• Dermopati
• Deposisi glikosaminoglikan pada daerah dermis/subkutan → ↑ tekanan osmotik →
akumulasi cairan
• Oftalmopati infiltrative :
• Infiltasi sel momonukleus (sel T) di retroorbital
• Edema inflamasi dan pembengkakan otot ekstraokular
• Akumulasi asam hialuronat dan kondroitin sulfat
• Infiltrasi lemak
Gambaran klinis
• Manifestasi hipertiroid+ hyperplasia tiroid difus, oftalmopati, dan
dermopati
• Pemeriksaan lab : t3 t4 turun dengan peningkatan TSH
• Pemeriksaan fisik : pembesaran kelenjar tiroid (goiter/struma) difus,
bruit pada auskultasi (disebabkan ↑ aliran darah ke kelenjar)
• Pemeriksaan penunjang :
• Pemeriksaan darah → TSH ↓, ↑ T4 bebas (dan atau ↑ T3)
• Pemeriksaan antibodi → TSI (+)
Farmakologi → propiltiourasil (PTU), metimazol (MMI), karbimazol
• Menghambat sintesis hormon tiroid : menghambat reaksi yang dikatalisis H202 →
menghambat organifikasi iodida, menghambat reaksi penggabungan (coupling)
• PTU juga menghambat konversi T4 → T3 di perifer
• Lanjutkan terapi sampai terjadi remisi (20 – 40% pasien mengalami remisi
spontan pada terapi selama 6 – 18 bulan)
Tiroidektomi subtotal / total
• Indikasi : goiter yang besar, dicurigai nodul merupakan keganasan, pasien
intoleran terhadap terapi farmakologi dan menolak tindakan ablasi
• Risiko → hipoparatiroidisme, kelumpuhan pita suara
Tiroiditis subakut
• Penyakit inflamasi akut pada kelenjar tiroid yang ditandai dengan fase
tirotoksikosis pada awalnya. Kemudian diikuti dengan fase hipotiroid
dan fase eutiroid
• 2 subtipe : painful, painless
• Inflamasi akut pada kelenjar tiroid yang ditandai dengan terdapatnya
sel giant dan infiltrasi limfosit
• Gangguan sel folikel tiroid oleh proses inflamasi → pelepasan hormon
tiroid yang tersimpan (melebihi kemampuan memproduksi hormon
tiroid yang baru)
• Painful thyroiditis → infeksi virus (biasanya didahului oleh infeksi
saluran napas atas yang disebabkan oleh mumps virus, coxsackie,
influenza, adenovirus, echovirus). Disebut juga tiroiditis De Quervain /
tiroiditis granulomatosa
• Painless thyroiditis → postpartum (5 – 10% wanita postpartum),
autoimun, limfositik. Disebut juga silent thyroiditis
• Goiter/struma
• Painful thyroiditis/ De Quervain :
• Nyeri pada daerah sekitar kelenjar tiroid. Nyeri dapat menjalar ke telinga, rahang,
dan oksiput
• Dapat terjadi demam
• Malaise
• Painless / silent thyroiditis :
Tiroiditis postpartum → tidak spesifik. Seperti penderita depresi
• Pemeriksaan penunjang :
• Fase tirotoksikosis → ↑ T4 dan T3 bebas, ↓ TSH, ↓ RAIU
• Fase hipotiroid → ↓ T4 bebas (kadang-kadang T3 bebas), ↑ sedang dari TSH
• Painful thyroiditis → ↑ LED
• Painful thyroiditis :
• AINS dosis tinggi
• Prednisone → sakit yang berat
• Agen kontras teriodinasi (asam iopanoat, ipodate) → menghambat
konversi T4 menjadi T3 di perifer
• β-bloker → << gejala hipermetabolik dan kardiak pada kedua subtipe
• Bila fase hipotiroid menimbulkan gejala → terapi tiroksin jangka
pendek
• Dapat pulih secara total
• 10% pasien painless thyroiditis → hipotiroidisme permanen
• Postpartum thyroiditis → selesai spontan tanpa suplementasi. Dapat
rekuren pada kehamilan berikutnya
hiperparatiroid
• Hiperparitiroidism primer adalah kelainan kalsium, fosfat dan
metabolisme tulang karena peningkatan sekresi PTH sehingga terjadi
hiperkalsemia dan hiperfosfatemia.
• Etiologi : adenoma 85%-95%, hyperplasia primer (difus atau nodular)
5%-10%, karsinoam paratiroid 1%.
• Defek genetic pada hiperparatiroidisme primer fmilial meliputi MEN-1
dan MEN 2A sedangkan hiperkalsemia hipokalsiurik familial (jarang)
akibat hipeparatiroid karena mutase gen reseptor perasa kalsium
yang menjadi inaktif sehingga sel paratiroid mensekresi PTH terus
menerus
patogenesis
• Inversi gen cyclin D I : cyclin D I adalah regulator positif siklus sel.
Terjadi iversikromosomal pada kromosom I I menyebabkan relokasi
gen cyclin D I ( I I q) jadi berdekatan dengan regio 5’ yang mengapit
gen PTH ( I I p), sehingga eksresi protein cyclin D I abnormal dan
proliferasi meningkat
• Mutasi MEN I : MEN I diwariskan secara autosomal dominan dimana
gen ini terletak di 11q13 yg merupakan gen penghambat tumor
sehingga inaktivasi dr kedua alel menyebabkan tumorigenesis.
Manifestasi klinis
• Peningkatan kalsium terionisasi dalam serum
• Asimptomatik
• Hiperparatiroidisme primer dihubungkan dengan kelompok gejala yg
meliputu nyeri tulang, batu ginjal, nyeri abdominal dan keluhan psikis.
Dengan manifestasi utama adalah nyeri Karena fraktur tulang yang
melemah Karena osteoporosis atau osteitis fibrosis kistika dan oleh
batu ginjal dengan uropati obstruktif
• Gejala tambahan : gangguan GI (konstipasi, nausea, ulkus peptikum,
pankreatitis dan batu empedu, perubahan SSP ( depresi, lesu, kejang),
abnormalitas neuromuscular (hipotonia dan kelemahan), poliuri dan
polidipsi sekunder
Hiperparatiroid sekunder
• Disebabkan oleh penurunan kadar kalsium menahun sehingga
menyebabkan overaktivitas paratiroid kompensatorik.
• Gagal ginjal merupakan penyebab tersering.
• Gagal ginjal menahun berhubungan dengan eksresi fosfat
hiperfosfatemia. Kadar fosfat yan meningkat ini secara langsung
menekan kadar kalsium serum yang seterusnya merangsang kelenjar
paratiroid. Kemudia substansi ginjal yang hilang maka berkurang juga
enzim hidroksilase a-1 untuk sintesis vitamin D bentuk aktif
mengurangsi absorbs kalsium di usus.
Manifestasi klinis
• Di dominasi dengan gejala yang berkaitan dengan gagal ginjal
menahun. Abnormalitas tulang dan perubahan lain yang berkaitan
dengan kelebihan PTH tidak seberat primer.
• Kadar kalsium mendekati normal akibat kompensasi
• Kalsifilaksis : kalsifikasi metastatic pembuluh darah iskemik
Hipoparatiroid
• Penyebab utama :
• Hipoparatiroidisme yang diinduksi krn pembedahan :terangkatnya paratiroid
saat tiroidektomi
• Paratiroid tidak ada terjadi bersama dengan aplasia timus (sindrom di George)
• Hipoparatiroidisme autoimun : sindrom defisiensi poliglandular herediter
yang timbul dari autoantobodi terhadap organ endokrin multiple.
• Infeksi jamur : disebabkan oleh mutase pada gen AIREsebagai suatu akibat
kegagalan toleransi diri pasien membuat antibody terhadap IL17 dirinya
sendiri
Manifestasi klinis
• Hipokalsemia
• Peningkata iritabilitas neuromuscular (geli, spasme otot, wajah
meringis, tetani terus menerus).
• Aritmia jantung
• Peningkatan tekanan intracranial
• kejang