Anda di halaman 1dari 47

Pemicu 5 Endokrin

Diana Putri Subroto


Anatomi dan Histologi
Fisiologi danBiokimia
• Sel folikel (T4, T3)
• Koloid (Tiroglobulin)
• Sel C(kalsitonin)
Hipotiroid
• Tubuh kekurangan hormone tiroid ditandai dengan sintesis yang kurang.
• Etiologi :
• Penyakit otoimun: tiroiditis hashimoto dan tiroiditis atrofik
• Tindakan bedah
• Terapi I 131
• Hipotiroid Kongenital ( Disgenesis, Dishormonogenesis, PTU, TSI Ibu, Bayi
premature/ BBLR, kelainan perkembangan otak tengah, aplasia hipofisis )
• Tiroiditis
• Obat2an : amiodarone, litum, IFN-a dan interleukin 2
• Kurang asupan iodium
• Kerusakan kelenjar hipofise (tumor, radiasi atau tindakan bedah )
• Pada tiroid hashimoto : infiltrasi limfosit ke • Aktivasi CD-4, CD-8 dan B cell
dalam kelenjar tiroid dengan terbentuk nya mediator kerusakan kelenjar tiroid
formasi inti germina, atrofi folikel tiroid • CD-8 sel sitotoksik menginduksi
dengan metaplsia oksifil, kloid tidak ada, nekrosis .
fibrosis ringan-sedang. Pada tiroiditis
atrofik fibrosis lebih berat sedangkan • Granzyme –B, TNF-a, IL 1, IFN-g
infiltrasi limfosit kurang dan folikel tiroid mengaktivasi death receptor 
tidak ada (end stage of hashiomoto’s apoptosis
thyroiditis)
• Defisiensi iodium sintesis berkurang.
• Timbulnya autoimun hipotiroid dipegaruhi • Iodium dosis besar  menghambat
faktor genetik dan lingkungan. Terkait HLA- binding degan tiroglobuin dan
DR3, DR4, DR 5 kaukasia. menghamabt pelepasan hormone
tiroid dari folikel
• Tindakan bedah dan terapi I-131
• Hipotiroid kongenital
Gejala Tanda
• Merasa lelah dan lemah
• Kulit kering • Lambat bergerak
• Tidak tahan terhadap suhu dingin • Lambat berbicara
• Rambut rontok • Kulit kering dan kasar
• Sulit konsentrasi, cepat lupa, dan terkadang ada
ganggua mental • Ujung ekstremitas dingin
• Depresi • Myxedema
• Konstipasi • Botak
• Berat badan bertambah (nafsu makna berkurang)
• Bradikardia
• Esak
• Suara memberat • Edema non-pitting
• Menoragi • Hiporefleksi
• Parestesi • Relaksasi tendon terlambat
• Atralgia
• Sindrom carpal tunnel
• Gangguan pendengaran
• Efusi rongga tubuh
• Gangguan haid
Pemeriksaan Lab Diagnosis banding

• TPO Antibodi (90%) • Tiroid carcinoma


• FNA biopsy
• Peningkatan kreatin kinase,
kolesterol, trigliserid, anemia
(normo/makro)
• USG
GAKI

• Spektrum gangguan yang luas sebagai akibat defisiensi iodium dalam


makanan
• Akibatnya :
• ↓ kapasitas intelektual dan fisik
• Goiter
• Retardasi mental
• Defek mental serta fisik
• Kretin endemik
Kretin endemik
• Seseorang yang lahir di suatu daerah dengan defisiensi iodium berat
yang menunjukkan 2 / lebih kombinasi gejala ireversibel ini :
• Retardasi mental
• Kelainan neuromotorik (gangguan bicara, gaya berjalan (gait) yang khas,
refleks patologis, dan refleks fisiologis ↑, mata juling, gangguan akibat
kerusakan batang otak, late walker)
• Gangguan pendengaran (bilateral, tipe perseptif, dan pada nada ↑)

• Dapat disertai / tidak disertai hipotiroidisme


• Jenis-jenis :
• Kretin endemik tipe miksedematosa :kekurangan hormon tiroid intrauterin +
kerusakan kelenjar tiroid yang disebabkan oleh atrofi kelenjar tiroid karena
berbagai sebab (bahan goitrogen, defisiensi Zn)
• Ciri-ciri :Cebol, Defisit mental, Hipotiroidisme

• Kretin endemik tipe nervosa :kekurangan hormon tiroid intrauterin


• Ciri-ciri :Retardasi mental, Bisu tuli, Diplegia spastik, Mata juling

• Kretin endemik tipe campuran


• Pencegahan dan Pengobatan
• Pemberian iodium atau hormon tiroid jangka lama mengecilkan kelenjar
• Di Indonesia digunakan garam beryodium dengan kadar yodium 40 ppm.
Dengan anggapan konsumsi garam 10 g sehari maka di makan 400 mg
potassium iodide dan ini sesuai dengan 237 mg iodide
Hipertiroid
• Tirotoksikosis : keadaan hipermetabolik ditandai dengan T3 dan T4
meningkat disebabkan hiperungsi dari kelenjar tiroid
• Tirotoksikosis → temuan klinis, fisiologis, dan biokimiawi sebagai
respon terhadap kelebihan / ↑ hormon tiroid
• Hipertiroidisme → terjadi fungsi kelenjar tiroid yang berlebihan,
sehingga menyebabkan tirotoksikosis
• Hipertiroidisme primer → kadar TSH ↓ karena umpan balik (-) dari ↑
kadar T3 dan T4 di sirkulasi
• Hipertiroidisme sekunder → ↑ kadar TSH yang menyebabkan ↑
kadar T3 dan T4
• Manifetasi dasar : kulit lunak, hangat dan kemerahan, tidak tolerans
terhadap panas dan berkeringat yang berlebihan ,berat badan turun
karena peningkatan metabolisme walaupun nafsu makan meningkat,
hipermotilitas,malabsorpsi, diare, palpitasi, takikardia, kegelisahan,
iritabilitas dan tremor
• Thyroid storm : hipertiroidisme yang muncul mendadak. Biasa pada
pasien yang menderita penyakit grave dikarenakan peningkatan
katekolamin
Penyakit grave
• Penyebab tersering hipertiroidisme endogen
• Trias manifestasi :
• Tirotoksikosis yg disebabkan karena hiperfungsi tiroid dengan pembesaran
difus
• Oftamopati infiltrative (eksoftalmus)
• Dermopati infiltrative (miksedema pretibial)
• Berhubungan dengan HLA – DR3, polimorfisme gen pengkode
reseptor sel T, CTLA-4 yang menghambat tirosin fosfatasi PTPN22.
• Sasaran utama adalah reseptor TSH :
• Terdapat IgG yang berikatan dengan reseptor TSH dan bekerja menyerupai
TSH sehingga terjadi peningkatan adenilil siklase  peningkatan hormone
tiroid
• Imunoglobulin yang merangsang proliferasi epitel folikel limfoid
• Imunoglobulin penghambat ikatan dengan TSH : terdapat antibody pada
reseptor TSH sehingga menghambat fungsi sel tiroid
• Akropaki
• Phalanx distal mengalami clubbing dan penebalan Terkait dengan dermopati

• Dermopati
• Deposisi glikosaminoglikan pada daerah dermis/subkutan → ↑ tekanan osmotik →
akumulasi cairan

• Oftalmopati infiltrative :
• Infiltasi sel momonukleus (sel T) di retroorbital
• Edema inflamasi dan pembengkakan otot ekstraokular
• Akumulasi asam hialuronat dan kondroitin sulfat
• Infiltrasi lemak
Gambaran klinis
• Manifestasi hipertiroid+ hyperplasia tiroid difus, oftalmopati, dan
dermopati
• Pemeriksaan lab : t3 t4 turun dengan peningkatan TSH
• Pemeriksaan fisik : pembesaran kelenjar tiroid (goiter/struma) difus,
bruit pada auskultasi (disebabkan ↑ aliran darah ke kelenjar)
• Pemeriksaan penunjang :
• Pemeriksaan darah → TSH ↓, ↑ T4 bebas (dan atau ↑ T3)
• Pemeriksaan antibodi → TSI (+)
Farmakologi → propiltiourasil (PTU), metimazol (MMI), karbimazol
• Menghambat sintesis hormon tiroid : menghambat reaksi yang dikatalisis H202 →
menghambat organifikasi iodida, menghambat reaksi penggabungan (coupling)
• PTU juga menghambat konversi T4 → T3 di perifer
• Lanjutkan terapi sampai terjadi remisi (20 – 40% pasien mengalami remisi
spontan pada terapi selama 6 – 18 bulan)
Tiroidektomi subtotal / total
• Indikasi : goiter yang besar, dicurigai nodul merupakan keganasan, pasien
intoleran terhadap terapi farmakologi dan menolak tindakan ablasi
• Risiko → hipoparatiroidisme, kelumpuhan pita suara
Tiroiditis subakut
• Penyakit inflamasi akut pada kelenjar tiroid yang ditandai dengan fase
tirotoksikosis pada awalnya. Kemudian diikuti dengan fase hipotiroid
dan fase eutiroid
• 2 subtipe : painful, painless
• Inflamasi akut pada kelenjar tiroid yang ditandai dengan terdapatnya
sel giant dan infiltrasi limfosit
• Gangguan sel folikel tiroid oleh proses inflamasi → pelepasan hormon
tiroid yang tersimpan (melebihi kemampuan memproduksi hormon
tiroid yang baru)
• Painful thyroiditis → infeksi virus (biasanya didahului oleh infeksi
saluran napas atas yang disebabkan oleh mumps virus, coxsackie,
influenza, adenovirus, echovirus). Disebut juga tiroiditis De Quervain /
tiroiditis granulomatosa
• Painless thyroiditis → postpartum (5 – 10% wanita postpartum),
autoimun, limfositik. Disebut juga silent thyroiditis
• Goiter/struma
• Painful thyroiditis/ De Quervain :
• Nyeri pada daerah sekitar kelenjar tiroid. Nyeri dapat menjalar ke telinga, rahang,
dan oksiput
• Dapat terjadi demam
• Malaise
• Painless / silent thyroiditis :
Tiroiditis postpartum → tidak spesifik. Seperti penderita depresi
• Pemeriksaan penunjang :
• Fase tirotoksikosis → ↑ T4 dan T3 bebas, ↓ TSH, ↓ RAIU
• Fase hipotiroid → ↓ T4 bebas (kadang-kadang T3 bebas), ↑ sedang dari TSH
• Painful thyroiditis → ↑ LED
• Painful thyroiditis :
• AINS dosis tinggi
• Prednisone → sakit yang berat
• Agen kontras teriodinasi (asam iopanoat, ipodate) → menghambat
konversi T4 menjadi T3 di perifer
• β-bloker → << gejala hipermetabolik dan kardiak pada kedua subtipe
• Bila fase hipotiroid menimbulkan gejala → terapi tiroksin jangka
pendek
• Dapat pulih secara total
• 10% pasien painless thyroiditis → hipotiroidisme permanen
• Postpartum thyroiditis → selesai spontan tanpa suplementasi. Dapat
rekuren pada kehamilan berikutnya
hiperparatiroid
• Hiperparitiroidism primer adalah kelainan kalsium, fosfat dan
metabolisme tulang karena peningkatan sekresi PTH sehingga terjadi
hiperkalsemia dan hiperfosfatemia.
• Etiologi : adenoma 85%-95%, hyperplasia primer (difus atau nodular)
5%-10%, karsinoam paratiroid 1%.
• Defek genetic pada hiperparatiroidisme primer fmilial meliputi MEN-1
dan MEN 2A sedangkan hiperkalsemia hipokalsiurik familial (jarang)
akibat hipeparatiroid karena mutase gen reseptor perasa kalsium
yang menjadi inaktif sehingga sel paratiroid mensekresi PTH terus
menerus
patogenesis
• Inversi gen cyclin D I : cyclin D I adalah regulator positif siklus sel.
Terjadi iversikromosomal pada kromosom I I menyebabkan relokasi
gen cyclin D I ( I I q) jadi berdekatan dengan regio 5’ yang mengapit
gen PTH ( I I p), sehingga eksresi protein cyclin D I abnormal dan
proliferasi meningkat
• Mutasi MEN I : MEN I diwariskan secara autosomal dominan dimana
gen ini terletak di 11q13 yg merupakan gen penghambat tumor
sehingga inaktivasi dr kedua alel menyebabkan tumorigenesis.
Manifestasi klinis
• Peningkatan kalsium terionisasi dalam serum
• Asimptomatik
• Hiperparatiroidisme primer dihubungkan dengan kelompok gejala yg
meliputu nyeri tulang, batu ginjal, nyeri abdominal dan keluhan psikis.
Dengan manifestasi utama adalah nyeri Karena fraktur tulang yang
melemah Karena osteoporosis atau osteitis fibrosis kistika dan oleh
batu ginjal dengan uropati obstruktif
• Gejala tambahan : gangguan GI (konstipasi, nausea, ulkus peptikum,
pankreatitis dan batu empedu, perubahan SSP ( depresi, lesu, kejang),
abnormalitas neuromuscular (hipotonia dan kelemahan), poliuri dan
polidipsi sekunder
Hiperparatiroid sekunder
• Disebabkan oleh penurunan kadar kalsium menahun sehingga
menyebabkan overaktivitas paratiroid kompensatorik.
• Gagal ginjal merupakan penyebab tersering.
• Gagal ginjal menahun berhubungan dengan eksresi fosfat 
hiperfosfatemia. Kadar fosfat yan meningkat ini secara langsung
menekan kadar kalsium serum yang seterusnya merangsang kelenjar
paratiroid. Kemudia substansi ginjal yang hilang maka berkurang juga
enzim hidroksilase a-1 untuk sintesis vitamin D bentuk aktif 
mengurangsi absorbs kalsium di usus.
Manifestasi klinis
• Di dominasi dengan gejala yang berkaitan dengan gagal ginjal
menahun. Abnormalitas tulang dan perubahan lain yang berkaitan
dengan kelebihan PTH tidak seberat primer.
• Kadar kalsium mendekati normal akibat kompensasi
• Kalsifilaksis : kalsifikasi metastatic pembuluh darah  iskemik
Hipoparatiroid

• Penyebab utama :
• Hipoparatiroidisme yang diinduksi krn pembedahan :terangkatnya paratiroid
saat tiroidektomi
• Paratiroid tidak ada terjadi bersama dengan aplasia timus (sindrom di George)
• Hipoparatiroidisme autoimun : sindrom defisiensi poliglandular herediter
yang timbul dari autoantobodi terhadap organ endokrin multiple.
• Infeksi jamur : disebabkan oleh mutase pada gen AIREsebagai suatu akibat
kegagalan toleransi diri pasien membuat antibody terhadap IL17 dirinya
sendiri
Manifestasi klinis
• Hipokalsemia
• Peningkata iritabilitas neuromuscular (geli, spasme otot, wajah
meringis, tetani terus menerus).
• Aritmia jantung
• Peningkatan tekanan intracranial
• kejang

Anda mungkin juga menyukai