Anda di halaman 1dari 7

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Pendahuluan

Pembangunan dibidang kesehatan selama ini menekankan pengendalian


terhadap penyakit menular, kondisi yang ada ternyata belum dapat
tertanggulangi, tetapi pada sisi lain penyakit tidak menular (PTM) juga
merupakan penyakit yang tidak dapat diabaikan dengan mudah. Salah satu
penyakit tidak menular (PTM) yang menjadi masalah masalah kesehatan
yang sangat serius saat ini yaitu stroke (Sagoya, 2015).Stroke merupakan
tanda-tanda klinis yang berkembang akibat adanya gangguan fungsi otak
secara cepat baik fokal maupun global karena pecahnya pembuluh darah
maupun sumbatan pada pembuluh darah di otak dengan berlangsungnya
gejala selama 24 jam atau lebih (World Health Organization, 2016).

Gejala stroke diantaranya merasakan lemah dan mati rasa atau bebal pada
bagian wajah, tangan atau kaki terutama salah satu bagian tubuh, tiba-tiba
merasakan kebingungan secara mendadak, gangguan berbicara atau sulit
berbicara, gangguan pemahaman atau sulit mengerti, mengalami maslaah
melihat suatu benda dengan kedua mata (Arum, 2015). Gejala awal stroke
perlu dikenali agar penanganan stroke secara dini dapat dilakukan dengan
baik dimulai dari penanganan prahospital yang cepat dan tepat (Mansjoer A,
2016).

Data world stroke organization pada tahun 2019 menunjukan ada 14,5 juta
orang terserang stroke. Secara nasional, prevalensi stroke di Indonesia tahun
2018 berdasarkan diagnose dokter pada penduduk umur ≥15 tahun sebesar
10,9% atau sebanyak 2.120.362 orang. Data Dinas Kesehatan Kalimatan
Selatan pada tahun 2019 penyakit stroke kota Banjarmasin memiliki angka
prevalensi tertinggi yaitu 805 orang (DINKES KALSEL, 2019).
Berdasarkan data rekam medis Rumah Sakit Islam Banjarmasin tahun 2018

1
2

sampai tahun 2019 terjadi peningkatan kasus pasien stroke. Pada tahun 2018
terdapat sebanyak 213 kasus stroke sedangkan pada tahun 2019 meningkat
menjadi 242 kasus pasien stroke.

Penatalaksanaan stroke prinsipnya adalah semakin cepat mendapatkan


penanganan yang tepat hasilnya akan semakin baik. Dalam penanganan
stroke dikenal adanya istilah “golden periode” atau periode emas dalam
penatalaksanaan stroke. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa
penanganan stroke dalam waktu 3-5 jam setelah serangan memberikan hasil
yang efektif, dan efektifitas dari intervensi/penanganan stroke akan semakin
menurun seiring dengan makin lamanya penaganan dari onset serangan
stroke (Powers et al. 2018).

Salah satu upaya yang dilakukan untuk menurunkan beban


akibat stroke tersebut adalah dengan memberikan tindakan atau
penanganan segera pada saat serangan pertama pada pasien
stroke (Utaminingsih, 2015). Penanganan stroke harus dilakukan secara dini
oleh keluarga. Keluarga diharapkan mempunyai pengetahuan dalam
mengenali tanda awal stroke sehingga dapat mengambil keputusan untuk
segera membawa pasien ke fasilitas kesehatan atau memanggil
timemergency (Power WJ, 2015).

Beberapa faktor keterlambatan menekankan komponen dari perawatan


pasien berpusat pengambilan keputusan keluarga pada saat penanganan,
koordinasi, komunikasi, dukungan keluarga pasien serta pemberdayaan
fasilitas kesehatan. Masih banyaknya anggota masyarakat yang tidak tahu
atau minimalnya tanda dan gejala yang muncul sebagai serangan stroke
akut masih merupakan masalah utama keterlambatan manajemen setelah
serangan stroke akut. Masalah lain yang sering dijumpai di masyarakat
adalah sikap, perilaku serta tingkat pendidikan rendah yang juga dapat
mempengaruhi keterlambatan manajemen terhadap pasien stroke akut.
3

(Saudin, D. Agoes, A. Setyorini 2016)

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 12 Oktober


2020 di Rumah Sakit Islam Banjarmasinterlambatnya penanganan terhadap
kejadian stroke sekitar 83,9% disebabkan oleh keterlambatan pra rumah
sakit penyebab pertama keterlambatan sebanyak 62,3% karena kurangnya
pengetahuan tentang faktor resiko dan peringatan gejala stroke sehingga
menyepelekan tanda-tanda dini stroke, keluarga dan penderita berharap
gejala dan tanda akan menghilang 2,7% serta sebanyak 7,1% penderita
stroke yang tinggal sendiri, penderita yang tinggal jauh dari sarana
kesehatan/masalah demografi, serta ketidakadaan sarana tranportasi dan
masalah ekonomi.Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian tertarik
untuk melakukan penelitian tentang “HUBUNGAN PENGETAHUAN
DENGAN PERILAKU KELUARGA PADA PENANGANAN AWAL
KEJADIAN STROKE DI RUMAH SAKIT ISLAM”

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah penelitian ini adalah “Bagaimana Hubungan Pengetahuan
Dengan Perilaku Keluarga Pada Penanganan Awal Kejadian Stroke Di
Rumah Sakit Islam Banjarmasin?”

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui Hubungan Pengetahuan
Dengan Perilaku Keluarga Pada Penanganan Awal Kejadian Stroke Di
Rumah Sakit Islam Banjarmasin.
1.3.2 Tujuan Khusus
1.3.2.1. Mengidentifikasi karakteristik responden.
1.3.2.2. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan keluarga pada
penanganan awal kejadian stroke di rumah sakit Islam
Banjarmasin.
4

1.3.2.3. Mengidentifikasi perilaku keluarga pada penanganan awal


kejadian stroke di rumah sakit Islam Banjarmasin.
1.3.2.4. Menganalisa hubungan pengetahuan dengan Perilaku
keluarga pada penanganan awal kejadian stroke di rumah
sakit Islam Banjarmasin.

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat menambah pengetahuan peneliti dalam
merencanakan, melaksanakan dan menyusun suatu penelitian ilmiah
serta memberikan pengalaman dalam mengaplikasikan ilmu
keperawatan berkaitan dengan pentingnya peran keluarga dalam
menangani kejadian awal stroke.
1.4.2 Bagi Keluarga Responden
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai sebagai gambaran bagi pasien
dan keluarga mengenai pentingnya penanganan cepat terhadap
kejadian stroke agar menghindari kecacatan permanen bahkan
kematian.
1.4.3 Bagi Rumah Sakit
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi
institusi rumah sakit sebagai bahan informasi dalam mengembangkan
asuhan keperawatan terhadap pasien stroke.
1.4.4 Bagi Institusi Pendidikan
Penelitian ini dapat dijadikan referensi dalam bidang keperawatan
khususnya mengenai pemenuhan peran keluarga dalam penanganan
awal kejadian stroke. Sehingga mahasiswa dapat memberikan
penjelasan kepada penderita dan keluarga tentang pentingnya
penanganan cepat kasus stroke untuk mengurangi kecacatan dan
menghindari kematian.
5

1.5 Penelitian Terkait


1.5.1 Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Keluarga Terhadap Kemampuan
Deteksi Dini Serangan Stroke Iskemik Akut Pada Penanganan Pre
Hospital
Penelitian tersebut oleh Lisa Mustika Sari, Aldo yuliano, Almudriki.
Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis
dengan pendekatan crossectional dengan menggunakan alat ukur
kuesioner kemudian data diolah menggunakan uji chi squere. Sampel
dalam penelitian ini ini sebanyak 75 orang. Populasi dan sampel
penelitian tersebut di IGD RSSN Bukittinggi 2018.

Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini yaitu pada judul,


pengarang dan metodologi penelitian. Penelitian Ini Berjudul
Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Keluarga Pada Penaganan
Awal Kejadian Stroke Di Rumah sakit Islam Banjarmasin. Metode
peneliatian peneliti tersebut menggunakan rancangan deskriptif
analitis dengan pendekatan cross-sectional. Tekhnik sampling yang
digunakan yaitu non probability sampling jenis accidental sampling.
Populasi penelitian ini adalah semua keluarga pasien stroke di rumah
sakit Islam Banjarmasin dan sampel penelitian ini sebanyak 31 orang
di RS Islam Banjarmasin.

1.5.2 Hubungan Ketepatan “GOLDEN PERIOD” Dengan Derajat


Kerusakan Neurologi Pada Pasien Stroke Iskemik Diruang
Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi
Tahun 2018

Penelitian tersebut oleh Muhammad Arif, Nuria Okraini, Aldo


Yuliano Mas Putra dengan menggunakan metode penelitian
deskriptif analisis dengan pendekatan cross sectional. Populasi
adalah pasien stroke iskemik yang mengalami serangan stroke
6

pertama kali datang ke IGD Rumah Sakit Stroke Nasional


Bukittinggi berjumlah 150 orang. Sampel penelitian sebanyak 60
orang pasien. Instrumen penelitian berupa kuisioner dengan
beberapa pertanyaan. Pengolahan dan analisa data dilakukan dengan
komputerisasi menggunakan uji statistic chi square pada batas
kemaknaan 0,05.

Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini yaitu pada judul,


pengarang dan metodologi penelitian. Penelitian Ini Berjudul
Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Keluarga Pada Penaganan
Awal Kejadian Stroke Di Rumah sakit Islam Banjarmasin. Metode
peneliatian peneliti tersebut menggunakan rancangan deskriptif
analitis dengan pendekatan cross-sectional. Tekhnik sampling yang
digunakan yaitu non probability sampling jenis accidental sampling.
Populasi penelitian ini adalah semua keluarga pasien stroke di rumah
sakit Islam Banjarmasin dan sampel penelitian ini sebanyak 31 orang
di RS Islam Banjarmasin.

1.5.3 Hubungan Tingkaat Pengetahuan Keluarga Tentang Penyakit Stroke


Dengan Penanganan Pre-Hospital.

Penelitian tersebut oleh Ainun Na’im, Triana Arisdiani, Hermanto


dengan menggunakan desain studi deskriptif korelasi dengan
pendekatan cross sectional, sampel 87 responden dengan
menggunakan teknik purposive sampling. Penelitian ini menggunakan
uji statistik chi square dengan α 0,05.

Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini yaitu pada judul,


pengarang dan metodologi penelitian. Penelitian Ini Berjudul
Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Keluarga Pada Penaganan
Awal Kejadian Stroke Di Rumah sakit Islam Banjarmasin. Metode
7

peneliatian peneliti tersebut menggunakan rancangan deskriptif


analitis dengan pendekatan cross-sectional. Tekhnik sampling yang
digunakan yaitu non probability sampling jenis accidental sampling.
Populasi penelitian ini adalah semua keluarga pasien stroke di rumah
sakit Islam Banjarmasin dan sampel penelitian ini sebanyak 31 orang
di RS Islam Banjarmasin.

Anda mungkin juga menyukai