MISIL AWAT Y
4 0 5150 14 6
PEMICU 2 BLOK ENDOKRIN
LI 1.
KOMPLIK ASI
AKUT DM
Komplikasi Akut DM
Krisis hiperglikemia Hipoglikemia
Status Hiperglikemi
Ketoasidosis
Hiperosmolar
Diabetikum (KAD)
(SHH)
KRISIS HIPERGLIKEMIA
KETOASIDOSIS DIABETIK STATUS HIPERGLIKEMI
(KAD)* HIPEROSMOLAR (SHH)*
• peningkatan kadar glukosa darah •peningkatan glukosa darah sangat
yang tinggi (300-600 mg/dl), tinggi (600-1200 mg/dl),
• disertai tanda dan gejala asidosis •tanpa tanda dan gejala asidosis.
dan plasma keton (+) kuat. •Osmolaritas plasma sangat
• Osmolaritas plasma meningkat meningkat (330-380 mOs/ml),
(300-320 mOs/ml) dan terjadi plasma keton (+/-), anion gap
peningkatan anion gap. normal atau sedikit meningkat.
Pencetus :
• Infeksi
• Menghentikan/mengurangi insulin
• Infarkmiokard
• Stroke akut
• Pankreatitis
• Obat-obatan
TANDA DAN GEJALA
• Poliuria • Dehidrasi
• Polidipsia • Pernafasan kussmaul
• Rasa lelaj • Takikardi
• Kram otot • Hipotensi/syok
• Mual muntah • Flushing
• Nyeri perut • Penurunan BB
• Keadaan berat penurunan
kesadaran
Pemeriksaan penunjang
• Diberikan pada jam kedua dalam bentuk bolus (IV) dosis 180mU/kgBB, lanjutkan
90mU/jam/kgBB.
• Bila GD < 200mg/dL kecepatan dikurangi menjadi 45mU/jam/kgBB
Insulin
• Bial GD sabil lanjutkan drip insulin 1-2 unit/jam
• Hipoglikemi
• Hipokalemi
• Hiperglikemi berulang
• Cairan berlebihan
• Edema paru
• Edema serebri
PENCEGAHAN
• Rasa lemah
• Gangguan penglihatan
• Kaki kejang
• Mual, muntah
• Keluhan saraf : letargi, disorentasi, hemiparesis, kejang dan koma
• Tanda2 dehidrasi : turgor yang buruk, mukosa pipi yang kering, mat cekung, perabaan ekstermitas
yang dingin, denyut nadi cepat dan lemah
• Peningkatan suhu yang tidak terlalu tinggi
• Distensi abdomen
• Hampir semua pasien tidak mempunyai riwayat DM atau DM tanpa insulin
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Biasanya buruk. Tetapi kematian pasien bukan karena SHH itu sendiri, melainkan penyakit yang
mendasari atau penyakit penyerta. Angka kematian sekitar 30-50%, di negara maju bisa ditekan
sampai 12%
HIPOGLIKEMI
• Menurunnya kadar glukosa dalam darah sampai tingkat tertentu sehingga memberikan keluhan
dan gejala
• Obat diabetes penyebab utama
• Angka kejadian pada DMT1>DMT2
• Kadar glukosa darah <60mg/dL
• GD <50 mg/dL dampak pada fungsi serebral
KLASIFIKASI HIPOGLIKEMIA
3 system neuroendokrin :
• Sel alfa pulau Langerhans Tidak berlangsung secara
• Hypotalamic glucose adekuat atau mengalami Hipoglikemi
sensor di otak gangguan
• Hipofise anterior
TANDA DAN GEJALA
Tahap awal respon pertama dari tubuh Tahap lanjut
Whipple triad
1. Gejala hipoglikemi
2. Kadar glukosa dalam plasma yang rendah
3. Keadaan klinis segera membaik segera setelah diberi pengobatan dengan
pemberian glukosa
TATALAKSANA
Penderita hipoglikemi dengan gambaran klinis ringan, sadar, kooperatif
• 2-3 sendok the gula atau madu
• Segelas (±200 cc) susu ‘non fat’
• ½ kaleng ‘soft drink’ (misal: coca cola, dll)
• Jar. Kardiovaskular
• Jar. Syaraf
• Sel endotel PD
Hiperglisolia
• Sel retina dan lensa
• Disfungsi endotel
• Menganggu dan mengubah sifat berbagai protein pentinh
• Memcu terbentuknya sitokin proinflamasi dan factor
pertumbuhan (TGF-B,VEGF)
KOMPLIKASI KRONIK DM:
MAKROANGIOPATI
• Bermanifestasi sebagai aterosklerosis dini yang dapat mengenai organ-organ vital (jantung dan
otak)
• Penyebabnya multifaktoral yang melibatkan interaksi kompleks dari berbagai keadaan
sepertihiperglikemia, hiperlipidemia, stres oksidatif, penuaan dini, hiperinsulinemia dan/atau
hiperproinsulinemia serta perubahan-perubahan dalam proses koagulasi dan fibrinolisis
PATOFISIOLOGI
• Pada pasien non DM, penyakit jantung koroner dapat memberikan manifestasi klinis berupa:
Angina pektoris
Angina pektoris tidak stabil
Infark miokard
Sindrom koroner akut
• Pada pasien DM, terjadinya iskemi atau infark miokard kadang-kadang tidak disertai dengan nyeri
dada yagn khas (angina pektoris) Silent Myocardial Ischaemia atau Silent Myocardial Infarction
(SMI) yang disebabkan karena:
Gangguan sensitivitas sentral terhadap rasa nyeri
Penurunan konsentrasi beta endorphin
Neuropati perifer yang menyebabkan denervasi sensorik
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Pemeriksaan laboratorium
Darah rutin
Konsentrasi gula darah puasa
Profil lipid: kolesterol total, kolesterol HDL, kolesterol LDL, trigliserida
Enzim-enzim jantung
C-reactive protein (CRP)
Mikroalbuminuri atau proteinuri
• Eketrokardiografi
• Uji latih (treadmill test)
• Pemeriksaan foto dada
• Ekokardiografi
• Pemeriksaan baku emas: angiografi koroner (kateterisasi)
TATALAKSANA
• Inspeksi
• Perabaan pulsasi A. dorsalis pedis dan tibialis posterior
• Pemeriksaan neuropati sensorik
PEMERIKSAAN KARATERISTIK
KELAINAN KAKI
• Kulit kaku yang kering, bersisik, retak-retak
• Rambut kaki menipis
• Kelainan dan bentuk warna kuku
• Kalus (mata ikan)
• Perubahan bentuk jari-jari dan telapak kaki dan tulang-tulang kaki yang menonjol
• Kaki baal, kesemutan, tidak terasa nyeri
• Kaki terasa dingin
• Perubahan warna kulit kaki
TATALAKSANA
Nefropati diabetik
protein sampai di bawah
0.8gram/kgBB/hari tidak
direkomendasikan karena tidak
memperbaiki risiko kardiovaskuler
dan menurunkan GFR ginjal.
KOMPLIKASI KRONIK DM:
MIKROANGIOPATI
Neuropati
– Pada neuropati perifer, hilangnya sensasi distal merupakan faktor penting yang
berisiko tinggi untuk terjadinya ulkus kaki yang meningkatkan risiko amputasi.
– Gejala yang sering dirasakan berupa kaki terasa terbakar dan bergetar sendiri, dan
terasa lebih sakit di malam hari.
– Setelah diagnosis DMT2 ditegakkan, pada setiap pasien perlu dilakukan skrinning
untuk mendeteksi adanya polineuropati distal yang simetris dengan melakukan
pemeriksaan neurologi sederhana (menggunakan monofilamen 10 gram).
Pemeriksaan ini kemudian diulang paling sedikit setiap tahun.
– Pada keadaan polineuropati distal perlu dilakukan perawatan kaki yang memadai
untuk menurunkan risiko terjadinya ulkus dan amputasi. Pemberian terapi
antidepresan trisiklik,gabapentin atau pregabalin dapat mengurangi rasa sakit.
– Semua penyandang DM yang disertai neuropati perifer harus diberikan edukasi
perawatan kaki untuk mengurangi risiko ulkus kaki.
MIKROANGIOPATI
• Retinopati: Diawali adanya perubahan dasar/ disfungsi hilangnya sel perisit dan terbentuknya
mikroaneurisma terjadi hambatan aliran pembuluh darah iskemia dan hipoksia lokal
meningkatkan VEGF neovaskularisasi pembuluh darah kontraksi jaringan fibrosis kapiler
dan jaringan vitreus.
PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN
• Nefropati: kendali glukosa darah dan tekanan darah yang baik akan mengurangi risiko nefropati.
• Pembatasan protein dalam diet (0,8 g/kgBB) akan mengurangi risiko mikroangiopati.
TATA LAKSANA
• Evaluasi : pemeriksaan adanya mikroalbuminuria serta penentuan kreatinin serum dan klirens
kreatinin
• Terapi: perbaikan gula darah, TD, dan fungsi ginjal.
NEUROPATI DIABETIK
• Gangguan, baik klinis maupun subklinis, yang terjadi pada diabetes melitus tanpa penyebab
neuropati perifer yang lain. Gangguan ini termasuk manifestasi somatik dan atau otonom dari
sistem saraf perifer
• Resiko yang dihadapi pasien DM dengan neuropati diabetik: infeksi beruang, ulkus yang tidak
sembuh-sembuh dan amputasi jari/kaki
KLASIFIKASI
• Perawatan umum/kaki
• Pengendalian glukosa darah
• Medikamentosa
Neuropati diabetik dengan nyeri dapat diberikan: NSAID (ibuprofen, sulindac), antidepresan trisiklik
(amitriptilin, imipramin, notriptilin, paroxetine), antikonvulsan (gabapentin, karbamazepin), antiaritmia
(mexiletin), topikal: capsaicin, fluphenazine, transcutaneous electrical nerve stimulation