Anda di halaman 1dari 45

JOURNAL READING

The impact of vitamin D supplementation


as an adjuvant therapy on clinical
outcomes in patients with severe atopic
dermatitis:
A: randomized
Preceptor Dr. dr. Hendra Tarigancontrolled trial
Sibero, M.Kes., Sp.KK., FINSDV

Dokter Muda:
Anjar Junia Puspita 2118012181
Mahala Ramah Sari 2118012226
Clinton Arga Napitupulu 2118012207
Dinda Aulia Khairani 2118012177
Febrina Aulia Natasya 2118012215
OUTLINE :
01 Abstrak
05 Pembahasan
02
Pendahulua
n
06 PICO
03 Metode
07 VIA
04 Hasil
Abstra
01
k
Suplementasi vitamin D disertai pengobatan memberikan hasil klinis yang baik
pada dermatitis atopik ringan dan sedang. Namun, potensi manfaat vitamin D
pada kasus yang lebih berat masih belum jelas.

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi dampak suplementasi vitamin D


terhadap respon terapi pada pediatri dengan dermatitis atopik berat. Pada
penelitian ini kelompok perlakuan mendapat vitamin D3 1600 IU/hari atau
plasebo, ditambah terapi dasar krim hidrokortison topikal 1% dua kali sehari
selama 12 minggu.

Hasil akhir penelitian ini adalah perubahan rata-rata skor Area Eksim dan Indeks
Keparahan (EASI) dan persentase rata-rata perubahan skor EASI dari awal
hingga minggu ke-12. 86 subjek penelitian menyelesaikan penelitian.
Kelompok perlakuan memiliki indeks serum vitamin D-25 hydroxy yang lebih
signifikan (P < 0,001) dibandingkan dengan kelompok kontrol pada minggu ke-12.
Rata-rata skor EASI secara signifikan lebih rendah pada kelompok perlakuan
dibandingkan dengan kelompok kontrol (P = 0,035).

Terdapat perubahan persentase perbaikan skor EASI pada kelompok perlakuan


(56,44 ± 29,33) dibandingkan kelompok kontrol (42,09 ± 19,22) (P = 0,039).
Suplementasi vitamin D bisa menjadi pengobatan tambahan yang efektif yang
meningkatkan hasil klinis pada dermatitis atopik berat.

Kata kunci: dermatitis atopi, eksema berat, vitamin D


02 Pendahuluan
DERMATITIS ATOPI

Inflamasi pada kulit yang kronis Tanda klinis : gatal, plak


dan berulang dengan kemerahan
eksematous, dan kerusakan
berulang dan mempengaruhi
barrier epidermal.
kualitas hidup pasien.

Terapi : steroid topikal dan/atau Etiologi : interaksi yang


oral dan inhibitor kalsineurin kompleks dari disfungsi respon
topikal. imun, faktor genetik dan
lingkungan.
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa : kekurangan vitamin D dapat
menjadi faktor yang dipertimbangkan dalam patofisiologi DA.

Vitamin D3 berhubungan dengan sintesis protein yang diperlukan untuk


fungsi pelindung kulit, mekanisme ini menunjukkan peran dihidroksivitamin
D dalam memodulasi DA berat. Banyak penelitian telah menyelidiki
perbedaan kadar D 25(OH) pada pasien anak-anak dengan DA.

Defisiensi vit D dapat menyebabkan DA menjadi lebih berat. Pada penelitian


sebelumnya didapatkan kekambuhan DA lebih sering terjadi di musim dingin
yang menyebabkan kadar serum 25(OH)D menjadi rendah.
03 Metode
3.1 Desain Penelitian

Double blind

Acak Komite Etik


Uji Klinis
Terkontrol &
Paralel Informed Consent

Plasebo

Lokasi : National Hepatology and Tropical Medicine Research Institute


(NHTMRI), Kairo, Mesir
3.2 Subjek Penelitian

Pasien periode :
6 Juni – 1 September 2018

Kriteria Inklusi :

Pasien berusia 5-16 tahun dengan DA berat menurut kriteria Hanifin


dan Rajka dan skor Eczema Area and Severity Index (EASI).
3.2 Subjek Penelitian
Pasien periode :
6 Juni – 1 September 2018

Kriteria Eksklusi :
 Kelainan kulit serius selain DA
 Penggunaan kortikosteroid sistemik atau obat antiinflamasi
 Suplementasi vitamin D sebelumnya
 Menerima antibiotik oral atau topikal atau penghambat
kalsineurin topikal setidaknya selama 1 minggu sebelum
pendaftaran
 Masalah penyerapan usus yang diketahui
 Adanya infeksi kulit aktif pada awal penelitian
 Adanya penyakit hati dan / atau ginjal yang diketahui
1. Peserta dialokasikan dalam rasio 1:1 untuk menerima vitamin D3 1600
IU/hari atau kelompok plasebo, ditambah terapi awal krim
hidrokortison topikal 1% dua kali sehari selama 3 bulan.
2. Peneliti menggunakan generator nomor acak komputer untuk
membentuk daftar alokasi untuk dua kelompok pembanding.
3. Kelompok intervensi disembunyikan dalam amplop bernomor
berurutan, disegel dan tidak diketahui oleh pasien dan peneliti.
4. Dosis maksimal untuk vitamin D3 adalah 3000 IU/d pada anak-anak
usia 4-8 tahun, dan 4000 IU/d pada remaja dan orang dewasa.
5. Jenis intervensi disembunyikan dari pasien dan penieliti.
6. Riwayat diet mengenai sumber vitamin D juga diperhatikan, tidak
ada perbedaan yang signifikan antar kelompok, dan diet stabil selama
penelitian.
7. Seorang dokter spesialis kulit anak bertugas melakukan evaluasi
klinis pada awal dan akhir penelitian.
8. Pada awal penelitian, data demografi pasien, analisis laboratorium,
dan karakteristik klinis dikumpulkan.
3.3 Analisis 25(OH) D Serum

2 ml darah dibiarkan menggumpal,  disentrifugasi selama 10 menit 


disimpan dalam kedaan beku pada -80C  ELISA.

Kadar 25(OH) D Serum

3 kelompok yaitu :
 Defisiensi (<20 ng/mL)
 Kurang (21-29 ng/mL)
 Cukup (>30ng/mL).
3.4 Penilaian Klinis

Mengevaluasi tingkat keparahan eksim :


-Pada 4 area tubuh (kepala dan leher, batang tubuh, lengan, dan kaki)
-Melalui 4 tanda klinis (eritema, indurasi/papulasi, ekskoriasi, dan likenifikasi)
-Dengan skala 4 poin berdasarkan ukuran area anatomis yang sedang dievaluasi.

Skor EASI (0-72)

 0 almost clear
 0,1-1 clear
 1,1-7 mild Pasien dievaluasi selama 4 minggu
 7,1-21 moderate
 21,1-50 severe
 50-72 very severe
3.5 Hasil

Titik akhir primer : Perubahan rata-rata skor EASI pada


akhir penelitian dan rata-rata persen perubahan skor
EASI dari awal hingga minggu ke-12.

Titik akhir sekunder : Proporsi pasien dengan pegurangan


skor dari awal penelitian hingga minggu ke-12:

• ≥75% pada skor EASI (EASI 75).


• ≥50% hingga <75% pada skor EASI (EASI 50).
• <50% pada skor EASI (EASI <50).
3.6 Analisis Statistik

Ukuran sampel dihitung dengan menggunakan G*Power©


versi 3.1.9.2 dan didapatkan sebanyak 84 pasien.

Analisis statistik menggunkaan IBM SPSS versi 22.


Analisis data yang dilakukan menggunakan SPSS menggunakan
uji :
• Shapiro-Wilk
• Mann-Whitney (untuk membandingkan antara 2 kelompok)
• Kruskal-wallis (membandingkan antara 3 kelompok)
• Post-Hoc (perbandingan berpasangan berdasarkan distribusi
Kruskal-Wallis)
• Spearman-rho (menguji korelasi antara variable numerik)
• Wilcoxon (membandingkan dua ukuran konsekutif variable
numerik).
04 Hasil
Konsentrasi 25(OH) D Serum

Pada kelompok Vit D, peningkatan yang signifikan pada kadar serum


25(OH) D dicapai setelah pemberian treatment(P = <0,001).

93% (n = 41) dari kelompok vitamin D mencapai tingkat kecukupan serum


25 (OH)D (>30 ng / mL).

Serum 25(OH)D maksimum yang dicapai pada kelompok ini adalah 50


ng/mL.

Pada kelompok plasebo, tingkat 25(OH) D sebanding dengan tingkat dasar (P


= .47) pada akhir penelitian. Pada minggu ke-12, sekitar 74% dari subjek
kelompok plasebo tetap berada di bawah tingkat kecukupan
Konsentrasi 25(OH) D Serum

Anak-anak yang diberikan vitamin D memiliki hasil yang lebih baik


dibandingkan dengan mereka yang diberikan plasebo.

Pada akhir penelitian, persentase rata-rata perubahan dari awal dalam skor
EASI secara signifikan lebih besar pada kelompok yang diberikan vitamin D
(56,44%) dibandingkan dengan kelompok plasebo (42,09%) (P = .039).
05 Pembahasan
• Standar inisiasi pengobatan DA : pelembap kulit dan steroid
topikal
• Pasien yang tidak membaik dengan inisiasi pengobatan:
imunosupresif sistemik dan topikal
• Terapi dapat menimbulkan efek samping dan hampir semua
obat tidak cocok untuk kasus anak.
• Penelitian ini menguji vitamin D sebagai suplementasi tambahan
pada pengobatan anak dengan DA
• Kadar serum 25(OH)D berguna untuk mengetahui status vitamin D dalam
tubuh
• Penelitian ini menyatakan perbedaan yang signifikan pada EASI score
dan rata-rata perubahan, yakni terkair fungsi pelindung, disregulasi imun,
dan tingkat adekuat pertahanan bakteri.
• Grup yang mendapat suplemen mencapai EASI 75 lebih banyak (38,6%) dibanding
kelompok kontrol (7,1%)
• Persentase grup suplementasi yang tidak mengalami perubahan memperoleh hasil yang
sebanding dengan plasebo (59,9% vs 52,2%).
• Hal ini menunjukkan beberapa pasien yang disuplementasi mendapat keuntungan
berlebih dari pengobatan
• Salah satu faktor yang mungkin mempengaruhi hal ini adalah
BMI yang bervariasi pada masing-masing pasien.
• Banyak faktor juga yang mempengaruhi penyerapan vitamin D,
seperti diet pasien (kandungan larut lemak lainnya), faktor
genetik, dan bioavailabilitas yang berbeda tiap pasien.
Kesimpulan
Penelitian ini menduga suplementasi harian vitamin D dapat
meningkatkan klinis pasien pada anak dengan Dermatitis
Atopik. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk
memperjelas faktor yang membuat klinis lebih baik pada
beberapa anak yang tersuplementasi.
06 PICO
Nama penulis Judul
dicantumkan menggambarkan
tanpa gelar dan penelitian secara
tidak disertakan keseluruhan
asal konstitusi dan
korespondensi

Abstrak berjumlah
>250 kata dan jelas
dalam
menggambarkan
isi penelitian,
terdiri dari tujuan,
metode dan analisis
Patient
Pasien berusia 5-16 tahun yang
didiagnosis Dermatitis Atopi

Outcome Intervention
Suplementasi vitamin D bisa
menjadi pengobatan
PICO Vitamin D dan
Hidrocortison cream 1%
tambahan yang efektif yang
meningkatkan hasil klinis
pada dermatitis atopik Comparison
berat.
Kelompok kontrol (plasebo)
07 VIA
Validity
1. Apakah penelitian menjawab pertanyaan
yang terfokus dengan jelas?
Jawab : Ya

2. Apakah pemberian intervensi dilakukan


secara acak?
Jawab : Ya

3. Apakah semua partisipan “disertakan”


dalam kesimpulan?
Jawab : Tidak, terdapat drop out 3
kelompok kasus dan 3 kelompok
kontrol selama penelitian
berlangsung
Validity

4a. Apakah partisipan “buta” terhadap


intervensi yang diberikan?
Jawab : Ya

4b. Apakah peneliti “buta” terhadap


intervensi yang mereka berikan kepada
partisipan?
Jawab : Ya

4b. Apakah orang yang menganalisa


outcome “buta” ?
Jawab : Ya
Validity

5. Apakah kelompok penelitian serupa di awal RCT?


Jawab : Ya

6. Apakah kelompok penelitian diperlakukan sama


selain pemberian intervensi yang berbeda?
Jawab : Ya
Validity
7. Apakah efek dari intervensi dilaporkan secara
komprehensif?
Jawab : Ya

8. Apakah ketepatan perkiraan efek intervensi atau


terapi dilaporkan?
Jawab : Tidak, peneliti tidak menyantumkan
CI (confidence interval)

9. Apakah manfaat intervensi ekperimen lebih


besar dari kerugian dan biaya penilitian?
Jawab : Tidak dijelaskan pada penelitian ini

Kesimpulan : VALID
Importancy and Applicability
Importancy Applicability

Apakah penelitian ini penting?


Apakah penelitian dapat
Ya, karena dari penelitian diterapkan?
didapatkan hasil bahwa
pemberian vitamin Dyang Penelitian dapat diterapkan di
disertai dengan hidrocortisone RSAM sebagai terapi adjuvant
cream 1% memberikan pada pasien dermatitis atopi
dampak perbaikan klinis pada
anak dengan dermatitis atopi

Penelitian penting dan dapat diterapkan di RSAM


Terima
kasih.

Anda mungkin juga menyukai