Anda di halaman 1dari 138

Pemicu 1

Blok Penginderaan
Diana Putri
405150165
ANATOMI, HISTOLOGI, FISIOLOGI MATA
LEARNING ISSUES 1
ANATOMI & HISTOLOGI
Struktur mata bagian luar

Organ luar (Organ Okuli Asesoria) :


• Bulu mata (Siliae)
• Rongga mata (Cavum orbita)
• Alis mata (Supersilium)
• Kelopak mata (Palpebra)
• Kelenjar air mata (Aparatus lakrimalis)
• Otot mata (musculus okuli)
• Selaput bening mata (konjungtiva)
1. Kelopak mata (palpebra) dan bulu
mata
2. Alis mata (supersilium)
3. Apparatus Lakrimal
4. Rongga mata (cavum orbita)
• Dibentuk oleh: Os frontale, Os
ethmoidale, Os lacrimale, Os
palatinum, Maxilla, Os sphenoidale
dan Os zygomaticum
5. Otot mata (musculus obuli)
• berfungsi untuk menggerakkan bola
mata
6. Selaput bening (konjungtiva)
• Selaput lendir transparan untuk
melembabkan bola mata
Struktur mata bagian dalam

– Kornea
– Sclera
– Iris dan Pupil
– Lensa
– Retina
– Koroid
– Saraf optik
Anatomi Mata
Isi Bulbus Oculi
1. Lensa Crystalina
 Struktur:
◦ Diselubungi oleh capsula lentis yang bening dan elastis
(berasal dari mesoderm)
◦ Bagian depan: lapisan epitel kuboid selapis
◦ Sebagian besar masa lensa: susunan serabut-serabut
lensa yang berasal dari pemanjangan sel-sel pembentuk
lensa (epitel ektoderm).
2. Corpus vitreum
 Bentuk:
◦ Bulat Seperti Bola, Mengisi Rongga Antara Retina Dan
Lensa, Dibatasi Membrana Hyaloidea Yang Tipis.
 Struktur:
◦ Gelatin jernih, mengandung air sebanyak 99%
◦ Fibril-fibril halus mirip kolagen, asam hialuron
◦ Di Tengah Dilalui Canalis Hyaloideus
◦ Membrana hyaloidea di daerah corpus ciliare merupakan
tempat bertumpunya serabut-serabut: apparatus
suspensorius lentis = zonula zinnii
3. Humor aquaeus
 Lokasi: Mengisi camera oculi anterior dan camera
oculi posterior
 Struktur: Cairan tidak berbentuk, Kandungan air: 98,6
% dan garam nacl & sedikit protein
 Penghasil : Pembuluh darah corpus ciliare
 Aliran:
◦ Camera oculi posterior
◦ Camera oculi anterior
◦ Canalis schlemmii
◦ V.V. Ciliares
o Bola mata dibungkus oleh 3 lapis jaringan :

1. Tunica Fibrosa

1. Sclera : 5/6 bagian posterior, putih keruh

2. Cornea : 1/6 bagian anterior. Transparan

3. Limbus : peralihan antara sclera, cornea dan konjungtiva

4. Lamina cribosa : tempat masuknya nervus opticus

2. Tunica vasculosa / Uvea CORNEA

1. Choroid

2. Corpus ciliaris

3. Iris SCLERA
3. Retina

1. Epitel pigmen

2. Lapisan retina
• SKLERA
• 5/6 bagian belakang (diameter 22mm), berwarna putih,tidak tembus cahaya
• Kutub belakang ditembus N.Opticus
• Ketebalan di kutub belakang 1-2mm, menipis ke depan, pd daerah equator
ketebalan menjadi 0,4-0,5mm
• Tempat insersi otot2 penggerak bola mata
• Arah serabut kolagen meridional dan ekuatorial
• Permukaan luar sebagian dilapisi oleh konjungtiva sklerae bagian dari
konjungtiva bulbi
• Permukaan dalam berbatasan dgn choroid dipisahkan oleh sel endotel

• Anyaman pembuluh darah dari dalam


• Perbatasan dgn kornea:
• Sulcus sklera
• Celah melingkar disebut Canals of Schlemm dgn batas2 sel endotel
• CORNEA

• Jernih , tembus cahaya., bersifat avaskular

• Mendapat nutrisi dari difusi pembuluh perifer dalam limbus dan dari
humor aquous di bagian tengah

• Tidak melengkung secara uniform/seragam

• Bagian tengah mempunyai lengkung yg lebih kecil dibanding daerah tepi

• Permukaan posterior lebih melengkung dibanding anterior

• Peralihan kornea dgn sklera disebut limbus


5 LAPISAN KORNEA
• Epitel kornea • Substansia Propria

• Lanjutan epitel konjungtiva bulbi • Membentuk massa kornea (90%)

• Epitel berlapis gepeng tak • Tdd serabut kolagen yang sejajar

bertanduk(5-6 lapis) • Diantara serabut kolagen tdp fibroblas

• Lamina elastika anterior / Membrana gepeng

Bowman • Subtansi dasar : Kondroitin sulfat

• Homogen • Tidak ada pembuluh darah

• Tdk mengandung sel • Lamina elastika posterior/ Membrana

• Dibentuk oleh perpadatan subtansi Descement

antar sel dengan serabut kolagen • Homogen


halus yg tersebar tak beraturan • Serabut kolagen halus
• Sel endotel, berupa selapis sel kuboid
Lapisan Kornea
EPITEL ANTERIOR
MEMBRANE BOWMAN

SUBTANSIA PROPRIA

MEMBRANE DESCEMENT
ENDOTEL
Tunika Vasculosa
1. Koroid
• Lapisan dari luar ke dalam :
• Stratum Perichondrium (lamina Subarachnoid)
• Berbatasan langsung dgn sklera
• Anyaman longgar serabut kolagen dan serabut elastis
• Sel endotel, gepeng, dam nelanosit berpigmen
• Lamina Vasculosa
• Lamina Vasculosa
• Struktur umum sama, tetapi lebih banyak pembuluh darah
• Lamina Capillarum
• Banyak mengandung kapiler darah
• Lamina Vitrea (membrana Bruch)
• Membran jernih setebal 2mikromtr berbatsan dgn retina
sampai orra serrata
Tunica Vasculosa
2. Korpus siliaris

• Struktur jaringan :

 Jar.ikat longgar, kaya serabut elastis, pembuluh dara dan


melanosit

 Jar. Otot polos dlm 3 berkas, disebut M.cilliaris, berkas


meridional, berkas radier, dan berkas sirkuler. Fungsi serabut
otot adalah untuk akomodasi lensa

 Diselubungi oleh lanjutan retina yg hanya 2 lapis

 Tdpt Prosessus Siliaris


Retina-choroid-sklera
M.Siliaris dalam Korpus siliaris

RETINA
SERABUT SIRKULER

SERABUT RADIER

SERABUT MERIDIONAL

CHOROID

SCLERA
3. Iris

• Permukaan depan (dari tunika vasculosa)

• Kasar karena adanya lipatan dan cekungan

• Ditutupi oleh epitel selapis gepeng lanjutan dari endotel kornea

• Dibawah epitel tdp stroma jaringan pengikat longgar dengan banyak


anyaman pembuluh darah, fibroblas, dan melanosit

• Lapisan berikutnya: jaringan pengikat longgar dengan banyak anyaman


pembuluh darah

• Permukaan belakang (dari tunika vasculosa)

• Halus

• Tdp M.dilatator pupil dan M.spincter pupil

• Ditutupi oleh epitel

• Margo pupillaris iridis  tepi yg membatasi iris

• Fungsi pigmen  mengurangi intensitas cahaya


Komponen utama mata
Struktur Lokasi Fungsi

Humor Aquosus Rongga anterior antara kornea dan lensa Cairan encer jernih yang terus menerus
dibentuk & membawa nutrient bagi kornea
& lensa
Sel bipolar Lapisan tengah sel saraf di retina Penting dalam pemrosesan rangsangan
cahaya di retina

Titik buta Titik di retina sedikit di tepi tempat Jalan keluar nervus optikus & pembuluh
keluarnya saraf optikus darah
Tidak mengandung fotoreseptor (diskus
optikus)

Koroid Lapisan tengah mata Berpigmen untuk mencegah pembuyaran


berkas sinar di mata
Mengandung pembuluh darah yang
memberi makan retina
Di sebelah anterior membentuk badan
siliaris & iris

Badan siliar Turunan khusus di anterior lapisan koroid Menghasilkan humor aquosus &
Membentuk cincin melingkari tepi luar mengandung otot siliaris
lensa
Struktur Lokasi Fungsi

Otot siliaris Komponen otot melingkar dari korpus Penting dalam akomodasi
siliaris
Melekat ke lensa melalui ligamentum
suspensorium
Sel kerucut Fotoreseptor di lapisan terluar retina Berperan dalam ketajaman penglihatan,
penglihatan warna, & penglihatan siang
hari
Kornea Lapisan paling luar yang jernih di anterior Berperan paling besar dalam
mata kemampuan refraksi mata

Fovea Bagian tengah retina Daerah dengan ketajaman tertinggi

Sel ganglion Lapisan dalam sel saraf retina Penting dalam pemrosesan rangsangan
cahaya di retina
Membentuk nervus optikus

Iris Cincin otot yang berpigmen & terlihat di Mengubah ukuran pupil dengan kontraksi
dalam humor aquosus Berperan menentukan warna mata

Lensa Antara humor aquosus & humor vitreus Berperan dalam variasi kemampuan
Melekat ke otot siliaris melalui refraksi selama akomodasi
ligamentum suspensorium
Struktur Lokasi Fungsi

Makula lutea Daerah tepat di sekitar Memiliki ketajaman tinggi karena banyak mengandung
fovea sel kerucut
Diskus optikus

Nervus optikus Keluar dari mata di diskus Bagian pertama dari jalur penglihatan ke otak
optikus (bintik buta)

Pupil Lubang bundar anterior di Mengatur jumlah cahaya yang masuk ke mata
tengah iris

Retina Lapisan paling dalam mata Mengandung fotoreseptor (sel kerucut & sel batang)

Sel batang Fotoreseptor di lapisan Berperan dalam penglihatan hitam putih & malam
terluar retina Memiliki sensitivitas tertinggi

Sklera Lapisan luar mata yang kuat Selubung jaringan ikat protektif
Membentuk bagian putih mata yang terlihat
Di sebelah anterior membentuk jaringan khusus : kornea

Ligamentum Terletak di antara otot Penting dalam akomodasi


suspensorium siliaris & lensa

Humor vitreus Antara lensa & retina Bahan setengah cair mirip gel yang membantu
mempertahankan bentuk bulat mata
OTOT BOLA MATA
Otot Menghasilkan Saraf kranial
gerakan
Rektus Ke atas Okulomotor
Superior (III)
Rektus Ke bawah Okulomotor
Inferior (III)

Rektus Ke dalam arah Okulomotor


Medialis hidung (III)

Rektus Jauh dari hidung Abducens (VI)


Lateralis

Oblique Ke bawah dan Trochlear (IV)


Superior masuk

Oblique Ke atas dan Okulomotor


Inferior keluar (III)
Kornea

Epitel
anterior

Stroma
kornea

Epitel posterior
/endotel kornea
Iris dan Koroid

Iris
COP

COA

Celah
fontana Canalis
schlemm
10 Lapisan retina dr luar
ke dalam:
Retina
1.Epitel pigmen
2.Rod & conus (Bacili &
Coni)
Sel batang
3.Membran limitans dan kerucut
externa
4.Lapisan nuclear luar
(granuler luar) Nuklei luar Sel pigmen
5.Lapisan plexiform luar
(molekuler luar) Lap. Pleksi
6.Lapisan nuclear dalam form luar
(granuler dalam)
7.Lapisan plexiform Nuklei dalam
dalam(molekuler dalam)
Lap. Pleksi form
8.Lapisan sel ganglion dalam
9.Lapisan serat saraf optik
10.Membran limitans Lap.sel ganglion
interna
1.Epitel Pigmen

• Sebelah dalam: selapis kubis mengandung butir2pigmen fuchsin, cabang


sitoplasmanya meluas dan memisahkan coni dan bacili

• Sebelah luar berdekatan dengan choroid mengandung sel dgn inti oval, tanpa
pigmen

2.Lapisan Bacili dan Coni: mrpk lap.terluar dr sel2 fotoreseptor yg sensitif thd cahaya

• Sel Bacili: sel neuroepitel, btk langsing tdr:

• Segmen Luar: sgt refraktil dan mengandung rhodopsin

• Segmen Dalam: bergranuler halus & mengandung fibrillae yg tersusun


longitudinal (warna gelap) di ujung sebelah luar

Badan bacili yg mengandung inti sampai pd lap nuklear luar, serat bacili terus
melanjut ke lap plexiform luar. Jumlah + 130 jt, berkaitan dgn cahaya redup /
malam
Penyinaran retina dgn cahaya terang

menyebabkan rhodopsin rusak (disintegrasi), tapi akan mengalami regenerasi yang


tetap, selama msh berhubungan dgn epitel berpigmen.

• Sel Coni: sel neuroepitel yg tdr:

• Segmen luar: mengandung iodopsin dan sgt refraktil

• Segmen dalam: bergranuler halus dan memiliki serat yg berwarna gelap.

Serat2ini meluas sampai lapisan plexiform luar dan

berakhir pd pedunculi coni.

Jumlah coni 7 juta berkaitan dgn cahaya terang dan

gambar2 berwarna

3. Membran limitans externa : Tipis, Serat Muller, Cabang dendrit bacili dan coni
4. Lapisan nuclear luar 6. Lapisan plexiform dalam
• Inti Coni: Badan-badan pucat – Sinapsis: axon sel bipoler dan
dan oval
dendrit sel ganglion
• Inti bacili: kecil, bundar,
warna gelap – Cabang axon sel amakrin
5. Lapisan plexiform luar 7. Lapisan sel ganglion
• Sinapsis: axon bacili dan coni – Badan sel multipolar dari sel
dgn dendrit sel bipolar ganglion
6. Lapisan nuclear dalam – Unsur neuroglia tersebar
• Badan sel neuron asosiasi: sel
amakrin, sel bipolar dan sel 9. Lapisan serat saraf
horizontal – Lapisan axon non myelin dari sel
• Serat Muller ganglion, Sel neuroglia ( sel laba-
Sel bipolar mentransfer impuls ke laba), Cabang serat Muller, P.D
neuron ke sekitar, sel amakrin retina
dan sel horizontal yg diteruskan
ke area dekat retina 10.Membran limitans interna
 Perluasan serat radial membrane
homogen
Ora serata
Ruang
Retina vitrea

Ora
Koroid
serata

Sklera
PALPEBRA
• Struktur: • Bagian tengah :
• Dua lipatan jaringan yang • M. Orbicularis oculi
berfungsi melindungi mata: • Tarsus (lempeng jaringan
• Palpebra superior & Palpebra pengikat padat) mengandung
inferior glandula meibomi
• Mikroskopis • M. Levator palpebrae
• Permukaan depan • Glandula meibom (modifikasi dari
• Ditutupi oleh kulit berambut kelenjar sebasea)
lanjutan dari kulit wajah dan
subcutis • Glandula Zeiss (kelenjar sebasea)
• Permukaan belakang • Glandula molli (glandula sudorifera)
• Ditutupi oleh conjunctiva
palpebrae lanjutan dari
conjunctiva bulbi: epitel silindris
berlapis dan lamina propria
Palpebra
M. Obicularis
oculi

Kel
meibom

Kel. zeis
Sel goblet
(conjungtiva Folikel
palpebra) rambut

M. seliari
Konjungtiva bulbi (okuli)

Sel goblet

Sel epitel
(konjungtiva okuler)

Konjungtiv
a bulbi

Sklera

Kornea

COA Iris COP


Limbus

Conjungtiva

Limbus
Sklera

Kornea
FISIOLOGI
• FUNGSI MATA:
Sebagai indera penglihatan yg menerima
rangsangan berupa berkas cahaya pada retina dengan
perantaraan N. optikus dan menghantarkan
rangsangan ini ke pusat penglihatan di otak untuk
ditafsirkan.
• BAGIAN LUAR MATA :
• Fungsi : melindungi mata dari iritan dan cedera.
• Terdiri dari : KELENJAR LAKRIMALIS, KONJUNGTIVA,
KELOPAK MATA
Organ Dalam Mata
1. Kornea : bagian depan mata yang tembus pandang yang menutupi iris dan pupil. Bila
kornea disentuh maka kelopak mata akan menutup secara refleks. Kornea tidak
memiliki pembuluh darah
2. Iris dan Pupil
Posisi iris mata terlindung di belakang kornea dan di depan lensa, iris mata adalah
lingkaran berwarna, membran membentuk lingkaran ( bundar ) mengandung dilator
involunter dan otot – otot spingter yang mengatur ukuran pupil
Otot – otot bekerja adalah : M. ciliaris, M. spinkter pupilae, M. dilatator pupilae
Pupil : tempat masuknya cahaya ke bagian mata yang berada di ruang tengah2 iris, yang
dikontrol saraf otonom
Ukuran pupil bervariasi dalam merespon intensitas cahaya dan memfokuskan objek
(akomodasi) untuk memperjelas penglihatan, pupil mengecil jika cahaya terang atau
untuk penglihatan dekat
Pupil mata

• Cahaya gelap :
pengaruh simpatis  kontraksi
otot polos radialis  midriasis
/ m’lebar
• Cahaya terang :
pengaruh parasimpatis 
kontraksi otot polos sirkularis
 miosis /menyempit
3. Sklera
• Sklera merupakan dinding bola mata yang padat dan paling
keras, terdiri atas jaringan fibrosa, tidak jernih, dan tampak
berwarna putih.
• Tebal sklera rata-rata 1 mm, tetapi pada insersi otot rektur
menebal menjadi 3 mm.
• Sklera mempunyai 2 buah lubang utama, yaitu :
• Foramen skleralis anterior, tempat melekatnya kornea, dan
• Foramen skleralis posterior, atau kanalis skleralis,
merupakan pintu keluar nervus optikus.
• Permukaan luar sklera diliputi jaringan elastik tipis,
namanya episklera, mengandung banyak pembuluh darah
yang memberi nutrisi bagi sklera
• Sklera dipelihara oleh syaraf siliaris
4. Lensa Mata
– Lensa mata merupakan suatu kristal, berbentuk bikonfek (
cembung ) bening, terletak dibelakang iris, terbagi kedalam ruang
anterior dan posterior.
– Lensa tersusun dari sel – sel epitel yang dibungkus oleh membrab
elastis, ketebalannya dapat berubah – ubah menjadi lensa
cembung bila refraksi lebih besar
– Kapsul lensa adalah suatu membran semipermeabel yang dapat
dilewati air dan elektrolit.
– Disebelah depan terdapat selapis epitel subkapsular.
– Nukleus lensa lebih keras daripada korteksnya.
– Sesuai dengan bertambahnya usia, serat-serat lamelar subepitel
terus diproduksi, sehingga lensa lama-kelamaan menjadi kurang
elastik.
– Lensa terdiri dari enam puluh lima persen air, 35% protein, dan
sedikit sekali mineral yang biasa ada di jaringan tubuh lainnya..
Tidak ada serat nyeri, pembuluh darah atau pun saraf di lensa.
5. Koroid
– Tunika vaskular mata terdiri dari
koroid di bagian belakang, badan
siliaris serta iris di bagian depan.
– Koroid berada di lima perenam
bagian posterior bola mata.
– Koroid merupakan membran tipis,
vaskular, warna coklat tua atau
muda.
– Di bagian belakang ditembus oleh
nervus optikus.
– Lapisan ini lebih tebal di bagian
belakang daripada di bagian depan.
– Salah satu fungsi koroid adalah
memberikan nutrisi untuk retina
serta menyalurkan pembuluh darah
dan saraf menuju badan siliaris dan
iris.
6. Retina
– Retina adalah selapis tipis sel yang terletak pada bagian belakang
bola mata
– Retina merupakan bagian mata yang mengubah cahaya menjadi
sinyal syaraf
– Retina memiliki sel fotoreseptor yang menerima cahaya
– Sinyal yang dihasilkan kemudian mengalami proses rumit yang
dilakukan oleh neuron retina yang lain, dan diubah menjadi potensial
aksi pada sel ganglion retina
– Struktur retina manusia adalah 72% seperti bola dengan diameter
sekitar 22 mm. Pada bagian tengah retina terdapat cakram optik,
yang dikenal sebagai "titik buta" (blind spot) karena tidak adanya
fotoreseptor di daerah itu
– Retina tidak hanya mendeteksi cahaya, melainkan juga memainkan
peran penting dalam persepsi visual.
– Struktur unik pembuluh darah pada retina telah digunakan
sebagai identifikasi biometrik
6 MACAM SEL di retina :
• SEL RESEPTOR ( fotoreseptor)
• SEL BATANG / Rods  bayangan
hitam putih, banyak di perifer
retina, mempunyai fotopigmen
rhodopsin (monokromatik &
sangat peka cahaya)
• SEL KERUCUT / Cones 
bayangan berwarna, banyak di
fovea sentralissel, mempunyai
fotopigmen erythrolabe, • SEL HORISONTAL
chlorolabe, cyanolabe - Terletak secara lateral
menghubungkan sel kerucut
(penglihatan warna, dan sel batang ke satu sama
penglihatan tajam, kurang peka lain dan ke sel bipolar
cahaya)
Melanopsin : pengenal kuat
cahaya
Sel batang maupun sel kerucut terdiri dari 3
segmen utama , yaitu :
• Segmen luar, berhubungan dengan
lapisan pigmen retina. Di dalamnya
terdiri dari ratusan hingga ribuan
lempeng yang mengandung
pigmen peka cahaya.
• Segmen dalam, mengandung
sitoplasma, mitokondria beserta
organela lainnya dan inti.
Mitokondria berperan dalam
menye-diakan energi untuk
berfungsinya foto-reseptor.
• Badan sinaps, berhubungan
dengan sel neuron berikutnya,
yaitu sel bipolar dan sel horizontal.
Di dalamnya banyak terkandung
neurotransmiter.
• SEL BIPOLAR
- Meneruskan sinyal dari fotoreseptor ke sel ganglion.
• SEL AMAKRIN
- Menghubungkan secara lateral antara sel bipolar dan sel
ganglion atau sel ganglion satu sama lain.
• SEL GANGLION
- Meneruskan sinyal dari sel bipolar untuk dilanjutkan ke saraf
optikus yang akan di tafsirkan di korteks serebri (otak) .
• SEL INTERFLEKSIFORM
- Menyampaikan sinyal dari lapisan fleksiform dalam ke
lapisan fleksiform luar.
Bayangan Retina
• Obyek Memantulkan gelombang cahaya (berkas
cahaya) Dibiaskan lensa Retina (reseptor)

• Berkas cahaya datang  6 m  dibiaskan sejajar ke


focus utama

• Berkas cahaya datang < 6 m  dibiaskan divergen/


menyebar
PENGLIHATAN WARNA
• Teori Young-Helmholz
– Ada 3 macam cones yang
berbeda tanggap secara
maksimal terhadap warna
yang berbeda
– Cones memiliki substansi
fotokimia yaitu :
• Pigmen peka biru
• Pigmen peka hijau
• Pigmen peka merah
Fototransduksi
TAHAP BERKAS CAHAYA  OTAK

• Cahaya  kornea 
aqueous humor 
lensa  vitreous
humor  retina 
saraf optikus &
traktus optikus 
korpus genikulatum
lateral di talamus 
korteks penglihatan
di lobus oksipitalis.
• Lapangan penglihatan • Refleks cahaya
adalah daerah yang • Reseptor : Retina
terlihat oleh sebuah • Saraf sensorik : N.optikus
mata pada keadaan
tertentu • Pusat refleks : Nukleus
Edinger Westpal
• Ada 2 macam :
• Saraf motorik :
– Lapangan penglihatan N.okulomotorius
nasal
• Efektor : M.spinkter
– Lapangan penglihatan pupil
temporal
• Selain syaraf optik (II),
ada syaraf kranial lain
yang membantu dlm
pengoperasian & gerakan
bola mata, yaitu syaraf
okulumotor (III),
troklearis (IV), abdusens
(VI) & trigeminal (V) 
selain mempersyarafi
daerah mata sampai ke
kepala juga
mempersyarafi daerah
rahang atas & rahang
bawah
N. OPTICUS
 Pembentukan:
◦ Berasal dari tangkai vesicula optica yang diikuti oleh arteri
 Struktur:ganglion
◦ Berkas axon dari sel pada retina yang dimulai dari stratum
neurofibrarum retinae
◦ Berkumpul pada papilla n. Optici yang menembus dinding
bulbus oculi pada kutub belakang, meninggalkan bulbus
oculi
◦ Tunica fibrosa bulbus oculi melanjutkan menjadi bungkus:
vaginae n. Optici
◦ A. Centralis retinae et v. Centralis retinae yang semula di
luar jaringan saraf, kini berada di tengah n. Opticus.
• AKOMODASI ;

- Perubahan bentuk lensa agar bayangan


jatuh tepat di retina.

- Dikontrol : n. II, III, IV dan VI.

- Proses dimana kecembungan lensa mata


diperbesar krn proses aktif otot mata

- Melihat jauh/ istirahat : lensa pipih

Melihat dekat : lensa cembung

• GLAUKOMA :

- Tekanan intraokular meningkat (> 15


mmHg), disebabkan produksi Aqueus
humor berlebihan.
DEFINISI PENGLIHATAN MENURUN
LEARNING ISSUES 2
KLASIFIKASI PENGLIHATAN MENURUN
LEARNING ISSUES 3
Visus turun mendadak
• Edema papil
• Vitreous hemorrhage
• Neuritis optik
• Atrofi optik
• Oklusi A/V retina
• Posterior vitreous detachment
• Uveitis posterior
• Amaurosis fugax
• Migren
Visus turun perlahan
• Kelainan refraksi (miopia, hipermetropia,
astigmatisma)
• Kelainan akomodasi (presbiopia)
• Glaukoma
• Katarak
• Ambliopia
• Retinopati
• Buta senja
• AMD : degenerasi makula
• Anisometropia
• Diplopia binokuler
• Keratokonus
ETIOLOGI, PATFIS, FR, SS, PF, PP, KOMPLIKASI,
RUJUKAN, KGD
LEARNING ISSUES 4
Papilledema
Papilledema
• Pembengkakan diskus optikus karena
peningkatan TIK
• Biasanya bilateral, terjadi dalam 24-48 jam
sampai fase awal
• Etiologi:
– Tumor cerebral, abses, hematom subdural,
malformasi arterivena, perdarahan subarachnoid,
hidrosefalus, meningitis, encefalitis
• Tanda & gejala:
– Sakit kepala
– Mual, muntah
– Transient visual obscurations (graying-out) t.u saat
bangun setelah berbaring/duduk
– Pandangan kabur, lapang pandang berkurang
• Pemeriksaan:
– Funduskopi :edema papil 
hilangnya cupping diskus
secara simetris dan bilaeral
serta kekaburan batas diskus;
diskus hiperemik dengan
pembuluh darah retina
berkelok, tidak ada pulsasi
vena, diameter pembuluh
darah meningkat. Perdarahan
flame dan eksudat
disekitarnya
– Perimetri : p↑ ukuran blind
spot
• Tatalaksana • Komplikasi
– tangani penyebab (pe↑ – Atrofi N. Optikus
TIK)
– Acetazolamide 250mg 1-
4x sehari
– Furosemide
– CSF shunting or optic
nerve sheath
fenestration
Vitreous hemorrhage
Neuritis optik

https://www.epainassist.com/eye-pain/optic-neuritis-or-retrobulbar-neuritis-epidemiology-causes-signs-treatment-tests
• Merupakan radang saraf optik dengan gejala
penglihatan mendadak turun pada saraf yang terkena
• Epid : perempuan 20-40th, unilateral
• Etiologi:
– Idiopatik
– Multipel sklerosis sedang pada anak oleh morbili,
parotitis, dan cacar air
– Infeksi jamur Cryptococcosis, infeksi TB, sifilis,
ensefalitis, tampak, rubella, herpes zoster, parotitis
dan ISPA
• Tanda & gejala:
– Kehilangan penglihatan beberapa jam sampai hari
(max.2 minggu) mengenai satu atau kedua mata
– Tanda Uhthoff (penglihatan turun setelah olahraga
atau suhu tubuh naik)
– Gangguan lapang pandangan sentral /seksosentral
– Sakit di sekitar mata bila digerakkan, terasa pegal,
dan sakit bila diraba
– Penglihatan warna terganggu
– Defek pupil aferen relatif / Marcus Gunn papil
– Sel di dalam badan kaca
– Edema papil dgn perdarahan lidah api(anak dan
pemuda)
• DD • Terapi
– Iskemik otak neuropati – Neuritis optik unilateral
– edema papil akut sembuh spontan.
– hipertensi berat – Kortikosteroid, antibiotik
– toksik neuropati dan vitamin, analgesik oral
untuk mengurangi nyeri
• Pemeriksaan
– Foto sinar X kanal optik,
sela tursika
• Prognosis
– CT orbita dan kepala – Sembuh sempurna,
mengakibatkan atrofi papil
saraf optik parsial atau
total
https://image.slidesharecdn.com/opticneuritis-150103163807-conversion-gate01/95/optic-neuritis-5-638.jpg?cb=1420303130
Atrofi optik

http://slideplayer.com/slide/5722518/19/images/15/Optic+atrophy+Normal+fudus+Optic+atrophy.jpg
Oklusi A/V retina

http://1.bp.blogspot.com/-co2nA_xigbQ/VQdat4wGmTI/AAAAAAAAAe4/QPYRz7pLgY8/s1600/4.png
https://s-media-cache-ak0.pinimg.com/originals/6b/c9/b8/6bc9b847986ec1febb80b232feefb22a.jpg
http://jirehdesign.com/images/tmc_eye_illustrations/brao.jpg
Posterior vitreous detachment

http://www.vision-and-eye-health.com/images/xRD-pathogenesis.jpg.pagespeed.ic.Cnb1mvvKmA.jpg
Retinal detachment

http://www.mdguidelines.com/images/Illustrations/ret_deta.jpg
Uveitis posterior

http://4.bp.blogspot.com/-LhcZKXsKNVs/TiJ_DZWuI-I/AAAAAAAAAEc/xYCQ3SrmRBE/s1600/2.jpg
Amaurosis fugax

https://image.slidesharecdn.com/amaurosisfugax-130528062916-phpapp02/95/amaurosis-fugax-1-638.jpg?cb=1369722593
Myopia

http://wynneeyeassociates.com/portals/wynneeye/Images/diagramofMyopia.jpg
Myopia
• Keadaan dimana bayangan dari obyek yang jauh
difokuskan di depan retina oleh mata yang tidak
berakomodasi
• Disebabkan oleh kekuatan optik yang terlalu tinggi
karena cenderung cembung atau panjang aksial bola
mata yang terlalu besar
• Klasifikasi
• Manifestasi klinis :
– Sangat ringan : <1D
a. Penglihatan jarak jauh
– Ringan : 1 – 3D
yang buram
– Sedang : 3 – 6 D
b. Nyeri kepala
– Tinggi : 6 – 10 D
c. Kecenderungan juling saat
– Sangat tinggi : > 10 D
melihat jauh
Pemeriksaan
• Apabila menggunakan +0,5 D menjadi kabur,
gunakan lensa negatif terkecil
• Tambahkan lensa negatif sampai pasien dapat
membaca huruf pada baris 6/6
• Derajat yang dicatat adalah lensa sferis negatif
terkecil yang dapat memperbaiki tajam
penglihatan pasien
• Lakukan tes Duke Elder untuk melihat apakah
adanya koreksi yang berlebihan dengan
menambahkan + 0,25 D. target harus negatif
Tatalaksana
• Menggunakan lensa sferis negatif dengan
kekuatan terkecil
• Ed = pasien dianjurkan untuk melakukan
aktivitas yang memanfaatkan penglihatan jauh
Hyperopia

https://www.contactlenses.co.uk/data/education/edupagecontents/56eef652c2639.jpg
Hipermetropia
• Bayangan obyek difokuskan di belakang retina oleh
mata yang tidak berakomodasi
• Disebabkan oleh power optic yang tidak kuat
• Klasifikasi : • Manifestasi klinis :
– Hipermetropia manifes 1. Ps tua / >3 D biasanya
• Absolut dan fakultatif penglihatan jauh kabur
– Hipermetropia laten 2. Penglihatan dekat cepat buram
3. Nyeri kepala yang dipicu saat
– Hipermetropia total
melihat dekat
4. Sensitif terhadap cahaya
5. Spasme akomodasi
Pemeriksaan
• Tambahkan kekuatan lensa sferis + hingga ps
dapat membaca pada baris 6/6
• Apabila baris 6/6 sudah terbaca maka
tambahkan 0,25 D, tanya apakah masih dapat
membaca pada baris 6/6
• Apabila masih dapat terlihat jelas, maka
tambahkan sampai pandangan jadi kabur.
• Catat kekuatan lensa terbesar yang
memberikan penglihatan terbaik
Tatalaksana
• Menggunakan lensa sferis positif dengan
kekuatan terbesar
• Ed  sebaiknya kacamata digunakan untuk
membantu relaksasi otot mata saatu melihat
jauh dan melihat dekat
Astigmatism

https://www.aoa.org/Images/public/Astigmatism-long.jpg
Astigmatisma
• Mata menghasilkan bayangan dengan titik fokus
multipel
• Klasifikasi berdasarkan letak titik fokus
• Etiologi : 1. Astigmatisma miopia simpleks
2. Astigmatisma miopia kompositus
– Kelainan kornea 3. Astigmatisma campuran
– Kelainan lensa 4. Astigmatisma hiperopia simpleks
5. Astigmatisma hiperopia komopsitus
• Klasifikasi
– Reguler
• Manifestasi klinis
• with rule, against rule 1. Penglihatan buram
– Ireguler 2. Head tilting
3. Menyipitkan mata untuk melihat jelas
4. Bahan bacaaan dilihat dekat agar jelas
Tatalaksana
• Pada pasien astigmat anak, berikan koreksi
astigmat penuh
• Pada pasien astigmat dewasa, dicoba untuk
diberikan koreksi astigmat penuh. Pasien
diedukasi bahwa terdapat kemungkinan
pusing selama pemakaian kacamata
• Untuk menurunkan distorsi, gunakan lensa
silinder negatif
Presbyopia

https://www.webcontacts.com.au/blog/The-best-multifocal-contact-lenses-for-presbyopia
Glaukoma

http://saludiario.grupodecomunicac.netdna-cdn.com/wp-content/uploads/2016/03/Glaucoma.jpg
https://myhealth.alberta.ca/Health/aftercareinformation/_layouts/15/healthwise/media/medical/hw/h9991491_001_pi.jpg
Glaukoma
• Neuropati optik disertai dengan penurunan
lapangan pandang akibat kerusakan pupil nervus
optikus, dimana TIO merupakan faktor resiko
penting
• Etiologi
– Primer (tanpa faktor yang jelas)
– Sekunder
• Klasifikasi berdasarkan saluran aqueos humor
– Glaukoma sudut terbuka
– Glaukoma sudut tertutup
Patogenesis
• TIO normal = 18-21
• TIO dapat meningkat jika
– Adanya gangguan sistem drainase
– Gangguan akses sistem drainase
• Pada glaukoma akut , peningkatan TIO dapat
mencapai 60-80 mmHg  iskemia akut N II
• Glaukoma sudut terbuka primer, kerusakan sel
ganglion retina muncul akibat jejas kronis
menahun
Pemeriksaan
1. Penglihatan biasanya normal kecuali pada
tingkat lanjut
2. Pemeriksaan pupil
3. Pemeriksaan buta warna
4. Pemeriksaan slit lamp
5. Pengukuran TIO dengan tonometri
6. Gonioskopi
Tatalaksana
• Bertujuan untuk menurukan TIO

1. Glaukoma sudut terbuka primer


 Medikamentosa ( analog prostaglandin, beta
blocker)  sering digunakan
 Trabekuloplasti dengan laser
2. Glaukoma sudut tertutup
 Iridotomi laser
Pilihan Obat
• Analog prostaglandin (25-30%)
– Meningkatkan aliran keluar uveosklera atau trabekular
. Cth: latanoprost 0,005% 1 x 1hari , travoprost 0,004%
1 x 1hari
– KI : macular oedeme, rw keratitis herpes
• Beta blocker (20-25%)
– Menurunkan produksi aqueous humor. Cth : timolol
0,25% dan 0,5% 2x/hari, betaxolol 0,5% 2x/hari.
– KI : PPOK, asma, gagal jantung kongesif, bradikardia,
hipotensi, blok jantung yang lebih dari derajat 1
Pilihan Obat
• Agonis alfa-adrenergik (20-25%)
– Non selektif = memperbaiki aliran aqueous humor.
Cth : brimonidine 0,2% 2x/hari
– Selektif = menurunkan produksi AH, tekanan vena
episklera atau meningkatkan aliran keluar
uveosklera. Cth : apraclonidine 1%, 0,5% jangka
pendek
– KI : terapi monoamine oksidase inhibitor, anak
usia <2 tahun
Pilihan Obat
• Agen parasimpatomimetik (20-25%)
– Meningkatkan aliran keluar trabekula
– KI: glaukoma neovaskular, uveitis atau keganasan,
diperlukannya pemeriksaan fundus secara rutin
Pilihan Obat
• Carbonic anhydrase inhibitor (15-20%)
– Menurunkan produksi AH.
– Cth : dorzolamide 2% 3x/hari sebagai terapi
tunggal atau 2x/hari sebagai terapi tambahan,
brinzolnamide 1% 2x/hari atau 3x/hari sama
dengan dorzolamide, obat sistemik Asetazolamid
250 – 1000 mg 2x/hari
– KI : alergi sulfonamid, batu ginjal, anemia
anaplastik, trombositopenia, penyakit anemia sel
sabit
Skrining
• Pengukuran TIO
– Sensitivitas 40% dan spesifitas 90%
• Pemeriksaan papil nervus optikus
– Sensitifitas dan spesifitas yang tinggi
• Pemeriksaan lapang pandang
– Sensitifitas dan spesifitas yang belum diketahui
tapi digunakan untuk pemerksaan masal
Glaukoma sudut terbuka primer
(POAG)
• Ciri khas: • Faktor risiko
o TIO <21mmHg o TIO ⬆, TIO asimetris > 4 mmHg
o Kerusakan N. opticus o Usia lanjut
o Sudut COA terbuka o Ras (kulit hitam > putih)
o Kehilangan penglihatan seiring dgn o Riwayat keluarga
perjalanan kerusakan o DM
o Tidak ada tanda-tanda glaukoma o Miopia (krn kerusakan mekanikal pd
sekunder diskus opticus)
o Pil kontrasepsi: menghambat efek
estrogen
o Penyakit vaskular (HTN, DM, peny.
KV), perfusi buruk  progresi
glaukoma ⬆
o Gradien tekanan translaminar 
perubahan tekanan TIO dan LCS
orbital  kerusakan lamina cribrosa
o Area diskus opticus: diskus yang besar
lbh rentan thd kerusakan
o Tekanan perfusi okular (perbedaan TD
arterial dan TIO)
Resposivitas thd Patogenesis
steroid
• Kematian sel ganlion retina terjadi
• Pemakaian steroid inta- dan krn apoptosis
periocular menyebabkan TIO⬆ • Influks Ca2+ dan ⬆ NO intracelullar
• Responder & non-responder • Injury  proliferasi astrosit dan sel
• Orang2 responder lbh rentan terkena glia, perubahan ECM lamina cribrosa
POAG  remodelling N. opticus
 Kerusakan mekanik langsung
 Kerusakan iskemik krn kompresi P.d
yg memperdarahi n. opticus
 Pathway of damage: kedua
mekanisme diatas dpt menurunkan
aliran aksoplasmik, mengganggu
nutrien dan pembersihan produk
metabolik, kekurangan neuronal GF,
injuri oksidatif dan dimulainya
kerusakan yg disebabkan sel imun
Screening Diagnosis
• History
• Resiko tinggi: – Gejala visual biasa tdk timbul
– Usia >40 thn kecuali kerusakan sdh parah
– Riw POAG pd keluarga – Riwayat kelainan mata sblmnya:
– Orang kulit hitam • Miopia  ⬆ POAG
• Periksa optometric, tonometry, • Hipermetropi  ⬆ primary angle-
closure glaucoma (PACG)
ophthalmoscopy • Riw operasi, trauma
– Riwayat keluarga:
• Asma, HF/block, ggn arteri
perifer KI penggunaan
betablockers
• Trauma kepala, patologi
intrakranial (stroke) dpt
menyebabkan atrofi dan defek
lapang pandang
• Vasospasme
• DM, HTN sistemik, penyakit KV
– Penggunaan obat: steroid
• Beta blocker oral  ⬇IOP
– Alergi
Pemeriksaan Investigasi
• Ketajaman pandangan • Pachymetry utk CCT
• Pupil: RAPD, jika awalnya (x) • Perimetry dilakukan sblm px
lalu muncul, menandakan klinis
progresi • Imaging diskus opticus,
• Tes buta warna, Ishihara peripapillary RNFL dan/atau
chart testing kompelks sel ganglion
• Slit lamp examination – Red-free photography
• Tonometry – Stereo disc photography
• Gonioscopy – OCT
• Pemeriksaan diskus optikus – Confocal scanning laser
utk melihat perubahan ophthalmoscopy
glaukoma
Katarak

http://www.katarakmata.com/wp-content/uploads/2011/08/bentuk-mata-katarak.jpg
https://image.slidesharecdn.com/katarak-160325020732/95/katarak-1-638.jpg?cb=1458871720
https://s3.amazonaws.com/data.tackk.com/mio/29455643/13975173406274/large.jpg
Katarak
• Kekeruhan yang terjadi pada lensa mata
• Penyebab kebutaan dari 47% di seluruh dunia

• klasfikasi :
– Insipien  keruh, visus masih 6/6
– Imatur  keruh parsial
– Matur  keruh total
– Hipermatur
– Margoni
Patogenesis
• Faktor utama  penuaan
– Yang lain” = obat, trauma, dan radiasi
• Lensa katarak mengalami
1. Agregasi protein yang berujung pada penurunan
transparansi
2. Perubahan warna menjadi kuning
3. Vesikel antara lensa
4. Pembesaran sel epitel
Gambaran klinis
1. Penurunan tajam penglihatan yang perlahan
2. Penurunan sensitivitas kontras
3. Pergeseran ke arah miopia
4. Diplopia monokular
5. Sensasi silau (glare)
Diagnosis
• Anamnesis
• Pemeriksaan
– Segmen anterior dengan senter atau slit lamp 
kekeruhan lensa
– Shadow test (+)  katarak imatur
– Shadow test (-)  katarak matur
– Refleks pupil langsung dan tidak langusng (+)
– Relative afferent pupillary deffect (+)  perlu
diperkirakan adanya kelainan patologis lain
Tatalaksana
• Pembedahan ( fakoemulsifikasi, teknik ekstraksi)
• indikasinya :
1. Penurunan fungsi penglihatan yang sudah tidak dapat ditoleransi
2. Adanya anisometropia yang bermakna
3. Kekeruhan lensa yang menyulitkan pemeriksaan segmen posterior
4. Terjadinya komplikasi
• Kontraindikasi :
1. Penurunan yang masih bisa ditoleransi pasien
2. Bedah diperkirakan tidak memperbaiki tajam penglihatan
3. Keadaan medis
4. Perawatan pascabedah yang seusai tidak bisa didapatkan ps
Ambliopia

http://www.optiekvanderlinden.be/oogaandoeningen/Scheel_zien_files/strabisme-scheelzien.jpg
Ambliopia toksik
• Akibat dari paparan zat yang berbahaya • Gejala
atau kekurangan vitamin tertentu – Penglihatan memburuk secara bertahap
sehingga menyebabkan hilangnya selama beberapa hari sampai berminggu-
minggu
penglihatan
– Bintik buta bisa berkembang dan membesar
• Etiologi : secara bertahap
– Defisiensi nutrisi (vit. B1 dan B12) – Etilen glikol dan keracunan metanol dapat
menyebabkan hilangnya penglihatan secara
– Alkohol
tiba-tiba  menyebabkan gejala serius :
– Rokok koma, sulit bernapas, nyeri perut, vomiting
– Air raksa • Diagnosa
– Metanol (alkohol kayu atau metil – Riwayat adanya defisiensi nutrisi atau
paparan zat-zat kimia
alkohol)
– Test penglihatan
– Obat-obatan  jarang • Treatment
– Hindari alkohol dan bahan kimia atau obat-
obatan lainnya yang bisa menimbulkan
penyakit tsb
– Nutrisi seimbang dan suplemen vitamin
yang mencakup vit. B1 dan B12

http://www.merckmanuals.com/home/eye-disorders/optic-nerve-disorders/toxic-amblyopia
Retinopati

http://4.bp.blogspot.com/-j6YG_bnm-VI/VKKJ25QDqJI/AAAAAAAAACc/Wxpw_4ni3x4/s1600/HyperRet.jpg
http://www.isotineeyedrops.com/eye-care/category/retinal-disorders/
http://www.isotineeyedrops.com/eye-care/category/retinal-disorders/
https://openi.nlm.nih.gov/imgs/512/18/3284208/PMC3284208_opth-6-269f3.png
Rabun Senja
• Night Blindness / Nyctalopia
Pasien mengalami penglihatan buruk di malam hari / di
lingkungan yg remang2.
• Gejala : sulitnya melihat dlm kegelapan.
• Penyebab :
- Rabun jauh
- Katarak
- Retinitis Pigmentosa
- Sindroma Usher
- Defisiensi vit A (kasus jarang)
Pasien yg memiliki insufisiensi pankreas, spt fibrosis kistik,
mengalami kesulitan menyerap lemak & memiliki risiko
kekurangan vit. A krn vit. A larut lemak.
• Tatalaksana :
- Jika, katarak  bisa diangkat mll operasi penggantian lensa
berawan dg lensa buatan yg jernih. Jika penyebab utamanya
katarak maka rabun senja akan segera membaik scr signifikan setelah
operasi.
- Jika defisiensi vit A  suplemen vitamin.
- Jika, kondisi genetik, spt retinitis pigmentosa, tidak bisa
diobati. Cacat genetik yg menyebabkan pigmen di retina tdk merespons
lensa korektif / pembedahan. Orang yg memiliki bentuk kebutaan malam
ini sebaiknya menghindari berkendara di malam hari.
• Pencegahan :
- Konsumsilah makanan yg kaya vitamin & mineral
antioksidan, yg bisa bantu mencegah katarak.
- Makanan yg kadar vitamin A tinggi utk mengurangi
risiko rabun senjabelewa, ubi, wortel, labu,
mangga, Vit A juga di: bayam, susu, telur
Retinitis pigementosa

http://www.ayurprakash.com/assets/images/pages/retinitis-pigmentosa.png
http://www.isotineeyedrops.com/eye-care/symptoms-of-retinitis-pigmentosa/
• Retinitis pigmentosa : kelainan bawaan yg ditandai
dg kehilangan penglihatan perifer progresif &
nyctalopia yg dpt menyebabkan kehilangan
penglihatan sentral.
• Gejala :
- Nyctalopia
- Kehilangan penglihatan perifer (kasus lanjut)
- Photopsia(melihat kilatan cahaya)

http://emedicine.medscape.com/article/1227488-overview
Patofisiologi
• RP dianggap sbg distrofi batang-kerucut dimana cacat genetik
menyebabkan apoptosis, t.u fotoreseptor batang.
• Perubahan histologis : pemendekan segmen luar batangsegmen
luar semakin pendekdiikuti hilangnya fotoreseptor batang. Paling
signifikan di midperifer retina.
• Daerah retina ini cerminkan apoptosis sel, dgn me↓ nukleus di
lapisan luar.
• Jalur akhir RP : kematian fotoreseptor batang yg menyebabkan
hilangnya penglihatan.
• Batang paling padat ditemukan di midperifer retina, kehilangan sel
di daerah ini cenderung menyebabkan kehilangan penglihatan
perifer dan kehilangan penglihatan pada malam hari.
Farmako
Medications used in the management of RP include the following:
• Fat-soluble vitamins (eg, vitamin A, vitamin E, ascorbic acid)
• Calcium-channel blockers (eg, diltiazem)
• Carbonic anhydrase inhibitors (eg, acetazolamide, methazolamide)

The following are medications with potential adverse effects in RP:


• Isotretinoin (Accutane)
• Sildenafil (Viagra)
• High-dose vitamin E
Nonfarmako
• Investigational procedures with potential in managing RP include the following:
• Surgical placement of growth factors
• Transplantation of retinal or retinal pigment epithelial (RPE) tissue
• Placement of retinal prosthesis or phototransducing chip
• Subretinal gene therapy
AMD

http://www.beckenhamoptometrist.com.au/wp-content/uploads/2015/08/macular_deg_1.jpg
https://image.slidesharecdn.com/age-relatedmaculardegeneration-150411133020-conversion-gate01/95/age-related-macular-
degeneration-16-638.jpg?cb=1428759325
Anisometropia

https://www.scapadeochelari.ro/wp-content/uploads/2014/01/anisometropia.jpg
Diplopia binocular

https://www.nf2is.org/nf_img/diplopia.png
Keratokonus

https://i2.wp.com/www.klinikmatautama.com/wp-content/uploads/2017/05/IMG-20170525-WA0015.jpg?fit=640%2C640
• Keratokonus adalah penyakit mata progresif yang ditandai
dengan penipisan dan penonjolan pada kornea, sehingga
bentuk kornea terlihat seperti kerucut dan bukannya bulat.
Saat hal tersebut terjadi, mata tidak akan dapat
memusatkan pandangan pada gambar dengan baik.
• Epidemiologi : Keratoconus adalah deformasi yang paling
sering ditemui dari kornea. Bersifat familial, wanita lebih
cenderung terpengaruh dibanding laki-laki.
• Keratoconus mungkin merupakan kelainan genetik. Kadang
keratoconus dikaitkan dengan sindrom trisomi 21 (sindrom
Down) dan juga dermatitis atopik dan kelainan jaringan ikat
lainnya seperti sindrom Marfan.
• Saat tidak diobati, dalam kasus yang jarang
terjadi keratoconus dapat menyebabkan
perobekan membran descemet karena
peregangan terus menerus. Seluruh kornea
kemudian bisa menonjol. Hal ini disebut sebagai
keratoconus akut. Gejala keratoconus akut
meliputi hilangnya ketajaman visual secara
mendadak disertai dengan rasa sakit yang hebat,
fotofobia, dan peningkatan robekan.
• treatment : keratoconus penetrasi (transplantasi
kornea)
Optic Disk Cupping

Def : Peningkatan cup disk


ratio (>0.3)
Orang yang mengalami
Cu Disk glaucoma  TIO
p meningkat  Blood flow di
optic nerve loss  nerve
fiber die  cup disk ratio
meningkat

http://www.glaucoma.org/glaucoma/optic-
nerve-cupping.php
RESEP
LEARNING ISSUES 5
Resep
R/ Timolol maleat 0,5% fl. No. I
S 2 dd gtt I ODS m.et.v

Anda mungkin juga menyukai