Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

NAMA LENGKAP : Evangeline Keisha Annabel

NIM : 208114056

HARI PRAKTIKUM : Senin, 19 April 2020

GOLONGAN :B1

KELOMPOK :1

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

2021
ACARA VIII

UJI POTENSI ANTIBIOTIK

1. TUJUAN
a) Melakukan pengujian potensi antibiotik dengan metode lempeng silinder
b) Mengevaluasi mutu produk antibiotik berdasarkan Farmakope Indonesia Edisi V

2. PERTANYAAN PENUNTUN
a) Jelaskan yang dimaksud dengan uji potensi antibiotik!
Jawab :
Uji potensi antibiotika secara mikrobiologik adalah suatu teknik untuk
menetapkan suatu potensi antibiotika dengan mengukur efek senyawa tersebut
terhadap pertumbuhan mikroorganisme uji yang peka dan sesuai. Pengujian
potensi antibiotik dilakukan untuk memberikan jaminan bahwa kualitas dan mutu
antibiotik yang digunakan dalam pengobatan memenuhi persyaratan yang telah
ditentukan (David, P,2011).
b) Jelaskan prinsip uji antibiotik berdasar Farmakope V!
Jawab :
Aktivitas antibiotik bisa ditunjukkan pada kondisi yang sesuai dengan efek daya
hambatnya terhadap mikroba. Pengujian secara mikrobiologi atau biologi adalah
standar yang tepat karena penurunan aktivitas antimikroba tidak bisa ditunjukkan
oleh metode kimia (Farmakope Indonesia Edisi V, 2014).

c) Jelaskan mengenai 2 macam uji potensi antibiotik berdasarkan Farmakope V!


Jawab :
Pertama adalah penetapan dengan lempeng silinder atau “cawan”, berdasarkan
difusi antibiotik dari silinder yang dipasang tegak lurus pada lapisan agar padat
dalam cawan petri, sehingga mikroba yang ditabahkan (mikroba uji) dihambat
pertumbuhan-nya pada daerah berupa lingkaran/zona disekeliling silinder yang
berisi larutan antibiotik (Farmakope Indonesia Edisi V, 2014).
Kedua adalah penetapan dengan cara “tabung” atau turbidimetri. Metode ini
berdasarkan atas hambatan pertumbuhan biakan mikroba dalam larutan serba
sama antibiotik, dalam media cair yang dapat menumbuhkan mikroba dengan
cepat bila tidak terdapat antibiotik (Farmakope Indonesia Edisi V, 2014).
3. SKEMA KERJA

a) Alat dan Bahan


1. Alat-alat: Cawan petri, pencadang logam, pinset, labu ukur, pipet volume dan
pipet mikro.
2. Bahan: Antibiotik uji dan baku (Kloramfenikol dan Tetrasiklin), Nutrient
Agar, Air suling, Natrium Klorida 0,9%, asam klorida 0,1 N, mikroba uji
(Escherichia coli dan Staphylococcus aureus).

b) Cara kerja
 Penyiapan Larutan Induk Baku (LIB) Kloramfenikol

1 g kloramfenikol baku ditimbang teliti lalu dilarutkan dalam air suling


dan dicukupkan hingga 100 ml untuk memperoleh konsentrasi 10 μg/ml.

Larutan diencerkan dengan air suling (Perbandingan 1:1,25).

Dibuat konsentrasi kloramfenikol 1,6;2,0;2,5;3,125 dan 3,906 μg/ml.

Pada S1 (1,6 μg/ml) : diambil 1,600 ml LIB lalu diencerkan dengan air
suling hingga 10 ml.

Pada S2 (2,0 μg/ml) : diambil 2,000 ml LIB lalu diencerkan dengan air
suling hingga 10 ml.

Pada S3 (2,5 μg/ml) : diambil 2,500 ml LIB lalu diencerkan dengan air
suling hingga 10 ml.

Pada S4 (3,125 μg/ml) :diambil 3,125 ml LIB lalu diencerkan dengan air
suling hingga 10 ml.

PadaS5 (3,906 μg/ml) : diambil 3,906 ml LIB lalu diencerkan dengan air
suling hingga 10 ml.
 Penyiapan Larutan Induk Baku (LIB) Tetrasiklin

1 g tetrasiklin ditimbang teliti lalu dilarutkan dalam asam klorida 0,1 N


dan dicukupkan hingga 100 ml (Konsentrasi 10 μg/ml).

Larutan diencerkan dengan air suling untuk memperoleh konsentrasi
0,1536;0,192;0,24;0,30 dan 0,375 μg/ml.

Pada S1 (0,1536 μg/ml) : diambil 0,1536 ml LIB lalu diencerkan dengan
air suling hingga 10 ml.

Pada S2 (0,192 μg/ml) : diambil 0,192 ml LIB lalu diencerkan dengan air
suling hingga 10 ml.

Pada S3 (0,24 μg/ml) : diambil 0,24 ml LIB lalu diencerkan dengan air
suling hingga 10 ml.

Pada S4 (0,30 μg/ml) : diambil 0,30 ml LIB lalu diencerkan dengan air
suling hingga 10 ml.

Pada S5 (0,375 μg/ml) : diambil 0,375 ml LIB lalu diencerkan dengan air
suling hingga 10 ml.

 Penyiapan Larutan Kloramfenikol Uji

Ditimbang sediaan setara dengan 1 g kloramfenikol lalu dilarutkan dalam


air suling dan dicukupkan hingga 100 ml untuk memperoleh konsentrasi
10 μg/ml.

Diambil secara aseptik 2,5 ml larutan dan diencerkan dengan air suling
hingga 10 ml untuk memperoleh konsentrasi kloramfenikol 2,5 μg/ml.

 Penyiapan Larutan Tetrasiklin Uji


Ditimbang sediaan setara dengan 1 g tetrasiklin lalu dilarutkan dalam asam
klorida 0,1 N dan dicukupkan hingga 100 ml untuk memperoleh
konsentrasi 10 μg/ml.

Diambil secara aseptik 0,24 ml larutan dan diencerkan dengan asam
klorida 0,1 N hingga 10 ml untuk memperoleh konsentrasi tetrasiklin 0,24
μg/ml.

 Penyiapan Inokulum E.coli dan S. Aureus

Diambil sengkelit koloni E.coli dan S.aureus masing-masing dari biakan


agar yang telah diinkubasi selama 24 jam lalu dipindahkan dalam tabung
berisi larutan NaCl 0,9% dan dikocok hingga terdispersi secara merata.

Diencerkan secara bertahap hingga diperoleh inokulum yang
menghasilkan transmitan 25% pada panjang gelombang 580 nm.

 Pengujian Potensi Antibiotik

Disiapkan 5 cawan petri lalu diambil 0,1 ml biakan bakteri dan dicampur
dengan 15 ml media dalam masing-masing cawan dan dibiarkan memadat.

Ditanamkan 7 pencadang logam/gelas pada 4 cawan lalu dimasukkan 0,1
ml LIB kloramfenikol secara berselang-seling dengan S3, 1 pencadang
diisi dengan 0,1 ml air suling sebagai kontrol.

Ditanamkan 7 pencadang logam/gelas pada 1 cawan sisa, diisi dengan
larutan kloramfenikol uji (U3) dan LIB kloramfenikol (S3).

Diinkubasi pada suhu 35±2ºC selama 24-48 jam.

Setelah inkubasi diukur diameter daerah hambat.

Prosedur yang sama dilakukan terhadap tetrasiklin.

4. HASIL PRAKTIKUM
I. Uji Potensi Antibiotik Kloramfenikol
1) Dosis tengah : 2,5 μg
2) Bakteri uji yang digunakan : Escherichia coli
3) Screen capture tabel penyiapan larutan pembanding persediaan dan
pengencerannya :
4) Screen capture tabel mikroba uji :

5) Penyiapan larutan induk baku kloramfenikol :


a)

b) Carilah perhitungan untuk menemukan konsentrasi kloramfenikol yang


tertera pada panduan yaitu 1,6; 2,0; 2,5; 3,125; 3,906 serta perhitungan
pengenceran dari stok larutan baku 10 μg /ml (lihat pembuatan stok
larutan baku di buku panduan praktikum)
c) Jawaban : dari dosis tengah yang diperoleh dari tabel farmakope V
(S3) adalah: 2,5 μg /ml
i. S1: konsentrasi larutan uji: 1/1,25 x 2 = 1,6 Ug/ml
C1 x V1 = C2xV2  10 Ug/ml x V1 = 1,6 Ug/ml x 10 ml
V1 = 1,6 ml baku add sampai 10
ml dengan akuades steril
ii. S2: konsentrasi larutan uji: 1/1,25 x 2,5 = 2 𝜇𝑔/ml
C1 x V1 = C2xV2  10 Ug/ml x V1 = 2 𝜇𝑔 /ml x 10 ml
V1 = 2 ml baku add sampai
10 ml dengan akuades steril
iii. S3: konsentrasi larutan uji: 2,5 𝜇𝑔/ml
C1 x V1 = C2xV2  10 Ug/ml x V1 = 2,5 𝜇𝑔/ml x 10 ml
V1= 2,5 ml baku add sampai
10 ml dengan akuades steril
iv. S4: konsentrasi larutan uji: 1,25/1 x 2,5 = 3,125 𝜇g /ml
C1 x V1 = C2xV2  10 Ug/ml x V1 = 3,125 𝜇g/ml x 10 ml
V1 = 3,125 ml baku add sampai
10 ml dengan akuades steril
v. S5: konsentrasi larutan uji: 1,25/1 x 3,125 = 3,906 𝜇𝑔/ml
C1 x V1 = C2xV2  10 Ug/ml x V1 = 3,906 𝜇𝑔/ml x 10 ml
V1 = 3,906 ml baku add sampai
10 ml dengan akuades steril
6) Buat peta penempatan cakram :
 Cilinder peta untuk larutan baku
- Set A

Keterangan
Biru : S1
Orange : S3
- Set B

Keterangan
Pink : S2
Orange : S3
- Set C

Keterangan
Kuning : S4
Orange : S3
- Set D

Keterangan
Ungu : S5
Orange : S3

 Peta untuk larutan uji

Keterangan
Merah : Uji
Orange : S3
7) Hitung diameter zona hambat :

8) Data zona hambat :


Praktikan diminta mencari mean, S3T, corrected mean. Zone 1,3,5 adalah
zone tempat S3 diletakkan, sementara zone 2,4,6 tempat diletakkan
S1/S2/S4/S5/U (sampel) (pada tabel diberi warna kuning)

Cara perhitungan corrected mean :


Rumus :
Contoh :
Corrected mean S1 = 14.167 + (15.722 -15.867)
= 14.022
Corrected mean S2 = 14,833 + (15.722 -15,567)
= 14,988
Corrected mean S3 = 15,722
Corrected mean S4 = 16,578+ (15.722 -15.789)
= 16,511
Corrected mean S5 = 17,167 + (15.722 -15.667)
= 17,222

9) Buat kurva baku dengan regresi linier


Dengan sumbu x adalah log konsentrasi dari S1,S2,S3,S4,S5 dan y adalah
corected mean).

Kurva baku yang didapat :


Kurva baku log concentration vs corrected mean
Persamaan regresi linier yang didapat yaitu :
y = 8,1751x + 12,44

10) Sample potency determination  mencari konsentrasi sampel


Diameter zona hambat sampel yang sudah dikoreksi (Corrected mean dari
U) = 15,522  y
Persamaan regresi linier yang didapat: y = 8,1751x + 12,44 Masukkan
nilai y untuk mencari x
15,522 = 8,1751x + 12,44

X =

X = 0,377
Dicari antilog dari 0,377 = 2,382
Maka konsentrasi sampel yang didapatkan yaitu = 2,382 𝜇𝑔
Percentage of reference concentration

= × 100%

= 95,28 %
II. Uji Potensi Antibiotik Kloksasilin
1) Dosis tengah :5
2) Bakteri uji yang digunakan : Stapphylococus aureus
3) Screen capture tabel penyiapan larutan pembanding persediaan dan
pengencerannya :
4) Screen capture tabel mikroba uji :

5) Penyiapan larutan induk baku kloksasilin


Carilah perhitungan untuk menemukan konsentrasi kloksasilin dari dosis
tengah (S3) pada farmakope. Selain itu buat perhitungan pengenceran dari
stok larutan baku 10 µg/ml
Jawaban : dari dosis tengah yang diperoleh dari tabel farmakope V (S3)
adalah :
i. S1: konsentrasi larutan uji: 1/1,25 x 4 = 3,2 µg /ml
C1 x V1 = C2xV2  10 Ug/ml x V1 = 3,2 µg /ml x 10 ml
V1 = 3,2 ml baku add sampai 10 ml
dengan pelarut
ii. S1: konsentrasi larutan uji: 1/1,25 x 5 = 4 µg /ml
C1 x V1 = C2xV2  10 Ug/ml x V1 = 4 µg /ml x 10 ml
V1 = 4 ml baku add sampai 10 ml
dengan pelarut
iii. S1: konsentrasi larutan uji: 5 µg /ml
C1 x V1 = C2xV2  10 Ug/ml x V1 = 5 µg /ml x 10 ml
V1 = 5 ml baku add sampai 10 ml
dengan pelarut
iv. S1: konsentrasi larutan uji: 1,25/1 x 5 = 6,25 µg/ml
C1 x V1 = C2xV2  10 Ug/ml x V1 = 6,25 µg /ml x 10 ml
V1 = 6,25 ml baku add sampai10 ml
dengan pelarut
v. S1: konsentrasi larutan uji: 1,25/1 x 6,25 = 7,8125 µg/ml
C1 x V1 = C2xV2  10 Ug/ml x V1 = 7,8125 µg /ml x 10 ml
V1 = 7,8125 ml baku add sampai 10
ml dengan pelarut

6) Buat peta penempatan cakram


 Cilinder peta untuk larutan baku
- Set A

Keterangan
Biru : S1
Orange : S3

- Set B

Keterangan
Pink : S4
Orange : S3
- Set C

Keterangan
Kuning : S4
Orange : S3

- Set D

Keterangan
Ungu : S5
Orange : S3

 Peta untuk larutan uji

Keterangan
Merah : Uji
Orange : S3
7) Hitung diameter zona hambat :

8) Data zona hambat :


Praktikan diminta mencari mean, S3T, corrected mean. Zone 1,3,5 adalah
zone tempat S3 diletakkan, sementara zone 2,4,6 tempat diletakkan
S1/S2/S4/S5/U (sampel) (pada tabel diberi warna kuning)

Cara perhitungan corrected mean :


Rumus :

Contoh :
Corrected mean S1 = 14,167 + (15.722 -15.867)
= 14.023
Corrected mean S2 = 14,833 + (15.722 -15,567)
= 14,990
Corrected mean S3 = 15,722
Corrected mean S4 = 16,578+ (15.722 -15.789)
= 16,512
Corrected mean S5 = 17,167 + (15.722 -15.667)
= 17,223

9) Buat kurva baku dengan regresi linier


Dengan sumbu x adalah log konsentrasi dari S1,S2,S3,S4,S5 dan y adalah
corected mean)

Standard set Corrected zone Concentration Log concentration


measurements (mm)
S1 14,023 3,2 0,505

S2 14,990 4,0 0,602

S3 15,722 5 0,699

S4 16,512 6,25 0,796

S5 17,223 7,8125 0,893

Kurva baku yang didapat :


Kurva log concentration vs corrected zone

Persamaan regresi linier yang didapat: y = 8,167x + 9,985


10) Sample potency determination  mencari konsentrasi sampel
Diameter zona hambat sampel yang sudah dikoreksi
(Corrected mean dari U) = 15.523  y
Persamaan regresi linier yang didapat: y = 8,167x + 9,985 Masukkan nilai y
untuk mencari x
15,523 = 8,167.x + 9,985

X =

X = 0,678
Dicari antilog dari 0,678 = 4,764
Maka konsentrasi sampel yang didapatkan yaitu = 4,764 𝜇𝑔
Percentage of reference concentration

= × 100%

= 95,28 %

5. PERTANYAAN DISKUSI
a) Jelaskan bagaimana cara meletakkan pencadang logam pada uji potensi antibiotik!
Jawab :
Setelah media agar dalam cawan metri memadat, pencadang logam dimasukakn
pada media dengan jarak yang sudah diatur. Pencadang logam diletakkan tegak
lurus terhadap media agar. Lalu pada masing-masing mencadang diberikan larutan
antibiotic baku/uji (Dasopang, 2017).
b) Jelaskan mengenai hasil yang diperoleh!
Jawab :
Hasil uji potensi antibiotic yang dilakukan pada antibiotic uji kloramfenikol dan
kloksasilin menunjukkan persentase konsentrasi yaitu 95,28%, dimana dari
persentase tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa konsentrasi sampel uji
antibiotic kloramfenikol dan kloksasilin mendekati dosis tengah yaitu untuk
kloramfenikol 2,5 μg dan dosis tengah kloksasilin 5 μg.
6. DAFTAR PUSTAKA

Dasopang, Eva, S., 2017. Skrining Fitokimia Dan Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak
Etanol Daun Sangitan (Sambucus javanica Reinw) Terhadap Pertumbuhan
Bakteri Eschericia coli dan Salmonella thypi. Jurnal Biologi Lingkungan,
Industri, Kesehatan, 4(1), 54-62.
David, P., 2011. Brock Microbiology of Microorganisms. Benjamin Cummings
Publishing, San Fransisco, pp 16-27.
Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan RI, 2014. Farmakope Indonesia,
jilid V. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta
Yogyakarta, 19 April 2020

Asisten praktikum Praktikan

Tanggal ACC: 19 April 2021

( Ni Kadek Nita Melina O ) ( Evangeline Keisha Annabel )

Anda mungkin juga menyukai