Anda di halaman 1dari 15

Healthcare Nursing Journal - vol. 4 no.

1 (2022) Hal 179-193

DUKUNGAN KELUARGA DAN PERSONAL HYGIENE PADA PASIEN STROKE DI RUMAH SAKIT
MITRA HUSADA PRINGSEWU

Nur Fadhilah1, Lusiyana Pangestuti2, Rani Ardina3


1,2,3
Universitas Muhammdiyah Pringsewu Lampung
Article Information ABSTRACT
Received: Agustus 2021 Stroke merupakan penyebab umum kematian ke tiga di
Revised: November 2021 Negara maju setelah penyakit kardiovaskular dan kanker.
Available online : Januari 2022 Stroke terjadi karena ada gangguan aliran darah ke bagian
otak. Bentuknya dapat berupa lumpuh sebelah
Keywords (hemiplegia), berkurangnya kekuatan sebelah anggota
Dukungan keluarga, Personal hygiene, Stroke tubuh (hemiparesis), akibat lanjut pasien mengalami
gangguan kebersihan diri (personal hygiene). Dorthea
Correspondence Orem menjelaskan bahwa perawatan diri merupakan
Phone: (+62) 812-6084-1271 kegiatan memenuhi kebutuhan dalam mempertahankan
E-mail: fadhil@umpri.ac.ai kehidupan, kesehatan dan kesejahteraan individu baik
dalam keadaan sehat maupun sakit. Model Orem
diperluas dari perawatan individu menjadi perawatan
keluarga. Salah satu faktor yang mempengaruhi
kebutuhan pemenuhan kebersihan diri menurut Orem
adalah sistem keluarga. Tujuan penelitan ini adalah
diketahuinya hubungan dukungan keluarga dengan
personal hygiene pada pasien stroke di Ruang Rawat Inap
Rumah Sakit Mitra Husada Pringsewu Tahun 2020. Jenis
penelitian ini menggunakan metode analitik dengan
pendekatan cross sectional. Populasi berjumlah 83 orang
dan sampel 69 orang dengan teknik sampling accidental
sampling. Alat pengumpul data menggunakan kuesioner
dan lembar observasi kemudian dianalisis menggunakan
chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat
hubungan yang signifikan (p-value = 0,000) dukungan
keluarga dengan personal hygiene pada Pasien Stroke.
Pemberian perawatan yang komprehensif sebaiknya
melibatkan peran serta keluarga, hal ini sejalan dengan
tugas keluarga yaitu memberikan perawatan pada angota
keluarga yang mengalami masalah kesehatan.

179
PENDAHULUAN oleh Filipina, Singapura, Brunei, Malaysia, dan
Stroke merupakan salah satu jenis Thailand (WHO, 2013).
penyakit tidak menular, merupakan penyebab Riskesdas Tahun 2018
umum kematian ke tiga di Negara maju menginformasikan prevalensi stroke
setelah penyakit kardiovaskular dan kanker. mengalami kenaikan jika dibandingkan
Stroke adalah penyakit gangguan fungsional dengan Riskesdas 2013. Penyakit stroke juga
pada otak yang bersifat akut. Stroke menjadi penyebab kematian utama hampir
merupakan penyakit pembuluh darah otak seluruh Rumah Sakit di Indonesia tahun 2013
dengan tanda dan gejala yang muncul sesuai dengan angka kematian berkisar 12,1%,
bagian otak yang terserang. Stroke masih sebanyak 57,9% penyakit stroke telah
menjadi masalah kesehatan prioritas di dunia terdiagnosis oleh tenaga kesehatan (nakes).
dan di Indonesia yang mempengaruhi Prevalensi stroke naik dari 7% menjadi 10,9%,
mortalitas dan morbiditas penduduk dengan hal ini berhubungan dengan bertambahnya
prevalensi yang cukup tinggi (Wurtiningsih, umur, pola hidup, merokok, konsumsi
2012). minuman beralkohol, aktivitas fisik, serta
Secara global 15 juta orang terserang kurangnya konsumsi buah dan sayur
stroke setiap tahunnya, satu pertiga (Kemenkes RI, 2018).
meninggal dan sisanya mengalami kecacatan Stroke terjadi karena ada gangguan
permanen yaitu 33 juta dan menjadi penyebab aliran darah ke bagian otak. Bila ada daerah
utama kecacatan pada orang dewasa (Stroke otak yang kekurangan pasokan darah secara
Association, 2015). Data WHO (World Health tiba-tiba dan penderitanya mengalami
Organization) menyebutkan terdapat 17 juta gangguan sistem syaraf sesuai daerah otak
kasus stroke baru yang tercatat tiap yang terkena. Bentuknya dapat berupa
tahunnya, dan 7 juta kematian akibat stroke. lumpuh sebelah (hemiplegia), berkurangnya
Prevalensi stroke di Indonesia mengalami kekuatan sebelah anggota tubuh
peningkatan setiap tahunnya. Data South East (hemiparesis), gangguan bicara, gangguan
Asian Medical Information Centre (SEAMIC) rasa (sensasi) di kulit sebelah wajah, lengan
menginformasikan bahwa angka kematian atau tungkai (Kemenkes RI, 2018), akibat
stroke terbesar terjadi di Indonesia, diikuti lanjut pasien mengalami gangguan

180
kebersihan diri (personal hygiene). Personal bahwa peran dan dukungan keluarga
hygiene sangat dipengaruhi oleh nilai individu diperlukan dalam memenuhi personal hygiene
dan kebiasaan sehingga personal hygiene pada pasien stroke di Ruang Rawat Inap.
merupakan hal penting dan harus Dampak terburuk ketika kebersihan
diperhatikan karena personal hygiene akan diri tidak terpenuhi terutama pada pasien
mempengaruhi kesehatan dan psikis stroke adalah gangguan fisik berupa
seseorang, selain itu pemeliharaan personal gangguan integritas kulit, gangguan
hygiene diperlukan untuk kenyamanan membran mukosa mulut, infeksi pada mata
individu, keamanan, dan kesehatan (Tarwoto dan telinga, dan gangguan pada kuku. Tidak
& Wartonah, 2012). terpenuhinya kebutuhan personal hygiene
Penelitian Pertiwi (2012) di Rumah juga berdampak pada psikososial yang
Sakit Muhammadiyah Yogyakarta diperoleh berhubungan dengan imobilisasi. Gangguan
gambaran bahwa 40% dari 47 pasien stroke tersebut meliputi gangguan rasa nyaman,
mengatakan tidak dibantu untuk mandi, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan
menggosok gigi, dan membersihkan mulut, harga diri, aktualisasi diri dan gangguan
42% menyatakan tidak pernah membersihkan interaksi sosial (Wartonah, 2010).
atau memotong kuku, serta 42% tidak pernah Menurut teori Dorthea Orem
dibantu untuk membersihkan atau merapikan perawatan diri merupakan kegiatan
rambut. Sejalan dengan penelitian Rahmatika memenuhi kebutuhan dalam
penelitian yang dilakukan pada tanggal 4 April mempertahankan kehidupan, kesehatan dan
2012 di Rumah Sakit Dr. Soeparun Malang, kesejahteraan individu baik dalam keadaan
dari 5 pasien stroke 3 (60%) diantaranya tidak sehat maupun sakit. Model Orem diperluas
mendapatkan dukungan keluarga dan 5 dari perawatan individu menjadi perawatan
pasien stroke 4 (80%) tidak dibantu dalam keluarga dan keluarga dibutuhkan jika
pelaksanaan personal hygiene. Sementara seorang dewasa tidak mampu melaksanakan
Naziyah (2019) menginformasikan bahwa perawatan perawatan diri secara memadai
usia dan dukungan keluarga mempunyai untuk memepertahankan kehidupan,
pengaruh dengan personal hygiene, lebih memelihara kesehatan, atau penyakit. Faktor
lanjut Wurtiningsih (2012) menegaskan yang mempengaruhi kebutuhan pemenuhan

181
kebersihan diri menurut Orem diantaranya Husada, dari 10 pasien 7 diantaranya
usia, jenis kelamin, status perkembangan, mengalami gangguan kebersihan diri, terlihat
status kesehatan, sosiokultural, sistem dari penampilan klien yang tidak rapi, pasien
pelayanan kesehatan, sistem keluarga, pola tampak tidak segar, bau, rambut terlihat
hidup, lingkungan, dan ketersediaan sumber berantakan, pakaian tampak kotor dan tidak
(Akbar, 2019). pernah berganti pakaian, tidak menggosok
Salah satu faktor yang mempengaruhi gigi dan kuku terlihat kotor. Klien mengatakan
kebutuhan perawatan diri menurut Orem tidak dibantu untuk melakukan kebersihan
adalah sistem keluarga yaitu keluarga dapat diri padahal keluarga pasien selama 24 jam
melakukan atau menjalankan perawatan diri berada di samping pasien. Keluarga hanya
yang meliputi sikap mengenai kesehatan berfokus pada proses pengobatan pasien
mereka dan kemampuan mereka untuk tanpa memperhatikan kebersihan diri pasien.
melaksanakan perilaku perawatan diri, hal Dari masalah tersebut maka peneliti tertarik
tersebut yang menjadikan dukungan untuk melakukan penelitian tentang
keluarga dibutuhkan apabila individu tidak hubungan dukungan keluarga dengan
dapat melakukan pemenuhan kebersihan diri personal hygiene pada pasien stroke di Ruang
(Friedman, 2014). Rawat Inap Rumah Sakit Mitra Husada
Bedasarkan data pasien Rawat Inap di RS Pringsewu .
Mitra Husada Pringsewu, pasien yang METODE PENELITIAN

mengalami stroke pada Tahun 2018 sebanyak Metode penelitian menggunakan studi

708 pasien, pada Tahun 2019 Bulan Januari – analitik dengan rancangan cross sectional.

September sebanyak 679 pasien. Pasien Adapun variabel dalam penelitian ini terdiri

stroke yang Rawat Inap dalam 3 bulan terahir dari variabel independen (bebas) adalah

di Rumah Sakit Mitra Husada Pringsewu variabel ang mempengaruhi atau yang

mengalami peningkatan dari Bulan Juli menjadi sebab perubahannya atau timbulnya

sebanyak 54 pasien Bulan Agustus 67 pasien variable dependen (Sugiyono, 2013). Variabel

dan pada Bulan September sebanyak 83 independen dalam penelitian ini adalah

pasien. Hasil prasurvey pasien stroke yang dukungan keluarga. Populasi dalam penelitian

berada di ruang rawat inap di RS Mitra ini adalah pasien stroke p a d a bulan April

182
2020 di Ruang rawat inap Rumah Sakit Mitra laki-laki 38 respoden (55,1%), berpendidikan
Husada Pringsewu sebanyak 83 pasien. SD 45 responden (65,2%) dan 30 responden
Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah (43,5%) bekerja sebagai petani.
pasien stroke pada bulan A p ril 2020 di Tabel 2
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
Ruang rawat inap Rumah Sakit Mitra Husada
Dukungan Keluarga
Pringsewu. Metode pengumpulan data Dukungan Keluarga Frekuensi Presentase
(%)
dilakukan dengan melakukan wawancara Kurang 34 49.3
langsung kepada responden yang telah Baik 35 50.7
Jumlah 69 100
memenuhi kriteria. Pengolahan data Tabel 2 menjelaskan bahwa lebih dari
dilakukan melalui empat tahap sebagai sebagian besar responden mendapat
berikut: Editing, Coding, Prosesing,dan dukungan keluarga dengan kategori baik
Cleaning. yaitu sebanyak 35 responden (50,7%).
Tabel 3
HASIL DAN PEMBAHASAN Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
Personal Hygiene
Tabel 1 Personal Hygiene Frekuensi Presentase
Distribusi Frekuensi Responden (%)
Berdasarkan Karakteristik Baik 36 52.2
Umur Frekuensi Presentase (%) Kurang Baik 33 47.8
45-60 tahun 29 42.0 Jumlah 69 100
≥61 tahun 40 58.0
Jenis Kelamin Tabel 3 menjelaskan bahwa lebih dari
Laki laki 38 55.1
Perempuan 31 44.9
sebagian besar personal hygiene dalam
Pendidikan kategori baik yaitu 36 responden (52,2%).
SD 45 65.2
SMP 17 24.6 Tabel 4
SMA 7 10.1 Hubungan Dukungan Keluarga Dengan
Pekerjaan Personal Hygiene Pada Pasien Stroke
Petani 30 43.5
IRT 13 18.8
Wiraswasta 17 24.6
Tidak bekerja 9 13.0
Jumlah 69 100
Tabel 1 menjelaskan bahwa lebih dari
sebagian besar responden berumur >61 tahun
yaitu 40 respoden (58.0%), berjenis kelamin

183
Tabel 4 menginformasikan bahwa Bedasarkan jenis kelamin laki-laki
responden dengan dukungan keluarga yaitu 38 respoden (55,1%), hasil analisis ini
kurang, 32 kali lebih banyak menunjukkan sesuai dengan pendapat yang
personal hygiene kurang baik. Sementara dikemukakan oleh Meiwanto (2013) bahwa
responden dengan dukungan keluarga baik, stroke lebih banyak mengenai pria dari pada
17 kali lebih banyak menunjukkan personal wanita, risiko terkena stroke pada pria lebih
hygine baik. Hasil uji statistik didapatkan nilai tinggi dari pada wanita sampai usia 70 tahun.
p-value 0,000 < 0,05. Dapat dapat Bedasarkan anaisis penelitian
disimpulkan ada hubungan antara dukungan sebagian besar responden berpendidikan
keluarga dengan personal hygiene pada SD yaitu sebanyak 45 responden (65,2%) dan
pasien stroke di Rumah Sakit Mitra Husada 30 responden (43,5%) bekerja sebagai petani.
Pringsewu Tahun 2020, dengan nilai OR Hasil ini didukung oleh teori Notoatmodjo
53.374 yang keluarga yang kurang (2010) bahwa pengetahuan dan pendidikan
memberikan dukungan memiliki resiko merupakan faktor predisposisi yang dapat
53.374 kali penampilan personal hygiene mempengaruhi status kesehatan manusia.
yang kurang. Tingkat pengetahuan yang rendah mengenai
Bedasarkan analisis penelitian penyakit dan bagaimana proses pemulihan.
menjelaskan bahwa sebagian besar Pendidikan merupakan salah satu faktor yang
responden berumur >61 tahun yaitu 40 dapat menyebabkan terhambatnya proses
respoden (58.0%), hal ini menunjukkan bahwa pemulihan.
usia merupakan faktor risiko stroke, semakin Bedasaarkan hasil analisis penelitian
tua usia maka risiko terkena stroke akan menunjukkan bahwa dukungan keluarga baik
semakin tinggi. Meskipun stroke dapat yaitu sebanyak 35 responden (50,72%) lebih
menyerang segala usia, diketahui bahwa besar dari dukungan keluarga kurang yaitu 34
mereka yang berusia lanjut lebih berisiko respoden (49,28%). Hal ini membuktikan
terserang penyakit yang berpontensi bahwa keluarga bertanggung jawab
mematikan dan menimbulkan kecacatan mempengaruhi setiap aspek perawatan
menetap (Genis, 2011). kesehatan anggota keluarga dan merupakan
sistem pendukung utama yang memberikan

184
perawatan langsung pada setiap keadaan berperan penting dalam upaya meningkatkan
sehat-sakit. kemampuan pasien untuk mandiri,
Dukungan adalah suatu upaya yang meningkatkan rasa percaya diri pasien, dan
diberikan kepada orang lain, baik moril meminimalkan agar tidak menambah masalah
maupun materil untuk memotivasi orang kesehatan (Friedman, 2013). Penelitian yang
tersebut dalam melaksanakan kegiatan. berhubungan dengan dukungan keluarga
Dukungan keluarga juga didefinisikan sebagai juga pernah dilakukan oleh Allo (2015),
informasi, saran, bantuan yang nyata yang tentang dukungan keluarga dalam merawat
diberikan oleh orang-orang yang akrab pasien stroke di ruang rawat interna RSUD
berupa kehadiran dan hal-hal yang dapat Lakipadada.
memberikan keuntungan emosional dan Penelitian ini juga sejalan dengan
berpengaruh pada tingkah laku penerimanya penelitian Wurtiningsih (2012), bahwa
(Sarwono, 2011). Dalam hal ini orang yang dukungan keluarga berperan sangat penting
merasa memperoleh dukungan secara untuk membantu dalam proses
emosional merasa lega karena diperhatikan, penyembuhan dan rehabilitasi pasien yang
mendapat saran atau kesan yang sangat membutuhkan waktu yang lama
menyenangkan pada dirinya, seperti keluarga sehingga membutuhkan dukungan
memberi semangat dan pujian pada pasien keluarga. Dukungan informasional yang
stroke untuk melakukan pemenuhan diberikan keluarga memperlihatkan bahwa
kebersihan diri. penyakit yang diderita pasien adalah stroke.
Dukungan keluarga biasanya Beberapa bentuk perhatian juga diberikan
didapatkan dari orang terdekat yang dapat keluarga sebagai bentuk dukungan
dipercaya, sehingga seseorang akan tahu emosional. Keluarga juga memberikan
bahwa ada orang lain yang memperhatikan, dukungan instrumental, seperti membantu
menghargai dan mencintainya. Selama rentang gerak sendi, dan membantu pasien
perawatan di Rumah Sakit keluarga memiliki selama melakukan pengobatan. Sedangkan
peran untuk turut andil dalam pemenuhan dukungan penghargaan pada umumnya
kebutuhan pasien baik dalam bentuk materi, diberikan keluarga dalam bentuk sikap dan
dukungan maupun semangat. Keluarga perhatian.

185
Berdasarkan hasil analisis penelitian, Menurut hierarki kebutuhan manusia Maslow
maka dapat disimpulkan bahwa dibutuhkan kebersihan diri menempati tingkat pertama
kesadaran keluarga yang tinggi akan atau dasar yaitu kebutuhan fisiologis dimana
pentingnya dukungan kepada anggota yang pertama kali harus dipenuhi. Mashlow
keluarga yang sakit terutama dalam memberi hipotesis bahwa setelah kebutuhan
memenuhi kebersihan diri. Dukungan individu pada tingkat paling bawah terpenuhi,
keluarga penting untuk diberikan kepada maka kebutuhan pada tingkat yang
anggota yang sakit karena pada orang yang berikutnya akan dipenuhi juga. Jika pada
sakit mengalami keterbatasan, yang tingkat tertinggi tetapi kebutuhan dasar tidak
menyebabkan pasien membutuhkan terpenuhi maka individu kembali pada tingkat
dukungan orang lain terutama keluarga untuk kebutuhan yang sebelumnya (Friedman,
memenuhi kebutuhannya dan selayaknya 2014).
semua jenis dukungan tersebut dapat Menurut teori Dorothea Orem,
diterima oleh anggota keluarga yang sakit Perawatan diri adalah kegiatan memenuhi
salah satunya tindakan pemenuhan kebutuhan dalam mempertahankan
kebersihan diri. kehidupan, kesehatan dan kesejahteraan
Berdasarkan analisis penelitian individu baik dalam keadaan sehat maupun
personal hygiene bahwa, sebesar 36 sakit yang berkembang dari perawatan
responden (52,2%) personal hygiene baik dan individu menjadi perawatan keluarga (Akbar,
sebanyak 33 responden (47,8%) personal 2019).
hygiene kurang baik. Hal ini membuktikan Personal hygiene penting karena
bahwa masih ada pasien yang tidak personal hygiene yang baik akan
memperhatikan kebersihan diri (personal meminimalkan pintu masuk (port de entry)
hygiene) tetapi lebih banyak yang melakukan mikroorganisme yang ada dimana-mana dan
kebersihan diri. pada akhirnya mencegah seseorang terkena
Secara normal orang dewasa mampu penyakit. Jenis jenis personal hygiene meliputi
merawat dirinya sendiri, tetapi orang sakit, kebersihan kulit, kebersihan rambut,
lansia, bayi, anak anak membutuhkan penuh kebersihan gigi, kebersihan mata, kebersihan
atau dibantu dalam kegiatan perawatan diri. telinga, kebersihan tangan, kaki, serta kuku.

186
Faktor yang mempengaruhi personal hygiene mulut, dan penyakit saluran cerna atau
diantaranya usia, jenis kelamin, status bahkan dapat menghilangkan fungsi bagian
perkembangan, status kesehatan, tubuh tertentu sepertinya halnya kulit
sosiokultural, sistem pelayanan kesehatan, (Soedarto dalam Saryono, 2011).
dan sistem keluarga (Akbar, 2019). Hasil analisis uji statistik didapatkan
Menurut Notoadmodjo (2014), nilai p-value 0,000 < 0,05, maka dapat
kebiasaan seseorang dapat mempengaruhi disimpulkan bahwa terdapat hubungan
personal hygiene. Ada kebiasaan seseorang dukungan keluarga dengan personal hygiene
yang dapat mempengaruhi kebiasaan pada pasein stroke di Rumah Sakit Mitra
tentang kebersihan diri, ada seorang pasien Husada Pringsewu Tahun 2020. Dalam teori
akan jenuh dengan ketidakbersihan dirinya. Orem keluarga dapat melakukan atau
Hal ini yang membuat seseorang untuk menjalankan perawatan diri yang meliputi
melakukan personal hygiene, atau kebiasaan sikap mengenai kesehatan mereka dan
menggunakan produk tertentu dalam kemampuan mereka untuk melaksanakan
perawatan dirinya seperti penggunaan sabun, perilaku perawatan diri (Friedman, 2010).
dan shampo, agar dirinya tetap bersih dan Faktor yang mempengaruhi personal hygiene
sehat. menurut Orem dipengaruhi oleh usia, jenis
Personal hygiene atau kebersihan diri kelamin, status perkembangan, status
ini diperlukan untuk kenyamanan, keamanan kesehatan, sosiokultural, sistem pelayanan
dan kesehatan seseorang. Kebersihan diri kesehatan , sistem keluarga, pola hidup,
merupakan langkah awal mewujudkan lingkungan, dan ketersediaan sumber (Akbar,
kesehatan diri. Dengan tubuh yang bersih 2019).
meminimalkan resiko seseorang terhadap Penelitian sebelumnya oleh
kemungkinan terjangkitnya suatu penyakit, Rahmantika (2017), di Ruang Kenanga RS dr.
terutama penyakit yang berhubungan Soeparun Malang, menjelaskan bahwa
dengan kebersihan diri yang buruk. Personal keluarga merupakan sistem pendukung
hygiene yang tidak baik akan mempermudah utama pemberi pelayanan langsung pada
tubuh terserang berbagai penyakit, seperti setiap keadaan terutama penderita stroke
penyakit kulit, penyakit infeksi, penyakit yang membutuhkan dukungan orang lain

187
terutama keluarga dalam memenuhi mampu untuk beraktifitas seperti orang lain
kebutuhan kebersihan diri (p-value 0.00 < lakukan. Hal ini di benarkan oleh Haryati
0,05). Hal ini menunjukan bahwa dukungan (2007), Pasien stroke tidak mampu bergerak
keluarga sangat berpengaruh terhadap bebas sehingga memerlukan dukungan
personal hygiene pada pasien stroke. dalam memelihara personal higiene. Pengaruh
Friedman (2014), menyatakan bahwa langsung dari immobilisasi salah satunya
pada pasien stroke dimana keadaan fisiknya tidak terpenuhinya personal higiene karena
tidak lagi seperti saat sehat tetapi keadaan terbatasnya kemampuan untuk
fisiknya sudah mengalami keterbatasan. memenuhinya. Dengan membantu
Dalam hal ini pasien stroke perlu memelihara kebersihan perorangan
mendapatkan dukungan keluarga supaya bermanfaat untuk mencegah penyakit-
personal hygienenya dapat berjalan dengan penyakit tertentu akibat dari penekanan
baik. Dukungan keluarga memainkan peran tubuh yang terlalu lama sehingga
penting dalam mengintensifkan perasaan vaskularisasi ke area takanan
sejahtera, orang yang hidup dalam terganggu/terhenti. Selain itu dengan
lingkungan yang supportif kondisinya jauh membantu memelihara kebersihan
lebih baik dari pada mereka yang tidak perorangan pada pasien stroke dapat
memilikinya. Dukungan tersebut akan membantu mencegah terjadinya luka pada
tercipta bila hubungan interpersonal diantara jaringan menjadi nekrosis yang disebut
mereka baik, ikatan kekeluargaan yang kuat dekubitus dan mencegah terjadinya
sangat membantu ketika keluarga beberapa penyakit nosokomial serta
menghadapi masalah karena keluarga adalah mencegah berlanjutnya keadaan immobilitas
orang yang paling dekat hubungannya seseorang.
dengan anggota keluarganya. Menurut Dorothea Orem, Personal
Adanya dukungan keluarga yang baik hygine / perawatan diri adalah kegiatan
maka personal hygiene pada pasien stroke memenuhi kebutuhan dalam
akan terpenuhi. Jika dukungan keluarga mempertahankan kehidupan, kesehatan dan
kurang, maka personal hygiene pada pasien kesejahteraan individu baik dalam keadaan
stroke akan kurang, pada pasien stroke tidak sehat maupun sakit. Perawatan diri

188
berdasarkan Orem Pada dasarnya semua keuntungan emosional dan berpengaruh
manusia mempunyai kebutuhan untuk pada tingkah laku penerimanya. Dalam hal ini
melakukan perawatan diri dan mempunyai orang yang merasa memperoleh dukungan
hak untuk melakukan perawatan diri secara secara emosional merasa lega karena
mandiri, kecuali bila orang itu tidak mampu. diperhatikan, mendapat saran atau kesan
Model Orem dapat diperluas hingga keluar yang menyenangkan pada dirinya.
dari parameter awal yaitu perawatan diri Salah satu faktor yang
individu menjadi perawatan keluarga mempengaruhi kebutuhan perawatan diri
(Akbar, 2019). menurut Orem adalah sistem keluarga yaitu
Faktor yang mempengaruhi keluarga dapat melakukan atau menjalankan
personal hygiene salah satunya adalah perawatan diri yang meliputi sikap mengenai
sistem keluarga yang meliuputi dukungan kesehatan mereka dan kemampuan mereka
keluarga. Teori Orem menjelaskan bahwa untuk melaksanakan perilaku perawatan diri,
keluarga dalam melakukan atau menjalankan hal tersebut yang menjadikan dukungan
perawatan diri yang meliputi sikap mengenai keluarga dibutuhkan apabila individu tidak
kesehatan mereka dan kemampuan mereka dapat melakukan pemenuhan kebersihan diri
untuk melaksanakan perilaku perawatan diri (Friedman, 2014). Hasil analisis penelitian
(Friedman, 2010). diketahui dari 69 responden jika dukungan
Menurut Sarwono (2011) dukungan keluarga kurang maka personal hygiene juga
adalah suatu upaya yang diberikan kepada akan kurang baik yaitu 32 responden (94,1%),
orang lain, baik moril maupun materil untuk sedangkan bila dukungan keluarga baik maka
memotivasi orang tersebut dalam personal hygiene akan baik juga yaitu sebesar
melaksanakan kegiatan. Dukungan keluarga 34 responden (97,1%) .
juga didefinisikan sebagai informasi verbal Dari analisis penelitian didapatkan
atau non verbal, saran, bantuan yang nyata ada 1 responden yang tidak mendapatkan
atau tingkah laku yang diberikan oleh orang- dukungan keluarga tetapi personal hygiene
orang yang akrab dengan subjek di dalam baik, dan ada 2 responden yang mendapatkan
lingkungannya atau yang berupa kehadiran dukungan keluarga baik tetapi personal
dan hal-hal yang dapat memberikan hygiene kurang baik, hal ini bisa disebabkan

189
dari berat ringannya kondisi pasien dan kebersihan diri. Keluarga juga dapat memberi
kebiasaan. Ada kebiasaan seseorang yang dukungan instrumental yaitu mempersiapkan
dapat mempengaruhi kebiasaan tentang kebutuhan peralatan pasien ketika pasien
kebersihan diri, ada seorang pasien akan melakukan kebersihan diri maupun berhias
jenuh dengan ketidakbersihan dirinya diri, serta keluarga senantiasa memberikan
(Notoadmodjo, 2014). dukungan emosional berupa memberi
Hal ini membuktikan bahwa semangat kepada pasien untuk melakukan
seseorang dengan dukungan keluarga yang personal hygiene (Friedman , 2013).
baik akan lebih bisa memenuhi kebutuhan Kesadaran keluarga sangat tinggi
perawatan diri dibanding dengan yang akan pentingnya dukungan emosional
memiliki dukungan keluarga kurang. kepada anggota keluarga yang sakit, karena
Dukungan keluarga dapat memperkuat dukungan emosional yang diberikan keluarga
setiap individu, menciptakan kekuatan dapat mempengaruhi sikap dan perilaku
keluarga, memperbesar penghargaan tertentu. Menurut Friedman (2013), keluarga
terhadap diri sendiri, sehingga pasien stroke sebagai tempat yang aman dan damai untuk
menjadi lebih nyaman untuk istirahat dan pemulihan serta membantu
mempertahankan dan melakukan penguasaan terhadap emosi. Aspek-aspek
pemenuhan kebersihan diri. dari dukungan emosional meliputi dukungan
Selain itu dukungan yang diberikan yang diwujudkan dalam bentuk afeksi,
keluarga dapat berupa dukungan adanya kepercayaan, perhatian,
informasional, karena keluarga merupakan mendengarkan dan didengarkan. Dukungan
sumber informasi bagi pasien , keluarga yang emosional keluarga kepada pasien stroke
selalu mencari tahu dan menanyakan setiap sangat diperlukan untuk membuat pasien
perkembangan kondisi pasien pada tenaga stroke merasa nyaman, yakin, dipeduli, dan
kesehatan di rumah sakit. Selanjutnya dapat dicintai oleh keluarga.
berupa dukungan penghargaan atau Berdasarkan hasil analisis penelitian,
penilaian, yaitu keluarga bertindak maka peneliti memberikan kesimpulan bahwa
membimbing dan memberi pujian kepada agar terpenuhinya personal hygiene pada
pasien untuk melakukan pemenuhan pasien stroke tidak cukup hanya dengan

190
dukungan dan pengertian dari seluruh dukungan keluarga baik maka personal hygiene

anggota keluarga tetapi juga tergantung dari akan baik juga.

parah atau tidaknya serangan stroke, kondisi KESIMPULAN DAN SARAN

tubuh penderita, ketaatan penderita dalam Lebih dari sebagian besar responden

menjalani proses penyembuhan, ketekunan berumur >61 tahun,yaitu 40 respoden (58.0%),

dan semangat penderita untuk sembuh. berjenis kelamin laki-laki 38 respoden (55,1%),

Sering kali ditemui bahwa penderita stroke berpendidikan SD 45 responden (65,2%) dan

yang kurang mendapatkan dukungan 30 responden (43,5%) bekerja sebagai petani.

keluarga mendapatkan masalah penyakit lain Sebagian besar responden mendapatkan

akibat tidak terpenuhinya personal hygiene dukungan keluarga dengan kategori baik yaitu

serta kurangnya dukungan keluarga. 35 responden (50,72%). Sebagian besar

Menurut peneliti perawat juga harus personal hygiene pasien dalam kategori baik

turut andil dalam personal hygiene pasien, yaitu sebesar 36 responden (52,2%). Ada

dengan cara memberikan edukasi kepada hubungan dukungan keluarga dengan

keluarga dan pasien tentang pentingnya personal hygiene pada pasein stroke di Rumah

personal hygiene dan dampak buruk apabila Sakit Mitra Husada Pringsewu Tahun 2020

kebersihan diri tidak dilakukan, serta keluarga dengan nilai p-value 0.000.

dapat memberikan dukungan lebih maksimal Petugas kesehatan/perawat

lagi dalam proses perawatan seperti hendaknya bisa menjadi edukator, fasilitator

dukungan emosional seperti memberi dengan pemberian informasi yang berkaitan

suasana nyaman, memberikan pujian serta dengan kebersihan diri (personal hygiene) dan

perhatian, dukungan penghargaan seperti pemberian asuhan keperawatan secara

memberikan semangat dan pujian, dukungan komprehensif dengan melibatkan peran serta
instrumental seperti menyediakan waktu dan aktif keluarga.
menyediakan sarana dan prasarana,dukungan Keluarga dapat memberikan
spiritual, serta dukungan informasi seperti dukungan lebih maksimal lagi dalam proses
memberikan informasi tentang perilaku yang perawatan seperti dukungan emosional
memperburuk kondisi pasien. Karena dukungan
seperti memberi suasana nyaman,
keluarga kurang baik akan menyebabkan
memberikan pujian serta perhatian,
personal hygiene yang kurang baik sedangkan bila

191
dukungan penghargaan seperti memberikan Brunner & Suddarth. 2010. Keperawatan
Medical Bedah Edisi 8 Volume 1.
semangat dan pujian, dukungan instrumental
Jakarta : EGC
seperti menyediakan waktu dan Chindy M, 2016. Dukungan keluarga dalam
memenuhi kebersihan diri pada
menyediakan sarana dan prasarana,
penderita stroke ( CVA) yang
dukungan informasi seperti memberikan mengalami gangguan motorik.jurnal
penelitian
informasi tentang perilaku yang
dr. Iskandar Junaidi, (2011) Stroke Waspadai
memperburuk, serta dukungan spiritual. Ancamanya : Panduan Stroke Paling
Lengkap.Yogyakarta: ANDI
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan
dr.Rizaldy Pinzon, (2010)Awas Stroke :
informasi kepada masyarakat umumnya dan Pengertian, Gejala, Tindakan,
perawatan,& Pencegahan.
keluarga pasien bahwa dukungan yang
Yogyakatra: ANDI
diberikan, kondisi kesehatan, ekonomi dan dr.Sri B, Dkk. 2017. Buku Ajar Neurologi.
Malang : Sagung Seto
kondisi kejiwaan dapat mempengaruhi
Friedman, M.M, dkk., 2010. Keperawatan
personal hygiene pasien stroke. Keluarga : Teori dan Praktik.
Jakarta:Salemba Medika
Pasien hendaknya dapat melatih
Friedman. (2013). Keperawatan Keluarga.
kekuatan otot dengan terapi dan kontrol Yogyakarta: Gosyen Publishing
Friedman. (2014). Buku Ajar Keperawatan
secara rutin sehingga secara perlahan pasien
Keluarga Riset, Teori, & Praktik : ECG
dapat menjaga personal hygiene sesuai Goldszmidt, A.J, dan Louis R.K, Stroke
Esensial: Edisi Kedua (Jakarta: Indeks
dengan batas kemampuan.
permata putri, 2013). Halaman 133-135.
DAFTAR PUSTAKA (Buku elektronik).
Mubarak, CN. (2010). Buku ajar kebutuhan
Akbar, Agung, M. 2019. Konsep- Konsep Dasar
dasar manusia : Teori, Aplikasi dan
dalam Keperawatan Komunitas. E
Praktik. Jakarta :EGC.
Book
Naziah ,dkk . 2019. Hubungan Dukungan
Arikunto, Suharsimi.2010. Prosedur Penelitian
Keluarga Dengan Perwatan Diri (Self
suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Pt.
Care) Pasien Dengan Strke Non
Rineka Cipta
Hemoragik di Ruang Rawat Inap Rs
Aziz alimul hidayat dan Musrifatul Uliyah.
Islam Cempaka Putih Tahun 2018,
(2014).Pengantar Kebutuhan Dasar
jurnal ilmu keperawatan dan
Manusia Edisi 2. Jakarta : Salemba
kebidanan nasional.
Medika.
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian
Balitbang Kemenkes RI., 2013. Riset Kesehatan
Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Dasar; RISKESDAS. Jakarta: Balitbang
Nursalam. (2013). Konsep dan Penerapan
Kemenkes RI
metdologi penelitian ilmu
keperawatan. Jakarta : Salemba
Medika.

192
Potter & Perry. (2010). Fundamental Of
Nursing Edisi 7. Jakarta : Salemba
Medika.
Price & Wilson. 2010. Patosiologi Konsep Klinis
Proses-proses penyakit.Jakarta :EGC
Pudiastuti, R.D., 2011. Penyakit Pemicu Stroke.
Yogyakarta: Nuha Medika
Rahmatika S, dkk. 2017. Hubungan Dukungan
Keluarga Dengan Pelaksanaan
Personal Hygiene Pada Pasien Stroke di
Ruang Kenanga Rumah Sakit DR.
Soeparun Malang. Nursing News
Siti R, Dkk. 2017. Hubungan dukungan keluarga
dengan pelaksanaan personal hygiene
pada pasien stroke di ruang kenanga
rumah sakit Dr. soeparoen malang,
jurnal penelitian
Sulistyo, A. and I. Laily (2012). PERSONAL
HYGIENE Konsep, Proses, dan Aplikasi
dalam Praktik Keperawatan, graha
ilmu, Yogyakarta
Sugiyono (2017). Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D ,
Bandung: Alfabeta
Tantut Susanto.2012. Buku Ajar Keperawatan
Keluarga: aplikasi teori pada praktik
Asuhan Keperawatan Keluarga,
Jakarta :TIM
Tarwoto & Wartonah.(2015). Kebutuhan
Dasar Manusia dan Proses
Keperawatan. Jakarta : Salemba
Medika.
Tutu April Ariani (2012).Sistem
Neurobehaviour, Jakarta : Salemba
Medika
Wahid I, Dkk. 2015. Buku Ajar Ilmu
Keperawatan Dasar. Jakarta : Salemba
Medika
Wurtiningsih, Budi. 2012. Dukungan Keluarga
pada Pasien Stroke di Ruang Rawat Saraf
RSUP Dr. Kariadi Semarang. Jurnal
Medica Hospitalia. Vol 1. No. 1

193

Anda mungkin juga menyukai