Anda di halaman 1dari 8

RESIKO STROKE BERULANG DAN HUBUNGANNYA

DENGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA


ABSTRAK
Keluarga merupakan komponen penting dalam proses pemulihan seorang pasien karena
pengambilan keputusan untuk pasien stroke bergantung dari pengetahuan dan sikap keluarga.
Penelitian ini menggunakan desain desriptif korelasi dengan sampel 59 orang memggunakan
desain purpossive sampling. Penelitian ini untuk melihat hubungan antara pengetahuan dan sikap
keluarga tentang perawatan di rumah pasien stroke dengan kejadian stroke berulang. Hasil
penelitian didapat yaitu sebagian besar responden memiliki pengetahuan cukup dengan memiliki
sikap yang tidak mendukung. Berdasarkan hasil uji spearman rank dinyatakan bahwa tidak
adanya hubungan antara pengetahuan dan sikap dengan kejadian stroke berulang. Dengan
demikian pemberian informasi yang bermanfaat tentang perawatan di rumah untuk pasien stroke
seharusnya dimulai sejak masa rawat inap. Kata kunci: keluarga, pengetahuan, perawatan di
rumah, sikap, serangan ulang, stroke
PENDAHULUAN
Stroke atau cedera serebrovaskular (CVA) adalah kehilangan fungsi otak yang
diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak secara tiba-tiba, dan merupakan
keadaan yang timbul karena gangguan peredaran darah di otak yang menyebabkan terjadinya
kematian jaringan otak sehingga mengakibatkan seseorang menderita kelumpuhan atau kematian
(Brunner & Suddarth, 2002).
Stroke merupakan masalah neurologik primer yang ada di dunia. Sedangkan Indonesia
sendiri merupakan negara dengan jumlah penderita stroke terbesar di Asia. Di Indonesia, stroke
merupakan penyakit nomor tiga yang mematikan setelah jantung dan kanker. Rendahnya
kesadaran akan faktor risiko stroke, kurang dikenalinya gejala stroke, belum optimalnya
pelayanan stroke dan ketaatan terhadap program terapi untuk pencegahan stroke ulang yang
rendah merupakan permasalahan yang muncul pada pelayanan stroke di Indonesia. Keempat hal
tersebut berkontribusi terhadap peningkatan kejadian stroke baru, tingginya angka kematian
akibat stroke, dan tingginya kejadian stroke ulang di Indonesia (Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia, 2008).

Dalam menekan angka stroke berulang, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah
mengetahui faktor risiko dan melakukan upaya-upaya, baik dalam memodifikasi gaya hidup,
menjalani terapi yang diperlukan dan yang tidak kalah penting adalah melakukan pemeriksaan
yang dapat memberikan informasi optimal faktor risiko yang dimiliki seseorang untuk terjadinya
stroke ataupun stroke berulang.
Serangan stroke ulang masih sangat mungkin terjadi dalam kurun waktu 6 bulan pasca
serangan stroke yang pertama. Seorang yang menderita stroke umumnya akan kehilangan
sebagian atau seluruh fungsi tubuh tertentu. Suplai darah yang sempat terhenti inilah yang
menyebabkan tubuh tidak lagi berfungsi dengan baik. Sehingga pasien stroke sangat bergantung
pada orang-orang disekitarnya, khususnya keluarga yang merupakan orang terdekat mereka.
Keluarga merupakan komponen penting dalam proses pemulihan seorang pasien karena
keluargalah yang paling mengetahui kondisi kesehatan pasien dan menjadi bagian penting dalam
proses pemulihan (Videbeck, 2001).
Keluarga sangat berperan dalam fase pemulihan ini, sehingga sejak awal perawatan
keluarga diharapkan terlibat dalam penanganan penderita (Mulyatsih, 2008). Pengambilan
keputusan untuk tindakan kesehatan pada pasien stroke bergantung dari sikap dan pengetahuan
keluarga pasien stroke sendiri.
Rumah Sakit Anwar Makatutu Bantaeng merupakan rumah sakit dimana kasus penyakit
stroke termasuk ke dalam kelompok penyakit-penyakit dengan angka tertinggi yang ditemukan
dirumah sakit tersebut. Angka rawat inap dengan kasus stroke cenderung meningkat tiap
bulannya. Rumah Sakit Al Islam sendiri telah memiliki pelayanan keperawatan unit hospital
home care yang dapat memberikan pelayanan kesehatan berbasis home care untuk masyarakat.
Berdasarkan studi pendahuluan di Rumah Sakit Anwar Makatutu Bantaeng diketahui angka
penderita stroke yang tercatat pada tahun 2011 sebesar 2643 pasien, dengan data rawat jalan
sebesar 2245 pasien dan rawat inap 398 pasien. Ditemukan 5 dari 8 pasien rawat inap umum
lantai 3, 4 dan 5 di Rumah Sakit Anwar Makatutu Bantaeng merupakan penderita stroke ulang.
Berdasarkan hasil wawancara dengan anggota keluarga pasien stroke yang peneliti lakukan pada
tanggal 18 januari 2012, diketahui bahwa beberapa dari keluarga pasien mengenali stroke
sebagai penyakit saraf yang akan mengganggu kebutuhan gerak pasien. Namun, masih ada dari
keluarga pasien masih menganggap stroke merupakan penyakit tua dan menganggap yang

diterima pasien di Rumah Sakit sudah dapat menjamin kesembuhan total pada pasien sampai
pada akhirnya pasien diijinkan untuk pulang. Beberapa anggota keluarga pasien juga mengatakan
mereka jarang membantu pasien untuk melakukan gerakan fisik di rumah, tidak terlalu mengerti
makanan seperti apa yang seharusnya dihindari, dan karena banyaknya kesibukan, keluarga
terkadang lalai untuk mengantar pasien untuk kontrol ke rumah sakit. Sikap keluarga dalam
memberikan perawatan pada pasien yang dilatarbelakangi oleh minimnya pengetahuan yang
mereka punya tentang penyakit stroke serta perawatannya inilah yang nantinya memberikan
kemungkinan terjadinya serangan stroke ulang. Dari data inilah peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai Hubungan pengetahuan dan sikap keluarga tentang perawatan di rumah
dengan kejadian serangan ulang pasien stroke.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap
keluarga tentang perawatan di rumah dengan kejadian serangan ulang atau rawat ulang pada
pasien stroke di Rumah Sakit Anwar Makatutu Bantaeng.
Kegunaan dari penelitian ini agar dapat menjadi masukan atau bahan informasi dan
evaluasi mengenai managemen perawatan untuk pasien stroke terutama yang berkaitan dengan
pengetahuan dan sikap keluarga pasien untuk perawatan di rumah.
METODE PENELITIAN
Peneliti menggunakan desain desriptif korelasi. Hal ini digunakan untuk melihat
hubungan antara gejala satu dengan gejala yang lain, atau variabel yang satu dengan variabel
yang lain (Notoatmodjo, 2010).
Variabel dalam penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu, variabel independen untuk
pengetahuan dan sikap keluarga tentang perawatan di rumah untuk pasien stroke dan variabel
terikat untuk kejadian serangan ulang atau rawat ulang pasien stroke di Rumah Sakit Anwar
Makatutu Bantaeng.
Dalam penelitian ini, subjek yang dijadikan sebagai populasi adalah seluruh pasien stroke
di Rumah Sakit Anwar Makatutu Bantaeng.Populasi yang didapat dari data Rumah Sakit selama
4 bulan terakhir adalah 140 pasien. Pengambilan sampel menggunakan rumus Slovin dengan
tingkat kekeliruan 0,1 sehingga didapatkan hasil sejumlah 59 responden Teknik sampling yang
digunakan adalah teknik purposive sampling. Adapun kriteria yang diambil adalah merupakan

anggota keluarga dari pasien stroke ulang ( 2x serangan), merupakan anggota keluarga besar
dari pasien, merupakan anggota keluarga yang merawat pasien dirumah, anggota keluarga
berusia minimal 18 tahun (dewasa), dan bersedia menjadi responden. Instrumen yang digunakan
dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah kuesioner yang dibagi menjadi tiga bagian
pertanyaan yaitu, bagian pertama untuk mengidentifikasi karakteristik responden dan pasien
stroke, bagian kedua berkaitan dengan pengetahuan keluarga pasien tentang perawatan di rumah
untuk pasien stroke dan bagian ketiga berkaitan dengan sikap dalam melakukan perawatan di
rumah untuk pasien stroke.
Instrumen ini dibuat sendiri oleh peneliti, sebelum dipakai instrumen ini telah dilakukan
Uji construct validity dengan menggunakan rumus korelasi pearson product moment pada 12
anggota keluarga pasien stroke di Rumah Sakit Anwar Makatutu Bantaeng didapatkan hasil
untuk instrumen sikap terdapat 8 pertanyaan yang tidak valid dan 22 pertanyaan yang valid
dengan rentang hasil r hitung 0,30 sampai 0,79 dari 30 pertanyaan yang ada. Seluruh 8
pertanyaan yang tidak valid di konsultasikan ulang dan diputuskan untuk merubah redaksi
pertanyaan dan setelah itu dapat langsung digunakan untuk penelitian.
Sedangkan untuk penghitungan reliabilitas dilakukan dengan menggunakan rumus
koefisien Alpha Cronbach dengan hasil uji reliabilitas yang didapat adalah sebesar sebesar
0,7165. Maka instrumen dinyatakan reliabel dan dapat digunakan untuk penelitian.
Teknik analisa data yang digunakan untuk data sikap adalah dengan mean / median T
makamenggunakan rumus T dengan kategori apabila nilai T mean / median Tsikap keluarga
dinyatakan mendukung dan apabila nilai T maka sikap keluarga dinyatakan tidak mendukung.
Sedangkan teknik analisa data yang digunakan untuk data pengetahuan dengan keterangan hasil
yang diberikan berupa data persentasi untuk kategori baik dengan hasil presentasi 76% - 100%,
kategori cukup dengan hasil presentasi 60-75% dan kategori kurang dengan hasil presentasi < 60
%. Untuk teknik uji statistik yang menentukan hubungan dua gejala yang kedua-duanya
merupakan skala ordinal yaitu teknis analisis Spearman Rank Correlation dimana apabila Z
hitung > Z tabel, maka Ho ditolak artinya ada perbedaan yang signifikan dan apabila Z hitung <
Z tabel, maka Ho diterima
dari pasien stroke memiliki pengetahuan yang cukup dan sikap yang tidak mendukung
dalam melakukan perawatan di rumah. Dalam penelitian ini, keluarga memiliki pengetahuan

yang kurang mengenai diet dan pantangan pasien stroke serta kebutuhan gerak fisik. Hal ini
serupa dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Haghighi et al (2009) menyatakan bahwa
pengetahuan dan sikap keluarga terhadap merupakan faktor resiko stroke yang paling penting.
Dalam penelitiannya, dikemukakan bahwa keluarga pasien stroke masih lalai dalam
melakukan pengontrolan hipertensi dan kebiasaan merokok yang dapat menimbulkan terjadinya
serangan stroke ulang. Bahkan beberapa respondennya ditemukan memiliki sikap yang tidak
tepat dalam melakukan perawatan di rumah bagi pasien stroke. Mereka juga mempercayai bahwa
perawatan untuk pasien stroke merupakan hal sulit dan mahal untuk dilakukan. Dalam penelitian
ini didapatkan data bahwa sebagian besar pasien stroke telah mengalami setidaknya 2 kali
serangan stroke yaitu sebanyak 47 orang (79,66%). Seperti yang telah dikemukakan oleh Junaidi
(2011) bahwa kejadian stroke ulang bergantung pada jenis stroke awal, usia, penyakit terkait, dan
faktor resikonya, serta kurun waktu kejadian dari stroke sebelumnya. Dalam 6-12 bulan pasca
serangan stroke yang pertama, 1 dari 10 orang bisa terkena serangan stroke yang kedua. Ini
berarti bahkan walaupun dengan pengetahuan cukup yang telah dimiliki oleh sebagian besar
keluarga responden, kejadian serangan ulang pada stroke tetap tidak terhindari.
Serangan stroke ulang pada umumnya berakibat lebih fatal dibandingkan dengan
serangan yang pertama. Menurut penelitian Xu et al (2006), serangan stroke ulang pada satu
tahun pertama pascastroke dijumpai sebanyak 11,2% kasus. Pada penelitian Xu ini, serangan
ulang disebabkan oleh kegagalan dalam mengontrol faktor resiko, khususnya pengendalian
terhadap hipertensi dan kebiasaan merokok. Penelitian lain yang dilakukan oleh Leira et al
(2004), menyatakan bahwa gangguan pada irama jantung dan tekanan darah tinggi berhubungan
dengan kejadian serangan ulang pada stroke. Salah satu cara pengontrolan hipertensi adalah
dengan memilah makanan yang akan dikonsumsi agar kandungannya tidak memperburuk
tekanan darah pasien. Pada penelitian ini, sikap terhadap diet dan pantangan untuk pasien
menunjukan bahwa sebagian besar keluarga pasien sudah memiliki sikap yang mendukung tetapi
justru memiliki pengetahuan yang kurang pada aspek tersebut. Menurut Pinzon (2010), rutin
melakukan kontrol, melakukan diet seimbang, melakukan gerakan fisik yang teratur dan berhenti
merokok dapat mencegah terjadinya serangan berulang pada pasien stroke. padahal dalam
penelitian ini, keluarga pasien memiliki pengetahuan yang kurang pada aspek rehabilitasi untuk
pasien stroke. Dari penelitian ini didapatkan hasil bahwa pengetahuan dan sikap tidak
berhubungan dengan kejadian serangan ulang/ rawat ulang pasien stroke. Hal ini mungkin

disebabkan karena pengetahuan dan sikap keluarga bukanlah faktor utama yang menimbulkan
serangan berulang pada kasus stroke.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan kepada 59 orang keluarga pasien stroke
yang berkunjung ke poli syaraf RS Al-Islam Bandung, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar
dari keluarga pasien memiliki pengetahuan yang cukup tentang pengertian, penyebab dan gejala
yang ditimbulkan dari penyakit stroke tetapi sebagian besar diantaranya juga memiliki
pengetahuan yang kurang tentang diet, pantangan dan rehabilitasi stroke. Sementara itu sebagian
besar keluarga pasien stroke memiliki sikap yang cenderung tidak mendukung dalam melakukan
perawatan di rumah untuk pasien stroke yaitu sebesar 55,93% dari jumlah responden. Kondisi
seperti ini dapat menimbulkan konsekuensi berupa kecenderungan berperilaku negatif dalam
upaya pencegahan terjadinya serangan ulang pada pasien stroke. Dari hasil distribusi responden
untuk menemukan adanya keterkaitan didapatkan hasil bahwa tidak ada hubungan diantara
kedua hal tersebut dengan kejadian serangan ulang yang terjadi pada pasien stroke.
SARAN
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan informasi yang dapat bermanfaat dan
dijadikan bahan rekomendasi serta evaluasi dalam memberikan pelayanan kesehatan yang
optimal kepada pasien stroke sehingga dapat memberikan pelayanan kesehatan yang sesuai
dengan kebutuhan pasien stroke selama menjalani masa perawatan. Adapun pemberian informasi
yang diberikan dapat melalui program discharge planning khusus untuk pasien rawat inap saat
persiapan untuk keluar rumah sakit, penyediaan booklet atau leaflet berisikan informasi tentang
stroke yang dapat diambil di ruang tunggu, dan diadakannya penyuluhan berkala tentang
perawatan untuk pasien stroke di rumah.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis menyadari bahwa dalam proses penyusunan artikel ini tidak terlepas dari bantuan,
bimbingan, dorongan, maupun saran dari berbagai pihak. Untuk itu, izinkanlah penulis dengan
segala kerendahan hati menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada: 1. Direktur Rumah Sakit Anwar Makatutu Bantaeng yang telah mengizinkan penulis
untuk melakukan penelitian di Rumah Sakit Anwar Makatutu Bantaeng.

DAFTAR PUSTAKA
Haghighi et al. 2009. Knowledge and attitude towards stroke risk factors, warning
symptoms and treatment in an iranian population. Available at Karger AG, Basel
http://www.karger.com/mpp. Junaidi, Iskandar. 2011. Stroke, Waspadai
Ancamannya.Yogyakarta: Andi Offset. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2008.
http://www.depkes.go.id/. (Diakses tanggal 16 januari 2012) Leira, EC et al. 2004. Can we
predict early recurrence in acute stroke?. Available at US National Library of Medicine National
Institutes of Health http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/15218280. Mulyatsih, Enny & Ahmad,
Airiza. 2008. Stroke: Petunjuk Perawatan Pasien Pasca Stroke Dirumah. Bandung: Fakultas
Kedokteran Universitas Padjajaran. Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan.
Jakarta : Rineka Cipta. Pinzon, Rizaldy dan Asanti, Laksmi. 2010. AWAS STROKE! Pengertian,
Gejala, Tindakan, Perawatan, dan Pencegahan. Yogyakarta: Andi Offset. Smeltzer, S. C., &
Brenda G. B. 2002. Keperawatan Medikal Bedah Volume 3. Jakarta :EGC. Videbeck, Sheila.
2001. Psychiatric Mental Health Nursing. United States of America: Lippincott Williams &
Wilkins. Xu, Gelin et al. 2006. Recurrence After Ischemic Stroke In Chinese Patients: Impacts of
Unconrolled Modifiable Risk Factors. Avaliable at

Anda mungkin juga menyukai