Disusun oleh :
Intan Fajar Ningtiyas, S.Ked
M. Ega Alfarizi, S.Ked
Rani Pratama Putri, S.Ked
Preceptor :
dr. Halomoan Simon Tambunan, Sp.S
Identitas Pasien
Nama : Tn. A
Tanggal lahir : 23 Oktober 1959
Umur : 58 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam
Status pernikahan : Menikah
Alamat : Bumi Jawa
Suku bangsa : Lampung
Tanggal masuk : 03 Agustus 2018
Pukul : 22.50
No. MR : 163401
ANAMNESIS
Didapatkan secara alloanamnesis
Leher
Pembesaran KGB (-), pembesaran tiroid (-), deviasi trakea (-)
Kesan : DBN
STATUS NEUROLOGI
Kesadaran : GCS = E2M5V2
Motorik
Pasif
Motorik Diam : tidak dapat dinilai
M. Maseter : tidak dapat dinilai Tertawa : tidak dapat dinilai
M. Temporalis : tidak dapat dinilai Meringis : tidak dapat dinilai
M. Pterigoideus : tidak dapat dinilai Bersiul : tidak dapat dinilai
Sensorik Menutup mata : tidak dapat dinilai
Ramus oftalmikus : tidak dapat dinilai Aktif
Ramus maksilaris : tidak dapat dinilai Mengerutkan dahi : tidak dapat dinilai
Ramus maksilaris : tidak dapat dinilai
Menutup mata kuat-kuat : tidak dapat dinilai
Refleks
Menggembungkan pipi : tidak dapat dinilai
Refleks kornea : +/+
Sensoris
Pengecapan 2/3 dpn lidah : tidak dapat dinilai
Otonom
Hiperlakrimasi : tidak dapat dinilai
Hipersalivasi : tidak dapat dinilai
Nervus VIII ( N.Acusticus)
Nervus XI (N. Assesorius)
Suara gesekan jari tangan : tidak dilakuan
M. Sternocleidomastoideus : tidak dapat dinilai
Mendengarkan detik arloji : tidak dilakuan
M. Trapezius : tidak dapat dinilai
Tes rinne : tidak dilakuan
Tes weber : tidak dilakukan
Nervus XII (N. Hipoglosus)
Tes swabach : tidak dilakukan
Menjulurkan lidah : tidak dapat menjulurkan lidah
Nervus IX, X (N. Glossopharyngeus, N. Vagus)
Atrofi lidah : tidak dapat dinilai
Suara bindeng/nasal : tidak dapat berbicara Fasikulasi lidah : tidak dapat dinilai
Arkus faring : tidak dapat dinilai Artikulasi : tidak dapat dinilai
Posisi uvula : tidak dapat dinilai
Reflek muntah : tidak dapat dinilai
Menelan : tidak dapat dinilai
Daya pengecap lidah 1/3 belakang : tidak dapat dinilai
Pemeriksaan Motorik
Motorik Superior (Ka/Ki) Inferior (Ka/Ki)
Tn. A dibawa ke IGD RSUD Ahmad Yani Metro dengan keluhan utama penurunan kesadaran sejak
4 jam sebelum masuk rumah sakit. Awalnya pasien mengalami kejang dengan 2 kali serangan,
masing-masing selama 10 menit. Pasien tidak sadar saat mengalami kejang. Sebelumnya pasien
mengeluhkan nyeri kepala yang tidak juga membaik selama kurang lebih 2 minggu. Pasien juga
mengalami demam. Keluhan seperti ini baru pertama kali dialami oleh pasien. Pasien belum
pernah berobat sebelumnya terkait keluhan yang dialami.
Pada pemeriksaan fisik dalam batas normal, status neurologi sulit dinilai karena pasien tidak
sadar.
Pemeriksaan Penunjang
CT-Scan Kepala
Diagnosis
• Edukasi
◦ menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang penyakit pasien
◦ menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang terapi pada pasien
(nonfarmakologi dan farmakologi)
◦ menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang pemeriksaan yang dilakukan
◦ menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang prognosis penyakit pasien
Prognosis
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad functionam : dubia ad malam
Ad sanactionam : dubia ad malam
S O A P
Keluhan Status Assesment Penatalaksanaan
04/8/2018
Pasien tidak sadar, KU : sakit berat Obs. Brain Tumor dd O2 2 lpm
kejang (-), demam (+) KS : E 3M 4V 2 Abses Cerebri Pemasangan NGT
TD : 110/80 Pemasangan Kateter urine
HR : 84x/m
SpO2 : 97%
RR : 22 x/m IVFD RL + Ketorolac/Sohobion
T : 38,5°C (bergantian) 20 gtt per menit
- Inj. Ceftriaxone 2x1 gr
- Inj. Omeprazole 1x1
Pupil
- Inj. Phenitoin 3x1
- KSR 2x500gr
Diameter : 2 mm/2 mm - Inj. Metronidazole inf
4x500mg
Bentuk pupil : bulat/bulat - PCT 500gr + Diazepa, 2gr
3x1
Isokor/anisokor: isokor
Posisi : ditengah
07/08/2018
Nyeri kepala, demam(-), lemas, KU : sakit sedang Obs. Brain Tumor dd Abses Aff NGT
orientasi baik, nafsu makan baik KS : E 3M 4V 2 Cerebri
TD : 130/80 IVFD IVFD RL + Ketorolac/Sohobion (bergantian)
HR : 90x/m
20 gtt per menit
SpO2 : 97%
RR : 20 x/m - Ceftriaxone 2x1 gr
T : 37°C - Omeprazole 1x1
- Phenitoin 3x1
Kekuatan Otot : superior 5/5 - KSR 2x500gr
Inferior 5/5 - Metronidazole inf 4x500mg
Refleks fisiologis : superior +/+ - PCT 500gr + Diazepa, 2gr 3x1
Inferior +/+
Refleks patologis : superior -/-
Inferior -/-
Abses Cerebri
Definisi
Abses otak ( abses serebri ) adalah infeksi pada otak yang diselubungi kapsul dan
terlokalisasi pada satu atau lebih area di dalam otak.
Abses otak terdapat pada semua usia. Terbanyak pada usia dekade kedua dari
kehidupan, antara 20-50 tahun. Perbandingan antara penderita laki-laki dengan
perempuan adalah 3 : 1 atau 3 : 2.
Etiologi
Sebagian besar abses otak timbul secara penyebaran langsung dari infeksi telinga tengah,
sinusitis, atau mastoiditis
Trauma
Penyakit Imunologik
Neuropatologik
Perjalanan bentuk abses otak oleh infreksi Streptococcus alfa hemolitikus secara histologis
dibagi dalam 4 fase :
• Early cerebritis ( hari ke 1 - 3 )
• Late cerebritis ( hari ke 4 – 9 )
• Early capsule formation ( hari ke 10 – 13 )
• Late capsule formation ( hari ke 14 atau lebih )
Gambaran Klinis
Sakit kepala Penurunan
Kejang
hebat kesadaran
Muntah-
Demam
muntah
Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium : Darah rutin
2. Radiologi :
a. Foto rontgen polos kepala, sinus, dan mastoid
b. Ct- Scan
Tatalaksana
1. Pemberian antibiotik
a. kombinasi Sefalosporin generasi III (ceftriaxone) dan Metronidazole
b. Penisilin G atau sefalosporin generasi III ( sefotaksim, seftriakson ) dapat digunakan untuk
Streptococci sp
c. Golongan penisilin resisten beta laktam ( oksasilin, metisilin, nafilin ) dengan dosis 1,5 g
setiap 4 jam IV atau vankomisin dosis 1 g setiap 12 jam IV
2. Pembedahan
a. Aspirasi
b. Kraniotomi Osteoplastik
TERIMA KASIH