Anda di halaman 1dari 44

CRITICAL APPRAISAL : VITAMIN D3

SUPPLEMENTATION IN PATIENTS WITH FREQUENT


RESPIRATORY TRACT INFECTION

Pembimbing : Disusun oleh :

 Dr. dr. Meilani Kumala, MS, Sp.GK(K)


• Maria fransisca ( 406182011)
 dr. Idawati Karjadidjaja, MS, Sp.GK • Aldi Firdaus ( 406182018)

 dr. Alexander Halim Santoso, M.Gizi • Feni mareta (406182023)


• Jeffrey eka wijaya ( 406182029)
 dr. Frisca, M.Gizi
• Ni luh putu citramas (406182035)
 dr. Dorna Silaban, M.Gizi, Sp.GK
• Erwin dipraja (406182059)
 dr. Olivia Charissa, M.Gizi, Sp.GK • Rika sukma pratiwi (406182081)
• A;fred hartoyo (406182090)
• Astri gunardi (406182095)
• Albert tandy (406182101)
CRITICAL APPRAISAL
VITAMIN D3 SUPPLEMENTATION IN
PATIENTS WITH FREQUENT
RESPIRATORY TRACT INFECTION : A
RANDOMISED AND DOUBLE-BLIND
INTERVENTION STUDY
PENDAHULUAN
 Menurut laporan dari Perhimpuan Dokter Spesialis Paru
Indonesia (PDPI) tahun 2019  pneumonia menjadi salah satu
dari 10 penyakit terbanyak yang dirawat inap  CFR (Case
Fatality rate) untuk pneumonia adalah 7,6%.

 Salah satu faktor risiko dari pneumonia/infeksi saluran nafas 


gangguan imun.

 Estimasi prevalensi gangguan IPD (imunodefisiensi primer) di


Amerika Serikat  1:1200 kelahiran hidup  namun belum
ada angka epidemiologi yang jelas mengenai IPD di Indonesia.
PENDAHULUAN
 Bentuk aktif dari vitamin D  hanya ditemukan dalam jumlah
kecil di sirkulasi  aktivasi lokal di sel target krusial untuk
aktivasi sistem imun yang dimediasi oleh vitamin D.

 Vitamin D  diketahui memiliki efek antimikroba serta anti-


inflamatori pada sel imun adaptif dan innate.

 Hasil dari penelitian RCT sebelumnya (Yamshchikov et al)


menunjukkan jika vitamin D3 belum konklusif dalam proteksi
terhadap infeksi.
GAMBARAN UMUM
PENELITIAN
 Penelitian merupakan jenis randomized controlled trial, double-blinded yang bertujuan untuk
menginvestigasi suplementasi vitamin D3 dalam penurunan gejala infeksi dan komumsi antibiotic
pada pasien dengan defisiensi antibody.
 Didapatkan 140 pasien dengan defisiensi antibody dan memiliki risiko peningkatan infeksi saluran
nafas (> 4 kali/tahun) namun tanpa diagnosis imunologis. Pasien diberikan vitamin D3 (4000 IU) atau
placebo selama 1 tahun.
 Outcome primer adalah skor infeksi dari 5 parameter (gejala dari saluran nafas, telinga, dan sinus,
lemas, dan komsumsi antibiotic). Sementara outcome sekunder adalah kadar 25-hidroksivitamin D3,
temuan mikrobiologi, dan kadar peptide antimikroba di cairan nasal.
 Hasil menunjukkan jika skor infeksi menurun secara signifikan pada kelompok intervensi (202 poin)
dibanding placebo (249 poin), dengan skor relative 0,771 (95% CI 0,604-0,985, p=0,04).
 Studi menunjukkan jika suplementasi vitamin D3 dapat menurunkan beban penyakit pada pasien
dengan infeksi saluran nafas yang frekuen.
PENILAIAN VALIDITAS
 Hipotesa penelitian  terjadinya pencegahan atau perbaikan infeksi
pada pasien defisiensi antibody dan infeksi saluran nafas yang sering
dengan pemberian 4000 IU vitamin D3 setiap hari selama 1 tahun

 Ssmpel studi  didapat dari pasien unit imunodefisiensi di Karolinska


University Hospital, Huddinge, Swedia dari bulan Maret sampai Juni
2010

 Perihal inform consent telah diberikan kepada subjek  studi telah


mendapat persetujuan etik terkait
PENILAIAN VALIDITAS-KRITERIA INKLUSI DAN
EKSKLUSI

Kriteria inklusi Kriteria eksklusi

 usia 18-75 tahun  terapi profilaktik dengan antibiotic


 memiliki peningkatan risiko untuk infeksi  riwayat hiperkalsemia atau batu ginjal di
saluran nafas saluran urin
 memiliki gejala saluran nafas >42 hari  sarcoidosis
dalam periode 12 bulan sebelum inklusi  sedang menjalani terapi suplementasi
subjek
dengan vitamin D3 > 400 IU/hari
 Penyakit defisiensi IgA selektif, defisiensi
 infeksi HIV
subkelas IgG, dan kelainan imun variabel
umum (CVID), atau tanpa diagnosis  hamil
imunologi yang jelas
PENILAIAN VALIDITAS-
RANDOMISASI
 Randomisasi dilakukan dengan komputerisasi bloking menjadi
kelompok intervensi (mendapat vitamin D3) dan kelompok kontrol
(mendapat minyak placebo).

 Randomisasi dilakukan oleh staff ddi Karolinska trial Alliance dengan


randomisasi blok

 Dilakukan double blinding kepada subjek ataupun staff peneliti.


PENILAIAN VALIDITAS-INTERVENSI PENELITIAN

 Kelompok intervensi  diberikan vitamin D3 (Vigantol, 4000 IU/hari,


Merck GmbH, Darmstadt, Germany)  dimana tiap tetes mengandung
500 IU vitamin D3

 Kelompok placebo  diberikan suplemen tetes yang mengandung minyak


placebo (Miglyol oil, Merck, GmbH, Darmstadt, Germany).

 Setiap subjek diminta untuk memasukkan suplemen sebanyak 8 tetes/hari


selama 12 bulan
PENILAIAN VALIDITAS-INTERVENSI PENELITIAN

 setiap subjek diminta untuk mencata gejala infeksinya dalam bentuk diari
 dikirim secara regular melalui email setiap bulan

 Semua kunjungan medis yang datang ke unit studi diperiksa oleh 2


investigator yang diblinding (PB dan ACN)

 Data yang didokumentasikan :gejala dari saluran nafas, telinga, dan


sinus, terapi dengan antibiotic, jumlah kultur bakteri, waktu dan alasan
kunjungan ke rumah sakit, frekuensi traveling ke luar, dan kepatuhan pada
pengobatan studi
PENILAIAN VALIDITAS-OUTCOME PENELITIAN
Primary outcome

 Jumlah dari skor infeksi  dikut menggunakan kuisioner yang terdiri dari 5
parameter : gejala saluran nafas, telinga, dan sinus, lemas, dan penggunaan
antibiotic.

 Setiap parameter bernilai 1 poin/hari  adanya pneumonia yang diverifikasi


melalui X-ray memberikan ekstra 3 kali poin selama 7 hari (maksimal
penambahan 21 poin).

 Gejala lain di luar parameter tersebut  dianggap sebagai efek yang tidak
diinginkan
PENILAIAN VALIDITAS-OUTCOME PENELITIAN
Secondary outcome

 kadar 25-hidroksivitamin D3 (pada saat baseline, seteleh 3, 6, 9 dan 12 bulan)


 jumlah kultur bakteri
 temuan microbial
 kadar peptide antimikroba (LL-37 dan HNPI-3) di cairan nasal  saat baseline
dan setelah 6 & 12 bulan
 Analisis polimorfisme nuklotida tunggal (SNP)  berupa VDR 9taq1 dan Foq1),
CYP27B1, CYP24A1, CYP2R1, dan vitamin binding protein (CG)
 Keamanan obat  dengan memeriksa kreatin, kalsium, fosfat, dan albumin
plasma  setelah 3,6,9, dan 12 bulan terapi
PENILAIAN VALIDITAS-ANALISIS PENELITIAN
 Estimasi sampel penelitian  dibutuhkan 70 pasien per kelompok studi untuk menentukan
penuruna skor infeksi 30%, kekuatan 90%, signifikansi 0,02, dan kompensasi drop-out
10%

 Analisis dilakukan dengan ITT (Intention to treat) dan per-protokol

 Variabel kontiniu dianalisis dengan Mann-Whitney U test atau linear regresi  sementara
variabel dikotomi dianalisis dengan Fisher exact atau regresi logistik

 Prinsip analisis  dengan multivariat dengan menyesuaikan variabel co-founding  untuk


kompensasi ketidakseimbangan karakteristik antar 2 kelompok. Jika hasil rasio skor efek >
1 maka hasil dianggap tidak signifikan antara intervensi vitamin D3 dan plasebo
PENILAIAN VALIDITAS
Validitas penelitian ini adalah baik, karena :

 Penelitian memiliki hipotesa dan tujuan jelas


 Sampling penelitian baik, dimana dijabarkan mengenai sumber populasi
terjangkau dan populasi target, kriteria inklusi serta kriteria esklusi
 Penelitian menjelaskan sistem randomisasi yang dilakukan, dan siapa
yang bertanggung jawab melalukan randomisasi
 Intervensi pada kedua kelompok pada dasarnya serupa dalam cara
pemberian,durasi pemberian, serta merk dari produk
PENILAIAN VALIDITAS
 Tidak terdapat perbedaan perlakukan pada kedua kelompok

 Dilakukan double-blinding pada subjek dan peneliti

 Outcome studi diukur menggunakan instrumen yang jelas dan


terstandard, meski tidak dijabarkan nilai validitas dan reliabilitas yang
ada

 Analisis dijabarkan dengan baik dan sesuai (menggunakan per-protokol


atau ITT yang sesuai untuk desain RCT)
PENILAIAN KEPENTINGAN-HASIL PENELITIAN
Karakteristik subjek

 Dari 286 pasien yang diskrining  140 pasien dilakukan randomisasi ke


dalam 2 kelompok : 70 pasien di kelompok vitamin D3 dan 70 di placebo 
62 subjek dimasing-masing kelompok menyelesaikan studi (Drop-out =
12%)

 Alasan drop-out  peningkatan hormone paratiroid, mengundurkan diri,


efek samping, mendapat vitamin D dari studi lain, gagal melengkapi diari,
dan tidak komplians dengan medikasi studi
PENILAIAN KEPENTINGAN-HASIL PENELITIAN
Karakteristik subjek

 Tidak ada perbedaan pada indikator jenis kelamin, terapi pengganti IgG,
riwayat merokok, kadar 25-hidroksivitamin D3, tipe defek imun, serta
komorbid

 terapi pengganti IgG paling sering dilaukan pada subjek dengan diagnose
CVID (100%) dan kelompok defisiensi subkelas (63%)

 Pasien di kelompok placebo berusia lebih muda dibanding kelompok


intervensi (50,8 vs 55,4 tahun) (p=0,025)
PENILAIAN KEPENTINGAN-HASIL PENELITIAN
Outcome primer

 Terdapat penurunan skor infeksi total pada kelompok intervensi dengan


analysis sebelum penyesuaian (p=0,024) dan setelah penyesuaian co-
founding (p=0,040)

 Skor relative pada kelompok intervensi pada analisis sebelum penyesuaian


adalah 0,754 (95% CI 0,591-0,963), p=0,024 yang setara dengan penurunan
25%; sementara setelah analisis penyesuaian co-founding adalah 0,771 (95%
CI 0,604-0,985, p=0,04) yang setara dengan penurunan 23%
PENILAIAN KEPENTINGAN-HASIL PENELITIAN
Outcome primer

 Skor absolut pada analisis sebelum penyesuaian adalah 202 poin di kelompok
intervensi dan 249 poin di kelompok placebo (p=0,023)

 Penurunan paling signifikan adalah pada penggunaan antibiotic  OR 0,365 (95%


CI 0,153-0,872, p=0,023), setara dengan penurunan 17 hari komsumsi antibiotic

 Pada hasil analisis ITT (pada 140 subjek)  penurunan skor total sama dengan
hasil per-protokol di analisis sebelum penyesuaian (p=0,024) dan setelah
penyesuaian co-founding (p=0,036)
PENILAIAN KEPENTINGAN-HASIL PENELITIAN
Outcome Sekunder

 Tidak terdapat perbedaan kadar vitamin D3 dibanding baseline, namun kelompok


intervensi memiliki kadar yang lebih tinggi pada 3 bulan pertama (133,4 vs 66,6 mmol/L,
p<0,001)

 Jumlah sampel dengan minimal 1 temuan positif lebih tinggi pada kelompok placebo
(2,02 vs 1,01, p=0,052), namun dengan fraksi sampel positif yang hampir sama (36% vs
41%)

 Lebih banyak sampel mikrobiologi yang didapat sari saluran nafas (>1 sampel) sepanajng
studi pada kelompok placebo secara signifikan  OR 2,63 (95% CI 1,17-5,92)
PENILAIAN KEPENTINGAN-HASIL PENELITIAN
Outcome Sekunder

 Kelompok intervensi memiliki infeksi S. aureus (p=0,019) dan spesies fungal (p=0,058)
yang lebih sedikit secara signifikan dibanding placebo

 tidak terdapat perbedaan signifikan antara analisis peptide antimikroba pada kedua
kelompok, meski kelompok plasebomemiliki kadar yang lebih tinggi pada 3 bulan
pertama

 pasien yang membawa genotip “AA” di gen CYP2R1 (mengkode enzim 25-hirdoksilase)
memiliki benefit lebih besar dengan suplementasi vitamin D dibanding karier AG dan GG
(p=0,046)
PENILAIAN KEPENTINGAN-HASIL PENELITIAN
Outcome Sekunder

 Secara total, kelompok vitamin D melaporkan 38 kejadian tidak diinginkan,


dibanding 56 pada placebo

 gejala paling sering pada kelompok terapi berupa sakit kepala dan nyeri
punggung, sementara kelompok placebo adalah parestesia, dibertikulitis,
infeksi traktus urinarius

 Lebih banyak subjek di kelompok placebo yang mengalami masalah


kardiovaskular, seperti gagal jantung, hypertonia, dan thrombosis (p=0,028)
PENILAIAN KEMAMPUAN TERAPAN-TEMUAN PENTING
 Pemberian suplementasi vitamin D3  dapat menurunkan
beban penyakit infeksi saluran nafas  dimana terdapat
penurunan signfiikan pada skor infeksi dibanding placebo.

 Suplementasi vitamin D  memberikan penurunan pada


penggunaan antibiotic sebesar 63,5% dan penurunan absolut dari
jumlah hari penggunaan antibiotic sebesar 50%

 Pemberian vitamin D  menghasilkan kultur bakteri dan jamur


yang lebih sdikit, meskipun dengan jumlah sampel yang sedikit
PENILAIAN KEMAMPUAN TERAPAN-TEMUAN PENTING
 Vitamin D  dapat menginduksi imunitas mukosa pada
hidung  ditunjukkan dengan kadar peptide inflamatori
rendah di cairan nasal

 Terdapat penurunan koloni S. aureus dan jamur pada


pemberian vitamin D3  karena adanya property beta-
defensi-2 (HBD-2) yang memiliki aktivitas melawan
bakteri tersebut

 Terdapat peningkatan konsentrasi serum 25-


hidroksivitain D3, serta efek samping yang lebih banyak
pada kelompok placebo  merupakan indikator dari
compliance dan toleransi yang baik dari studi
PENILAIAN KEMAMPUAN TERAPAN
 Penelitian memiliki validitas internal yang baik dan hasil kepentingan yang signifikan dan penting
secara klinis.

 Meskipun tidak diketahui dengan pasti data epidemiologi imunodefiseinsi primer yang mengalami
infeksi saluran nafas di Indonesia  pemberian suplementasi vitamin D3 tetap dapat
dipertimbangkan  terutama pada pasien yang rentan untuk mengalami infeksi saluran nafas.

 Setting terapi mudah, terjangkau, compliance baik, biological plausibility jelas, serta dapat diterima pada
masyarakat umumnya.

 Generabilitas penelitian ini terbatas  hanya kepada populasi dengan imunodefisiensi yang ringan atau
terkontrol.
KEKUATAN PENELITIAN
 Studi menggunakan vitamin D dosis tinggi yang sudah dipublikasi pada penelitian sebelumnnya,
dimana studi yang menggunakan dosis < 4000 tidak berhasil menunjukkan hasil signifikan

 Merupakan studi pertama yang memberikan suplementasi vitamin D dosis tinggi dalam periode 1 tahun,
sehingga mengkover 4 musim, yang diketahui mempengaruhi kadar vitamin D

 Pemilihan durasi penyakit subjek selama minimal 42 hari didasarkan pada penelitian yang sudah ada
sebelumnya, dengan tujuan untuk ekspansi hasil dari suplementasi tersebut

 Analisis studi sangat sensitive, menggunakan analisis ITT dan per-proktol, serta dengan menyesuaikan
faktor co-founding yang ada
KETERBATASAN PENELITIAN
 Outcome primer studi menggunakan kuisioner yang dilaporkan mandiri oleh pasien,
 menurunkan nilai objektivitasnya.

 Sampel penelitian sangat heterogen, dengan bervariasinya jenis penyakit mendasari


dan penyakit konkominan yang ada

 Sampel pada tiap kelompok terlalu kecil untuk meghasilkan nilai kemaknaan yang
baik dengan analisis multivariat

 generabilitas penelitian tidak dapat diterima sepenuhnya karena berbagai jenis


kelainan imunodefisiensi primer dimasukkan, termasuk yang keadaanya berar (CVID)
KESIMPULAN
 Sebagai kesimpulan, jurnal ini memiliki
validitas interna yang baik, nilai kepentingan
yang penting secara klinis, serta applicable
untuk diterapkan. Penelitian menunjukkan
bahwa suplementasi vitamin D3 dapat
menurunkan beban penyakit pada pasien
dengan infeksi saluran nafas yang frekuen,
serta menurunkan penggunan antibiotic.
PICO
Patients/Population
• Pasien usia 18-75 tahun dengan imunodefisiensi primer dan risiko infeksi saluran nafas
frekuen
Intervention
• suplementasi vitamin D 4000 IU/hari selama 12 bulan

Comparison
• suplementasi plasebo

Outcome
• Skor infeksi, kadar vitamin D serum, kultur mikrobiologi, peptide antimikroba di sekret
nasal
CHECK LIST UMUM STRUKTUR
DAN ISI MAKALAH (SUDIGDO, 2014)

No Kriteria Ya (Ya)
Tidak ada (Tidak)
TR (Tidak relevan)
Judul Makalah
1 Tidak terlalu panjang atau terlalu pendek Ya
2 Menggambarkan isi utama penelitian Ya

3 Cukup menarik Ya

4 Tanpa singkatan, selain yang baku Ya


Pengarang dan Institusi
5 Nama-nama dituliskan sesuai dengan aturan jurnal Ya
No Kriteria Ya (Ya) / Tdk (Tidak) / TR
Abstrak
6 Abstrak satu paragraf atau terstruktur Ya
7 Mencakup komponen IMRAD Ya
8 Secara keseluruhan informatif Ya
9 Tanpa singkatan, selain yang baku Ya
10 <250 kata Ya
Pendahuluan
11 Ringkas, terdiri atas 2-3 paragraf Ya
12 Paragraf I mengemukakan alasan dilakukan Ya
penelitian
13 Paragraf berikut menyatakan hipotesis atau tujuan Ya
penelitian
14 Didukung oleh pustaka yang relevan Ya
15 <1 halaman Ya
No Kriteria Ya (Ya) / Tdk (Tidak) / TR

Metode
16 Disebutkan desain, tempat dan waktu penelitian Ya

17 Disebutkan populasi sumber Ya


18 Dijelaskan kriteria inklusi dan eksklusi Ya
19 Disebutkan cara pemilihan subyek (teknik sampling) Tidak

20 Disebutkan perkiraan besar sampel dan alasannya Ya

21 Besar sampel dihitung dengan rumus yang sesuai Ya

22 Komponen-komponen rumus besar sampel dan alasannya Ya

23 Observasi, pengukuran, serta intervensi dirinci sehingga orang Ya


lain dapat mengulanginya
24 Ditulis rujukan bila teknik pengukuran tidak dirinci Ya (sumber tertera)

25 Pengukuran dilakukan secara tersamar Ya

26 Dilakukan uji keandalan pengukuran (kappa) Tidak


No Kriteria Ya (Ya) / Tdk
(Tidak), / TR
Metode
27 Definisi istilah dan variabel penting dikemukakan Ya
28 Ethical clearance diperoleh Ya
29 Persetujuan subyek diperoleh Ya
30 Disebut rencana analisis, batas kemaknaan dan power penelitian Ya

31 Disebutkan program komputer yang dipakai Ya


Hasil
32 Disertakan tabel karakteristik subyek penelitian Ya
33 Karakteristik subyek sebelum intervensi dideskripsikan Ya
34 Dilakukan uji hipotesis untuk kesetaraan pra-intervensi Tidak

35 Disebutkan jumlah subyek yang diteliti Ya


36 Dijelaskan subyek yang drop out dengan alasannya Ya
No Kriteria Ya (Ya) / Tdk (Tidak), / TR

Hasil
37 Ketepatan numerik dinyatakan dengan benar Ya
38 Penulisan tabel dilakukan dengan tepat Ya
39 Tabel dan ilustrasi informatif dan memang diperlukan Ya

40 Tidak semua hasil di dalam tabel disebutkan pada naskah Ya

41 Semua outcome yang penting disebutkan dalam hasil Ya

42 Subyek yang drop out diikutkan dalam analisis Ya (analisis ITT)


43 Analisis dilakukan dengan uji yang sesuai Ya
44 Ditulis hasil uji statistika, degree of freedom, & nilai p Ya

45 Tidak dilakukan analisis yang semula tidak direncanakan Tidak (dilakukan analisis pada
pasien asma, COPD,
bronkiektasis)
46 Disertakan interval kepercayaan Ya
47 Dalam hasil tidak disertakan komentar atau pendapat Ya
No Kriteria Ya (Ya) / Tdk
(Tidak), / TR
DISKUSI
48 Semua hal yang relevan dibahas Ya
49 Tidak sering diulang hal yang dikemukakan pada hasil Ya
50 Dibahas keterbatasan penelitian dan dampaknya terhadap hasil Ya

51 Disebut penyimpangan protokol dan dampaknya terhadap hasil Tidak

52 Diskusi dihubungkan dengan pertanyaan penelitian Ya


53 Dibahas hubungan antara hasil dengan teori / penelitian terdahulu Ya

54 Dibahas hubungan antara hasil dengan praktek klinis Ya


55 Efek samping dikemukakan dan dibahas Ya
56 Disebutkan hasil tambahan selama observasi Ya (yg berkaitan
dengan asma)
57 Hasil tambahan tersebut tidak dianalisis secara statistika Tidak

58 Disertakan simpulan utama penelitian Ya


No Kriteria Ya (Ya) / Tdk (Tidak), /
TR
DISKUSI
59 Simpulan didasarkan pada data penelitian Ya
60 Simpulan tersebut sahih Ya
61 Disebutkan generalisasi hasil penelitian Ya
62 Disertakan saran penelitian selanjutnya Ya
UCAPAN TERIMA KASIH
63 Ucapan terima kasih ditujukan kepada orang yang tepat -

64 Ucapan terima kasih dinyatakan secara wajar -


DAFTAR PUSTAKA
65 Daftar pustaka disusun sesuai dengan aturan jurnal Ya

66 Kesesuaian sitasi pada naskah dan daftar pustaka Ya


No Kriteria Ya (Ya) / Tdk (Tidak), / TR

LAIN-LAIN
67 Bahasa yang baik dan benar, enak dibaca, informatif Ya
dan efektif
68 Makalah ditulis dengan ejaan yang taat azas Ya
CHECKLIST OXFORD
1a. R- Was the assignment of patients to treatments randomised?
What is best? Where do I find the information?
Centralised computer randomisation is ideal and The Methods should tell you how patients were
often used in multi-centred trials. Smaller trials allocated to groups and whether or not
may use an independent person (e.g, the hospital randomisation was concealed.
pharmacy) to “police” the randomization.

This paper: Yes √ No  Unclear 

Comment: Dilakukan randomisasi komputerisasi bloking perbandingan 1:1, yaitu kelompok


intervensi dan plasebo.
CHECKLIST OXFORD
1b. R- Were the groups similar at the start of the trial?
What is best? Where do I find the information?
If the randomisation process worked (that is, The Results should have a table of "Baseline
achieved comparable groups) the groups should Characteristics" comparing the randomized groups
be similar. The more similar the groups the better on a number of variables that could affect the
it is. outcome (ie. age, risk factors etc). If not, there
There should be some indication of whether may be a description of group similarity in the first
differences between groups are statistically paragraphs of the Results section.
significant (ie. p values).

This paper: Yes √ No  Unclear 


Comment: Baseline data sama pada semua indicator (jenis kelamin, terapi pengganti IgG, riwayat merokok, kadar
25-hidroksivitamin D3, tipe defek imun, serta komorbid), kecuali pada usia (lebih muda pada kelompok plasebo)
CHECKLIST OXFORD
2a. A – Aside from the allocated treatment, were groups treated equally?
What is best? Where do I find the information?
Apart from the intervention the patients in the Look in the Methods section for the follow-up
different groups should be treated the same, eg., schedule, and permitted additional treatments,
additional treatments or tests. etc and in Results for actual use.

This paper: Yes √ No  Unclear 


Comment: Diberikan perlakukan yang sama pada kedua kelompok, yaitu pemberian suplemen dalam bentuk
drop/tetes dengan merk yang sama, sebanyak 8 tetes/hari selama 12 bulan. Seluruh subjek juga diminta untuk
mencatat gejala yang ada, dan dilakukan pemeriksaan yang sama pula
CHECKLIST OXFORD
2b. A – Were all patients who entered the trial accounted for? – and were they analysed in the
groups to which they were randomised?
What is best? Where do I find the information?
Losses to follow-up should be minimal – The Results section should say how many
preferably less than 20%. However, if few patients were randomised (eg., Baseline
patients have the outcome of interest, then even Characteristics table) and how many patients
small losses to follow-up can bias the results. were actually included in the analysis. You will
Patients should also be analysed in the groups to need to read the results section to clarify the
which they were randomised – ‘intention-to- number and reason for losses to follow-up.
treat analysis’.
This paper: Yes √ No  Unclear 
Comment: Analisis dilakukan kepada semua subjek dengan ITT, subjek yang drop-out t diikusertakan dalam
analisis penelitian. Tingkat drop-out pada peneltiian adalah 12%, dengan alasan berupa peningkatan hormone
paratiroid, mengundurkan diri, efek samping, mendapat vitamin D dari studi lain, gagal melengkapi diari, dan tidak
komplians dengan medikasi studi. Selain ITT, analisis juga dilakukan dengan per-protokol, yaitu hanya kepada
subjek yang menyelesaikan studi dengan komplit
CHECKLIST OXFORD
3. M - Were measures objective or were the patients and clinicians kept “blind” to which
treatment was being received?
What is best? Where do I find the information?
It is ideal if the study is ‘double-blinded’ – that First, look in the Methods section to see if there
is, both patients and investigators are unaware is some mention of masking of treatments, eg.,
of treatment allocation. If the outcome is placebos with the same appearance or sham
objective (eg., death) then blinding is less therapy. Second, the Methods section should
critical. If the outcome is subjective (eg., describe how the outcome was assessed and
symptoms or function) then blinding of the whether the assessor/s were aware of the
outcome assessor is critical. patients' treatment.

This paper: Yes √ No  Unclear 


Comment: Dilakukan double blinding dalam penelitian
1. How large was the treatment effect?
• Skor relative pada kelompok intervensi pada analisis sebelum penyesuaian adalah 0,754 (95% CI 0,591-
0,963), p=0,024 yang setara dengan penurunan 25%; sementara setelah analisis penyesuaian co-founding
adalah 0,771 (95% CI 0,604-0,985, p=0,04) yang setara dengan penurunan 23%  hal ini
menunjukkan terdapat efek signifikan dari suplementasi vitamin D3 dengan infeksi (skor relative
< 1)
• Skor absolut pada analisis sebelum penyesuaian adalah 202 poin di kelompok intervensi dan 249 poin di
kelompok placebo (p=0,023)
• Penurunan paling signifikan adalah pada penggunaan antibiotic  OR 0,365 (95% CI 0,153-0,872,
p=0,023), setara dengan penurunan 17 hari komsumsi antibiotic  hal ini menunjukkan suplementasi
memiliki efek proteksi dari penggunaan antibiotic (OR < 1)
 

Tidak dapat ditentukan nilai dari RRR, ARR, dan NNT dalam penelitian ini
CHECKLIST OXFORD
2. How precise was the estimate of the treatment effect?
Penelitian ini dapat dipercaya, karena menggunakan instrument dan kriteria diagnostic yang jelas dan standard, analisis
peneltian yang sesuai, serta sudah dianalisis ulang dengan menggunakan analisis per-protokol dan ITT, serta bivariat dan
multivariat (regresi logistic)

Will the results help me in caring for my patient? (External Validity/Applicability

• Is my patient so different to those in the study that the results cannot apply? Don’t Know (Tidak ada data mengenai
imunodefisiensi primer di Indonesia, dan kekerapannya dalam terjadi infeksi saluran nafas)
•  
• Is the treatment feasible in my setting? Yes (Dapat laksana, compliance penelitian baik, instrument peneltiian mudah,
terjangkau, dan dapat diterima oleh masyarakat)
•  
• Will the potential benefits of treatment outweigh the potential harms of treatment for my patient? Yes (Tidak ada data
mortalitas dan morbiditas bermakna yang berkaitan dengan pemberian suplementasi. Selain itu kejadian efek samping
lebih tinggi pada placebo, serta vitamin D3 sudah memiliki biological plausibility jelas dari penelitian yang sudah ada
sebelumnya)

Anda mungkin juga menyukai