Beku
Metode Ekivalensi NaCl
Metode Liso
Tf = Liso x C
Liso = Tf / C (dalam M)
Contoh :
Suatu obat baru memiliki berat molekul 300. Obat tersebut
memberi penurunan titik beku sebesar 0,52 C dalam larutan
0,145 M. Berapakah nilai Liso Obat tersebut!
C2 = p
C2 :konsentrasi gas terlarut dalam gram/l solven, p : tekanan parsial gas tak terlarut
dalam
mm, dan : koefisien kelarutan
39
40
Contoh:
Bila 0,0160 g oksigen dilarutkan dalam 1 liter air pada dan 250 C dan pada
tekanan oksigen 300 mm Hg. Hitunglah (a) dan (b)
(a)
C2 (g / l)
0 ,0160
5,33 105
p (mm Hg)
300
0,0160
0,08205 273,15
V = nRT/p
0 ,0112
Vgas,STP 32
1 atm1
(b)
Vgas
Vlar p
0 ,0112
0 ,0284
300
1
760
(c) Berapa gram oksigen dapat dilarutkan dalam 250 ml larutan air jika
tekanan total di atas campuran 760 mm Hg? Tekanan parsial oksigen dalam
larutan adalah 0,263 atm, dan suhu 250 C.
5,33 105
41
C2 (g / l)
0 ,263 760 mm
Tergantung : suhu, titik leleh zat padat, dan kalor lebur molar Hf yaitu
kalor (panas) yang diserap ketika zat padat meleleh.
Dalam larutan ideal, kalor larutan sama dengan kalor lebur, yang dianggap
tetap tidak tergantung pada suhu.
H f T0 T
log X 2
2,303R TT0
i
X2i adalah kelarutan ideal solut dinyatakan dalam fraksi mol, T0 adalah titik
leleh solut padat dalam derajat mutlak.
Persamaan di atas dapat pula dituliskan:
H f
1
log X2
konstanta
2 ,303R T
i
42 R=
Contoh:
Berapa kelarutan naftalena pada 200 C dalam larutan ideal?
Titik leleh naftalena adalah 800 C, dan kalor leburnya 4500 kal/mol.
4500
353 293
log X2
X2i 0 ,27
1000X 2
m
M1 1 X 2
43
Larutan Nonideal
a 2 = X2 2
H f T0 - T
i
log a 2 log X 2
2,303R TT0
H f T0 - T
log 2
log X 2
2,303R TT 0
2. Pembentukan
lubang dalam solven
yang cukup besar agar
dapat menerima
molekul solut. Usaha:
w11.
3. Molekul solut
ditempatkan dalam
lubang dalam
solven, dan usaha
yang diperolah atau
penurunan energi
potensial adalah -
w12
Lubang dalam solven sekarang tertutup dan terjadi tambahan penurunan energi, -w12 ,
bersangkutan dengan usaha neto dalam langkah terakhir ini adalah -2 w12 .
Usaha total adalah (w22 + w11 -2 w12 ).
45
V212
ln 2 ( w22 w11 2 w12 )
RT
V2 : volume molar atau volume per mol solut cair, 1 : fraksi volume
atau X1V1/(X1 V1 + X2 V2 )
Interaksi molekul berbeda:
w12 w11w22
V212
1/ 2
ln 2 w11 2 w11w22
w22
RT
ln 2 w11
1/ 2
w22
1/ 2 2
log 2 (1 2 )2
Persamaan Kelarutan:
H v RT
Vl
46
1/ 2
- log X 2
H f
2,303RT
T 0 - T
T0
V 21
2 ,303RT
V 2 1 2
+
( 1 2 ) 2
2,303RT
V212
RT
(a) Hitunglah parameter kelarutan iodum; (b) tentukan fraksi mol dan kelarutan
molal iodum dalam karbon disulfida pada 250 C; (c) berapa koefisien aktivitas
solut dalam larutan? Kalor uap iodum cair diekstrapolasikan pada 250 C adalah
11493 kal/mol, kalor lebur rata-rata Hf , adalah 3600 kal pada 250 C, titik leleh
iodum adalah 1130 C, dan volume molarnya V2 adalah 59 cm3 pada 250 C.
Parameter kelarutan karbon disulfida adalah 10.
(a)
59
1/ 2
13,6
- log X2
+
1364 386 1364
1000 X2
1000 0 ,085
m
1 ,22 mol / kg
M1( 1 X2 ) 76 ,131 0 ,085
48
49
Pengaruh surfaktan
Rippie dkk, pengaruh surfaktan terhadap kelarutan
dinyatakan dengan persamaan:
DT* ( D)
Ka H
+
obat
H + K ' K K "
a
DT
1 M
K H+
DT*
a
DT* adalah kelarutan obat total dalam larutan pada pH tertentu dan tanpa
adanya surfaktan; (D) konsentrasi asam tak terionisasi; DT adalah Kelarutan
total obat dengan adanya surfaktan; (M) adalah fraksi volume surfaktan yang
berada dalam bentuk misel; K adalah koefisien partisi molekul obat; K adalah
koefisien partisi bentuk anion.
Basa lemah:
D DT* Ka
Ka H
DT *
K
H
a
Ka K ' H K"
DT
1 M
DT *
K
H
a
(D) adalah asam bebas tidak dalam misel; (D+ ) adalah asam kationik yang
berkonjugasi terhadap molekul basa, tidak dalam misel.
50
Contoh:
Hitunglah kelarutan sulfisoxazol pada 250 C dalam : (a) dapar pH 6,0
dan (b) dapar pH 6,0 mengandung 4% volume (= 0,04 fraksi volume)
polisorbat 80 (Tween 80). Kelarutan sulfisoxazol tak terionkan dalam
air adalah 0,15 g/l pada suhu itu, harga Ka =7,60 10-6 dan harga K
=79, K = 15.
(a) Kelarutan obat total pada pH 6 tanpa surfaktan :
1,0 106
1,29 g / l
DT 1,291 0 ,04
2 ,45 g / l
6
6
7 ,6 10 1,0 10
51
Kelarutan basa prokain dalam air pada 250 C adalah 5 g/l, harga Ka =
1,4 10-9, harga koefisien partisi untuk molekul basa , K = 30, untuk
asam kationik K = 7,0. Hitunglah kelarutan prokain dalam dapar pH
7,40 yang mengandung 3% (b/v) polisorbat 80.
(a) Pers.
1
,
4
10
181,6 g / l
1
,
4
10
3
,
98
10
K H+
a
DT* D
Ka
Berapa fraksi obat di dalam fase air dan fraksi dalam misel?
147 ,2 g / l
Obat total dalam fase air, DT*
0 ,81
Obat total dalam fase air dan misel, DT 181,6 g / l
Artinya fraksi 0,81 prokain berada dalam fase air, sisanya, 0,19,
terletak dalam misel.
52
2V
s
log
s0 2 ,303RTr
r
53
2 100 50
4 ,2 10 6 cm 0,042cm
C1
K
C2
K : rasio distribusi, koefisien distribusi, atau koefisien partisi
C1 konsentras i kesetimban gan zat dalam solven 1,
C 2 konsentras i zat dalam solven 2.
Contoh:
Distribusi asam borat dalam air dan amil alkohol pada 250 C, menunjukkan
konsentrasi asam borat dalam air = 0,0510 mol/l dan dalam amil alkohol = 0,0155
mol/l. Hitung koefisien distribusinya.
K
54
C H 2O
C alk
0 ,0510
3,29
0 ,0155
C alk
0 ,0155
K
0 ,304
C H 2O 0 ,0510