Anda di halaman 1dari 23

Ketoasidosis

Diabetikum

Diana Putri Subroto


406182106
DEFINISI
• Ketoasidosis diabetik (KAD) adalah keadaan
dekompensasi – kekacauan metabolik yang
ditandai oleh trias hiperglikemia, asidosis
dan ketosis, terutama disebabkan oleh
defisiensi insulin absolut atau relatif.
EPIDEMIOLOGI
Amerika serikat (Rochester) : 8 / 1000
pasien
Kelompok usia < 30 tahun : 13,4 / 1000
pasien DM per tahun.
Indonesia : DMT2 > DMT1
KLASIFIKASI
BIKARBONAT
STADIUM MACAM KAD pH DARAH
DARAH (mEq/l)

RINGAN
KAD RINGAN 7.30 – 7.35 15 - 20

PREKOMA
SEDANG 7.20 – 7.30 12 – 15
DIABETIK

KOMA DIABETIK
BERAT 6.90 – 7.20 8 – 12
(KD)

SANGAT BERAT KD BERAT < 6.90 <8


ETIOLOGI
Pasien baru DM tipe 1
Penghentian pemberian insulin
Penyakit atau keadaan yang meningkatkan
kenaikan metabolism sehingga kebutuhan
insulin meningkat (infeksi, trauma)
Peningkatan kadar hormone anti insulin
(glucagon, epinefrin, kortisol)
Faktur Pencetus
• Infeksi
• Infark miokard akut
• Pankreatitis akut
• Penggunaan obat-obat yang menggangu
sekresi insulin
• Menghentikan atau mengurangi dosis
insulin
GEJALA KLINIS
(1)Dehidrasi: kekeringan di mulut dan
hilangnya elastisitas kulit
(2)Napas berbau kecut/asam
(3)Mual muntah, nyeri perut
(4)Merasa sangat lemah dan mengantuk
(5)Derajat kesadaran pasien dapat dijumpai
mulai kompos mentis, delirium, sampai
dengan koma.
DIAGNOSIS
• Anamnesis
• Pemeriksaan fisik
• Pemeriksaan kadar glukosa darah (glucose
sticks)
• Pemeriksaan urin (urine strip) : jumlah
glukosa, keton, nitrat, dan leukosit
• Lab. Lengkap (menilai karakteristik dan
tingkat keparahan KAD) : kadar HCO3, anion
gap, pH darah, & kadar AcAc dan laktat serta
3HB.
Kriteria Diagnosis (Tjokroprawiro):
• Klinis : poliuria, polidipsia, mual dan atau
muntah, pernapasan Kussmaul (dalam dan
frekuens), lemah, dehidrasi, hipotensi sampai
syok, kesadaran terganggu sampai koma
• Darah : hiperglikemia lebih dari 300 mg/dl
(biasanya melebihi 500 mg/dl). Bikarbonat
kurang dari 20 mEq/l (dan pH < 7,35)
• Urine : glukosuria dan ketonuria
PENATALAKSANAAN
Prinsip-prinsip pengelolaan KAD adalah:
Memperbaiki sirkulasi dan perfusi jaringan
(resusitasi dan rehidrasi)
Penggantian cairan dan garam yang hilang
Menekan lipolisis sel lemak dan menekan
glukoneogenesis sel hati dengan pemberian
insulin.
Mengatasi stress sebagai pencetus KAD
Mencegah komplikasi dan mengembalikan
keadaan fisiologis normal serta menyadari
pentingnya pemantauan serta penyesuaian
pengobatan.
Penatalaksanaan
Penilaian Klinik Awal
• Pemeriksaan fisik (termasuk berat badan),
tekanan darah, tanda asidosis
(hiperventilasi), derajat kesadaran (GCS),
dan derajat dehidrasi.
• Konfirmasi biokimia: darah lengkap (sering
dijumpai gambaran lekositosis), kadar
glukosa darah, glukosuria, ketonuria, dan
analisa gas darah.
Resusitasi

• Pertahankan jalan napas


• Syok berat : O2100% dengan masker, 3-5
liter/menit
• Syok : larutan isotonik (normal salin 0,9%)
20 cc/KgBB bolus.
• Penurunan kesadaran : nasogatrik tube
Observasi Klinik
• Frekwensi nadi (kuat/lemah,
regular/irregular), frekwensi napas dan tipe
pernafasannya, suara nafas tambahan atau
tidak, TD & N / jam
• Suhu badan setiap 2-4 jam.
• Pengukuran balans cairan/jam (urine output).
• Kadar glukosa darah kapiler setiap jam.
• EKG
• Keton urine sampai negatif, atau keton darah
(bila terdapat fasilitas).
Rehidrasi
• Tentukan derajat dehidrasi penderita.
• Gunakan cairan normal salin 0,9%.
• Total rehidrasi dilakukan 48 jam, bila
terdapat hipernatremia (corrected Na)
rehidrasi dilakukan lebih perlahan bisa
sampai 72 jam.
• 50-60% cairan dapat diberikan dalam 12
jam pertama.
• Sisa kebutuhan cairan diberikan dalam 36
jam berikutnya.
Penggantian Natrium

• Bila corrected Na > 150 mmol/L, rehidrasi


dilakukan dalam > 48 jam.
• Bila corrected Na < 125 mmol/L atau
cenderung menurun lakukan koreksi
dengan NaCl dan evaluasi kecepatan
hidrasi.
Penggantian Kalium
• Pemberian Kalium dapat dimulai bila telah
dilakukan pemberian cairan resusitasi, dan
pemberian insulin. Dosis yang diberikan
adalah 5 mmol/kg BB/hari atau 40 mmol/L
cairan.
• Pada keadaan gagal ginjal atau anuria,
pemberian Kalium harus ditunda,
pemberian kalium segera dimulai setelah
jumlah urine cukup adekuat.
Penggantian Bikarbonat
• Indikasi : asidosis berat (pH < 7,1 dengan
bikarbonat serum < 5 mmol/L) (sesudah
dilakukan rehidrasi awal, dan pada syok
yang persistent), komplikasi asidosis laktat
dan hiperkalemia yang mengancam.
• K/p : 1-2 mmol/kg BB dengan
pengenceran dalam waktu 1 jam, atau
dengan rumus: 1/3 x (defisit basa x
KgBB). Cukup diberikan ¼ dari kebutuhan.
Pemberian Insulin
• Insulin yang digunakan adalah jenis Short
acting/Rapid Insulin (RI).
• Dosis : 0,1 unit/kg BB/jam atau 0,05
unit/kg BB/jam pada anak < 2 tahun.
• Sebaiknya dalam syringe pump dengan
pengenceran 0,1 unit/ml atau bila tidak
ada syringe pump dapat dilakukan dengan
microburet (50 unit dalam 500 mL NS),
terpisah dari cairan rumatan/hidrasi.
Fase Pemulihan

1) Memulai diet per-oral


2) Peralihan insulin drip menjadi subkutan.
Prognosis
• Prognosis baik selama terapi adekuat dan
selama tidak ada penyakit lain yang fatal
(sepsis, syok septik, infark miokard akut,
thrombosis serebral, dll).

Anda mungkin juga menyukai