Anda di halaman 1dari 6

Diana Mayasari, Mukhlis Imanto, TA Larasati, dan Intan Fajar Ningtiyas | Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat

Kemandirian dalam Activity Daily Living pada Pasien Pasca Stroke di Poliklinik Syaraf RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar
Lampung
Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat Kemandirian dalam Activity
Daily Living pada Pasien Pasca Stroke di Poliklinik Syaraf RSUD Dr. H. Abdul
Moeloek Bandar Lampung
Diana Mayasari1, Mukhlis Imanto2, TA Larasati3, Intan Fajar Ningtiyas4
1,3
Bagian Ilmu Kedokteran Komunitas, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung
2
Bagian Ilmu Kedokteran Telinga Hidung Tenggorokan-Bedah Kepala Leher, Fakultas
Kedokteran, Universitas Lampung
4
Mahasiswa, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung

Abstrak
Latar Belakang : Prevalensi stroke di Lampung berdasarkan yang terdiagnosis tenaga kesehatan dan gejala adalah 5,4% dari
57,9 % kasus stroke di Indonesia. Kejadian stroke dapat menimbulkan kelemahan dalam kehidupan sehari-hari. Contoh dari
kelemahannya seperti ketidakmampuan perawatan diri akibat kelemahan pada ekstremitas dan penurunan fungsi mobilitas
yang dapat menghambat pemenuhan activity daily living (ADL). Dengan adanya dukungan keluarga dapat membantu dalam
kemandirian melakukan aktivitas sehari-hari. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga
dengan tingkat kemandirian dalam activity daily living (ADL) pada pasien pasca stroke di poliklinik RSUD Dr. H. Abdul
Moeloek Bandar Lampung.
Metode : Rancangan penelitian ini adalah Cross Sectional. Populasi penelitian terdiri dari pasien pasca stroke yang datang
ke poliklinik RSUD Dr. H. Abdul Moeloek. Sampel berjumlah 43 responden dan diambil dengan teknik consecutive sampling.
Variabel independent penelitian ini adalah dukungan keluarga dan variabel dependent-nya adalah kemandirian dalam
activity daily living. Analisis data menggunakan uji Chi Square dengan nilai α=0,05.
Hasil : Pada 43 responden, yang mendapatkan dukungan keluarga yang baik sebanyak 77% dan dari angka tersebut subjek
penelitian paling banyak mengalami tingkat kemandirian dengan kategori mandiri yaitu 48,5%. Hasil Chi Square diperoleh
nilai p=0,02.
Kesimpulan : Terdapat dukungan keluarga memiliki hubungan dengan tingkat kemandirian dalam activity daily living pada
pasien pasca stroke.

Kata kunci: Activity daily living, dukungan keluarga, tingkat kemandirian

FAMILY SUPPORT CORRELATION WITH THE INDEPENDENCE OF ACTIVITY


DAILY LIVING IN POST-STROKE PATIENTS IN NEURAL POLYCLINIC OF DR. H.
ABDUL MOELOEK HOSPITAL BANDAR LAMPUNG
Abstract
Background: The prevalence of stroke in Lampung based on the diagnose by health professionals and symptoms was 5,4%
from 57,9% prevalence of stroke in Indonesia. Stroke can cause weakness in everyday life. The examples of its weakness are
the inability of self-care due to weakness in the extremities and decreased mobility functions which can hamper the
fulfillment of activity daily living (ADL). With the support of the family can help in self-reliance perform daily activities. The
purpose are to know correlation family support has a relationship with the activity level of independence in daily living in
patients with post-stroke in neural polyclinic of Dr. H. Abdul Moeloek Hospital Bandar Lampung
Methods: This study design was a cross sectional. The study population consisted of post-stroke patients in neural polyclinic
of Dr. H. Abdul Moeloek Hospital. Sample was 43 respondents and taken with consecutive sampling technique. The
independent variable of this research was the support of family and the dependent variables is independent in daily living
activity. Data was analyzed using Chi Square test with α=0,05.
Results: In the 43 respondents, who were get a good family support as much as 77%, and of that numbers most have level
of independence independent level was 48.5%. The results obtained Chi Square value of p = 0.023.
Conclusion: There is correlation family support has a relationship with the activity level of independence in daily living in
patients with post-stroke.

Keywords: Activity daily living, family support, the level of independence

Korespondensi: Intan Fajar Ningtiyas, alamat Jl. Soemantri Brodjonegoro No.1 Unila Bandar Lampung, HP 081278646954, e-
mail tiyas.intan@gmail.com

Agromedicine I Volume 6 I Nomor 2 I 2019 I 1


Diana Mayasari, Mukhlis Imanto, TA Larasati, dan Intan Fajar Ningtiyas | Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat
Kemandirian dalam Activity Daily Living pada Pasien Pasca Stroke di Poliklinik Syaraf RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar
Lampung

Pendahuluan bagi individu yang diperoleh dari orang lain


Stroke merupakan penyebab kematian yang dapat dipercaya, sehingga seseorang akan
ketiga terbesar di dunia1. Sekitar 42,2 kematian tahu bahwa ada orang lain yang
per 100.000 penduduk akibat stroke pada memperhatikan, menghargai dan
tahun 20072. Stroke merupakan sindrom klinis mencintainya6. Dukungan keluarga merupakan
yang awal timbulnya mendadak, dengan suatu bentuk hubungan interpersonal yang
progresi cepat, yang berupa defisit neurologis diberikan oleh keluarga kepada pasien berupa
fokal, atau global, yang berlangsung 24 jam perhatian (perasaan suka, cinta dan empati),
atau lebih atau langsung menimbulkan bantuan instrumental (barang, jasa), informasi
kematian, dan semata-mata disebabkan oleh dan penilaian (informasi yang berhubungan
gangguan peredaran darah otak non traumatik. dengan self evaluation)7.
Jumlah total penderita stroke di Indonesia Prevalensi stroke di Lampung tahun
diperkirakan 500.000 setiap tahunnya. Dari 2013 berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan
jumlah tersebut sekitar 2,5% (250.000 orang) adalah 3,7%. Sedangkan prevalensi stroke di
meninggal, dan sisanya cacat ringan dan cacat Lampung berdasarkan yang terdiagnosis
berat3. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar tenaga kesehatan dan gejala adalah 5,4% 4.
(Riskesdas) Nasional tahun 2013, prevalensi Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di
stroke di Indonesia berdasarkan diagnosis RSUD Dr. H. Abdul Moeloek menunjukkan
tenaga kesehatan sebesar 7 per mil dan yang jumlah kasus stroke yang cukup banyak dalam
terdiagnosis oleh tenaga kesehatan atau gejala 1 bulan terdapat 30-45 pasien stroke rawat
sebesar 12,1 per mil. Jadi, sebanyak 57,9% jalan di poliklinik syaraf RSUD Dr. H. Abdul
penyakit stroke telah terdiagnosis oleh nakes. Moeloek Bandar Lampung.
Selain itu, stroke juga merupakan penyebab
kematian tertinggi di Indonesia yaitu sekitar Metode Penelitian
15,4%4. Penelitian ini bersifat kuantitatif
Kejadian stroke dapat menimbulkan observasional dengan pendekatan cross
kelemahan dalam kehidupan sehari-hari. Salah sectional dan dilakukan pada bulan Desember
satunya adalah ketidakmampuan perawatan 2016 di Poliklinik Syaraf RSUD Dr. H. Abdul
diri akibat kelemahan pada ekstremitas dan Moeloek Bandar Lampung. Pengambilan
penurunan fungsi mobilitas yang dapat sampel dilakukan menggunakan teknik
menghambat pemenuhan activity daily living consecutive sampling. Subyek penelitian ini
(ADL). Activity daily living (ADL) merupakan adalah pasien pasca stroke nonhemoragik yang
kegiatan sehari-hari yang dilakukan seseorang datang ke poliklinik syaraf RSUD H. DR. Abdul
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Moeloek. Kriteria eksklusi dalam penelitian ini
Terdapat kira-kira 2 juta orang yang bertahan adalah pasien pasca stroke yang menderita
hidup dari stroke yang mengalami kecacatan, skizofrenia atau gangguan psikotik lainnya.
dari angka ini 40% memerlukan bantuan dalam Jumlah responden minimal yang
aktivitas kehidupannya sehari-hari5. dibutuhkan adalah 43 responden.. Jumlah
Terdapat beberapa faktor yang tersebut sudah termasuk penambahan 10%
berhubungan dengan tingkat kemandirian untuk menghindari terjadinya dropout. Data
dalam aktivitas kehidupan sehari-hari yaitu yang digunakan dalam penelitian ini adalah
umur dan status perkembangan, kesehatan data primer. Responden yang bersedia akan
fisiologis, fungsi kognitif, fungsi psikososial, diberikan lembar penjelasan mengenai
tingkat stress, ritme biologi, status mental, dan penelitian ini serta kerahasiaannya, setelah itu
pelayanan kesehatan. Keluarga merupakan responden akan mengisi 3 kuesioner yaitu,
sistem pendukung utama pemberi pelayanan kuesioner sosiodemografi, kuesioner dukungan
langsung pada setiap keadaan (sehat sakit) keluarga yaitu kuesioner Perceived Social
anggota keluarga. Dukungan keluarga Support Family Scale (PSSfa), dan kuesioner
merupakan sesuatu keadaan yang bermanfaat Barthel Indeks yang merupakan kuesioner

Agromedicine I Volume 6 I Nomor 2 I 2019 I 2


Diana Mayasari, Mukhlis Imanto, TA Larasati, dan Intan Fajar Ningtiyas | Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat
Kemandirian dalam Activity Daily Living pada Pasien Pasca Stroke di Poliklinik Syaraf RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar
Lampung
untuk menilai tingkat kemandirian dalam
Activity Daily Living. Data dianalisis
menggunakan uji Chi-square. Hasil analisis
ditentukan dengan p<0,05. Kemandirian dalam Activity Daily Living
Hasil penelitian ditemukan bahwa
kategori yang paling banyak dialami responden
Hasil adalah dalam tingkat kemandirian mandiri
Karakteristik Responden yaitu sebesar 47% lalu diikuti oleh
Dalam penelitian ini didapatkan 43 ketergantungan ringan 35%. Tidak ada dari
subjek penelitian yang telah bersedia menjadi responden yang mengalami ketergantungan
responden dan memenuhi dari kriteria inklusi. total. Distribusi Frekuensi Kemandirian dalam
Responden tersebut merupakan pasien pasca Activity Daily Living dapat dilihat pada Tabel 3.
stroke yang datang ke Poliklinik Syaraf RSUD
Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung. Data Tabel 3. Distribusi Frekuensi Kemandirian
karakteristik responden disajikan dalam dalam Activity Daily Living

Tabel 1. Karakteristik Responden


Karakterisitik Frekuensi Presentase
(%) Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat
Jenis Kelamin
Tingkat Kemandirian Frekuensi Presentasi
Pria 23 53,48
(%)
Wanita 20 46,51
Usia Mandiri 20 47,0
≥60 tahun 23 53,48 Ketergantungan ringan 15 35,0
<60 tahun 20 46,51 Ketergantungan 6 14,0
Tingkat Pendidikan sedang
Tidak Sekolah 4 9,3 Ketergantungan berat 2 4,0
SD 11 25,58 Ketergantungan total 0 0,0
SMP 0 0 Total 43 100,0
SMA 18 41,86 Kemandirian dalam Activity Daily Living
Perguruan 10 23,25 Pada peleitian ini analisis bivariat
Tinggi dilakukan untuk melihat hubungan antara
dukungan keluarga dengan tingkat
Dukungan Keluarga kemandirian dalam activity daily living.
Hasil penelitian ditemukan bahwa 77% Tabulasi silang dukungan keluarga dengan
responden memiliki dukungan keluarga yang tingkat kemandirian dalam activity daily living
baik. Data dukungan keluarga disajikan dalam dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 2.
Dukungan Keluarga Frekuensi Presentasi
(%)
Baik 33 77
Tidak baik 10 23
Total 43 100

Agromedicine I Volume 6 I Nomor 2 I 2019 I 3


Diana Mayasari, Mukhlis Imanto, TA Larasati, dan Intan Fajar Ningtiyas | Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat
Kemandirian dalam Activity Daily Living pada Pasien Pasca Stroke di Poliklinik Syaraf RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar
Lampung
Tabel 4. Tabulasi Silang Dukungan Keluarga dengan Tingkat Kemandirian dalam Activity
Daily Living
menjadi tidak elastis terutama bagian endotel
Tingkat Kemandirian P
Ketergantungan Ketergantungan Ketergantungan Mandiri Value
berat sedang ringan
n % n % n % n %
Dukungan Tidak 1 10 4 40 1 10 4 40 0,23
Keluarga baik
Baik 1 3 2 6,1 14 42,4 16 48,5
Total 2 4,7 6 14 15 34,9 20 46,5
Pembahasan yang mengalami penebalan pada bagian
Dari 43 responden terdapat lebih banyak intima, sehingga mengakibatkan lumen
responden laki-laki (53,48%) dibandingkan pembuluh darah semakin sempit dan
dengan responden wanita (46,61%). American berdampak pada penurunan aliran darah
Heart Association meng-ungkapkan bahwa otak10.
serangan stroke lebih banyak terjadi pada laki- Prevalensi pasien pasca stroke yang
laki dibandingkan perempuan dibuktikan mendapatkan dukungan keluarga baik
dengan hasil penelitian yang menunjukkan sebanyak 77%. Responden yang memiliki
bahwa prevalensi kejadian stroke lebih banyak dukungan keluarga yang baik merupakan
pada laki-laki8. Hal ini disebabkan karena responden yang masih memiliki keluarga baik
kebanyakan pria adalah perokok dan merokok inti maupun keluarga besar yang dapat
dapat merusak pembuluh darah dalam tubuh, memberikan dukungan secara mental maupun
yang dapat memicu terjadinya stroke. Karena fisik untuk responden, sedangkan responden
zat yang terkandung didalam rokok seperti yang tidak mendapatkan dukungan keluarga
nikotin dapat menyebabkan kerusakan dinding yang baik ada yang masih tinggal dengan
pembuluh darah, yang menyebabkan keluarga namun tidak mendapatkan dukungan
elastisitas darah berkurang sehingga yang baik saat responden mengalami stroke
meningkatkan pengerasan pembuluh darah dan penmulihan pasca stroke dan ada pula
arteri dan meningkatkan faktor pembekuan yang tidak memiliki keluarga sama sekali dan
darah karena kadar fibrinogen darah yang hanya tinggal seorang diri sehingga tidak
tinggi. Peningkatan kadar fibrinogen ini dapat mendapatkan dukungan keluarga yang baik.
mempermudah terjadinya penebalan Berdasarkan hasil penelitian yang telah
pembuluh darah sehingga pembuluh darah dilakukan pada 43 subjek penelitian, reponden
menjadi sempit dan kaku yang memicu yang memilih jawaban sangat setuju ada pada
terjadinya stroke9. pertanyaan 1, 2, 5, 8, dan 11, sedangkan untuk
Dari penelitian juga didapatkan pasien jawaban yang tidak setuju pada pertanyaan 3,
pasca stroke lebih banyak dialami pada 10, 16, dan 19. Selain itu untuk responden yang
responden dengan usia lebih dari sama dengan memiliki dukungan keluarga yang tidak baik
60 tahun (53,48%) dibandingkan dengan rata-rata memilih jawaban tidak setuju pada
responden dengan usia kurang dari 60 tahun pertanyaan 2, 6, 12, dan 13, sedangkan untuk
(46,51). Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil jawaban setuju pada pertanyaan 3, 4, 9, dan
penelitian Lestari (2010) yang mendapatkan 19.
bahwa persentase kelompok umur > 55 tahun Penilaian tingkat kemandirian dalam
lebih banyak menderita stroke dibandingkan activity daily living dilakukan dengan
dengan kelompok umur 40-55 tahun 10. menggunakan kuesioner indeks barthel dengan
Peningkatan frekuensi stroke seiring dengan interpretasi skor untuk mandiri (80-100),
peningkatan umur berhubungan dengan ketergantungan ringan (60-79),
proses penuaan, dimana semua organ tubuh ketergantungan sedang (40-59),
mengalami kemunduran fungsi termasuk ketergantungan berat (20-39), dan
pembuluh darah otak. Pembuluh darah ketergantungan total (<20). Dari hasil
penelitian didapatkan 47% responden memiliki

Agromedicine I Volume 6 I Nomor 2 I 2019 I 4


Diana Mayasari, Mukhlis Imanto, TA Larasati, dan Intan Fajar Ningtiyas | Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat
Kemandirian dalam Activity Daily Living pada Pasien Pasca Stroke di Poliklinik Syaraf RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar
Lampung
tingkat kemandirian dalam kategori mandiri Penelitian ini didukung oleh teori dari Nugroho
dan 35% dalam kategori ketergantungan (2008) bahwa kondisi lanjut usia akan
ringan. Dari hasil tersebut dapat diketahui menyebabkan kemunduran di bidang ekonomi.
bahwa pasien pasca stroke di Poliklinik RSUD Masa pensiun akan berakibat turunnya
Dr. H. Abdul Moeloek masih dapat melakukan pendapatan, hilangnya fasilitas-fasilitas,
kegiatan sehari-hari secara mandiri atau hanya kekuasaan, wewenang dan penghasilan.
membutuhkan sedikit bantuan dari keluarga Berdasarkan penelitian yang dilakukan
atau perawat dirumah. Faktor pertama yaitu terhadap semua responden, sebagian besar
kondisi kesehatan yang mempengaruhi tingkat responden yang memiliki dukungan keluarga
kemandirian pasien pasca stroke di poliklinik yang baik mengalami kemandirian (48,5%)
syaraf RSUD Dr. H. Abdul Moeloek salah dalam melakukan aktivitas sehari-hari, lalu
satunya dipengaruhi pula oleh usia. Dengan paling banyak diikuti oleh tingkat
bertambahnya usia dimana akan terjadi pada ketergantungan ringan (42,4%). Untuk
perubahan–perubahan baik secara fisik, responden yang memiliki dukungan keluarga
psikologi maupun psikososial. Usia tua pada yang tidak baik paling banyak mengalami
perkembangan sistem muskoloskeletal dan ketergantungan sedang (40%). Setelah
persyarafan akan berpangaruh terhadap dianalisis secara statistik, hubungan antara
postur, proporsi tubuh, masa tubuh, kedua variabel tersebut bermakna dengan p-
pergerakkan serta refleks tubuh seseorang. value sebesar 0,023 (p < 0,05). Hal ini sejalan
Penderita stroke pada usia tua tidak dapat dengan hipotesis awal yaitu terdapat
menjalankan aktivitasnya sehari-hari secara hubungan antara dukungan keluaraga dengan
optimal, sehingga mengakibatkan aktivitasnya tingkat kemandirian Activity Daily Living (ADL)
menjadi terganggu dan juga mempengaruhi pada pasien pasca stroke di Poliklinik Syaraf
kemandirian. Kemandirian dalam melakukan RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung.
ADL juga memiliki hubungan bermakna Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian
dengan status penyakit11. Penderita stroke yang telah dilakukan oleh Rahmawati (2014)
mengalami kelemahan dan penurunan daya bahwa terdapat hubungan antara family
tahan otot, penurunan ROM, gangguan support dengan kemandirian, apabila family
sensasi, dan masalah pada pola berjalan. Hal ini support sedang maka akan mempunyai
menyebabkan penurunan kemampuan kemandirian partial care sebaliknya. Hasil
penderita stroke dalam pemenuhan ADL. Salah penelitian tersebut menunjukkan bahwa
satu kondisi yang dapat memperberat hubungan family support dengan kemandirian
penurunan kemampuan ADL adalah kejadian pasien stroke dari uji Statistik Spearman Rank’s
stroke berulang12. diperoleh angka signifikan atau nilai
Faktor kedua yaitu kondisi sosial, dalam probabilitas (0,002) lebih rendah daripada
masa pemulihan atau rehabilitasi pada pasien standar signifikan 0,05.
stroke harus didukung pula dari pihak keluarga
maupun lingkungan sekitar untuk terus Ringkasan
memberikan semangat agar lekas sembuh dan Stroke merupakan sindrom klinis yang
kembali dalam keadaan seperti semula. Faktor awal timbulnya mendadak, dengan progresi
ketiga yaitu kondisi ekonomi, beberapa pasien cepat, yang berupa defisit neurologis fokal,
pasca stroke memiliki kondisi ekonomi yang atau global, yang berlangsung 24 jam atau
kurang dikarenakan sudah tidak memiliki lebih atau langsung menimbulkan kematian,
sumber keuangan. Sebagian besar responden dan semata-mata disebabkan oleh gangguan
tersebut sudah memasuki usia lanjut tidak peredaran darah otak non traumatik . Kejadian
bekerja lagi karena kondisi fisiknya yang sudah stroke dapat menimbulkan kelemahan dalam
tidak memungkinkan untuk bekerja dan bagi kehidupan sehari-hari. Salah satunya adalah
yang masih memiliki keluarga hanya menunggu ketidakmampuan perawatan diri akibat
bantuan dari anak-anak atau saudara. Bagi kelemahan pada ekstremitas dan penurunan
pasien yang sudah tidak memiliki keluarga fungsi mobilitas yang dapat menghambat
hanya menunggu bantuan dari donatur. pemenuhan activity daily living (ADL). Activity

Agromedicine I Volume 6 I Nomor 2 I 2019 I 5


Diana Mayasari, Mukhlis Imanto, TA Larasati, dan Intan Fajar Ningtiyas | Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat
Kemandirian dalam Activity Daily Living pada Pasien Pasca Stroke di Poliklinik Syaraf RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar
Lampung
daily living (ADL) merupakan kegiatan sehari- 7. Niven, N. 2000. Psikologi Kesehatan:
hari yang dilakukan seseorang untuk Pengantar Untuk Perawat & Profesional
memenuhi kebutuhan hidupnya. Terdapat Kesehatan Lain. Edisi 2. Jakarta: EGC.
beberapa faktor yang berhubungan dengan 8. Goldstein, L.B., et al., 2006. Primary
tingkat kemandirian dalam aktivitas kehidupan Prevention of Ischemic Stroke. Stroke, 37:
sehari-hari yaitu umur dan status 1583-1633.
perkembangan, kesehatan fisiologis, fungsi 9. Farida I dan Amalia. 2009. Mengantisipasi
kognitif, fungsi psikososial, tingkat stress, ritme stroke. Yogyakarta: Bukubiru.
biologi, status mental, dan pelayanan 10.Lestari, N. K. 2010. Pengaruh Massage
kesehatan. Berdasarkan penelitian yang dengan Minyak Kelapa terhadap
dilakukan terhadap semua responden, Pencegahan Dekubitus pada Pasien Stroke
sebagian besar responden yang memiliki di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot
dukungan keluarga yang baik mengalami Subroto Jakarta Pusat. Jakarta: Universitas
kemandirian dalam melakukan aktivitas sehari- Pembangunan Nasional Veteran.
hari, lalu paling banyak diikuti oleh tingkat 11.Yusuf, H. M., dan Kongkoli, E. Y. 2013.
ketergantungan ringan. Untuk responden yang Faktor-faktor yang berhubungan dengan
memiliki dukungan keluarga yang tidak baik kemandirian lansia dalam melakukan
paling banyak mengalami ketergantungan aktivitas sehari-hari di panti sosial tresna
sedang. wredha gau mabaji Kabupaten Gowa.
Media Keperawatan, 2(3), 741.
Simpulan 12.Santoso, T. A. 2003. Kemandirian Aktivitas
Terdapat hubungan dukungan keluarga Makan, Mandi dan Berpakaian pada
dengan tingkat kemandirian dalam Activity Penderita Stroke 6-24 Bulan Pasca Okupasi
Daily Living pada pasien pasca stroke di Terapi. Semarang: Universitas Diponegoro.
Poliklinik Syaraf RSUD Dr. H. Abdul Moeloek
Bandar Lampung.

Daftar Pustaka

1. Kaul S and Munshi A. 2012. Genetics of


Ischemic Stroke: Indian Perspective.
Neurology India, 60(5), 498-503.
2. NCHS. 2010. Heart Disease Stroke. NCHS
Dataline. Retrieved from
http://www.cdc.gov/nchs/pressroom/stats_
states.htm.
3. Junaidi, I., 2004. Panduan Praktis
Pencegahan dan Pengobatan Stroke.
Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populers.
4. Riset Kesehatan Dasar. 2007. Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
Jakarta: Departemen Kesehatan, Republik
Indonesia.
5. Smeltzer, Suzanne C. dan Bare, Brenda G.
2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah Brunner dan Suddarth (Ed.8, Vol.
1,2), Alih bahasa oleh Agung Waluyo dkk.
Jakarta: EGC.
6. Setiadi. 2007. Konsep dan Penulisan Riset
Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Agromedicine I Volume 6 I Nomor 2 I 2019 I 6

Anda mungkin juga menyukai