Anda di halaman 1dari 24

REFLEKSI KASUS

STROKE
PRECEPTOR :
dr. Fidha Rahmayani, Sp. S
DEFINISI STROKE

Menurut WHO (World Health Organization) 2005 stroke


adalah suatu gangguan fungsional otak yang terjadi secara
mendadak dengan tanda dan gejala klinik baik fokal maupun
global yang berlangsung lebih dari 24 jam, atau dapat
langsung menimbulkan kematian, dan semata-mata
disebabkan gangguan peredaran darah otak
KLASIFIKASI STROKE
STROKE INFARK

Stroke infark adalah stroke yang disebabkan karena


adanya sumbatan pada pembuluh darah otak tertentu
sehingga daerah otak yang diperdarahi oleh pembuluh
darah tersebut tidak mendapat pasokan energi dan
oksigen, sehingga pada akhirnya jaringan sel-sel otak di
daerah tersebut mati dan tidak berfungsi lagi
Thrombosis
serebri
Stroke
Ischemic
Emboli serebri
ETIOLOGI STROKE INFARK
KLASIFIKASI

TIA
• Defisit neurologis akan menghilang
(Transient Ischemic dalam waktu kurang dari 24 jam.
Attack)
RIND • Defisit neurologis akan menghilang
(Reversible Ischemic dalam waktu lebih dari 24 jam tapi
Neurologik Deficit) kurang dari 21 hari
• Defisit neurologi berlangsung secara
Progressing Stroke
(Stroke in Evolution)
bertahap dari yang ringan sampai
menjadi berat.

• Kelainan neurologis sudah menetap,


Complete Stroke
dan tidak berkembang lagi.
FAKTOR RESIKO

Tidak dapat dimodifikasi Dapat Dimodifikasi

• Usia • Hipertensi
• Jenis Kelamin • Diabetes melitus
• Faktor genetik atau • Dislipidemia
keturunan • Alkohol
• Ras atau etnik • Kelainan Anatomis
• Penyakit jantung
• TIA
• Merokok
• Stress fisik dan mental
PATOFISIOLOGI
STROKE INFARK
PENEGAKAN DIAGNOSIS

Anamnesis
Beberapa gejala umum yang terjadi pada stroke meliputi
hemiparese, monoparese, atau qudriparese, hilangnya penglihatan
monokuler atau binokuler, diplopia, disartria, ataksia, vertigo,
afasia, atau penurunan kesadaran tiba-tiba saat istirahat
PEMERIKSAAN FISIK
Defisit neurologik yang terjadi tergantung dengan
area jaringan otak yang mengalami iskemik. Tanda
dan gejala yang timbul sesuai dengan pembuluh
darah yang terlibat :
Arteri serebri Arteri serebri Arteri
Arteri serebri media
anterior posterior vertebrobasiler
• Hemiparesis atau • Kelemahan kontra • Kelumpuhan saraf • Penglihatan ganda
monoparesis lateral, terutama otak ke-3 ( nervus III,IV dan
kontralateral. pada daerah hemianopsia VI)
• Afasia globa tungkai • Hemiparesis • Rasa baal di wajah
• Disleksia, • Ganguan sensorik kontralateral (nervus V)
disgrafia, kontralateral • Kelemahan pada
diskalkulia bagian wajah
( nervus VII)
• Vertigo ( nervus
VIII)
• Disfagia ( nervus
IX dan X)
• Disartria
• Ataxia
Serangan stroke jenis apa pun akan menimbulkan
defisit neurologis yang bersifat akut (de freitas et
al., 2009)
• Gadjah Mada Score
•Skor  Siriraj

Intepretasi :
SS > 1 : Stroke Hemoragik
-1 < SS < 1 : Perlu konfirmasi CT Scan
SS < -1 : Stroke Non Hemoragik
PEMERIKSAAN PENUNJANG
a.Pemeriksaan darah rutin
b.Pemeriksaan kimia darah lengkap
Glukosa darah sewaktu, kolesterol, ureum, kreatinin, asam urat, enzim SGOT/SGPT,
profil lipid
c. Pemeriksaan hemostatis (darah lengkap):
•Waktu protrombin
•APTT
•Kadar fibrinogen
•D-dimer
•Inr
•Viskositas plasma
d. Pemeriksaan radiologi
• CT-Scan kepala
• MRI

• USG

• Chest X-Ray
TATALAKSANA

Rehabilit
asi
Pengobat
an
khusus
Pengobat
an Umum
PENGOBATAN UMUM

Letakkan kepala pasien pada posisi 30o, kepala dan dada pada satu bidang;
ubah posisi tidur setiap 2 jam; mobilisasi dimulai bertahap bila hemodinamik
sudah stabil

Selanjutnya, bebaskan jalan napas, beri oksigen 1-2 liter/menit sampai


didapatkan hasil analisis gas darah. Jika perlu, dilakukan intubasi.

Demam diatasi dengan kompres dan antipiretik, kemudian dicari penyebabnya;


jika kandung kemih penuh, dikosongkan (sebaiknya dengan kateter
intermiten).

Pemberian nutrisi dengan cairan isotonik, kristaloid atau koloid 1500-2000 mL


dan elektrolit sesuai kebutuhan, hindari cairan mengandung glukosa atau salin
isotonik.
Pemberian nutrisi per oral hanya jika fungsi menelannya baik; jika
didapatkan gangguan menelan atau kesadaran menurun,
dianjurkan melalui slang nasogastrik.

Kadar gula darah >150 mg% harus dikoreksi sampai batas gula
darah sewaktu 150 mg% dengan insulin drip intravena kontinu
selama 2-3 hari pertama. Hipoglikemia (kadar gula darah < 60 mg
% atau < 80 mg% dengan gejala) diatasi segera dengan dekstrosa
40% iv sampai kembali normal dan harus dicari penyebabnya.

Nyeri kepala atau mual dan muntah diatasi dengan pemberian


obat-obatan sesuai gejala.
Tekanan darah tidak perlu segera diturunkan, kecuali bila
tekanan sistolik ≥220 mmHg, diastolik ≥120 mmHg, Mean
Arterial Blood Pressure (MAP) ≥ 130 mmHg (pada 2 kali
pengukuran dengan selang waktu 30 menit), atau didapatkan
infark miokard akut, gagal jantung kongestif serta gagal
ginjal.

Penurunan tekanan darah maksimal adalah 20%, dan obat


yang direkomendasikan: natrium nitroprusid, penyekat
reseptor alfa-beta, penyekat ACE, atau antagonis kalsium.

Jika terjadi hipotensi, yaitu tekanan sistolik ≤ 90 mm Hg,


diastolik ≤70 mmHg, diberi NaCl 0,9% 250 mL selama 1 jam,
dilanjutkan 500 mL selama 4 jam dan 500 mL selama 8 jam
atau sampai hipotensi dapat diatasi. Jika belum terkoreksi,
yaitu tekanan darah sistolik masih < 90 mmHg, dapat diberi
dopamin 2-20 μg/kg/menit sampai tekanan darah sistolik ≥
110 mmHg.
Jika kejang, diberi diazepam 5-20 mg iv pelanpelan selama 3
menit, maksimal 100 mg per hari; dilanjutkan pemberian
antikonvulsan per oral (fenitoin, karbamazepin).

Jika didapatkan tekanan intrakranial meningkat, diberi


manitol bolus intravena 0,25 sampai 1 g/kgBB per 30 menit,
dan jika dicurigai fenomena rebound atau keadaan umum
memburuk,

Dilanjutkan 0,25g/kgBB per 30 menit setiap 6 jam selama 3-5


hari. Harus dilakukan pemantauan osmolalitas (<320 mmol);
sebagai alternatif, dapat diberikan larutan hipertonik (NaCl
3%) atau furosemid.
PENGOBATAN KHUSUS

Ditujukan untuk
reperfusi dengan
pemberian antiplatelet
Dapat juga diberi agen
seperti aspirin dan anti
neuroproteksi, yaitu
koagulan, atau yang
sitikolin atau pirasetam
dianjurkan dengan
(jika didapatkan
trombolitik rt-PA
afasia).
(recombinant tissue
Plasminogen
Activator).
• Rehabilitasi • Terapi preventif
Pengobatan hipertensi
Fisioterapi Mengobati diabetes mellitus
Menghindari rokok, obesitas, stress,
dll
Berolahraga teratur.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai