setiap subjek diminta untuk mencata gejala infeksinya dalam bentuk diari
dikirim secara regular melalui email setiap bulan
Jumlah dari skor infeksi dikut menggunakan kuisioner yang terdiri dari 5
parameter : gejala saluran nafas, telinga, dan sinus, lemas, dan penggunaan
antibiotic.
Gejala lain di luar parameter tersebut dianggap sebagai efek yang tidak
diinginkan
PENILAIAN VALIDITAS-OUTCOME PENELITIAN
Secondary outcome
Variabel kontiniu dianalisis dengan Mann-Whitney U test atau linear regresi sementara
variabel dikotomi dianalisis dengan Fisher exact atau regresi logistik
Tidak ada perbedaan pada indikator jenis kelamin, terapi pengganti IgG,
riwayat merokok, kadar 25-hidroksivitamin D3, tipe defek imun, serta
komorbid
terapi pengganti IgG paling sering dilaukan pada subjek dengan diagnose
CVID (100%) dan kelompok defisiensi subkelas (63%)
Skor absolut pada analisis sebelum penyesuaian adalah 202 poin di kelompok
intervensi dan 249 poin di kelompok placebo (p=0,023)
Pada hasil analisis ITT (pada 140 subjek) penurunan skor total sama dengan
hasil per-protokol di analisis sebelum penyesuaian (p=0,024) dan setelah
penyesuaian co-founding (p=0,036)
PENILAIAN KEPENTINGAN-HASIL PENELITIAN
Outcome Sekunder
Jumlah sampel dengan minimal 1 temuan positif lebih tinggi pada kelompok placebo
(2,02 vs 1,01, p=0,052), namun dengan fraksi sampel positif yang hampir sama (36% vs
41%)
Lebih banyak sampel mikrobiologi yang didapat sari saluran nafas (>1 sampel) sepanajng
studi pada kelompok placebo secara signifikan OR 2,63 (95% CI 1,17-5,92)
PENILAIAN KEPENTINGAN-HASIL PENELITIAN
Outcome Sekunder
Kelompok intervensi memiliki infeksi S. aureus (p=0,019) dan spesies fungal (p=0,058)
yang lebih sedikit secara signifikan dibanding placebo
tidak terdapat perbedaan signifikan antara analisis peptide antimikroba pada kedua
kelompok, meski kelompok plasebomemiliki kadar yang lebih tinggi pada 3 bulan
pertama
pasien yang membawa genotip “AA” di gen CYP2R1 (mengkode enzim 25-hirdoksilase)
memiliki benefit lebih besar dengan suplementasi vitamin D dibanding karier AG dan GG
(p=0,046)
PENILAIAN KEPENTINGAN-HASIL PENELITIAN
Outcome Sekunder
gejala paling sering pada kelompok terapi berupa sakit kepala dan nyeri
punggung, sementara kelompok placebo adalah parestesia, dibertikulitis,
infeksi traktus urinarius
Meskipun tidak diketahui dengan pasti data epidemiologi imunodefiseinsi primer yang mengalami
infeksi saluran nafas di Indonesia pemberian suplementasi vitamin D3 tetap dapat
dipertimbangkan terutama pada pasien yang rentan untuk mengalami infeksi saluran nafas.
Setting terapi mudah, terjangkau, compliance baik, biological plausibility jelas, serta dapat diterima pada
masyarakat umumnya.
Generabilitas penelitian ini terbatas hanya kepada populasi dengan imunodefisiensi yang ringan atau
terkontrol.
KEKUATAN PENELITIAN
Studi menggunakan vitamin D dosis tinggi yang sudah dipublikasi pada penelitian sebelumnnya,
dimana studi yang menggunakan dosis < 4000 tidak berhasil menunjukkan hasil signifikan
Merupakan studi pertama yang memberikan suplementasi vitamin D dosis tinggi dalam periode 1 tahun,
sehingga mengkover 4 musim, yang diketahui mempengaruhi kadar vitamin D
Pemilihan durasi penyakit subjek selama minimal 42 hari didasarkan pada penelitian yang sudah ada
sebelumnya, dengan tujuan untuk ekspansi hasil dari suplementasi tersebut
Analisis studi sangat sensitive, menggunakan analisis ITT dan per-proktol, serta dengan menyesuaikan
faktor co-founding yang ada
KETERBATASAN PENELITIAN
Outcome primer studi menggunakan kuisioner yang dilaporkan mandiri oleh pasien,
menurunkan nilai objektivitasnya.
Sampel pada tiap kelompok terlalu kecil untuk meghasilkan nilai kemaknaan yang
baik dengan analisis multivariat
Comparison
• suplementasi plasebo
Outcome
• Skor infeksi, kadar vitamin D serum, kultur mikrobiologi, peptide antimikroba di sekret
nasal
CHECK LIST UMUM STRUKTUR
DAN ISI MAKALAH (SUDIGDO, 2014)
No Kriteria Ya (Ya)
Tidak ada (Tidak)
TR (Tidak relevan)
Judul Makalah
1 Tidak terlalu panjang atau terlalu pendek Ya
2 Menggambarkan isi utama penelitian Ya
3 Cukup menarik Ya
Metode
16 Disebutkan desain, tempat dan waktu penelitian Ya
Hasil
37 Ketepatan numerik dinyatakan dengan benar Ya
38 Penulisan tabel dilakukan dengan tepat Ya
39 Tabel dan ilustrasi informatif dan memang diperlukan Ya
45 Tidak dilakukan analisis yang semula tidak direncanakan Tidak (dilakukan analisis pada
pasien asma, COPD,
bronkiektasis)
46 Disertakan interval kepercayaan Ya
47 Dalam hasil tidak disertakan komentar atau pendapat Ya
No Kriteria Ya (Ya) / Tdk
(Tidak), / TR
DISKUSI
48 Semua hal yang relevan dibahas Ya
49 Tidak sering diulang hal yang dikemukakan pada hasil Ya
50 Dibahas keterbatasan penelitian dan dampaknya terhadap hasil Ya
LAIN-LAIN
67 Bahasa yang baik dan benar, enak dibaca, informatif Ya
dan efektif
68 Makalah ditulis dengan ejaan yang taat azas Ya
CHECKLIST OXFORD
1a. R- Was the assignment of patients to treatments randomised?
What is best? Where do I find the information?
Centralised computer randomisation is ideal and The Methods should tell you how patients were
often used in multi-centred trials. Smaller trials allocated to groups and whether or not
may use an independent person (e.g, the hospital randomisation was concealed.
pharmacy) to “police” the randomization.
Tidak dapat ditentukan nilai dari RRR, ARR, dan NNT dalam penelitian ini
CHECKLIST OXFORD
2. How precise was the estimate of the treatment effect?
Penelitian ini dapat dipercaya, karena menggunakan instrument dan kriteria diagnostic yang jelas dan standard, analisis
peneltian yang sesuai, serta sudah dianalisis ulang dengan menggunakan analisis per-protokol dan ITT, serta bivariat dan
multivariat (regresi logistic)
• Is my patient so different to those in the study that the results cannot apply? Don’t Know (Tidak ada data mengenai
imunodefisiensi primer di Indonesia, dan kekerapannya dalam terjadi infeksi saluran nafas)
•
• Is the treatment feasible in my setting? Yes (Dapat laksana, compliance penelitian baik, instrument peneltiian mudah,
terjangkau, dan dapat diterima oleh masyarakat)
•
• Will the potential benefits of treatment outweigh the potential harms of treatment for my patient? Yes (Tidak ada data
mortalitas dan morbiditas bermakna yang berkaitan dengan pemberian suplementasi. Selain itu kejadian efek samping
lebih tinggi pada placebo, serta vitamin D3 sudah memiliki biological plausibility jelas dari penelitian yang sudah ada
sebelumnya)