Anda di halaman 1dari 10

BAB II

RINGKASAN 2 ARTIKEL

2.1 HASIL ANALISIS JURNAL


Jurnal 1
A. Judul Penelitian
Activity Of Daily Living Pada Pasien Pasca Stroke
B.  Peneliti
Gerson Busa Kewa Maria Yulita Meo, Melkias Dikson
C.  Publikasi Jurnal
Jurnal Keperawatan Dan Kesehatan Masyarakat
D. Ringkasan Jurnal
Stroke/ Gangguan saraf ini bersifat permanen.Gejala klinis berlangsung
mendadak dan progresif sehingga terjadi kerusakan otak secara akut serta terjadi
secara fokal atau global. Orang yang terserang stroke terkadang bingung dengan
apa yang tengah dialaminya, sehingga harus ada orang yang membantu
Pertolongan yang datang dengan cepat akan mengurangi dampak yang terjadi
akibat stroke. The golden period adalah istilah medis yang sering digunakan untuk
menyebutkan waktu terbaik untuk pemberian pertolongan pada pasien stroke.
Dalam waktu 3 jam pasca terserang stroke, penanganan medis harus segera
didapat, dengan demikian kecacatan dapat dicegah, apabila penanganan diterima
melebihi waktu tersebut, maka akan terjadi kecacatan permanen atau bahkan
meninggal.
Hal tersebut akan memberi dampak kurangnya tingkat kemandirian dan
mobilitas seseorang yang berpengaruh terhadap kualitas hidup (quality of life)
yang dimiliki pasien pasca stroke. Seseorang akan mengalami kemunduran dalam
melakukan aktivitas sehari-hari seperti makan,berpakaian, mandi, ambulansi
dengan tujuan untuk memenuhi perannya sebagai individu maupun keluarga
dalam masyarakat.
Pasca terkena stroke akan membuat tingkat ketergantungan seseorang
terhadap orang lain semakin meningkat, sehingga seseorang tidak mandiri dalam
melakukan activity of daily living (ADL), sehingga perlu pemberian terapi.
Pemberian terapi hanya memperbaiki saraf motorik agar penderita tidak
bergantung kepada orang lain dalam melakukan ADL. Dukungan keluarga dapat
diperoleh dari anggota keluarga (suami, istri, anak, dan kerabat), teman dekat atau
relasi, karena dukungan keluarga berupa dukungan emosional, dukungan
penghargaan, dukungan instrumental dan dukungan informatif serta dukungan
keluarga dengan kemandirian aktivitas kehidupan sehari-hari. Keterbatasan fisik
dan mental mengharuskan pasien pascastroke menjadi bergantung kepada orang
lain atau tidak mandiri.Karena orang pascastroke perlu untuk mencukupi
kebutuhan dasar, seperti makan, minum, membersihkan diri, dan aktivitas hidup
lainnya.
Peran keluarga sangat membantu dalam proses pemulihan anggota
keluarganya. Sehingga keluarga merupakan unit yang sangat dekat dengan pasien
dan merupakan perawat utama bagi pasien, sehingga semakin tinggi atau semakin
baik dukungan keluarga yang diberikan kepada pasien pasca stroke maka tingkat
kemandirian dalam activity daily living(ADL) pada pasien pasca stroke semakin
meningkat serta Adanya dukungan keluarga yang optimal akan menyebabkan
penderita stroke mandiri dalam melakukan aktivitas dan apabila tidak ada
dukungan maka pasien stroke menjadi ketergantungan kepada orang lain dalam
pemenuhan ADL.
E. Tujuan Penelitian

2.2 HASIL ANALISIS JURNAL 2

B. Judul Penelitian
Dukungan Anggota Keluarga dan Activity Of Daily Living (ADL) pada Penderita
Post Stroke di Klinik Utama Graha Medika Salatiga
C. Peneliti
Rosiana Eva Rayanti, Kukuh Pambuka Putra, Meldy Enggelina Nenobanu
D. Publikasi Jurnal
IJMS – Indonesian Journal On Medical Science
D. Ringkasan Jurnal
Gangguan saraf ini bersifat permanen, jika aliran darah ke otak terputus.
Jika pasokan darah berhenti, akibat pembekuan darah atau pecahnya pembuluh
darah, sedikit atau banyak mengakibatkan kerusakan pada otak yang tidak dapat
diperbaiki (infark otak). Dampaknya adalah fungsi kontrol bagian tubuh oleh
daerah otak yang terkena stroke itu akan hilang atau mengalami gangguan dan
dapat mengakibatkan kematian. Gejala klinis berlangsung mendadak dan progresif
sehingga terjadi kerusakan otak secara akut serta terjadi secara fokal atau Stroke
terbagi atas stroke iskemik, penyumbatan pembuluh darah arteri di otak sehingga
infark/iskemik dan stroke hemoragik, pembuluh darah otak pecah sehingga
perdarahan sereberal atau perdarahan subaracnoid.
Penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah di otak menyebabkan
penderita mendapati kelemahan fisik dan psikis. Seringkali penderita mengalami
kelemahan bahkan kelumpuhan pada bagian tubuh tertentu secara fisik dan
menjadi lebih peka secara emosional. Keterbatasan ini membuat penderita
bergantung kepada orang lain, terutama keluarga dalam melakukan aktivitas
sehari-hari yakni ke toilet, makan, berpakaian, mandi dan berpindah tempat.
Untuk masa pemulihan membutuhkan waktu relatif panjang. Penderita harus
melatih pergerakan fisik agar mampu melakukan aktivitas kembali meskipun tidak
sepenuhnya kembali normal. Peran anggota keluarga dalam pendampingan dan
perawatan untuk meningkatkan kemandirian penderita dalam melakukan aktifitas
sehari-hari. Anggota keluarga dapat memberikan dukungan penghargaan,
dukungan nyata, dukungan informasi, dan dukungan emosional dibutuhkan untuk
mempercepat proses pemulihan paska stroke karena dukungan keluarga akan
menurunkan kemungkinan sakit dan mempercepat kesembuhan baik secara fisik
maupun secara psikologis.
Activity of daily living (ADL) adalah kegiatan melakukan pekerjaan rutin
sehari-hari dan merupakan aktifitas pokok-pokok bagi perawatan diri. Activity of
daily living (ADL) meliputi antara lain: ke toilet, makan, berpakaian, mandi dan
berpindah tempat. Penderita paska strokepun bergantung dalam pemenuhan ADL
akibat keterbatasan anggota gerak tubuhnyaPenderita paska stroke sebagian besar
mampu melakukan kegiatan ADL seperti berpakaian, makan dan ke toliet.
Semakin baik dukungan keluarga terhadap salah satu anggota keluarga yang
mengalami masa pemulihan setelah stroke maka activity of daily living (ADL)
penderita paska stroke pun akan semakin baik. Jika anggota keluarga memberikan
semangat, motivasi, memperhatikan penderita paska stroke menjadikan activity of
daily living (ADL) penderita paska stroke akan semakin baik. Sebaliknya jika
penderita paska stroke tidak diperhatikan, tidak diberikan motivasi maka activity
of daily living (ADL) akan rendah atau tergolong kurang mandiri.
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi hubungan antara dukungan keluarga
dengan activity of daily living (ADL) pada penderita paska stroke di Klinik
Utama Graha Medika Salatiga
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pembahasan jurnal 1
PEMBAHASAN JURNAL 1

A. Problem
Desain penelitian ini menggunakan kuantitatif observasional dengan pendekatan
cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien pasca stroke di
wilayah kerja Puskesmas Boawae sebanyak 32 orang, teknik sampling yang
digunakan non- probability sampling yaitu totally sampling sehingga jmlah
responden dalam penelitian sebanyak 32 responden. Analisa bivariat dalam
penelitian ini menggunakan uji chi square.
B.     Intervention
C.    Comparation
1. Jurnal “Activity Of Daily Living Pada Pasien Pasca Stroke”
Hasil:
Diketahui nilai Asymp. Sig (2-Sided) adalah 0.038. Karena nilai Pearson
ChiSquare (0.000) < 0.05 sehingga disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha
diterima. Dengan demikian diartikan bahwa ada hubungan antara dukungan
keluarga dengan kemandirian ADL.
2. Jurnal “Dukungan Anggota Keluarga dan Activity Of Daily Living (ADL) pada
Penderita Post Stroke di Klinik Utama Graha Medika Salatiga”
Hasil:
Menunjukkan dukungan keluarga pada penderita paska stroke yang berkunjung di
Klinik Graha Medika sebesar 53,28%, yang berarti anggota keluarga memberi
dukungan cukup baik.
D.    Outcome
Diketahui nilai Asymp. Sig (2-Sided) adalah 0.038. Karena nilai Pearson
ChiSquare (0.000) < 0.05 sehingga disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha
diterima. Dengan demikian diartikan bahwa ada hubungan antara dukungan
keluarga dengan kemandirian ADL.
3.2 Pembahasan jurnal 2
A. Problem
Metode yang digunakan ialah kuantitaf bivariat kolerasi dengan teknik random
sampling. Sampel ditentukan dengan rumus slovin. Data dianalisa dengan uji
korelasi Spearman Rank. Hasil menunjukkan uji normalitas dukungan keluarga
(0,005) dan ADL (0,009) adalah signifikan. Dengan uji korelasi Spearman Rank.
Hasil menunjukkan uji normalitas dukungan keluarga (0,005) dan ADL (0,009)
adalah signifikan. Mayoritas dukungan anggota keluarga (53,28%) dan ADL
penderita paska stroke ialah (67,21%) adalah cukup baik. Hubungan antara kedua
variabel di atas ialah kuat dengan nilai korelasi 0,730 dengan interval koofisien
korelasi nilai rs 0,60-0,80 (hubungan kuat). Semakin tinggi dukungan anggota
keluarga, maka semakin terpenuhi kebutuhan ADL pada penderita paska stroke.
B. Intervention
Instrument penelitian yang digunakan ialah kuesioner yang berisi pernyataan
dengan skala linkert untuk dukungan anggota keluarga berjumlah 25 pernyataan
dan kuisioner ADL untuk penderita paska stroke berjumlah 20 pernyataan.
Setelah sampel menandatangi informed consent, dilakukan wawancara untuk
pengisian kuisioner. Pengambilan data dilakukan ketika dilaksanakan senam
stroke dan jadwal rutin latihan fisioterapi di Klinik dan kunjungan ke rumah
responden. Penelitian survei ini menggunakan pendekatan kuatitatif bivariat
kolerasi. Teknik yang digunakan adalah random sampling dan analisa dengan uji
korelasi Spearman Rank.
C. Comparation
1.Jurnal “Dukungan Anggota Keluarga dan Activity Of Daily Living (ADL) pada
Penderita Post Stroke di Klinik Utama Graha Medika Salatiga”
Hasil:
Menunjukkan dukungan keluarga pada penderita paska stroke yang berkunjung di
Klinik Graha Medika sebesar 53,28%, yang berarti anggota keluarga memberi
dukungan cukup baik.
2. Jurnal “Activity Of Daily Living Pada Pasien Pasca Stroke”
Hasil:
Diketahui nilai Asymp. Sig (2-Sided) adalah 0.038. Karena nilai Pearson
ChiSquare (0.000) < 0.05 sehingga disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha
diterima. Dengan demikian diartikan bahwa ada hubungan antara dukungan
keluarga dengan kemandirian ADL.
D. Outcome
Menunjukkan ADL penderita stroke yang melakukam kunjungan di klinik sebagai
usaha dalam pemulihan anggota tubuh sebesar 67,21% yang berarti penderita
memiliki ADL cukup baik. Menunjukkan dukungan keluarga pada penderita
paska stroke yang berkunjung di Klinik Graha Medika sebesar 53,28%, yang
berarti anggota keluarga memberi dukungan cukup baik.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Menurut WHO (2016), perawatan paliatif adalah pendekatan untuk meningkatkan
kualitas hidup pasien dan keluarganya dalam menghadapi masalah terkait
penyakit yang mengancam jiwa, melalui pencegahan dan penghentian penderitaan
dengan identifikasi dini, penilaian, dan perawatan yang optimal dari rasa sakit dan
masalah lainnya, fisik, psikososial dan spiritual. Perawatan paliatif pada pasien
stroke dengan pendalaman analisis 2 artikel dengan hasil pembahasan yaitu
Diketahui nilai Asymp. Sig (2-Sided) adalah 0.038. Karena nilai Pearson
ChiSquare (0.000) < 0.05 sehingga disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha
diterima. Dengan demikian diartikan bahwa ada hubungan antara dukungan
keluarga dengan kemandirian ADL dan Menunjukkan ADL penderita stroke yang
melakukam kunjungan di klinik sebagai usaha dalam pemulihan anggota tubuh
sebesar 67,21% yang berarti penderita memiliki ADL cukup baik. Menunjukkan
dukungan keluarga pada penderita paska stroke yang berkunjung di Klinik Graha
Medika sebesar 53,28%, yang berarti anggota keluarga memberi dukungan cukup
baik. Maka dari itu,perawatan paliatif pada pasien stroke hubungannya harus ada
dukungan keluarga sehingga pasien tetap kuat ,semangat,dan harapan sembuh bisa
tercapai.

4.2 Saran
Hasil memberikan saran penelitian ini kepada praktek dan keperawatan
paliatif agar meningkatkan dukungan dengan memberikan edukasi kepada
keluarga sehingga keluarga lebih berpartisipasi dalam program pengobatan pasien
sehingga dapat meningkatkan komitmen pasien dalam melakukan program
pengobatan dan kualitas hidup pasien lebih baik serta optimal.
DAFTAR PUSTAKA

Amalia, I. N., & Listia, M. (2020). Perawatan Paliatif terhadap Kualitas Hidup
Pasien Kanker Payudara. Jurnal Keperawatan Silampari, 4(1), 281-292.

Irawan, E., Rahayuwati, L., Yani, D. I. (2017). Hubungan Penggunaan Terapi


Modern dan Komplementer terhadap Kualitas Hidup Pasien Kanker
Payudara Relationship between Modern and Complementary Therapies on
the Life Quality of Breast Cancer Patients Undergoing Chemotherapy.
Journal Nursing Padjajaran5(4), 19– 28. DOI: 10.24198/jkp.v5n1.3

Krug, K., Miksch, A., Peters-klimm, F., Engeser, P., & Szecsenyi, J. (2016).
Correlation between Patient Quality of Life in Palliative Care and Burden
of Their Family Caregivers : A Prospective Observational Cohort Study.
BMC Palliative Care, 1– 8. https://doi.org/10.1186/s12904-016-0082-y

Shatri, H., Faisal, E., Putranto, R., & Sampurna, B. (2020). Advanced Directives
pada Perawatan Paliatif. Jurnal Penyakit Dalam Indonesia, 7(2), 125-132.

H, Juni. (2020). ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DENGAN STROKE


HEMORAGIK DALAM PEMBERIAN INOVASI INTERVENSI POSISI
ELEVASI KEPALA 30 DERAJAT DI RUANGAN NEUROLOGI RSUD
Dr.ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI TAHUN 2020.Stikes Perintis
Padang

Sugiyanto, E. P., Prasetyo, C. H., & Pramono, W. H. (2021). Upaya Peningkatan


Kemampuan Perawatan Keluarga Paliatif melalui Pendidikan Kesehatan.
Jurnal Peduli Masyarakat, 3(3), 267-272.
Muzakki, F. A. (2019). ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. D DENGAN
DIAGNOSA MEDIS STROKE INFARK SEQUELE DI RUANG
NEUROGY INTERMEDIATE CARE (NIC) AZALEA RUMAH SAKIT
UMUM PUSAT DR. HASAN SADIKIN BANDUNG (Doctoral
dissertation, Universitas Aisyiyah Bandung).

Handayani, D. (2022). Evaluasi Kualitas Hidup Pasien Diabetes Meliturs Tipe 2


dengan Antiddiabetik oral di Rumah Sakit Harapan dan Do’a Kota
Bengkulu. Jurnal Ilmiah Farmasi Farmasyifa, 9-19.

Lovely G. Sepang, F. L. (2022). Depresi dan Korelasinya dengan Domain


Kualitas Hidup pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2. Jurnal Ilmiah
Keperawatan, 159-169.

Anda mungkin juga menyukai