Anda di halaman 1dari 8

TUGAS ESSAY FARMAKOEPIDEMIOLOGI

LATIHAN TELAAH KRITIS JURNAL UJI KLINIK FASE 3

Disusun oleh :
Kelompok 4

Angella Devy Natallia Merricy (208114006)


Agatha Princessa Filomena Borromeu (208114016)
Brayen Evaldo Nassa (208114019)
Maria Angelica Christa Nawita Deva (208114036)
Gregorius Mulya Dika Akhirta (208114037)
Dheilla Fadilla (208114043)
Evangeline Keisha Annabel (208114056)

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2022
Judul jurnal : Effect of cholecalciferol on serum hepcidin and parameters
of anaemia and CKD‐MBD among haemodialysis patients:
a randomized clinical trial

1. Apakah hasil studi tentang aspek terapi ini valid?


Jawab:

a. Apakah alokasi pasien terhadap terapi pada penelitian ini dilakukan


secara acak? Dan apakah daftar randomisasi ini disembunyikan
(terhadap peneliti yg terlibat dalam penelitian, penentuan pasien secara
acak dalam amplop tertutup segel)?

Jawab:

Peserta dalam penelitian ini diambil secara acak dimana metode yang
digunakan adalah uji klinik multicentre double-blind randomized
control trial (RCT). Pasien diacak dengan rasio 2:2:1:1 untuk (i)
cholecalciferol 3.000 IU tiga kali seminggu, (ii) cholecalciferol sekali
sebulan, (iii) plasebo tiga kali seminggu, atau (iv) plasebo sekali
sebulan. Pengacakan bertingkat berdasarkan serum albumin(< or ≥ 4.0
mg/dL). Dimana baik dari peserta maupun peneliti/dokter tidak
mengetahui perlakuan atau treatment yang diberikan.

b. Apakah pemantauan subyek penelitian/SP cukup lama dan lengkap?

Jawab:

Pemantauan subyek penelitian cukup lama dan lengkap dimulai dari


perekrutan peserta dan selama penelitian. Peserta direkrut dari pasien
MHD tiga kali seminggu yang menerima agen perangsang
erythropoiesis di delapan fasilitas dialisis di jepang antara 1 Agustus
2014 hingga 30 September 2015. Penelitian dilakukan selama 6 bulan,
kolekalsiferol atau plasebo diberikan secara sesi dialisis tiga kali
seminggu atau sekali sebulan sesuai pemberian. Pada bulan ke-3 akan
dilakukan evaluasi efektivitas jangka panjang dan pada bulan ke-6
akan dilakukan evaluasi kadar serum hepcidin-25 untuk mendapatkan
hasil sekunder.

c. Apakah seluruh SP yang ikut dalam penelitian dihitung dalam


kesimpulan akhir sesuai alokasi awalnya?

Jawab:

Pada awal penelitian terdapat 105 peserta, tetapi sebelum dilakukan


pengacakan 9 peserta ditarik dan 96 sisanya secara acak diberikan
kolekalsiferol tiga kali seminggu (n=32), kolekalsiferol sekali sebulan
(n=30), plasebo tiga kali seminggu (n=17), dan plasebo sebulan sekali
(n=17). Dari 96 peserta, 4 pasien dalam kelompok plasebo dan 5
pasien dalam kelompok kolekalsiferol keluar dan menjadi tidak
tersedia untuk dianalisis karena efek samping: 1 kematian mendadak, 1
kolangitis akut, dan 1 pemfigoid bulosa pada kelompok plasebo, dan 1
gagal jantung kongestif dan 1 perdarahan subarachnoid traumatis pada
kelompok kolekalsiferol. Efek samping lainnya adalah 1 infeksi dan 1
obstruksi usus halus pada kelompok plasebo dan 2 infeksi, 1
aterosklerosis obliterans, 1 fraktur kompresi tulang belakang, dan 1
kanker kandung kemih pada kelompok cholecalciferol. Pada akhir
penelitian terdapat 88 peserta, sedangkan di awal penelitian terdapat
105 peserta. Sehingga jumlah peserta terakhir tidak sama dengan
jumlah peserta awal karena adanya perubahan saat dilakukan
pengecekan.

d. Apakah SP dan peneliti tetap blind dalam melakukan terapi?

Jawab:

Subjek penelitian dan peneliti tetap blind dalam melakukan terapi


karena baik peserta dan dokter tidak mengetahui pengobatan setiap
individu, dimana ada kelompok yang mendapatkan colecalciferol dan
ada yang mendapatkan plasebo.
e. Apakah semua kelompok diperlakukan sama, selain terapi yang diuji?.

Jawab:

Ya semua subjek diperlakukan sama. Semua pasien memulai sesi


penelitian dengan dialisis pertama dalam seminggu (yaitu, Senin atau
Selasa). Untuk kepatuhan dipastikan melalui pengamatan langsung
oleh staf medis. Baik peserta dan dokter tidak menyadari tugas
perawatan individu. Selain intervensi studi, penggunaan zat besi
intravena dan vitamin D nutrisi, baik resep atau produk
over-the-counter, juga diperlakukan sama, yaitu dilarang selama
penelitian.

f. Apakah kelompok terapi dan kontrol sama/mirip pada awal studi?


(biasanya ditunjukan dalam tampilan data dasar) dan apakah semua
faktor konfonding ditampilkan?

Jawab:

Berdasarkan tabel berikut, dari kelompok plasebo dan kelompok terapi


kolekalsiferol data keduanya tersebut sudah mirip dan faktor
konfonding juga ditampilkan. Hal ini dapat dilihat dari usia, jenis
kelamin, berat badan, dan komorbid yang tidak begitu berbeda.
Faktor-faktor diatas merupakan faktor konfonding yang berpengaruh
terhadap hasil penelitian.
2. Apakah hasil valid dari penelitian tentang aspek terapi ini penting?
Jawab:
a. Dilihat dari nilai CER
Jawab:
CER = 25/34 = 0,7353
b. Dilihat dari nilai EER
Jawab:
EER = 31/62 = 0,5

c. Dilihat dari nilai RRR


Jawab:
RRR = (CER-EER)/CER = (0,7453-0,5)/0,7453 = 0,3291 atau 33,91%
Artinya risiko hasil yang merugikan kelompok yang mendapatkan
cholecalciferol memiliki berkurang 33,91% dibandingkan dengan
kelompok yang tidak terpapar (placebo).

d. Dilihat dari nilai ARR


Jawab:
ARR = CER-EER = 0,7353-0,5 = 0,2353 atau 23,53%
Artinya selisih kegagalan cholecalciferol sebesar 25,53%.

e. Dilihat dari ARI


Jawab:
ARI = CER - EER = 0,7353 - 0,5 = 0,2353

f. Dilihat dari nilai NNT


Jawab:
NNT = 1/ARR = 1/0,2353 = 4,25 → 4
Artinya, hanya diperlukan 4 orang yang diberi cholecalciferol untuk
dapat menghindarkan 1 orang dari kejadian anemia/CKD-MBD.

g. Dilihat dari nilai NNH


Jawab:
NNH = 1/ARI = 1/0,2353 = 4,25

3. Apakah hasil yang valid dan penting dapat diterapkan pada pasien?
Jawab:

a. Apakah pasien kita memiliki kemiripan karakteristik dg penelitian


sehingga dapat diterapkan?

Jawab :

Pasien kita (Indonesia) memiliki kemiripan dengan karakteristik


Subjek Penelitian (SP). Hal tersebut dikarenakan, SP berasal dari
negara Jepang. Jepang masuk ke dalam Benua Asia. Indonesia juga
sebagian Asia sehingga ada kemiripan antara SP dengan pasien kita
karakteristik karena sama-sama orang Asia. Selain itu, komorbid yang
dimiliki pasien juga dialami oleh orang Indonesia yaitu Hipertensi,
Hiperlipidemia, Diabetes, Penyakit Kardiovaskular, dan Penyakit
Hati.

b. Apakah terapi tersebut mungkin dapat diterapkan pada pasien kita

Jawab :

Ya, karena sampel memiliki karakteristik yang mirip yaitu sama-sama


berasal dari Asia dan cholecalciferol juga dijual di Indonesia.
Berdasarkan hasil yang diperoleh, suplementasi cholecalciferol
meningkatkan kadar serum hepcidin-25 dalam jangka pendek dan
dapat meningkatkan resistensi erythropoietin dalam jangka panjang di
antara pasien hemodialisis. Dilihat dari keamanannya, benefit yang
diperoleh juga lebih besar dari risiko sehingga terapi mungkin dapat
diterapkan pada pasien kita dengan studi lebih lanjut serta monitoring
efek samping.

c. Apakah pasien kita mempunyai potensi yang menguntungkan atau


merugikan bila terapi diterapkan

Jawab :

Dilihat dari hasil penelitian, pasien kita memiliki potensi yang


menguntungkan bila terapi diterapkan karena cholecalciferol memiliki
efek farmakologis yaitu tidak menurunkan tetapi sedikit
meningkatkan kadar hepcidin serum pada jangka pendek di antara
pasien MHD. Suplementasi dua kali seminggu dan sekali sebulan
meningkat secara efektif kadar serum 1,25(OH)2D sehingga
mengurangi obat vitamin D aktif tanpa mempengaruhi kalsium,
fosfor, dan tingkat PTH. Selain itu, persentase keberhasilan juga
tinggi yaitu 83,81%.

d. Apakah nilai dan pengharapan pasien kita bila hasil penelitian kita
coba untuk mengobati yang kita tawarkan?

Jawab :

Dihitung dari jumlah peserta terakhir dan jumlah peserta awal.


Persentase keberhasilan penelitian adalah 83,81%. Sehingga
diperlukannya monitoring untuk memperkecil efek samping yang
terjadi dan memperhatikan penyakit komorbid pasien. Diharapkan
pasien yang mengkonsumsi vitamin D ini bisa meningkatkan serum
hepsidin pada pasien anemia dan CKD sehingga diharapkan benefit
yang diharapkan lebih besar daripada resiko penggunaan vitamin D.

DAFTAR PUSTAKA

Obi, Y., Yamaguchi, S., Hamano, T., Sakaguchi, Y., Shimomura, A.,
Namba-Hamano, T., Mikami, S., Nishi, O., Tanaka, M., Kamoto, A., Obi, Y.,
Tomosugi, N., Tsubakihara, Y., dan Isaka Y., 2020. Effect of Cholecalciferol on
Serum Hepcidin and Parameters of Anaemia and CKD‑MBD Among
Haemodialysis Patients: A Randomized Clinical Trial. Scientific Reports, 10,
15500.

Anda mungkin juga menyukai