Anda di halaman 1dari 8

CAKRA MEDIKA

Media Publikasi Penelitian; 2023; Volume 10; No 2.


Website: http://jurnal.akperngawi.ac.id

Hubungan Dukungan Keluarga dan Kemandirian Activity Of Daily Living (ADL)


Terhadap Kualitas Hidup Pada Pasien Post Stroke di Wilayah Kerja Puskesmas
Pangkur

Erma Widhayanti1*, Dika Lukitaningtyas2, Nurul Hidayah3


123
D III Keperawatan/Akademi Keperawatan Pemkab Ngawi
*Email : dikalukitanngtyas01@gmail.com

Kata Kunci Abstrak


Dukungan Keluarga, Latar Belakang : Penderita stoke di Indonesia mengalami peningkatan
Kemandirian setiap tahunnya. Stroke dapat menimbulkan dampak berupa kecacatan
Activity Of Daily yang mempengaruhi seseorang manusia dalam melakukan aktivitas
Living (ADL), kesehariannya atau activity of daily living (ADL). Selain itu, stroke
Kualitas Hidup, dapat menimbulkan depresi, sehingga dibutuhkan dukungan keluarga
Stroke agar pasien post stroke dapat melakukan aktivitas. Dukungan keluarga
dan kemadirian activity of daily living (ADL) sangat diperlukan bagi
pasien post stroke, sebab keduanya adalah bagian yang penting dalam
menentukan kualitas hidup. Tujuan : Tujuan riset adalah mengetahui
hubungan antara dukungan keluarga dan kemandirian activity of daily
living (ADL) dengan kualitas hidup pada pasien post stroke di wilayah
kerja Puskesmas Pangkur. Metode : Jenis riset ini adalah deskriptif
korelasi dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam riset
berjumlah 40 orang dengan teknik total sampling. Alat pengumpulan
data dilakukan menggunakan kuesioner dukungan keluarga,
kemandirian activity of daily living dengan barthel index dan kuesioner
kualitas hidup menggunakan WHOQOL-BREF. Uji statistik
menggunakan Spearman Rank Correlation. Hasil : Hasil riset
menunjukan mayoritas pasien post stroke berada pada kategori
dukungan keluarga tinggi (72,5%), kemandirian activity of daily living
(ADL) ringan (85%) dan kualitas hidup tinggi (72,5%). Pada hubungan
dukungan keluarga dan kualitas hidup diperoleh hasil nilai ρ-value
0.000 dengan nilai r = 0.624, hubungan kemandirian activity of daily
living (ADL) diperoleh hasil nilai ρ-value 0.000 dengan r = 0.671. Ho
ditolak dan Ha diterima. Kesimpulan : adanya hubungan dukungan
keluarga dan kemandirian activity of daily living (ADL) dengan kualitas
hidup pasien post stroke, diharapkan pasien post stroke dapat
mempertahankan kualitas hidup yang baik dengan cara mengontrol diri
serta meningkatkan dukungan keluarga dan kemandirian activity of
daily living (ADL).

69
CAKRA MEDIKA
Media Publikasi Penelitian; 2023; Volume 10; No 2.
Website: http://jurnal.akperngawi.ac.id

Relationships Family Support and Activity Of Daily Living (ADL) with the Quality of
Life in Post Stroke Patients at Pangkur Public Health Center

Key Words: Abstract


Family Support, Background: The number of individuals experiencing strokes in
Independent Indonesia has been rising annually. Strokes result in disabilities
Activity Of Daily that hinder individuals from performing their everyday tasks
Living (ADL), effectively (known as activities of daily living, or ADLs).
Quality of Life, Moreover, strokes can lead to depression, highlighting the
Stroke significance of familial assistance in enabling post-stroke patients
to engage in their routine activities. Both family support and the
ability to independently carry out ADLs are crucial for post-stroke
patients, as they greatly influence their overall quality of life.
Purpose: This research sought to examine the correlation between
family support, independence in activities of daily living (ADLs),
and the quality of life among post-stroke patients within the
Pangkur Health Center's service area. Methods: The study
employed a descriptive correlational design with a cross-sectional
approach. The sample size consisted of 40 individuals selected
through total sampling technique. Data was collected using a
family support questionnaire, the Barthel Index for assessing
independent activities of daily living, and the WHOQOL-BREF
questionnaire to measure quality of life. The statistical analysis
utilized Spearman's Rank Correlation test. Results: The findings
indicated that the majority of post-stroke patients fell into the high
category for family support (72.5%), mild category for
independence in activities of daily living (ADLs) (85%), and high
category for quality of life (72.5%). Regarding the relationship
between family support and quality of life, a statistically
significant ρ-value of 0.000 was obtained, with a correlation
coefficient of r = 0.624. Similarly, the relationship between
independent ADLs and quality of life yielded a significant ρ-value
of 0.000, with a correlation coefficient of r = 0.671. These results
led to the rejection of the null hypothesis (Ho) and acceptance of
the alternative hypothesis (Ha). Conclusion: The study concludes
that there is indeed a relationship between family support,
independence in activities of daily living (ADLs), and quality of
life among post-stroke patients. It is recommended that post-stroke
patients focus on self-control, while simultaneously enhancing
family support and promoting independence in ADLs. These
factors are crucial for maintaining a favorable quality of life in
post-stroke individuals.

70
CAKRA MEDIKA
Media Publikasi Penelitian; 2023; Volume 10; No 2.
Website: http://jurnal.akperngawi.ac.id
1. PENDAHULUAN adalah pasien post stroke di wilayah kerja
Stroke menjadi suatu masalah Puskesmas Pangkur sejumlah 54 sampel
kesehatan yang banyak menyerang pasien.
masyarakat secara global. Penyakit ini Pengambilani sampel inii dilakukan
menjadi faktor pemicu kematian terbanyak menggunakan teknik total sampling yang
yang menduduki peringkat ketiga dunia dapat diartikan total sampel sama dengan
setelah penderita jantung dan kanker total populasi dan data sampel harus
(Rahman dkk, 2017). Pembuluh darah otak memenuhi kriteria inklusii dan eksklusii yang
yang tersumbat atau bahkan pecah ialah ditetapkani sebelumnya. Adapun kriteria
faktor penyebab terjadinya stroke. Dampak inklusiii dalam riset ini ialah : (a) pasien post
yang ditimbulkan yaitu organ otak tidak stroke di wilayah kerja Puskesmas Pangkur.
memperoleh pasokan darah kaya oksigen (b) pasien post stroke yang tidak ada
yang mencukupi, akibatnya akan terjadi gangguan verbal (gangguan afasia). (c) pasien
kerusakakan sel hingga kematian jaringan post stroke yang bersedia menjadi responden.
otak (Kemenkes RI, 2018). Sedangkan krieria eksklusinya yaitu jika
Menurut data World Health pasien post stroke yang mengalami
Organization (WHO), Cina menjadi negara penurunan kesadaran. Riset ini dilakukan di
yang tingkat kematian tertinggi disebabkan area kerja Puskesmas Pangkur yang tersebar
oleh stroke. Untuk di Indonesia data di 9 desa. Adapun responden yang terlibat
prevalensi stroke terjadi peningkatan dari 7% dalam penelitia ini dari 54 sampel diperoleh
pada tahun 2013 menajdi 10% ditahun 2018. 40 responden dan 14 lainnya tidak termasuk
Pada wilayah Jawa Timur diperoleh data pada kriteria inklusii dan eksklusii yang telah
tahun 2013 sebesar 9% dan pada tahun 2018 ditetapkan oleh pihak peneliti.
meningkat menjadi 12,4% (Kemenkes RI, Instrumeni yang digunakan guna
2018). Selama tahun 2022 di RSUD Soeroto variabel dukungan pihak keluarga yakni
Ngawi terdapat 272 penderita stroke. kuesioner dukungan keluarga dengan total 16
Selain menjadi penyebab kematian, pertanyaan positif yang terdiri atas 4 aspek
stroke juga memberi dampak kecacatan diantaranya informasi, penghargaan,
bahkan bisa sampai kelumpuhan yang dapat instrumental dan emosional. Dengan hasil
mempengaruhi penderita dalam melakukan ukur 4 : iselalu, 3 : isering, 2 : jarangi dan 1 :
aktivitas sehari-hari (Karunia, 2016). tidak ipernah. Nilai skoringi dari iinstrument
Ketidakmampuan penderita stroke dalam ini menetapkan bahwa nilai ≥ 40 tinggi, 21-
melakukan aktivitas akan mempengaruhi 39 sedang dan nilai ≤ 20 rendah
psikologis seperti perubahan emosi, berpikir (Luthfiyaningtyas, 2016).
dan berperilaku sehingga diperlukannya Untuk variabel kemandirian activity of
bantuan dan dukungan baik oleh pihak daily living (ADL) instrument yang
keluarga, teman maupun petugas kesehatan dimanfaatkan yaitu kuesioner indeks barthel.
diharapkan guna mendorong peningkatan Kuesioner ini menggunakan 10 indikator
kualitas hidup pada penderita post stroke penilaian dengan interprestasi hasil, jika total
(Athiutama dkk, 2021) skor nilai 0-4 ketergantungani total, nilai 5-8
ketergantungani berat, nilai 9-11
2. METODE PENELITI ketergantungani sedang, dan nilai 12-19
Riset ini menerapkan metode korelasi menunjukkan ketergantungan ringani dan
melalui pendekatan cross sectional guna nilai 20 imandiri.
memperoleh korelasi antara dukungan pihak Instrumen yang dipakai guna variabel
keluarga dengan ikemandirian activity of kualitas hidup memenfaatkan kuesioner
daily living (ADL) terhadap kualitas hidup WHOQOL - BREFF. Instrumen tersebut
pasien post stroke di wilayah kerja mempunyai total 26 pertanyaan dengan 3
Puskesmas Pangkur. Populasi pada riset ini pertanyaan negatif dan 23 pertanyaan positif.

71
CAKRA MEDIKA
Media Publikasi Penelitian; 2023; Volume 10; No 2.
Website: http://jurnal.akperngawi.ac.id
Skoring yang diberikan yaitu nilai > 95 perempuan yang sudah monopouse akan
kualitas hidup tinggi, 60-95 kualitas hidup berdapak pada pembulh darah yang
sedang dan < 60 termasuk dalam kualitas menyempit, sehingga pasokan darah menjadi
hidup yang rendah (Rahmalia, 2022). lebih lambat dan tekanannya menjadi lebih
Setelah data terkumpul kemudian di- besar. Tekanan darah yang tinggi (hipertensi)
coding, editing dan di input ke dalam SPSS jika tidak dikontrol dapat mengakibatkan
(Statiscal Package for the Social Sciences) tingginta risiko terserang stroke.
untuk dilakukan ujii kenormalitasan data.
Apabila hasil nilai signifikasii (p) > 0.05 Tabel 2 Karakteristik Responden Berdasarkan
maka sebaran data berdistribusi i normali dan Usia Pasien Post Stroke di Wilayah Kerja
jika nilaii signifikasi (p) < 0.05 maka sebaran Puskesmas Pangkur 2023 (N=40)
data berdistribusii tidak inormal. Selanjutnya Karakteristik Frekuensi Presentase (%)
data akan diuji statistik di SPSS untuk
mencari korelasi atau hubungan antar Usia
variabel. 40 – 60 tahun 21 52,5 %
>60 tahun 19 47,5 %
3. HASIL RISET DAN PEMBAHASAN
1. Analisis Univariat
Berdasarkan tabel diatas didapatkan
Tabel 1 Karakteristik Responden Berdasarkan kategori usia pada rentang usia 40-60 tahun
Jenis Kelamin Pasien Post Stroke di Wilayah lebih banyak dari usia > 60 tahun dengan
Kerja Puskesmas Pangkur 2023 (N=40) jumlah total 21 responden (52,5%). Hasil
riset inii sesuai dengan iriset yang dilakukan
Karakteristik Frekuensi Presentase (%)
Rahmalia (2022) bahwa penyakit stroke
cukup banyak dialami oleh kelompok
Jenis Kelamin responden dalam rentang usia 40 – 60 tahun
Laki-Laki 16 40 % dengan jumlah 35 responden (58,3%).
Perempuan 24 60 % Seiring dengan bertambahnya usia,
komparasi jenis sel penyusun lapisan
Berdasarkan tabel diatas didapatkan dinding-dinding pembuluh darah mengalami
hasil yaitu ikarakteristik responden jenis perubahan sehingga elastisitas pembuluh
kelamin perempuan lebih tinggi dari laiki-laki darah menurun, berubah karakteristiknya
dengan total sebanyak 24 responden atau menjadi kaku dan mudah pecah (Utami dkk,
dalam presentase 60%. Hasil dari riset iini 2017). Apabila pembuluh darah yang kaku
sejalan dengan riset yang telah dilakukan oleh karena adanya plak akan terbentuk sumbatan
Rahmalia (2022) bahwa penderita stroke serta juga akan menyebbakan pecahnya
banyak dialami oleh perempuan dengan bagian pembuluh darah yang ada di otak
jumlah responden 33 orang (55%). sehingga suplai oksigen serta nutrisi di otak
Risiko penyakit stroke dapat akan menjadi berkurang. Otak yang tidak
meningkat pada saat kaum perempuan mendapatkan pasokan darah kaya akan
memasuki masa monopause, karena hormone oksigen dan nutrisi akan menyebabkan sel
esterogen sudah tidak diproduksi lagi oleh atau jaringan mati dan timbulah penyakit
tubuh. Hormone esterogen memiliki sifat stroke.
sebagai vasodilator atau agen yang dapat
mempelebar pembuluh darah. Oleh karena
itu, aliran darah menjadi lebih lancar dan
organ jantung akan mudah dalam memompa
darah ke seluruh tubuh (Badrid, 2019). Tidak
diproduksinya hormon esterogen pada

72
CAKRA MEDIKA
Media Publikasi Penelitian; 2023; Volume 10; No 2.
Website: http://jurnal.akperngawi.ac.id
Tabel 3 Karakteristik Responden Berdasarkan Dukungan pihak keluarga meliputi
Tingkat Pendidikan Pasien Post Stroke di Wilayah dukungan instrumental, informasional,
Kerja Puskesmas Pangkur 2023 (N=40) pengahargaan dan dukungan emosional.
Karakteristik Frekuensi Presentase (%) Pihak keluarga menjadi pihak yang akan
selalu melakukan interaksi dengan pasien
Pendidikan penderita post stroke sehingga peran pihak
keluarga untuk ipasien post stroke sangat
SD 15 37,5 %
diperlukan dalam usaha memberikan suport
SLTP 8 20 %
sehingga tercipta rasa aman dan nyaman bagi
SLTA 17 42,5 % pasien post stroke (Sari, 2021). Dukungan
keluarga dapat meningkatkan kecepatan
Berdasarkan tabel diatas diperoleh proses penyembuhan bagi penderita
karakteristik responden dengan dasar tingkat stroke dan dapat mengurangi tingkat
pendidikan paling banyak dengan total 17 depresi. Di samping itu, penderitai
responden (42,5%) berpendidikan SLTA.
penyakit stroke diharapkan dapat berpikir
Riset yang dilakukan oleh Rahmalia (2022),
penderita penyakit stroke terbanyak yaitu positif dan memiliki ikoping beserta
SMA dengan total 29 responden (48,3%). peneriman diri yang jauh lebih ibaik.
Pendidikan yang tinggi akan memperngaruhi
Tabel 5 Gambaran Kemandirian Activity Of Daily
sesorang dalam cara pola pikir dan
Living (ADL) pada Pasien Post Stroke di Wilayah
pemahaman tentang suatu penyakit Kerja Puskesmas Pangkur 2023 (N=40)
(Mahendra, 2021).
Tingkat Pendidikan yang tinggi akan Kemandirian
Frekuensi Presentase (%)
membuat penderita stroke lebih menerima ADL
proses perubahan dan terbuka tentang
informasi kesehatan melalui berbagai media. Ringan 34 85 %
Dengan begitu pemahaman tetang konsep Sedang 2 5%
penyakit stroke dapat diterima dengan baik. Berat 3 7,5 %
Total 1 2,5 %
Tabel 4 Gambaran Dukungan Keluarga pada
Pasien Post Stroke di Wilayah Kerja Puskesmas
Pangkur 2023 (N=40) Berdasarkan tabel didapatkan hasil
kemandirian activity of daily living (ADL)
Dukungan
Frekuensi Presentase (%) tertinggi dalam kategori atau kelompok
Keluarga
ketergantungan ringan dengan total 34
responden (85%). Riset ini sejalan dengan
Rendah 5 12,5 %
riset yang telah dilakukan oleh Widyawati
Sedang 6 15 %
(2020) dengan hasil penderita post stroke
Tinggi 29 72,5 %
di RSUD Tidar Magelang mempunyai
Berdasarkan tabel diatas kategori kemandirian activity of daily livig (ADL)
terbanyak ada didukungan keluarga tinggi paling banyak yaitu ketergantungan
dengan frekuensi 29 responden (72,5%). ringan sejumlah 46 orang (41,8%).
Riset ini telah sesuai dengan riset yang telah
Kemampuan pasien post stroke
dilakukan oleh Rahmalia (2022) yang mana
terdapat 40 penderita stroke (66,7%) dari 60 yang masih dapat melakukan aktivitas
responden mempunyai dukungan keluarga walauoun terdapat aktivitas yang tentunya
dalam kategori yang tinggi. membutuhkan bantuan pihak lain
tergolong dalam ketergantungan ringan
(Widyawati, 2020). Peneliti berpendapat

73
CAKRA MEDIKA
Media Publikasi Penelitian; 2023; Volume 10; No 2.
Website: http://jurnal.akperngawi.ac.id
bahwa ikemandirian activity of daily 2. Analisis bivariat
living (ADL) pasien penderita post stroke
perlu dilatih setiap harinya sesuai Tabel 7 Hubungan Dukungan Pihak Keluarga
dengan Kualitas Hidup pada Pasien Post Stroke di
kemampuan yang dimiliki supaya Wilayah Kerja Puskesmas Pangkur 2023 (N=40)
penderita dapat kembali mandiri dan
untuk menghindari terjadinya kontraktur Kualitas
Correlations
atau kekakuan sendi. Hidup

Tabel 6 Gambaran Kualitas Hidup pada Pasien Correlation 0.624


Post Stroke di Wilayah Kerja Puskesmas Pangkur
2023 (N=40) Dukungan Coefficient
Keluarga
Kualitas Hidup Frekuensi Presentase (%) Sig. 0.000
N 40
Rendah 4 10 %
Dari hasil uji korelasi Spearman
Sedang 7 17,5 %
Rank diperoleh nilai p value 0.000 (p <
Tinggi 29 72,5 %
0,05) yang menunjukkan adanya korelasi
Berdasarkan tabel diatas diperoleh yang signifikan antara dukungan keluarga
hasil kualitas hidup terbanyak pada kategorii dengan kualitas hidup pada pasien post
tinggi dengan frekuensi 29 responden
stroke di wilayah kerja Puskesmas
(72,5%). Hal ini sesuai dengan hasil riset
Pangkur. Correlation coefficient atau
yang telah dilakukan oleh Rahman dkk
koefisien korelasi sebesar 0.624 (0.510 –
(2017) menunjukan bahwa sebanyak 81
0.750) yang artinya kekuatan hubungan
responden (50,31%) mempunyai kualitas
termasuk korelasi kuat dan hasil koefisien
hidup yang tergolong tinggii dimana
korelasii (r) bernilaii positif, maka
penderita penyakit post stroke memiliki
diperoleh hubungan dua variabel tersebut
dukungan dari orang terdekat yang siap
ialah bersifat searah. Hal ini sejalan
membantu dan selalu ada menemani
dengan riset Rahmalia (2022) yang
pasien post stroke.
menunjukan hasil ip value 0.000 dan
Ketidakmampuan pasien penderita
bermakna berhubungan pada variabel
post stroke dalam melakukan aktivitas
dukungan pihak keluarga dengan kualitas
kesehariannya akan timbul emosi yang
hidup pasien penderita post stroke.
dapat mempengaruhi psikologis dan
Menurut Rahman dkk (2017),
kualitas hidup (Athiutama dkk, 2021).
dukungan pihak keluarga dapat
Pada setiap klien tingkat kualitas hidup
meningkatkan kualitas hidup pasien dari
akan berbeda karena kualitas hidup
beberapa aspek antara lain : psikologis,
sendiri terpengaruhi oleh keadaan yang
hubungan sosial, kesehatan fisik,
ada disekitarnya yang terdiri dari
psikologis dan lingkungan. Dukungan
beberapa aspek seperti ifisik, ipsikologis,
keluargai ialah tindakan, penerimaan dan
sosial, dan ilingkungan. Apabila semua
sikap keluarga atas individu yang
aspek terpenuhi maka akan membuat
menderita sakit, dukungani tersebut dapat
kualitas hidup berangsur membaik.
berasal darii pihak terdekat penderita
stroke, dukungan tersebut dapat dalam
bentuk dukungani emosional, dukungani
riset, dukungani instrumental dan
dukungani informasional yang akan

74
CAKRA MEDIKA
Media Publikasi Penelitian; 2023; Volume 10; No 2.
Website: http://jurnal.akperngawi.ac.id
terjadi sepanjang masa kehidupan. < 0,05. Oleh karena itu, bermakna adanya
Keluarga menjadi tempat komunikasi hubungan.
dan bersosialisasi terdekat dari penderita Pasien post stroke yang mengalami
stroke. Adanya dukungan keluarga dapat keterbatasan dalam melakukan
menjadikan pasien post stroke merasa aktivitasnya, yang awalnya bisa
disayangi, diperhatikan dan dicintai. melakukan aktivitas kesehariannya secara
Seluruh tindakan yang dilakukan oleh mandiri tidak dengan bantuan dari pihak
keluarga menjadi pengaruh besar atas lain. Namun, setelah mengalami penyakit
kecepatan proses penyembuhan dan stroke yang dapat berdampak bagi fisik
perbaikan kualitas hidup pasien yang pasien seperti kelemahan ataupun
telah mengalami stroke atau post stroke. kecacatan sehingga memerlukan bantuan
bahkan bergantung terhadap orang lain,
Tabel 8 Hubungan Kemandirian Activity Of Daily oleh karena itu diperlukan adanya
Living (ADL) dengan Kualitas Hidup pada Pasien
Post Stroke di Wilayah Kerja Puskesmas Pangkur
dukungan dari pihak keluarga ataupun
2023 (N=40) masyarakat lainnya sehingga bisa memicu
semangat untuk dapat melaluli barbagai
Kualitas proses pemulihannya agar dapat
Correlations
Hidup
meningkatkan kualitas hidup pasien
penderita post stroke (Widyawati, 2020).
Correlation 0.671
Latihan aktivitas secara bertahap pada
Kemandirian Coefficient pasien post stroke dapat menjaga
ADL
Sig. 0.000 fleksibilitas dan mempertahankan
kemampuan gerak sendi sehingga
N 40
mencegah terjadinya konraktur atau
kekakuan sendi. Dengan begitu
Berdasarkan hasil uji statistic kemandirian activity of daily living akan
dengan menggunakan ujii korelasi meningkat dan kualitas hidup pada pasien
Spearman diperoleh nilaii p value 0.000 post stroke akan membaik.
(p < 0,05) sehingga terdapat hubungan
antara kemandirian activity of daily living 4. SIMPULAN
(ADL) dengan kualitas hidup pada pasien Hasil riset menunjukkani bahwa pasien
post stroke di wilayah kerja Puskesmas penderita post stroke memiliki dukungan
Pangkur. Correlation coefficient (r) atau keluarga yang tinggi, kemandiriani activity of
koefisien korelasi sebesar 0.671 (0.510 – daily living dalam kategorii ketergantungan
0.750) yang artinya kekuatan hubungan ringan dan kualitas hidup tinggi. Riset ini
i

termasuk korelasi kuat dan hasil koefisien juga membuktikan bahwa adanya korelasi
korelasi bernilaii positif, sehingga yang kuat antara dukungan keluarga dan
hubungan kedua variabeli tersebut kemandirian activity of daily living (ADL)
bersifat isearah. Dengan demikian dapat dengan kualitas hidup pada pasien post stroke
diartikan bahwa kemandirian activity of di area kerja Puskesmas Pangkur. Riset ini
daily living (ADL) yang meningkat maka memiliki kendala dan keterbatasan, yaitu
semakin meningkat pula kualitas hidup waktu riset membutuhkan waktu yang
pasien post stroke. Hal ini sejalan dengan tergolong cukup lama karena peneliti
riset yang dilakukan oleh Widyawati harus menemui responden secara
(2020) didapatkan p value sebesar 0,000 langsung dari rumah ke rumah yang

75
CAKRA MEDIKA
Media Publikasi Penelitian; 2023; Volume 10; No 2.
Website: http://jurnal.akperngawi.ac.id
terpencar dalam 9 desa di wilayah kerja 2003–2005.
Puskesmas Pangkur dan pengisian Rahman, R., Dewi, F. S. T., & Setyopranoto,
kuesioner di isi oleh peneliti tetapi atas I. (2017). Dukungan keluarga dan
dasar jawaban langsung dari responden. kualitas hidup bagi penderita stroke
Riset ini diharapkan dapat dijadikan pada fase pasca akut di Kabupaten
referensi untuk riset selanjutnya serta bisa Wonogiri. Berita Kedokteran
dikembangkan dari variabel yang sudah Masyarakat, 33(8), 383.
ada sehingga riset dapat lebih luas. https://doi.org/10.22146/bkm.22599
Sari, F. A. (2021). Literatur Review :
5. REFERENSI Hubungan Dukungan Keluarga dengan
Athiutama, A., Trulianty, A., Baru, K., Sakit, Kualitas Hidup pada Pasien Pasca
R., Mata, K., Sumatera, P., Bangun, S., Stroke Literatur Review : Hubungan
& Palembang, K. (2021). Karakteristik Dukungan Keluarga dengan Kualitas
dan hubungannya dengan kualitas hidup Hidup pada Pasien Pasca Stroke.
pasien pasca stroke. Jurnal Ilmiah
Utami, M. N., Oktarlina, R. Z., & Himayani,
Kesehatan Jiwa, 3(1), 13–20.
R. (2017). Korelasi Antara Migrain
Badrid, T. (2019). Faktor Risiko Terhadap Dengan Kejadian Stroke. Jurnal
Kejadian Stroke Di RSUD Dr. Koenadi Medula, 7(4), 42–46.
Bondowoso.
Viky Indra Mahendra. (2021). Skripsi
Karunia., E. (2016). Hubungan antara determinan kualitas hidup penderita
dukungan keluarga dengan kemandirian stroke di rsud labuang baji kota
Activity of Daily Living Pascastroke. makassar tahun 2021.
July, 213–224.
Widyawati. (2020). Hubungan Kemandirian
https://doi.org/10.20473/jbe.v4i2.2016.2
Beraktivitas Sehari-hari dengan Kualitas
13
Hidup Penderita Pasca Stroke di RSUD
Kemenkes RI. (2018). Hasil Riset Kesehatan Tidar Kota Magelang.
Dasar Tahun 2018. Kementrian File:///C:/Users/VERA/Downloads/ASK
Kesehatan RI, 53(9), 1689–1699. EP_AGREGAT_ANAK_and_REMAJA_
PRINT.Docx, 21(1), 1–9.
Luthfiyaningtyas, S. (2016). Hubungan
antara Dukungan Keluarga dengan
Tingkat Kecemasan pada Pasien
Sindrom Koroner Akut di RSUD
tugurejo Semarang. 1–77.
Miftaqul Jannah Rahmalia. (2022). hubungan
dukungan keluarga terhadap kualitas
hidup pada penderita stroke. Hubungan
Dukungan Keluarga Terhadap Kualitas
Hidup Pada Penderita Stroke, 8.5.2017,

76

Anda mungkin juga menyukai