Disusun Oleh :
ENDAH NOVITA NINGSIH
5020031030
Penyakit gagal ginjal didefinisikan sebagai suatu kerusakan fungsi dan struktur
ginjal dengan atau tanpa penurunan laju filtrasi glomerulus yang terjadi secara
menetap dan bersifat irreversibel sehingga tidak dapat kembali seperti sedia kala.
Solusi yang dapat dilakukan pasien dengan mempertahankan fungsi ginjal agar
tidak memburuk dan tetap stabil .Parameter penyakit ginjal kronik dapat diukur
melalui fungsi ginjal yaitu ureum dan kreatinin. Semakin tinggi ureum dan
kreatinin maka semakin mengindikasikan bahwa fungsi ginjal mengalami
penurunan sehingga tidak dapat melakukan tugasnya dalam hal metabolisme,
ekskresi, dan regulasi, dan hormone(Riahta & Yetti, 2020).
Penyakit ginjal menjadi salah satu permasalahan yang kursial diseluruh dunia
karena prevalensi insidennya semakin meningkat dari tahun ketahun dan
merupakan salah satu penyakit dengan angka kematian yang cukup tinggi.
Yayasan ginjal Indonesia mencatat 6,7% penduduk Indonesia menderita gangguan
fungsi ginjal dari tingkatan sedang hingga berat. Di Indonesia pada saat ini
terdapat 70 ribu penderita gagal ginjal diindonesia pada saat ini perlu
mendapatkan perawatan berupa rutin melakukan dialysis maupun cangkok ginjal
(Triyono, H. Sugiarto, S., Yuli, T. & Rofiyati, W, 2020).
Menurut data dari USRDS (The United States Renal Data System) pada tahun
2013 menunjukkan angka kejadian pasien dengan gagal ginjal kronik yang
menjalani dialisis di Amerika Serikat sebanyak 1.924 per 1 juta penduduk, di
Singapura sebanyak 1.661 per 1 juta penduduk dan di Jepang sebanyak 2.309 per
1 juta penduduk per tahun (USRDS dalam kusuma, 2013).
Hemodialisa adalah proses pembuangan zat sisa metabolisme, zat toksis lainnya
melalui membran semipermiabel sebagai pemisah antara cairan dan darah yang
sengaja dibuat dalam dialiser. Membran semipermiabel adalah lembar tipis,
berpori-pori terbuat dari selulosa atau bahan sintetik (Ebrahimi, H., Sadeghi, M.,
Amanpour, F., & Dadgari, A, 2016)
Penatalaksanaan gagal ginjal dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu dengan
mengatur pola diit, pembatasan asupan cairan, obat-obatan, masukan kalori
suplemen dan vitamin. Dari beberapa cara penatalaksanaan diatas yang memiliki
peranan penting dalam proses perjalanan penyakit gagal ginjal adalah mengatur
pola diit atau disebut juga dengan manajemen diit. Manajemen diit masuk
kedalam gaya hidup sehari-hari yang harus dipatuhi oleh pasien gagal ginjal untuk
meningkatkan kualitas hidupnya (Triyono, H. Sugiarto, S., Yuli, T. & Rofiyati, W,
2020).
1.3 Manfaat
Dengan mematuhi manajemen diit pada pasien dengan hemodialisa, secara tidak
langsung akan mengurangi angka kematian dan kesakitan untuk meningkatkan
kualitas hidup pasien gagal ginjal kronik serta pelaksanaan diit yang teratur dan
dipatuhi. Pelaksanaan manajemen diit menjadi peranan penting yang aman dan
dapat dilakukan dikehidupan sehari-hari.
BAB II
PENELUSURAN EVIDENCE
Hasil penelitian :
Berdasarkan hasil analisis keseluruhan artikel terpilih, pembatasan asupan
protein, gula, garam dan peningkatan asupan sayuran serta buah merupakan
strategi diet yang dianjurkan untuk kestabilan penyakit. Agar manajemen diet
dapat terkontrol dengan optimal, sebaiknya penderita memiliki catatan
pengaturan nutrisi harian dengan memanfaatkan layanan kesehatan
Kesimpulan :
Berdasarkan hal tersebut diet pada penyakit ginjal kronik tidak dapat
disamaratakan satu sama lain. Hal yang sangat penting dalam mengatur pola
diet adalah memulai sedini mungkin sehingga kesehatan ginjal dapat menjadi
lebih baik.
4. Nama peneliti : Gayle M. Timmerman., Muna J. Tahir, Richard M. Lewis,
Deborah Samoson, Holli Temple, and Michale R. Forman
Tahun : 2017
Alamat web : Google scholar
Tahun terbit jurnal : 2017
Judul penelitian : Self – management of diatery intake using mindful eathing to
improve diatery intake for individuals with early stage chronic kidney desease
Hasil penelitian :
Intervensi ini bertujuan untuk :
1. Menurunkan atau mempertahankan BB;
2. Mengikuti diet diabetes;
3. Membatasi asupan natrium, protein, fosfor, atau kalium (bila sesuai).
Untuk meningkatkan asupan makanan bagi inidvidu dengan penyakit
ginjal kronik
4. Manajemen BB (mengatur kalori dan porsi)
5. Makanan sehat untuk jantung (yaitu, kurangi lemak jenuh tambah buah
dan sayuran), kurangi asupan natrium, keola karbohidrat untuk penderita
diabetes, dan hindari asupan protein berlebih.
Kesimpulan :
Intervensi yang dilakukan pada penelitian ini sangat bermanfaat bagi penderita
gagal ginjal dengan menjaga diit dan mematuhinya.
BAB III
A. Analisis Jurnal
Penatalaksanaan gagal ginjal dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu
dengan mengatur pola diit, pembatasan asupan cairan, obat-obatan, masukan
kalori suplemen dan vitamin. Manajemen diit masuk kedalam gaya hidup
sehari-hari yang harus dipatuhi oleh pasien gagal ginjal untuk meningkatkan
kualitas hidupnya. Kualitas hidup seseorang sangat erat kaitannya dengan
kondisi fisik serta mental, pada pasien hemodialisa umumnya akan terganggu
baik dalam bidang aktivitas, social dan berbagai faktor lainnya. Maka dari itu
butuh tindak lanjut untuk melakukan pendidikan kesehatan tentang
manajemen diit terhadap keluarga pasien yang mengalami gagal ginjal agar
bisa mengatur pola makan yang tepat secara mandiri tanpa didampingi orang
lain.
B. Kesimpulan
Hasil analisis yang dilakukan dari 4 jurnal didapatkan jumlah sampel
terbanyak yaitu 99 responden pada pasien gagal ginjal dengan eksperimen
berlangsung selama 12 minggu. Dengan metode penelitian rata-rata
menggunakan quasi eksperiment with control. Hasil penelitian ini didapatkan
adanya pengaruh yang baik bagi penderita pasien gagal ginjal dalam menjaga
asupan diet dan nutrisi. Hal yang sangat penting untuk penderita gagal ginjal
dengan mengatur pola diet yang sedini mungkin sehingga kesehatan ginjal
dapat menjadi lebih baik .
DAFTAR PUSTAKA
Ebrahimi, H., Sadeghi, M., Amanpour, F., & Dadgari, A. (2016). Influence of
nutritional education on hemodialysis patients' knowledge and quality of
life. Saudi Journal of Kidney Diseases and Transplantation, 27(2), 250.
Timmerman, G. M., Tahir, M. J., Lewis, R. M., Samoson, D., Temple, H., & Forman,
M. R. (2017). Self-management of dietary intake using mindful eating to
improve dietary intake for individuals with early stage chronic kidney
disease. Journal of behavioral medicine, 40(5), 702-711.
Triyono, H. G., Sugiarto, S., Yuli, T. I., & Rofiyati, W. (2020). Kepatuhan Diet
dengan Kualitas Hidup Pasien Hemodialisa di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro:
Korelasi Studi. Wiraraja Medika: Jurnal Kesehatan, 10(2), 78-83.