5. Analisa Data
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Berdasarkan prioritas
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cederea fisik (luka post operasi SC)
yang ditandai dengan TTV = T : 36,50C, P : 88 x/menit, R : 22x/menit,
BP : 110 / 80 mmHg, ekspresi pasien nampak meringis menahan nyeri saat
ingin merubah posisi, terdapat nyeri tekan pada abdomen, saat abdomen
dipalpasi pasien mengatakan “aduh, masih nyeri”, Pengkajian nyeri = P :
luka post operasi SC, Q : terasa perih, R : semua bagian perut, terutama
diarea luka post operasi SC, S : skala nyeri 3(0-10), T : nyeri dirasakan
saat pasien ingin berpindah posisi dan jika abdomen ditekan dan pasien
mengatakan merasa nyeri pada perut pasca operasi SC, nyeri dirasakan
pada bagian perut, nyeri terasa perih, dan dirasakan jika bergerak tiba-tiba
dan ditekan.
2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan program pembatasan gerak
yang ditandai dengan pasien nampak meringis menahan nyeri saat ingin
merubah posisi, pasien bedrest 1 x 24 jam post operasi SC dengan spinal
anestesi, skala aktivitas pasien 3 (memerlukan bantuan / pengawasan /
bimbingan sederhana), skala otot pasien
4. Resiko infeksi dengan faktor resiko terdapat luka post operasi SC pada
abdomen dengan letak luka melintang yang ditutup dengan obsite dengan
panjang kurang lebih 12 cm, kulit sekitar luka bersih, tidak ada oedem, dan
teraba agak hangat, nilai leukosit 14,8 ribu/ul (4,00-10,0), hemoglobin 9,2
g% (12,00-14,00 g%).
5. Resiko trauma vaskular dengan faktor resiko prosedur invasif pemasangan
infus tanggal 26-06-18, kecepatan infus 20tpm, waktu pemasangan sudah
kurang lebih 1 hari, tempat pemasangan infus pada vena radialis tangan
kiri.