Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa

Volume 5 Nomor 1, Februari 2022


e-ISSN 2621-2978; p-ISSN 2685-9394
https://journal.ppnijateng.org/index.php/jikj

HUBUNGAN ADEKUASI HEMODIALISIS DENGAN KUALITAS HIDUP PASIEN


HEMODIALISIS

Wahyu Wulandari*, Feriana Ira Handian, Lilla Maria


Program Studi Ilmu Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Maharani, Jl. Akordion Timur Selatan No.8b,
Mojolangu, Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur 65141, Indonesia
*wulanwahyu0220@gmail.com

ABSTRAK
Salah satu terapi pengganti ginjal yang banyak dilakukan di Indonesia adalah Hemodialisis.
Mengetahui kualitas dari suatu tindakan hemodialisis pasien serta Kualitas hidup penderita gagal
ginjal yang rutin menjalani hemodialsisis merupakan tujuan dari penelitian ini. Metode penelitian yang
digunakan bersifat Deskriptif korelasional. Sampelnya adalah pasien yang menjalani terapi
hemodialisis di Instalasi Hemodialisis C RSSA Malang dengan total 63 responden yang terpilih sesuai
kriteria inklusi dan eksklusi melalui pendekatan Purposive sampling. Penelitian Adekuasi
menggunakan program Kt/V dalam mesin hemodialisis dan kuesioner WHOQOL-BREF untuk
mengukur Kualitas Hidup. Analisis data yang digunakan melalui uji Spearman Rho dengan nilai sig ρ
> α 0,05 yang menunjukkan Bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan pada adekuasi
hemodialisa dengan kualitas kehidupan pasien hemodialisa dalam 4 domain, yakni kesehatan fisik,
psikologis, hubungan sosial dan kesehatan lingkungan. Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan
bahwa nilai adekuasi yang didapat pasien selama menjalani proses hemodialisis tidak mempengaruhi
kualitas hidup responden.

Kata kunci: adekuasi hemodialisis; gagal ginjal; kualitas hidup

RELATIONSHIP OF ADEQUACY OF HEMODIALYSIS WITH


QUALITY OF LIFE OF HEMODIALYSIS PATIENTS

ABSTRACT
One of the kidney replacement therapies that is widely used in Indonesia is hemodialysis. Knowing the
quality of hemodialysis procedures for patients and the quality of life of patients with kidney failure
who routinely undergo hemodialysis is the aim of this study. This research method used is descriptive
correlational. The sample is patients undergoing hemodialysis therapy at the Hemodialysis C RSSA
Malang with a total of 63 respondents who were selected according to the inclusion and exclusion
criteria through a purposive sampling approach. Adequacy Research using the Kt/V program in a
hemodialysis machine and WHOQOL-BREF questionnaire to measure Quality of Life. Analysis of the
data used through Spearman Rho test with sig value > 0.05 which shows that there is no relationship
between the adequacy of hemodialysis and quality of life in 4 domains, namely physical health,
psychological, social relations and environmental health. Based on the results of the study showed
that the adequacy value obtained by the patient during the hemodialysis process did not affect the
quality of life of the respondent.

Keywords: hemodialysis adequacy; kidney failure; quality of life

PENDAHULUAN
Penyakit Katastropik nomor dua yang membutuhkan biaya tinggi dalam pengobatannya, serta
berpotensi menimbulkan komplikasi berat yang berakibat kematian adalah gagal ginjal.
(Mutaqqin and Sari 2011) mengungkapkan bahwa gagal ginjal merupakan kegagalan fungsi
kerja dari ginjal untuk membentuk metabolisme dan keseimbangan pengaturan cairan dan
elektrolit akibat kerusakan ginjal yang progresif. (KEMENKES 2018) mengungkapkan 3,8%

65
Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa, Volume 5 No 1, Hal 65 – 74, Februari 2022
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah

penduduk Indonesia menderita gagal ginjal kronis. Saat mencapai gagal ginjal kronis, pasien
akan membutuhkan terapi untuk bertahan hidup, yaitu Hemodialisis (HD) yang dinilai dapat
memperpanjang hidup (Tjokroprawiro 2015). Dalam dara Giijal International (IRR) tahun
2018, sekitar 132.142 jiwa melakukan cuci darah atau hemodialisis (PERNEFRI 2018).

Adekuasi merupakan penilaian terhadap terapi hemodialisis. Hemodialisis dinyatakan sesuai


dengan adekuasi dengan didasari dari keadaan pasien baik, nutrisi baik, tidak ada gejala
uremia, dan pasien dapat beraktifitas normal seperti sebelum sakit. Adekuasi hemodialisis
dapat diukur dengan Ureum Reduction Rate (URR) atau Kt/V. Menurut aturan Konsensus
Dialisis Pernefri adekuasi diukur rutin per bulan atau paling sedikit setiap enam bulan. Waktu
dari cuci darah atau hemodialisis tergantung dari kondisi pasien tersebut dan kebutuhannya.
Hemodialisis dapat dilakukan 4 sampai dengan 5 jam di tiap sesi dengan frekuensi dua sampai
tiga kali tiap minggu. Idealnya 10-15 jam per minggu (PERNEFRI 2003).

Beberapa penelitian telah dilakukan, antara lain penelitian oleh National Cooperative Dialisis
study (NCDS) adalah lembaga penelitian mengukur tentang adekuasi HD. Menunjukan ketika
alat ukur Kt/V yang nilainya dibawah 0,8 dapat berkaitan dengan tingginya angka kematian.
yang rendah. Dalam data IRR 2017, Adekuasi dialisis dinilai dengan beberapa parameter, dan
untuk dosis hemodialisis dipakai Kt/V dengan batasan 1,2 untuk dilakukan cuci darah tiga
kali dalam seminggu. dan 1,8 untuk HD 2 kali seminggu. Apabila 1,2 dipakai maka dari
8000an data didapatkan 74 % tindakan HD sudah memenuhi target adekuasi. Sedangkan bila
memakai 1,8 maka baru 69 % saja yang memenuhi target (PERNEFRI 2018)

Pasien yang menjalani hemodialisis sering dilaporkan mengalami penurunan kualitas hidup.
Rahman, dkk. (2013) menerangkan bahwa pasien CKD terdapat penurunan kualitas hidup
pasien baik dari segi fisik, mental, sosial dan lingkungan. WHO mengungkapkan bahwa
kualitas yang baik dari hidup pasien gagal ginjal adalah sebagai penilaian dari individu
masing-masing dalam menerapkan dalam kegiatan sehari-hari serta dalam kehidupan
bermasyarakat, yang berkaitan erat dengan nilaistandart dan tujuan hidup mereka. Kualitas
Hidup dipengaruhi kehidupan social, lingkungan sekitar, kejiwaan, keadaan umum fisik dan
keyakinan (Mulia, Mulyani, and Pratomo 2018).

Dalam kondisi sehat, kondisi fisik, kondisi psikologis, kepercayaan pribadi, hubungan sosial
dan kesehatan lingkungan tejaga dengan baik. Hal ini akan berbeda jika manusia dalam
kondisi sakit, dimana faktor yang paling terlihat dalam penurunan kualitas hidupnya adalah
kondisi fisik (Mulia et al. 2018). Menurut Togatorop (2011) tujuan HD adalah untuk
meningkatkan kualitas hidup pasien yang lebih baik. Berdasarkan hal tersebut, menarik
perhatian tenaga kesehatan. Berdasarkan studi pendahuluan di Instalasi Hemodialisis C RSSA
Malang, ditemukan bahwa masih banyak pasien yang tidak memenuhi standart adekuasi
dalam konsensus dialisis yaitu dari total 80 pasien HD regular, 75 pasien HD tidak mencapai
Kt/V 1,8 untuk HD 2 kali seminggu dan 5 pasien dengan HD 1 kali seminggu, dan tidak ada
pasien HD yang mencapai target Kt/V 1,2 HD seminggu tiga kali, karena keterbatasan mesin
HD dan juga, ditemukan 2 pasien melaksanakaan Hemodialisis kurang dari jam yang
ditentukan dengan alasan merasa pusing, mual, dan ingin segera mengakhiri sesi hemodialisis
tersebut. Sehingga dikawatirkan kualitas hidup pasien mengalami penurunan. Berdasarkan
paparan penelitian sebelumnya dan dari studi pendahuluan yang telah dilakukan, maka
peneliti tertarik untuk meneliti dengan judul: Hubungan Adekuasi Hemodialisis Dengan
Kualitas Hidup Pasien Hemodialisis di Instalasi Hemodialisis C RSSA Malang.

66
Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa, Volume 5 No 1, Hal 65 – 74, Februari 2022
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah

METODE
Penelitian ini merupakan deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional. Penelitian
deskriptif korelasional merupakan metode penelitian yang mempunyai dan menjelaskan dua
variable yang bebas dan variable yang terikat dengan desain penelitian cross sectional, dimana
data yang menyangkut variable bebas dan terikat dijadikan dalam waktu bersama- sama.
Populasi dalam penelitian ini adalah Populasi pada penelitian ini adalah semua pasien rutin
hemodialisis di Instalasi Hemodialisis C yang berjumlah 74 orang dengan keterangan pasien
seminggu dua kali menjalani hemodialisis. Berdasarkan perhitungan sampel berjumlah 63
responden menggunakan probability sampling dengan pendekatan purposive sampling.

Sampel dipilih berdasarkan kriteria, yaitu Pasien rutin baik laki- laki maupun perempuan
dengan rentang usia 18 – 65 tahun dan dalam keadaan sadar penuh dan dapat berkomunikasi
dengan baik. Dalam penelitian ini, peneliti akan mengambil sampel secara berurutan setelah
pasien dalam keadaan terpasang alat Hemodialisis dan siap untuk diwawancara. Penelitian
dilakukan di Instalasi hemodialisis C RSSA Malang dan dilaksanakan selama kurang lebih 1
bulan Juli – Agustus 2020. Instrument penelitian yang digunakan yaitu lembar monitoring
hemodialisis yang dipakai di Instalasi Hemodialisis C RSSA Malang untuk menilai adekuasi
dan kuesioner World Health Organization Quality Of Life BREF (WHOQOL-BREF) untuk
menilai kualitas hidup yang sudah dilakukan uji dan dinyatakan valid dan reliabel.

Tabel 1.
Hasil Uji Validitas Instrumen WHOQOL-BREF
Skor r total r tabel
Domain 1 .377** 0,254
Domain 2 .443** 0,254
Domain 3 .273* 0,254
Domain 4 .566** 0,254

Tabel 2.
Hasil Uji Reabilitas Instrumen WHOQOL-BREF
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
0.783 34
Peneliti mengambil sampel secara berurutan setelah pasien dalam keadaan terpasang alat
Hemodialisis dan siap untuk diwawancara.Skor adekuasi yaitu nilai Kt/V didapat dengan
menggunakan program dalam mesin Hemodialisis yang digunakan masing- masing responden
dan dicatat di lembar monitoring hemodialisis. Skor kuesioner kualitas hidup terdapat 26
poin. Yaitu: nomor 1, 2 tidak dihitung menggunkan skala Likert Pada tiap pertanyaan,
jawaban point terendah adalah 1 = sangat tidak memuaskan, sampai dengan 5 = sangat
memuaskan, kecuali pertanyaan nomor 3, 4, serta 26 karena pertanyaan bersifat negatif maka
jawaban dengan skor 5 = sangat tidak memuaskan sampai dengan skor 1= sangat memuaskan.
Untuk memperoleh data dari deskriptif kualitas hidup dijelaskan berdasarkan jumlah total
skor dari menggunakan kuisioner WHOQOL-BREF. Untuk mencapai nilai/ skor ada
tahapannya yaitu penentuan skor tiap domain dan tranformasi skor. Kemudian setelah
mendapatkan hasil transformasi per domain, peneliti mencari nilai mean pada tiap domain.
Bila hasil scoring < mean, kualitas hidup buruk; bila scoring ≥ mean, kualitas hidup baik.

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis univariat (analisis deskriptif) dan
analisis bivariate. Berdasarkan uji validitas dalam penelitian ini Dari hasil uji dapat

67
Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa, Volume 5 No 1, Hal 65 – 74, Februari 2022
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah

disimpulkan bahwa rumus korelasi pearson product moment, r hitung > r tabel, dengan taraf
signifikan ɑ= 0,05 maka Ho ditolak artinya instrument valid dan dari hasil pengujian
reliabilitas ditemukan bahwa, nilai Crobanch’s Alpha > 0,60 maka pertanyaan reliabel. Etika
penelitian dalam penelitian ini mengikuti standart Komisi Etik Penelitian dan pengembangan
Kesehatan Nasional (KEPPKN). Komite Etik Penelitian Kesehatan Rumah Sakit Umum
Daerah Dr. Saiful Anwar Malang telah menyetujui protokol penelitian yang berjudul
Hubungan antara Adekuasi Hemodialisis dengan Kualitas Hidup Pasien Hemodialisis di
Instalasi hemodialisis C RSSA Malang dengan nomor: 400/163/K. 3/302/2020.

HASIL
Pengambilan data dan penelitian di Instalasi Hemodialisis C RSSA Malang. Di Instalasi
Hemodialisis C terdapat 10 Mesin Dialisis dengan 6 hari operasional. Total pasien rutin di
ruangan ini berjumlah 75 orang yang dibagi dalam 3 shift tindakan di tiap harinya, dengan
durasi 5 jam per hemodialisis.
Tabel 3.
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia (n=63)
Kategori f %
17-25 4 6.3
26-35 6 9.5
36-45 10 15.9
46-55 20 31.7
56-65 23 36.5
Berdasarkan tabel 3 menunjukkan sebagian besar pasien yang menjalani terapi hemodialisis di
Instalasi hemodialisis C berumur 56- 65 tahun dengan jumlah 23 responden (36,5%).

Tabel 4.
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin (n=63)
Kategori f %
Laki- Laki 38 60.3
Perempuan 25 39.7
Berdasarkan tabel 4 sebagian besar pasien yang menjalani terapi hemodialisis di Instalasi
hemodialisis C berjenis kelamin laki- laki dengan jumlah 38 responden (60.3%).

Tabel 5.
Distribusi Responden Berdasarkan Domisili Responden (n=63)
Kategori f %
Luar Malang 17 27.0
Kab/Kota Malang 46 73.0
Berdasarkan tabel 5 sebagian besar menjalani terapi hemodialisis di Instalasi hemodialisis C
berdomisili di kab/kota malang dengan jumlah 46 responden (73%).

Tabel 6.
Distribusi Responden Berdasarkan Status Pendidikan Responden (n=63)
Kategori f %
Dasar (SD,SMP) 6 9.5
Menengah (SMA) 17 27.0
Tinggi (Perguruan Tinggi) 40 63.5

68
Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa, Volume 5 No 1, Hal 65 – 74, Februari 2022
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah

Berdasarkan tabel 6 sebagian besar menjalani terapi hemodialisis di Instalasi hemodialisis C


berpendidikan tinggi dengan jumlah 40 responden (63,5%).

Tabel 7.
Distribusi Responden Berdasarkan Status Perkawinan Responden (n=63)
Kategori f %
Belum Kawin 7 11.1
Kawin 54 85.7
Cerai Mati 2 3.2
Berdasarkan tabel 7 sebagian besar menjalani terapi hemodialisis di Instalasi hemodialisis C
berstatus menikah dengan jumlah 54 responden (85,7%).

Tabel 8.
Distribusi responden berdasarkan Status Perkawinan Responden (n=63)
Kategori f %
Tidak Bekerja 21 33.3
Bekerja 42 66.7
Berdasarkan tabel 8 sebagian besar menjalani terapi hemodialisis di Instalasi hemodialisis C
bekerja dengan jumlah 42 responden (66,7%).

Tabel 9.
Distribusi Responden berdasarkan Lama Menjalani Hemodialisis (n=63)
Kategori f %
<12 Bulan 12 19.0
> 12 Bulan 51 81.0
Berdasarkan tabel 9 sebagian besar menjalani terapi hemodialisis di Instalasi hemodialisis C
sudah menjalani hemodialisis selama lebih dari 12 bulan dengan jumlah 51 responden (81%).

Tabel 10.
Distribusi Responden berdasarkan Nilai KT/V (n=63)
Kt/V f %
1 1 1,6
1,2 7 11,1
1,3 25 39,7
1,4 12 19,0
1,5 11 17,5
1,6 3 4,8
1,7 2 3,2
1,8 1 1,6
1,9 1 1,6
Berdasarkan tabel 10 menunjukkan sebagian besar nilai Kt/V nya 1,3 yaitu sejumlah 25
responden (40%)

69
Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa, Volume 5 No 1, Hal 65 – 74, Februari 2022
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah

Tabel 11,
Distribusi Responden berdasarkan Nilai KT/V (n=63)
Kualitas hidup Baik Buruk
f % f %
Domain1 37 59% 26 41%
Domain2 43 68% 20 32%
Domain3 43 68% 20 32%
Domain4 18 29% 45 71%

Tabel 12.
Hasil Uji Korelasi Spearman Rho Adekuasi Hemodialisis dengan Kualitas Hidup (n=63)
Correlations Kualitas Hidup
Adekuasi (nilai KT/V) Dom 1 Dom 2 Dom 3 Dom 4
Correlation Coefficient 0,063 0,027 0.054 0.057
Sig. (2-tailed) 0.625 0.832 0.676 0.656

Berdasarkan tabel 12 menunjukkan bahwa nilai signifikansi pada domain 1 adalah 0.625 yang
berarti tidak adanya hubungan antara adekuasi hemodialisis dengan kualitas hidup pasien
yang menjalani terapi hemodialisis dan nilai r = 0.063 yang berarti hubungan kedua variabel
searah dan kekuatan hubungannya sangat lemah. Nilai signifikansi pada domain 2 adalah
0.832 yang berarti tidak adanya hubungan antara adekuasi hemodialisis dengan kualitas
hidup pasien yang menjalani terapi hemodialisis dan nilai r = 0,027 yang berarti kedua
variabel searah dan kekuatan hubungannya sangat lemah. Nilai signifikansi pada domain 3
adalah 0.676 yang berarti tidak adanya hubungan antara adekuasi hemodialisis dengan
kualitas hidup pasien yang menjalani terapi hemodialisis dan nilai r = 0.054 yang berarti
kedua variabel searah dan kekuatan hubungannya sangat lemah. Nilai signifikansi pada
domain 4 adalah 0.656 yang berarti tidak adanya hubungan antara adekuasi hemodialisis
dengan kualitas hidup pasien yang menjalani terapi hemodialisis dan nilai r = - 0,057 yang
berarti kedua variabel tidak searah dan kekuatan hubungannya sangat lemah.

PEMBAHASAN
Adekuasi Hemodialisis Pasien Hemodialisis
Adekuasi hemodialisis pada pasien hemodialisis di Instalasi Hemodialisis C RSSA Malang
berdasarkan tabel 10 ditemukan bahwa sebagian besar responden nilai Kt/V nya 1,3 yaitu
sejumlah 25 responden (40%) memiliki adekuasi diatas target. Sebagian besar pasien yang
menjalani hemodialisis di Instalasi Hemodialisis C RSSA Malang mendapat jadwal 2 kali per
minggu dengan durasi 5 jam. Sesuai dengan yang tercantum dalam Konsensus Dialisis yaitu
frekuensi 2x seminggu, didapatkan nilai kt/v (>1,2) dan pasien juga merasa lebih nyaman.
Rata rata Kt/V yang didapat pasien HD di Instalasi Hemodialisis C sudah melebihi target
minimal yaitu > 1,2 hal ini bisa dikaitkan dengan karakteristik pasien dengan pendidikan
tinggi sebanyak 40 responden (63,5%). Pasien dengan latar belakang pendidikan yang tinggi
biasanya lebih memiliki kesadaran untuk menjalani hemodialisis dengan lebih berkualitas dan
cukup dosis.

Adekuasi hemodialisis merupakan hasil yang harus dicapai dalam proses Hemodialisis dan
dapat diketahui melalui perhitungan Kt/V. Perhitungan formula Kt/V prescribe digunakan
untuk merencanakan program hemodialisis, jadi dihitung sebelum HD dimulai. Dengan
membuat perhitungan ini kita bisa merencanakan berapa menit lama proses hemodialisis,
berapa ukuran tabung dialiser yang akan dipakai, kecepatan minimal blood flow (Qb),

70
Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa, Volume 5 No 1, Hal 65 – 74, Februari 2022
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah

kecepatan dialisat (Qd), sehingga lebih mempermudah perawat yang bertugas untuk
membantu pasien mendapatkan Kt/V yang diharapkan.

Pada tabel 10 menunjukkan ada 1 responden yang memiliki nilai Kt/V terendah yaitu 1,
responden tersebut memiliki nilai Kt/V dengan berat badan diatas berat badan ideal yaitu
berat badan pre HD 104 kg dan berat badan post 101 kg. Dengan durasi HD 5 jam, ultrafiltrasi
3 liter dan Qb 210 ml/L. Untuk mencapai Kt/V target petugas dapat mengatur Qb lebih dari
270 ml/L tapi karena usia yang tergolong lansia dan toleransi pasien terhadap Qb maka nilai
KT/V yang diharapkan tidak tercapai. Ada juga 1 responden yang memiliki nilai Kt/V
tertinggi yaitu 1,9; responden tersebut memiliki nilai Kt/V dengan kenaikan berat badan
intradialisis yaitu 1 kg. Dengan durasi HD 5 jam, ultrafiltrasi 1 liter dan Qb 230 ml/L. Dengan
Qb tersebut pasien yang juga berusia lansia menjalani proses HD yang aman dan tidak
menambah beban kerja jantung.

Dalam mencapai nilai adekuasi yang layak (>1,2) dibutuhkan kerjasama dari pasien dan juga
petugas di ruang Hemodialisis. Apabila pasien memahami pentingnya menjalani hemodialisis
dengan tepat bagi kehidupannya, pasien biasanya akan mudah diberi arahan. Tapi apabila
pasien masih dalam proses penerimaan terhadap kondisinya atau biasanya dialami oleh pasien
yang < 12 bulan menjalani HD akan sulit untuk mencapai target Kt/V yang diinginkan
mengingat kondisi pasien susah untuk diberi arahan. Sebagai contoh bahwa idealnya pasien
HD mendapatkan kenaikan berat badan interdialitik tidak lebih dari 3% dan mulai awal
menjalani HD pasien selalu diberi edukasi tentang hal itu, tapi pasien tidak mematuhi dengan
alasan selalu merasa haus, tidak nafsu makan hanya ingin minum, makan harus makanan
berkuah, udara terlalu panas dan lain sebagainya, dan adakalanya sebagai perawat yang
bertugas saat itu hanya bisa diam tanpa bisa memaksa keinginan pasien.

Selain kerjasama pasien, ada beberapa faktor yang menyebabakan pasien tidak mendapatkan
nilai Kt/V yang ditargetkan, yaitu akses vaskuler yang mengalami resirkulasi dan tidak
adekuat, terjadi clothing pada dialiser selama proses HD, keluhan yang dialami pasien yaitu
kram pada anggota tubuh, pusing, dan nyeri dada sehingga pasien meminta proses HD
berhenti. Gambaran pasien yang HD nya tidak adekuat, secara klinis tampak lemah, merasa
mual muntah, status fungsional menurun, gangguan konsentrasi, pericarditis, asites, kurus,
edema, hipertensi, dan sering diare.

Kualitas Hidup Pasien Hemodialisis


Berdasarkan tabel 11 ditemukan sebagian besar responden menunjukkan bahwa kualitas
hidup baik dalam aspek fisik, sejumlah 37 responden (58,7%). Hal ini menunjukkan bahwa
sebagian besar pasien memiliki kesehatan fisik yang baik. Menurut WHOQOL group kualitas
hidup dalam aspek kesehatan fisik terhubung dengan perasaan sakit dan gelisah yang dialami
pasien. Hal ini memperlihatkan bahwa sebagian besar kondisi responden tergolong baik,
meski ketergantungan terhadap tindakan hemodialisis yang harus dijalani 2 kali dalam
seminggu, responden tidak merasa lelah. Argument tersebut bisa diperkuat dengan
karakteristik responden tentang lama menjalani Hemodialisis, sebagian besar responden
menunjukkan 51 responden (81%) telah melakukan hemodialisis antara lebih dari 12 bulan
atau 1 tahun, masa yang cukup untuk terbiasa dengan kondisi setelah sakit. Sejalan dalam
penelitian (LS, Wahyuni Sri;Purwati 2016) menjelaskan bahwa pasien yang sudah lama
menjalani Hemodialisa lebih dari 1 tahun, sebagian besar mempunyai kualitas hidup lebih
baik. Karena, mereka merasa sudah terbiasa dan dapat mengetahui komplikasi dan juga dapat
memberi dukungan pada pasien yang lain.

71
Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa, Volume 5 No 1, Hal 65 – 74, Februari 2022
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah

Berdasarkan tabel 11 ditemukan sebagian besar responden menunjukkan bahwa kualitas


hidup baik dalam aspek psikologis, sejumlah 43 responden (68,3%). Hal ini menunjukkan
bahwa sebagian besar pasien memiliki kualitas hidup baik. WHOQOL group menjelaskan
bahwa kualitas hidup aspek jiwa berpengaruh pada spiritual, proses pikir pembelajaran, daya
ingat, kekuatan konsentrasi, citra tubuh, serta merasa diri berharga. Dalam penelitian ini,
menjelaskan bahwa karakter responden berdasarkan tingkat pendidikan menunjukkan bahwa
sebagian besar responden memiliki pendidikan tinggi sebanyak 40 responden (63%).

Menurut Butar (2012) dalam Hening (2017) Penderita penyakit ginjal kronik yang memiliki
tingkat pendidikan yang tinggi akan mempunyai wawasan yang luas serta memungkinkan
untuk mengetahui tindakan yang akan dilakukan jika ada komplikasi atau masalah yang
timbul. Sehingga pasien dengan tingkat pendidikan tinggi lebih mudah mengambil keputusan
untuk menunjang kesehatannya sehingga kualitas hidupnya pun semakin tinggi, meskipun
tidak menutup kemungkinan pasien dengan pendidikan tinggi mengalami rasa rendah diri
sehingga tidak dapat menerima kondisi yang mengharuskan pasien menjalani hemodialisis
seumur hidup.

Berdasarkan tabel 11 ditemukan sebagian besar responden menunjukkan bahwa kualitas


hidup baik dalam aspek hubungan sosial, sejumlah 43 responden (68,3%). Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar pasien memiliki kualitas hidup baik. WHOQOL group
menjelaskan bahwa hubungan yang dilakukan sosian, berkaitan dengan hubungan individu
atau personal masing- masing serta aktivitas seksual. Didukung oleh sebagian besar
karakteristik responden meliputi berstatus menikah dengan jumlah 54 responden (86%).
Seseorang dikatakan mendapat support atau dukungan sosial yang terkhusus dari pihak
saudara dan keluarga, sejara jiwa, maka merasa lebih baik karena merasa ada perhatian,
dukungan, komunikasi pada pasien tersebut (Silviasari, dalam Hardiyatmi, 2016).

Berdasarkan tabel 11 ditemukan sebagian besar responden menunjukkan bahwa kualitas


hidup baik dalam aspek kesehatan lingkungan, sejumlah 45 responden (71,4%). Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar pasien memiliki kualitas hidup buruk. Menurut
WHOQOL group kualitas hiduplingkungan fisik, keamanan, kenyamanan, keterampilan,
sumber penghasilan, aktifitas dan keterampilan. Dalam penelitian ini, ditemukan karakter
responden berdasarkan pekerjaan dengan jumlah 42 responden (67%) masih aktif bekerja dan
melaksanakan fungsinya untuk menghidupi keluarga. Pasien dengan Gagal Ginjal Kronis
seringkali merasa takut dan bersalah pada orang terdekatnya karena tidak dapat melaksanakan
fungsi dan perannya lagi (Priyanti 2016). Pada dasarnya manusia adalah mahluk sosial dan
juga ekonomi yang membutukan manusia lain dan juga uang untuk bertahan hidup.

Hubungan antara Adekuasi Hemodialisis dengan Kualitas Hidup Pasien hemodialisis


Hubungan antara adekuasi hemodialisis dengan kualitas hidup pasien hemodialisis di instalasi
hemodialisis C RSSA Malang berdasarkan tabel 12 menunjukkan bahwa menunjukkan bahwa
tidak ada hubungan yang bernakna antara adekuasi hemodialisis dengan kualitas hidup dalam
aspek fisik (p=0,625), hubungan social (p=0,832), kondisi lingkungan (p=0,676) dan aspek
psikologis (p= 0,656) dengan nilai signifikansi > 0,05. Berdasarkan hasil penelitian,
menunjukkan bahwa nilai adekuasi yang didapat pasien selama menjalani proses hemodialisis
tidak mempengaruhi kualitas hidup masing masing responden. Terdapat responden dengan
nilai Kt/V 1,5 memiliki kualitas hidup yang buruk. Sebagian besar responden yang menjalani
terapi Hemodialisis di Instalasi Hemodialisis C RSSA memiliki adekuasi yang baik dengan
rata rata Kt/V 1,3. Adekuasi yang baik menunjukkan kenaikan berat badan yang tidak

72
Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa, Volume 5 No 1, Hal 65 – 74, Februari 2022
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah

berlebih, durasi HD yang baik, Quick Blood dan Quick Dialisat yang baik, serta laju Filtrasi
yang baik pula.

Jika dilihat dari arah hubungan yang berpola positif untuk adekuasi hemodialisis dengan
kualitas hidup domain fisik, psikologis dan hubungan sosial, yaitu peningkatan adekuasi
diikuti dengan peningkatan kualitas hidup domain fisik, psikologis dan hubungan sosial.
Sedangkan arah hubungan berpola negatif untuk adekuasi hemodialisis dengan kualitas hidup
domain kesehatan lingkungan, yaitu peningkatan adekuasi diikuti dengan penurunan kualitas
hidup, begitupun sebaliknya. Sebagai contoh walaupun responden penelitian adalah seorang
pasien yang menjalani HD rutin tapi tidak ada halangan pasien untuk mendapatkan
pendapatan yang besar, karena komponen dalam domain kesehatan lingkungan adalah hal
yang dapat dimiliki sebelum sakit dan bisa jadi tidak mempengaruhi saat responden
mengalami sakit.

Dari hasil penelitian ini juga dapat berati bahwa walaupun pasien dengan adekuasi
hemodialisis yang rendah pun bisa memiliki kesehatan fisik yang baik. Dapat diartikan bahwa
responden melakukan aktifitas nya dengan baik serta hubungan sosialnya pun baik (Mabsusah
2016). Adekuasi HD yang ditandai dengan nilai Kt/V yang melebihi target didapat bukan
hanya karena faktor pasien itu sendiri, keluarga dan kondisi lingkungan juga berpengaruh.
Beberapa pasien bisa mendapatkan nilai adekuasi yang baik tanpa berusaha keras karena
pasien sudah mempersiapkan terapi pengganti ginjal sejak terdiagnosa CKD stage 4.
Sedangkan untuk pasien yang sudah mendapatkan komplikasi sejak awal menjalani HD rutin
akan butuh usaha dan waktu untuk mendapatkan kondisi tubuh dan adekuasi yang baik.
Kualitas hidup bisa juga diartikan sebagai hal yang subyektif, apa yang responden rasakan
belum tentu dirasakan oleh reponden yang lain walaupun kedua responden tersebut memiliki
kondisi kesehatan yang sama. Peneliti yang juga seorang perawat di Instalasi HD C ini harus
selalu memperhatikan kondisi perasaan pasien pada saat proses HD. Walaupun tidak
mempengaruhi capaian Kt/V yang diinginkan setidaknya dapat melancarkan proses HD saat
itu.

SIMPULAN
Sebagian besar pasien yang menjalani terapi hemodialisis di Instalasi Hemodialisis C RSSA
Malang, memiliki adekuasi dengan nilai Kt/V 1,3 dengan persentase 40 %. Sebagian besar
pasien yang menjalani terapi hemodialisis di Instalasi Hemodialisis C RSSA Malang memiliki
kualitas hidup Baik di domain 1 (aspek fisik) dengan persentase 58,7%, 2 (hubungan sosial)
dengan persentase 68,3%, 3 (kondisi lingkungan) dengan persentase dan 68,3% serta
memiliki kualitas hidup Buruk di domain 4 (aspek psikologis) dengan persentase 71,4%.
Analisis data menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara adekuasi
hemodialisis dengan kualitas hidup pasien pada domain 1 (aspek fisik),2 (hubungan sosial) ,3
3 (kondisi lingkungan) dan 4 (aspek psikologis).

DAFTAR PUSTAKA
Imelda, Fitri, Endang Susalit, Maruhum Bonar M. Marbun, and Cleopas Martin Rumende.
2017. “Gambaran Klinis Dan Kualitas Hidup Pasien Penyakit Ginjal Tahap Akhir Yang
Menjalani Hemodialisis Dua Kali Dibandingkan Tiga Kali Seminggu.” Jurnal Penyakit
Dalam Indonesia 4(3):128.
Jacob, Delwien Esther, and Sandjaya. 2018. “Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas
Hidup Masyarakat Karubaga District Sub District Tolikara Propinsi Papua.” Jurnal
Nasional Ilmu Kesehatan (JNIK) 1(69):1–16.

73
Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa, Volume 5 No 1, Hal 65 – 74, Februari 2022
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah

KEMENKES. 2018. HASIL UTAMA RISKESDAS. JAKARTA.


KEMENKES RI. 2019. “Adekuasi Hemodialisis Dan Cara Mencapainya.” 2015.
LS, Wahyuni Sri;Purwati, Heni. 2016. “Hubungan Antara Lama Menjalani Hemodialisis
Dengan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik Di Rs Gatoel Mojokerto.” STIKES
WILLIAM BOOTH SURABAYA 5.
Mabsusah. 2016. “Kualitas Hidup (Quality Of Life) Pasien Diabates Mellitus di RSUD. DR.
H. Slamet Martodirdjo Kabupaten Pamekasan Madura.”
Mulia, Dewi Sari, Evi Mulyani, and Guntur Satrio Pratomo. 2018. “Quality of Life of Chronic
Kidney Disease Patients on Hemodialysis at Dr. Doris Sylvanus Hospital Palangka
Raya.” Borneo Journal of Pharmacy 1(1):19–21.
Mutaqqin, Arif, and Kumala Sari. 2011. Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Perkemihan.
JAKARTA: Salemba Medika.
Nasution, Alwi Thamrin, Radar Radius Tarigan, and Joshua Patrick. 2014. “Komplikasi Akut
Intradialisis.” Universitas Sumatera Utara 1–5.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Nuari, nian Afrian, and Dhina Widayati. 2017. “Gangguan Pada Sistem Perkemihan &amp;
Penatalaksanaan Keperawatan - Nian Afrian Nuari Dan Dhina Widayati - Google
Buku.” Budi Utama.
PERNEFRI. 2003. Konsensus Dialisis.
PERNEFRI. 2018. “10 Th Report of Indonesian Renal Registry 2017 10 Th Report Of
Indonesian Renal Registry 2017.”
Priyanti, Dwita. 2016. “Perbedaan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Yang Bekerja Dan
Tidak Bekerja Yang Menjalani Hemodialisis Di Yayasan Ginjal Diatrans Indonesia.”
INQUIRY Jurnal Ilmiah Psikologi 7:41–47.
Psikologi, Universitas. 2019. “Pengertian Kualitas Hidup Dan Dimensi-Dimensi Quality Of
Life Menurut Para Ahli - UniversitasPsikologi.Com.” 2020.
Tjokroprawiro, Askandar. 2015. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. edited by Universitas
Airlangga. Surabaya: Airlangga University Press.
Wahyu, Wulandari. 2020. Foto Monitor HD. Malang: tidak dipublikasikan.
WHO. 2020. “WHOQOL : Measuring Quality of Life.” 2020.
Zurmeli, Bayhakki, and Gamya Tri Utami. 2015. “Hubungan Dukungan Keluarga Dengan
Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani Terapi Hemodialisis Di
RSUD Arifin Achmad Pekanbaru.” Jurnal Online Mahasiswa 2(1):670–81.

74

Anda mungkin juga menyukai