Anda di halaman 1dari 29

ABSES CEREBRI

Disusun oleh :
Intan Fajar Ningtiyas, S.Ked
M. Ega Alfarizi, S.Ked
Rani Pratama Putri, S.Ked

Preceptor :
dr. Halomoan Simon Tambunan, Sp.S
Identitas Pasien
Nama : Tn. A
Tanggal lahir : 23 Oktober 1959
Umur : 58 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam
Status pernikahan : Menikah
Alamat : Bumi Jawa
Suku bangsa : Lampung
Tanggal masuk : 03 Agustus 2018
Pukul : 22.50
No. MR : 163401
ANAMNESIS
Didapatkan secara alloanamnesis

Riwayat Penyakit Sekarang


Keluhan Utama
Penurunan kesadaran
Onset
Mendadak, sejak 4 jam sebelum masuk rumah sakit
Kronologis
Pada tanggal 3 Agustus 2018 pukul 22.30 pasien datang dibawa oleh keluarganya dalam keadaan
tidak sadar ke IGD RSUD Ahmad Yani Metro dengan keluhan utama penurunan kesadaran sejak 4
jam sebelum masuk rumah sakit. Awalnya pasien mengalami kejang dengan 2 kali serangan,
masing-masing selama 10 menit. Pasien tidak sadar saat mengalami kejang. Sebelumnya pasien
mengeluhkan nyeri kepala yang tidak juga membaik selama kurang lebih 2 minggu. Pasien juga
mengalami demam. Riwayat infeksi teling, infeksi gigi, maupun sinusitis didangkal
Pasien segera dibawa ke IGD RSUD Ahmad Yani Metro dengan penurunan kesadaran, tidak ada
riwayat trauma, tidak ada mual, muntah, BAB dan BAK tidak ada kelainan. Keluhan seperti ini
baru pertama kali dialami oleh pasien. Pasien belum pernah berobat sebelumnya terkait keluhan
yang dialami.
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat stroke sebelumnya: (-)
Riwayat stroke: (+)
Riwayat penyakit hipertensi: (+)
Riwayat penyakit hpertensi: (+)
Riwayat penyakit diabetes melitus: (-)
Riwayat penyakit diabetes melitus: (-)
Riwayat penyakit jantung: (-)
Riwayat penyakit jantung: (-)
Riwayat trauma: (-)

Riwayat Sosial Ekonomi


Pasien merupakan seorang wirausahawan.
Status Generalis
Tanda-Tanda vital
Keadaan Umum: tampak sakit sedang TD : 100/80 mmHg
Kesadaran: compos mentis HR : 84 x/m
RR : 20 x/m
Suhu : 38,10 C
SpO2 : 97%

Thorax : Dada simetris saat inspirasi dan


Status Lokalis ekspirasi
Kepala Cor : BJ I,II reguler, Murmur (-),
Bentuk : dalam batas normal Gallop (-)
Rambut : Dalam batas normal Pulmo : Vesikuler (+/+)
Mata : edema palpebra (-/-), ptosis (-/-), konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-
Abdomen : Supel, datar, Bising usus (+)
/-), pupil bulat isokor (2 mm/2 mm), refleks cahaya (+/+)
normal, nyeri tekan (-)
Telinga : Dalam batas normal
Hidung : Dalam batas normal Ekstremitas : Akral hangat, edem (-),
Mulut : mulut kering (+), sianosis (-), sudut mulut dan sulcus nasolabiaris simetris. sianosis (-)

Leher
Pembesaran KGB (-), pembesaran tiroid (-), deviasi trakea (-)
Kesan : DBN
STATUS NEUROLOGI
Kesadaran : GCS = E2M5V2

Gejala Rangsang Meningeal


Kaku kuduk : -/-
Laseque : -/-
Kernig : -/-
Brudzinsky I : -/-
Brudzinsky II : -/-
Nervus Cranialis
Nervus III, IV, VI (N. Occulomotorius/Trochlearis/Abdusens)

Nervus I (N. Olfactorius) Ptosis : -/-


Strabismus : -/-
Daya penghidu : tidak dapat dinilai
Nistagmus : -/-
Eksoftalmus : -/-
Nervus II (N.Opticus) Enoptalmus : -/-
Ketajaman penglihatan : tidak dapat dinilai Gerakan bola mata : tidak dapat dinilai

Lapang pandang : tidak dapat dinilai Pupil

Pengenalan warna : tidak dapat dinilai 1. Diameter : 2 mm/2 mm


2. Bentuk pupil : bulat/bulat
Funduskopi : tidak dilakukan
3. Isokor/anisokor : isokor
4. Posisi : sentral
5. Direct pupil reflex : (+/+)
6. Indirect pupil reflex : (+/+)
Nervus VII (N.Fasialis)
Nervus V ( N.Trigeminus )

 Motorik
Pasif
Motorik  Diam : tidak dapat dinilai
M. Maseter : tidak dapat dinilai  Tertawa : tidak dapat dinilai
M. Temporalis : tidak dapat dinilai  Meringis : tidak dapat dinilai
M. Pterigoideus : tidak dapat dinilai  Bersiul : tidak dapat dinilai
Sensorik  Menutup mata : tidak dapat dinilai
Ramus oftalmikus : tidak dapat dinilai Aktif
Ramus maksilaris : tidak dapat dinilai  Mengerutkan dahi : tidak dapat dinilai
Ramus maksilaris : tidak dapat dinilai
 Menutup mata kuat-kuat : tidak dapat dinilai
Refleks
 Menggembungkan pipi : tidak dapat dinilai
Refleks kornea : +/+
 Sensoris
 Pengecapan 2/3 dpn lidah : tidak dapat dinilai
 Otonom
 Hiperlakrimasi : tidak dapat dinilai
 Hipersalivasi : tidak dapat dinilai
Nervus VIII ( N.Acusticus)
Nervus XI (N. Assesorius)
Suara gesekan jari tangan : tidak dilakuan
M. Sternocleidomastoideus : tidak dapat dinilai
Mendengarkan detik arloji : tidak dilakuan
M. Trapezius : tidak dapat dinilai
Tes rinne : tidak dilakuan
Tes weber : tidak dilakukan
Nervus XII (N. Hipoglosus)
Tes swabach : tidak dilakukan
Menjulurkan lidah : tidak dapat menjulurkan lidah
Nervus IX, X (N. Glossopharyngeus, N. Vagus)
Atrofi lidah : tidak dapat dinilai

Suara bindeng/nasal : tidak dapat berbicara Fasikulasi lidah : tidak dapat dinilai
Arkus faring : tidak dapat dinilai Artikulasi : tidak dapat dinilai
Posisi uvula : tidak dapat dinilai
Reflek muntah : tidak dapat dinilai
Menelan : tidak dapat dinilai
Daya pengecap lidah 1/3 belakang : tidak dapat dinilai
Pemeriksaan Motorik
Motorik Superior (Ka/Ki) Inferior (Ka/Ki)

Gerak + /+++++ + /+++++

Kekuatan 3/5 3/5

Tonus N/N N/N

Trofi E/E E/E

Reflek Fisiologis +/+ +/+

Reflek Patologis -/- -/-

Klonus -/- -/-


Sensibilitas
Sensoris Superior Inferior
Eksteroseptif

Refleks Patologis Rasa raba tidak dapat dinilai

Babinsky : -/- Rasa nyeri tidak dapat dinilai


Chaddock : -/-
Rasa suhu panas tidak dilakukan
Gordon : -/-
Rasa suhu dingin tidak dilakukan
Gonda : -/-
Proprioseptif
Schaefer : -/-
Tes posisi tidak dapat dinilai
Oppenheim : -/-
Tes vibrasi Tidak dilakukan
Bing : -/-
Hoffman Tromner : -/- Tes tekanan dalam Tidak dilakukan
Koordinasi dan keseimbangan
Susunan Saraf Otonom (Vegetatif)
Cara berjalan : Tidak dilakukan Miksi : Dalam batas normal
Test romberg : Tidak dilakukan Defekasi : Dalam batas normal
Disdiadokokinesis : Tidak dilakukan Keringat : Dalam batas normal
Tes telunjuk hidung : Tidak dilakukan
Tes tumit lutut : Tidak dilakukan
Laboratorium Nilai normal 3/8/2018
Hematologi
Hb (g/dL) 14-18 15,5
Ht (%) 41-54 40,9
Eritrosit (x106/uL) 4,37-5,63 4,75
Leukosit (x103/uL) 5-10 16,50
Trombosit (x103/uL) 150-450 334
MCV (fL) 80-92 86,1
Pemeriksaan MCH (pg) 27-31 32,6
MCHC (g/dL) 32-36 37,9
Laboratorium Kimia Darah
GDS (mg/dL) <140 195,7
Ureum (mg/dL) 19-44 37,7
Kreatinin (mg/dL) 0,9-1,3 1,83
SGOT <35 66,1
SGPT <41 19,0
Natrium 135-146 136,89
Kalium 3,5-5,5 2,76
Clorida 96-106 101,59
Kalsium Ion 1,1-1,35 1,02
pH 7,35-7,45 7,39
RESUME

Tn. A dibawa ke IGD RSUD Ahmad Yani Metro dengan keluhan utama penurunan kesadaran sejak
4 jam sebelum masuk rumah sakit. Awalnya pasien mengalami kejang dengan 2 kali serangan,
masing-masing selama 10 menit. Pasien tidak sadar saat mengalami kejang. Sebelumnya pasien
mengeluhkan nyeri kepala yang tidak juga membaik selama kurang lebih 2 minggu. Pasien juga
mengalami demam. Keluhan seperti ini baru pertama kali dialami oleh pasien. Pasien belum
pernah berobat sebelumnya terkait keluhan yang dialami.
Pada pemeriksaan fisik dalam batas normal, status neurologi sulit dinilai karena pasien tidak
sadar.
Pemeriksaan Penunjang
CT-Scan Kepala
Diagnosis

Diagnosis Klinis : penurunan kesadaran + konvulsi


Diagnosis Topis : Intracranial
Diagnosis Etiologis : Observasi abses cerebri
Tatalaksana
Pengobatan Medikamentosa Pengobatan Non-Medikamentosa
IVFD RL + Sohobion 20 gtt per menit Tirah baring
Inj. Phenitoin 3x1 O2 3lpm
Inj. Omeprazole 1x1 Pemasangan NGT
KSR 500mg 2x1 Pemasangan Kateter Urine
Metronidazole inf 4x500mg
PCT 500mg + Diazepam 2mg 3x1
Inj. Ceftriaxone 2x1 g
 Monitoring
◦ Tanda-tanda vital
◦ Kekuatan anggota gerak

• Edukasi
◦ menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang penyakit pasien
◦ menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang terapi pada pasien
(nonfarmakologi dan farmakologi)
◦ menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang pemeriksaan yang dilakukan
◦ menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang prognosis penyakit pasien
Prognosis
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad functionam : dubia ad malam
Ad sanactionam : dubia ad malam
S O A P
Keluhan Status Assesment Penatalaksanaan
04/8/2018
Pasien tidak sadar, KU : sakit berat Obs. Brain Tumor dd O2 2 lpm
kejang (-), demam (+) KS : E 3M 4V 2 Abses Cerebri Pemasangan NGT
TD : 110/80 Pemasangan Kateter urine
HR : 84x/m
SpO2 : 97%
RR : 22 x/m IVFD RL + Ketorolac/Sohobion
T : 38,5°C (bergantian) 20 gtt per menit
- Inj. Ceftriaxone 2x1 gr
- Inj. Omeprazole 1x1
Pupil
- Inj. Phenitoin 3x1
- KSR 2x500gr
Diameter : 2 mm/2 mm - Inj. Metronidazole inf
4x500mg
Bentuk pupil : bulat/bulat - PCT 500gr + Diazepa, 2gr
3x1
Isokor/anisokor: isokor

Posisi : ditengah

Direct pupil reflex : (+/+)

Indirect pupil reflex : (+/+)

Kekuatan Otot : superior 2/2


Inferior 2/2
Refleks fisiologis : superior +/+
Inferior +/+
Refleks patologis : superior -/-
Inferior -/-
06/08/2018
Paien sudah sadar. Lemas, demam KU : sakit berat Obs. Brain Tumor dd Abses IVFD IVFD RL + Ketorolac/Sohobion (bergantian)
menurun, mual muntah (-), nyeri KS : E 4M 6V 5 Cerebri 20 gtt per menit
kepala (+), orientasi baik, lemah TD : 130/80 - Ceftriaxone 2x1 gr
HR : 102x/menit - Omeprazole 1x1
anggota gerak sebelah kanan
SpO2 : 97% - Phenitoin 3x1
RR : 22 x/menit - KSR 2x500gr
T : 37,2°C - Metronidazole inf 4x500mg
- PCT 500gr + Diazepam, 2gr 3x1
Kekuatan Otot : superior 4/4
Inferior 4/4
Refleks fisiologis : superior +/+
Inferior +/+
Refleks patologis : superior -/-
Inferior -/-

07/08/2018
Nyeri kepala, demam(-), lemas, KU : sakit sedang Obs. Brain Tumor dd Abses Aff NGT
orientasi baik, nafsu makan baik KS : E 3M 4V 2 Cerebri
TD : 130/80 IVFD IVFD RL + Ketorolac/Sohobion (bergantian)
HR : 90x/m
20 gtt per menit
SpO2 : 97%
RR : 20 x/m - Ceftriaxone 2x1 gr
T : 37°C - Omeprazole 1x1
- Phenitoin 3x1
Kekuatan Otot : superior 5/5 - KSR 2x500gr
Inferior 5/5 - Metronidazole inf 4x500mg
Refleks fisiologis : superior +/+ - PCT 500gr + Diazepa, 2gr 3x1
Inferior +/+
Refleks patologis : superior -/-
Inferior -/-
Abses Cerebri
Definisi

Abses otak ( abses serebri ) adalah infeksi pada otak yang diselubungi kapsul dan
terlokalisasi pada satu atau lebih area di dalam otak.

Abses otak terdapat pada semua usia. Terbanyak pada usia dekade kedua dari
kehidupan, antara 20-50 tahun. Perbandingan antara penderita laki-laki dengan
perempuan adalah 3 : 1 atau 3 : 2.
Etiologi
 Sebagian besar abses otak timbul secara penyebaran langsung dari infeksi telinga tengah,
sinusitis, atau mastoiditis
 Trauma
 Penyakit Imunologik
Neuropatologik
Perjalanan bentuk abses otak oleh infreksi Streptococcus alfa hemolitikus secara histologis
dibagi dalam 4 fase :
• Early cerebritis ( hari ke 1 - 3 )
• Late cerebritis ( hari ke 4 – 9 )
• Early capsule formation ( hari ke 10 – 13 )
• Late capsule formation ( hari ke 14 atau lebih )
Gambaran Klinis
Sakit kepala Penurunan
Kejang
hebat kesadaran

Muntah-
Demam
muntah
Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium : Darah rutin
2. Radiologi :
a. Foto rontgen polos kepala, sinus, dan mastoid
b. Ct- Scan
Tatalaksana
1. Pemberian antibiotik
a. kombinasi Sefalosporin generasi III (ceftriaxone) dan Metronidazole
b. Penisilin G atau sefalosporin generasi III ( sefotaksim, seftriakson ) dapat digunakan untuk
Streptococci sp
c. Golongan penisilin resisten beta laktam ( oksasilin, metisilin, nafilin ) dengan dosis 1,5 g
setiap 4 jam IV atau vankomisin dosis 1 g setiap 12 jam IV
2. Pembedahan
a. Aspirasi
b. Kraniotomi Osteoplastik
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai