TITIN PRIHARTINI
1. Argument Riset 1
Hasil Penelitian :
a. Analisa Univariat
Diketahui bahwa perbandingan jenis kelamin pasien laki-laki dengan
perempuan adalah 1:1. Pasien laki-laki mendominasi sebesar 66,7% pada
penggunaan terapi cairan inisial sedangkan pasien perempuan
mendominasi sebesar 66,7% pada penggunaan terapi cairan standar WHO
(p=0,021). Sebesar 62,5% pasien didominasi oleh kelompok usia 0–60
bulan, sedangkan sisanya didominasi oleh kelompok usia 72–132 bulan
yakni sebesar 29,2% dan kelompok usia 144–216 bulan sebesar 8,3%
dengan mean±SD 64,38±45,547 bulan. Pada penelitian ini, terdapat
perbedaan usia pada antarkelompok (p=0,005). Data Menunjukan Seluruh
variabel tidak menunjukkan perbedaan antar kelompok (p>0,05). Tidak
adanya perbedaan antarkelompok (Rahmawati et al., 2019)menunjukkan
adanya kemiripan karakteristik pasien penelitian yang tinggi.
b. Analisa Bivariat
hasil uji unpaired t-test dan Mann-Whitney menunjukkan nilai p>0,05,
yang artinya secara statistik tidak ada perbedaan yang bermakna antara
penggunaan terapi cairan standar WHO dan cairan inisial terhadap suhu
badan. Menurut teori, pada fase kritis, terutama hari ke–5 demam, suhu
badan akan mengalami penurunan sekitar ≤37,5 °C.1 Pada penelitian ini,
data yang diambil yakni rata-rata suhu badan pasien di hari ke–5 demam,
dan diketahui bahwa suhu pasien yang menggunakan cairan standar WHO
berkisar 37,0 °C, sedangkan yang menggunakan cairan inisial berkisar
36,8 °C.
Hasil uji unpaired t-test menunjukkan nilai p>0,05, yang artinya secara
statistik tidak terdapat perbedaan bermakna antara penggunaan terapi
4
Kesimpulan Hasil:
Efektivitas terapi cairan standar WHO dan terapi cairan inisial secara
statistik tidak menunjukkan perbedaan bermakna terhadap perbaikan
klinis (suhu badan) dan nilai hematokrit (p>0,05); dan menunjukkan
perbedaan bermakna terhadap peningkatan trombosit dan penurunan lama
rawat inap (p<0,05).
5
2. Argument Riset 2
Hasil Penelitian :
Pada hasil dari penelitian ini didapatkan data penghitungan input dan
output cairan anak yang mengalami dehidrasi setelah diberikan
pemenuhan kebutuhan cairan; yaitu merupakan total dari penghitungan
intake dan output yang didapatkan anak selama 24 jam menerima
implementasi selama dirawat di rumah sakit.
Penelitian ini menunjukkan gambaran balance cairan dari anak diare yang
dirawat di rumah sakit Kaliwates Jember yang memiliki dehidrasi dengan
derajat ringan, sedang, dan berat menunjukkan bahwa usia rata-rata pasien
anak diare adalah usia balita yaitu 1 sampai dengan 5 tahun , sedangkan
pada menunjukkan bahwa diare hamper menjangkit laki- laki maupun
wanita. Pada responden yang berada.
Kesimpulan Hasil :
Gambaran dari balance cairan anak diare dengan dehidrasi di rumah sakit
Kaliwates Jember setelah diberikan pemenuhan kebutuhan cairan,
mengalami peningkatan balance cairan dan mengalamai kenaikan
maintenance yang baik.
DAFTAR PUSTAKA