Anda di halaman 1dari 14

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN MINUM

OBAT PADA PENDERITA SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA PROF.


DR. V. L. RATUMBUYSANG PROVINSI SULAWESI UTARA
Felly Rawa*, A. Joy. M. Rattu*, J. Posangi**
*Ilmu Kesehatan Masyarakat Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi
**Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

ABSTRAK
Skizofrenia merupakan gangguan mental yang membuat seseorang secara fisiologis mengalami
disfungsi, baik interaksi dengan dirinya sendiri maupun dengan orang--orang di sekelilingnya.
Kepatuhan pengobatan antipsikotik memainkan peran kunci pada pasien skizofrenia, dan
pengobatan yang teratur telah terbukti memperbaiki gejala dan mengurangi tingkat kekambuhan.
Sebuah kajian komprehensif melaporkan bahwa tingkat ketidakpatuhan pada pasien skizofrenia
sebesar 40% -50%. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki faktor yang terkait dengan
kepatuhan terhadap pengobatan pasien skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. V. L.
Ratumbuysang Provinsi Sulawesi Utara. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang
dilakukan di RSJ Prof. dr. V. L. Ratumbuysang Provinsi Sulawesi Utara pada bulan Pebruari –
April 2017. Populasi pada penelitian ini adalah keluarga inti pada pasien penderita skizofrenia
yang menjalani rawat jalan dan tercantum dalam rekam medic di Poliklinik RSJ Prof. dr. V. L.
Ratumbuysang Provinsi Sulawesi Utara dan sampel dalam penelitian ini sebanyak 66 responden.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai p value variabel keparahan penyakit (0,033), faktor
pengobatan (0,002), lingkungan keluarga (0,002) dan variabel petugas kesehatan (0,628) dengan
kepatuhan minum obat penderita skizofrenia dan variabel lingkungan keluarga adalah variabel
yang paling dominan terhadap kepatuhan minum obat pada pasien skizofrenia di RSJ Prof. Dr. R.
V. L. Ratumbuysang Provinsi Sulawesi Utara. Kesimpulan terdapat hubungan antara keparahan
penyakit, faktor pengobatan dan lingkungan keluarga dengan kepatuhan minum obat penderita
skizofrenia, sedangkan variabel petugas kesehatan tidak berhubungan dengan kepatuhan minum
obat penderita skizofrenia dan variabel lingkungan keluarga adalah variabel yang paling
dominan terhadap kepatuhan minum obat pada pasien skizofrenia di RSJ Prof. Dr. R. V. L.
Ratumbuysang Provinsi Sulawesi Utara.

Kata Kunci: Kepatuhan Minum Obat, Penderita Skizofrenia

ABSTRACT
Schizophrenia is a mental disorder that makes a person physiological dysfunction, interaction with
himself and eith those around him. Antipsychotic medication adherence play a key role in patients
of schizophrenia, and regular treatment has been shown to improve symptoms and reduce the
recurrence rate However, the treatment of non-compliance remains one of the greatest challenges
in psychiatry. A comprehensive assessment report that the level of non-compliance in
schizophrenic patients by 40% -50%. Poor adherence to antipsychotic treatment has a negative
impact on the course of the disease, resulting in increased risk of recurrence, back in the hospital
and suicide, as well as increased costs for the health system. The purpose of this study was to
investigate the factors associated with adherence to treatment of patients with schizophrenia in the
Mental Hospital Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang in North Sulawesi. This research was a
quantitative research conducted in RSJ Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang North Sulawesi province in
February – April 2017. The population in this study is the main family in patients with
schizophrenia outpatients and is listed in the record medic at the Polyclinic RSJ Prof. Dr. V. L.
Ratumbuysang North Sulawesi province and the sample in this study were 66 respondents. This
study showed that P value (0,033), Medication (0,002), Family (0,002) and health worker variable
(0,628) with medication adherence schizophrenic and family environment variable is the most
dominant variables to medication adherence in patients with schizophrenia in RSJ Prof. Dr. V. L.
Ratumbuysang in North Sulawesi. It is concluded there is a relationship between the severity of
disease, environmental factors, and treatment with medication adherence families of
schizophrenics, while the variable of health workers is not related to medication adherence
schizophrenic and family environment variable is the most dominant variables to medication
adherence in patients with schizophrenia in RSJ Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang in North Sulawesi.

Key Words: Medication Adherence, Patients With Schizophrenia

1
PENDAHULUAN dunia menderita skizofrenia. Di seluruh
Skizofrenia merupakan suatu sindrom dunia muncul 2000 kasus setiap tahun.
penyakit klinis psikopatologi yang Di amerika serikat >2000 orang
sangat menganggu dan mengakibatkan menderita skizofrenia (Sadock dan
gangguan pada kehidupan seseorang, Sadock, 2010).
yaitu keluarga dan Menurut World Health
komunitas/masyarakat. Gangguan Organization (WHO), skizofrenia adalah
psikologis ini adalah salah satu jenis bentuk yang parah dari penyakit mental
gangguan yang paling berhubungan yang mempengaruhi sekitar 7 per seribu
dengan pandangan popular tentang gila dari populasi orang dewasa, terutama
atau sakit mental. Skizofrenia pada kelompok usia 15-35 tahun,
merupakan salah satu gangguan jiwa prevalensinya tinggi disebabkan oleh
yang berat dan dialami manusia sejak kronisitas. Skizofrenia di seluruh dunia
usia muda dan dapat berkelanjutan di derita kira-kira 24 juta orang.
menjadi sebuah gangguan yang kronis Sembilan puluh persen penderita
bahkan dapat berujung pada kematian, skizofrenia berada di Negara
penyakit ini dapat menjadi lebih parah berkembang. Dirjen bina kesehatan
pada usia lanjut (lansia) karena masyarakat (Depkes) mengatakan
menyangkut pada segi fisik, psikologis jumlah penderita gangguan jiwa di
dan social budaya. Pada peringatan Hari masyarakat sangat tinggi, yakni satu dari
Kesehatan Jiwa Sedunia tanggal 10 empat penduduk Indonesia menderita
oktober 2014 World Mental Health Day kelainan jiwa dari ras cemas, depresi,
memiliki tema global yaitu Living With stress, penyalahgunaan obat, kenakalan
Schizophrenia, tema ini bertujuan untuk remaja,sampai skizofrenia. Hasil data
meningkatkan perhatian seluruh aspek Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada
masyarakat mengenai pentingnya tahun 2013 dan dikombinasikan dengan
penanganan dan perlakuan yang tepat data rutin dari Pusat Data dan Informasi
bagi penderita schizophrenia agar dapat (Pusdatin) penduduk Indonesia secara
kembali aktif serta produktif. nasional mengalami gangguan jiwa berat
Resiko menderita skizofrenia (skizofrenia) sebanyak 1,7 permil,
adalah 1% yang berarti bahwa satu sedangkan prevalensi di Sulawesi utara
orang dari 100 orang akan menderita yang mengalami skizofrenia sebanyak
skizofrenia dalam hidupnya. American 0,8%.
Psychiatric Association (2013) Gangguan jiwa berat
menyebutkan 1% populasi penduduk menimbulkan beban bagi pemerintah,

2
keluarga serta masyarakat oleh karena kekambuhan yang berulang kondisi
produktivitas penderita tersebut pasien bisa semakin memburuk dan sulit
menurun dan akhirnya menimbulkan kembali ke keadaan semula. Pengobatan
beban biaya yang besar bagi pasien dan skizofrenia ini harus dilakukan terus
keluarga. Dari sudut pandang menerus sehingga pasiennya nanti dapat
pemerintah, gangguan ini menghabiskan dicegah dari kekambuhan penyakit dan
biaya pelayanan kesehatan yang besar. dapat mengembalika fungsi untuk
Sampai pada saat ini masih terdapat produktif serta akhirnya dapat
pemasungan serta perlakuan yang salah meningkatkan kualitas hidupnya
pada pasien gangguan jiwa berat di (medicastore, 2009).
Indonesia. Berdasarkan masalah tersebut di
Penyebab penderita skizofrenia atas maka tujuan penelitiannya untuk
tidak teratur memakan obatnya adalah menganalisis faktor-faktor yang
karena adanya gangguan realitas dan berhubungan dengan kepatuh minum
ketidakmampuan mengambil keputusan, obat penderita skizofrenia di RSJ Prof.
dimana hospitalisasi yang lama memberi dr. V. L. Ratumbuysang provinsi
konsekuensi kemunduran pada klien Sulawesi Utara.
yang ditandai dengan hilangnya
motivasi dan tanggung jawab, apatis, METODE
menghindar dari kegiatan dan hubungan Penelitian ini merupakan penelitian
social, kemampuan dasar sering kuantitatif yang dilakukan di RSJ Prof.
terganggu, seperti perawatan mandiri dr. V. L. Ratumbuysang Provinsi
dan aktifitas hidup seharian. Kontinuitas Sulawesi Utara pada bulan Pebruari –
pengobatan dalam penatalaksanaan April 2017 dengan sampel 66
skizofrenia merupakan salah satu factor responden. Analisis data dimulai dari
utama keberhasilan terapi. Pasien yang Univariat, bivariat dan multivariat dan
tidak patuh terhadap pengobatan akan menggunakan uji chi-square.
memiliki resiko kekambuhan lebih
tinggi dibandingkan dengan pasien yang HASIL DAN PEMBAHASAN
patuh pada pengobatan. Ketidakpatuhan Hubungan Antara Keparahan
berobat ini yang merupakan alasan Penyakit Dengan Kepatuhan Minum
pasien kembali dirawat di rumah sakit. Obat Penderita Skizofrenia Di RSJ
Pasien yang kambuh membutuhkan Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang
waktu yang lebih lama untuk kembali Provinsi Sulawesi Utara
pada kondisi semula dan dengan

3
Tabel 1. Hubungan Antara Keparahan Penyakit Dengan Kepatuhan Minum Obat
Penderita Skizofrenia Di RSJ Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang
Provinsi Sulawesi Utara

Keparahan Kepatuhan Minum Obat


Patuh Tidak Patuh Total Nilai p OR
n % n % n %
Parah 35 55,6 19 30,2 54 87,5
Tidak 9 14,3 0 0,0 9 14,3 0,033
Parah
Total 44 69,8 19 30,2 63 100,0

Berdasarkan tabulasi silang Purnamisiwi (2015)


yang dilakukan antara keparahan mengevaluasi kepatuhan minum obat
penyakit dengan kepatuhan minum obat antipsikotik oral pasien skizofrenia di
penderita skizofrenia di RSJ Prof. Dr. V. instalasi rawat jalan rumah sakit jiwa
L. Ratumbuysang Provinsi Sulawesi daerah “X” Penelitian ini merupakan
Utara, diperoleh data bahwa jumlah penelitian non eksperimental dengan
responden yang parah sebanyak 59 rancangan penelitian survei deskriptif
responden (87,5%) dengan patuh minum yang dilakukan dengan pill count untuk
obat penderita skizofrenia sebanyak 35 menghitung persentase kepatuhan dan
responden (55,6%) dan tidak patuh melakukan wawancara terstruktur untuk
minum obat penderita skizofrenia menentukan faktor-faktor yang
sebanyak 19 responden (30,2%), mempengaruhi kepatuhan minum obat
sedangkan jumlah responden yang yang antipsikotik oral pasien skizofrenia di
tidak parah sebanyak 9 responden Instalasi Rawat Jalan RSJD “X”. Jumlah
(14,3%) dengan patuh minum obat sampel yang diteliti sebanyak 85 orang
penderita skizofrenia sebanyak 9 dengan kriteria inklusi pasien
responden (14,3%) dan tidak ada yang skizofrenia yang pernah dirawat di
patuh minum obat penderita skizofrenia. RSJD “X” periode 2010-2015, pasien
Berdasarkan hasil analisis uji chi-square rawat jalan usia 18-45 tahun yang
didapatkan hasil dengan nilai melakukan kontrol sebelumnya dan
p=0,033<α=0,05 yang menunjukkan bersedia menjadi responden. Hasil
terdapat hubungan yang bermakna penelitian menunjukkan sebanyak
antara keparahan penyakit dengan 68,24% (58 orang) patuh terhadap
kepatuhan minum obat penderita pengobatannya. Berdasarkan hasil
skizofrenia di RSJ Prof. Dr. V. L. penelitian, faktor yang paling
Ratumbuysang Provinsi Sulawesi Utara. berpengaruh dalam kepatuhan pasien

4
untuk minum obat adalah faktor mengikuti anjuran perubahan perilaku
penyakit dikarenakan keparahan atau atau diet.perilaku kepatuhan tergantg
stadium penyakit, pasien merasa sembuh pada situasi klinis tertentu, sifat penyakit
dan tidak mau minum obat. dan program pengobatan (Kaplan &
(Purnamisiwi, 2015) Faktor yang Sadock, 2010)
menyebabkan ketidakpatuhan minum Terapi yang dapat diberikan
obat antipsikotik oral paling tinggi pada pasien Skizofrenia beragam
adalah faktor penyakit sebesar 51,85%. bentuknya. Terapi psikososial
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dimaksudkan agar pasien mampu
faktor penyakit yang mempengaruhi kembali beradaptasi dengan lingkungan
ketidakpatuhan pasien dalam minum sosial sekitarnya, mampu merawat diri
obat dikarenakan pasien tidak yakin dan tidak bergantung pada orang lain
dengan pengobatan yang dijalani akan (Hawari, 2007). Sedangkan pasien
dapat menyembuhkan penyakitnya dan gangguan jiwa Skizofrenia yang
ketika pasien merasa lebih baik memilih berulang kali kambuh dan berlanjut
untuk menghentikan pengobatannya kronis serta menahun maka selain
tanpa rekomendasi dokter. program terapi seperti tersebut diatas
Kepatuhan (complience), juga diperlukan program rehabilitasi (Hawari
dikenal sebagai ketaatan (adherence) , 2007).
adalah derajat dimana pasien mengikuti
anjuran klinis dari dokter yang Hubungan Antara Faktor Pengobatan
mengobatinya. Contoh dari kepatuhan dengan Kepatuhan Minum Obat
adalah mematuhi perjanjian, mematuhi Penderita Skizofrenia Di RSJ Prof.
dan menyelesaikan program pengobatan, Dr. V. L. Ratumbuysang Provinsi
menggunakan medikasi secara tepat, dan Sulawesi Utara

Tabel 2. Hubungan Antara Faktor Pengobatan Dengan Kepatuhan Minum Obat Penderita
Skizofrenia Di RSJ Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang Provinsi Sulawesi Utara
Faktor Pengobatan Kepatuhan Minum Obat
Patuh Tidak Patuh Total Nilai p OR
n % n % n %
Baik 39 61,9 10 15,9 49 77,8
Kurang Baik 5 7,9 9 14,3 14 22,2 0,002 7,020
Total 44 69,8 19 30,2 63 100,0

Berdasarkan tabulasi silang dengan kepatuhan minum obat penderita


yang dilakukan antara faktor pengobatan skizofrenia di RSJ Prof. Dr. V. L.

5
Ratumbuysang Provinsi Sulawesi Utara, Samalin (2010) menjelaskan
diperoleh data bahwa jumlah responden hubungan obat yang dikonsumsi
yang menjawab baik sebanyak 49 mempengaruhi kepatuhan diantaranya
responden (77,8%) dengan patuh minum teruatama terkait dengan kemanjuran
obat penderita skizofrenia sebanyak 39 dan tolerabilitas antipsikotik. Pasien
responden (61,9%) dan tidak patuh skizofrenia tidak segera kambuh setelah
minum obat penderita skizofrenia putus obat, sehingga pasien beranggapan
sebanyak 10 responden (15,9%), kekambuhannya tidak ada hubungannya
sedangkan jumlah responden yang dengan putus obat. Selain itu jumlah
menjawab kurang baik sebanyak 14 obat dan kerumitan cara meminumnya
responden (22,2%) dengan patuh minum mempengaruhi kepatuhan pasien
obat penderita skizofrenia sebanyak 5 skizofrenia meminum obatnya. Makin
responden (7,9%) dan tidak patuh banyak jenis obat yang harus diminum
minum obat penderita skizofrenia tiap harinya, maka pasien akan
sebanyak 9 responden (14,3%). merasakan kesulitan mematuhi program
Berdasarkan hasil analisis uji chi-square pengobatan.
didapatkan hasil dengan nilai Pratiwi (2011) meneliti Faktor –
p=0,002<α=0,05 yang menunjukkan Faktor Yang Berhubungan Dengan
terdapat hubungan yang bermakna Kepatuhan Minum Obat Pada Pasien
antara faktor pengobatan dengan Skizofrenia Di Poliklinik RSJ Prof. Dr
kepatuhan minum obat penderita Hb Saanin Padang Tahun 2011. Hasil
skizofrenia di RSJ Prof. Dr. V. L. penelitian menunjukkan bahwa terdapat
Ratumbuysang Provinsi Sulawesi Utara. hubungan yang bermakna antara faktor
Pengobatan untuk mengatasi pengobatan dengan kepatuhan minum
gejala-gejala skizofrenia membutuhkan obat.
waktu yang lama. Pada umumnya Dalam penatalaksanaan
perilaku pasien skizofrenia sulit untuk skizofrenia, kontinuitas pengobatan
diarahkan. Mereka cenderung mudah merupakan salah satu faktor utama
bosan dan malas melakukan sesuatu. keberhasilan terapi. Menurut Ashwin
Lamanya penyakit tampaknya (2009), pasien yang tidak patuh pada
memberikan efek negative terhadap pengobatan akan memiliki resiko
kepatuhan pasien minum obat. Semakin kekambuhan lebih tinggi dibandingkan
lama pasien menderita skizofrenia, maka dengan pasien yang patuh pada
makin kecil pasien tersebut patuh pada pengobatan. Ketidakpatuhan berobat ini
pengobatannya (Anonim, 2006). yang merupakan alasan pasien kembali

6
dirawat di rumah sakit (Medicastore, Poliklinik Jiwa Rumah Sakit
2009). Prof Dr. V. L. Ratumbuysang Manado.
Kontuinitas pengobatan dalam Tujuan penelitian ini adalah untuk
penatalaksanaan skizofrenia merupakan mengetahui hubungan kepatuhan minum
salah satu faktor keberhasilan terapi. obat dengan prevalensi kekambuhan
Pasien yang tidak patuh dalam pasien skizofrenia di Poliklinik
pengobatan akan memilki resiko RumahSakit Prof. Dr. V.L.
kekambuhan lebih tinggi di bandingkan Ratumbuysang. Populasi dalam
dengan pasien yang patuh dalam penelitian ini keluarga dari pasien
pengobatan. Ketidakpatuhan berobat ini skizofrenia dan sampel yang di dapatkan
yang merupakan alasan kembali dirawat sebanyak 88 responden. Hasil penelitian
dirumah sakit. Pasien yang kambuh menunjukkan terdapat hubungan antara
membutuhkan waktu yang lebih lama kepatuhan minum obat dengan
dan dengan kekambuhan yang berulang, prevalensi kekambuhan pasien
kondisi pasien bisa semakin memburuk skizofrenia. Kepatuhan minum obat
dan sulit untuk dikembalikan ke keadaan pasien skizofrenia yang berobat jalan di
semula. Pengobatan skizofrenia ini poliklinikjiwa, membawa dampak yang
harus dilakukan terus menerus sehingga baik bagi pasien skizofrenia sehingga
pasien nantinya dapat dicegah dari prevalensi kekambuhan pasien
kekambuhan penyakit dan dapat skizofrenia selam 1 tahun tidak pernah,
mengembalikan fungsi untuk produktif hal ini di karenakan rutinnya pasien
serta akhirnya dapat meningkatkan melakukan pengobatan.
kualitas hidup (Yuliantika dkk, 2012).
Kaunang, dkk (2015) meneliti Hubungan Antara Lingkungan
hubungan kepatuhan minum obat Keluarga Dengan Kepatuhan Minum
dengan prevalensi kekambuhan pada Obat Penderita Skizofrenia Di RSJ
pasien skizofrenia yang berobat jalan di Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang
ruang Provinsi Sulawesi Utara

Tabel 3. Hubungan Antara Lingkungan Keluarga Dengan Kepatuhan Minum Obat


Penderita Skizofrenia Di RSJ Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang Provinsi Sulawesi Utara
Lingkungan Kepatuhan Minum Obat
Keluarga Patuh Tidak Patuh Total Nilai p OR
n % n % n %
Baik 28 44,4 4 6,3 32 50,8 0,002 6,562
Kurang Baik 16 25,4 15 23,8 31 49,5
otal 44 69,8 19 30,2 63 100,0

7
Berdasarkan tabulasi silang Ketidakpatuhan minum obat merupakan
yang dilakukan antara lingkungan salah satu penghambat pemulihan.
keluarga dengan kepatuhan minum obat Kepatuhan minum obat terkait erat
penderita skizofrenia di RSJ Prof. Dr. V. dengan aspek psikologis, misalnya
L. Ratumbuysang Provinsi Sulawesi masalah kebiasaan dan diperlukan juga
Utara, diperoleh data bahwa jumlah suatu motivasi yang kuat untuk sembuh.
responden yang menjawab baik Oleh sebab itu, berdasarkan pendekatan
sebanyak 32 responden (50,8%) dengan psikososial, dalam pemberian treatment,
patuh minum obat penderita skizofrenia terapi media atau biologis tidak dapat
sebanyak 28 responden (44,4%) dan berdiri sendiri. Salah satu cara agar
tidak patuh minum obat penderita pasien dapat patuh minum obat yaitu
skizofrenia sebanyak 4 responden dengan memberikan pendidikan
(6,3%), sedangkan jumlah responden kesehatan kepada pasien juga keluarga
yang menjawab kurang baik sebanyak tentang skizofrenia (Saputra & Hidayat,
31 responden (49,5%) dengan patuh 2010).
minum obat penderita skizofrenia Ambari (2010) meneliti
sebanyak 16 responden (25,4%) dan “Hubungan Antara Dukungan Keluarga
tidak patuh minum obat penderita Dengan Keberfungsian Sosial Pada
skizofrenia sebanyak 15 responden Pasien Skizorenia Pasca Perawatan Di
(23,8%). Berdasarkan hasil analisis uji Rumah Sakit” Penelitian ini bertujuan
chi-square didapatkan hasil dengan nilai untuk mengetahui hubungan antara
p=0,002<α=0,05 yang menunjukkan dukungan keluarga dengan
terdapat hubungan yang bermakna keberfungsian sosial pada pasien
antara lingkungan keluarga dengan Skizofrenia pasca perawatan di rumah
kepatuhan minum obat penderita sakit. Alat ukur yang digunakan pada
skizofrenia di RSJ Prof. Dr. V. L. penelitian ini berupa skala, yaitu Skala
Ratumbuysang Provinsi Sulawesi Utara. Dukungan Keluarga dan Skala
Kepatuhan minum obat terjadi Keberfungsian Sosial. Dari analisis data
bila aturan pakai obat yang diresepkan diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar
serta pemberiannya diikuti dengan 0,836 dengan p = 0,00 (p< 0.05. Angka
benar. Jika terapi ini akan dilanjutkan, tersebut menunjukkan bahwa terdapat
penting agar pasien mengerti dan dapat hubungan yang sangat signifikan antara
meneruskan pengobatan itu dengan variabel dukungan keluarga dengan
benar dan tanpa pengawasan keberfungsian sosial. Sumbangan efektif
(Purnamasari et all, 2013). dukungan keluarga terhadap

8
keberfungsian sosial pada pasien keluarga, preokupasi terhadap
Skizofrenia pasca perawatan di rumah ketakutan, serta semangat hidup.
sakit sebesar 69,9 % dan faktor-faktor Pernyataan ini didukung oleh hasil
lain memberi pengaruh sebesar 30,1 %. penelitian Saputra dan Hidayat (2010)
Pratiwi (2011) meneliti Faktor – yang menunjukkan bahwa pendidikan
Faktor Yang Berhubungan Dengan kesehatan tentang skizofrenia
Kepatuhan Minum Obat Pada Pasien memberikan dampak positif terhadap
Skizofrenia Di Poliklinik RSJ Prof. Dr kepatuhan minum obat.
Hb Saanin Padang Tahun 2011. Hasil Pendidikan kesehatan keluarga
penelitian menunjukkan bahwa terdapat diharapakan dapat menjadi sarana
hubungan yang bermakna antara faktor peberdayaan kelurga, baik ketika pasien
lingkungan responden dengan kepatuhan masih dirawat dirumah sakit maupun
minum obat. setelah pulang kerumah. Pendidikan
Sejalan dengan penelitian, kesehatan individu keluarga adalah
Natalia dkk, tahun 2013, menjelaskan pendidikana kesehatan yang diberikan
bahwa ada 56,4 % responden memiliki kepada keluarga pasien. Pendidikan
pengetahuan yang baik mengenai kesehatan keluarga jenis ini merupakan
pengobatan pasien skizofrenia, 43,5 % bagian dari asuhan keperawatan pasien
responden memiliki pengetahuan sedang (anggota keluarga yang sedang dirawat).
mengenai pengobatan pasien Materi pendidikan ini adalah cara
skizofrenia, 84,6 % responden patuh mengatasi masalah keperawatan yang
dalam menjalankan pengobatan dan dialami oleh pasien yang dapat
sebanyak 15,4 % tidak patuh dalam dilakukan oleh keluarga, baik dirumah
pengobatan. Disimpulkan bahwa ada sakit maupun dirumah.
hubungan yang signifikan antara tingkat Keluarga sebagai orang yang
pengetahuan dengan kepatuhan minum dekat dengan pasien, harus mengetahui
obat pasien skizofrenia. prinsip lima benar dalam minum obat
Pendidikan kesehatan tentang yaitu pasien yang benar, obat yang
skizofrenia sangat penting diberikan benar, dosis yang benar, cara/rute
kepada pasien dan keluarga. Oleh karena pemberian yang benar, dan waktu
kepatuhan minum obat dipengaruhi oleh pemberian obat yang benar dimana
berbagai aspek psikologis, antara lain kepatuhan terjadi bila aturan pakai
persepsi pasien mengenai pengobatan dalam obat yang diresepkan serta
medis, kaitan antara manfaat minum pemberiannya di di rumah sakit di ikuti
obat dengan harapan hidup, dukungan dengan benar. Ini sangat penting

9
terutama pada penyakitpenyakit terdiri dari (1) kuesioner karakteristik
menahun termasuk salah satunya adalah responden, (2) kuesioner dukungan
penyakit gangguan jiwa. Faktor keluarga, dan (3) kuesioner kepatuhan
pendukung pada klien, adanya minum obat. Uji reliabilitas cronbach
keterlibatan keluarga sebagai pengawas alpa pada kuesioner dukungan keluarga
minum obat pada keluarga dengan klien r=0,755 dan kuesioner kepatuhan
dalam kepatuhan pengobatan (Butar minum obat r = 0, 767. Hasil penelitian
Butar, 2012). menunjukan bahwa 65,6% responden
Berdasarkan hasil studi memberikan dukungan keluarga berada
terdahulu yang dilakukan oleh peneliti pada tingkatan yang baik 65,6%, 12,5%
kepada salah satu perawat di Poliklinik cukup dan 21,9% kurang. Sementara itu
Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi 62,5% pasien gangguan jiwa patuh
Sumatera Utara Medan dengan meminum obat dan 37,5% tidak patuh
melakukan wawancara, perawat meminum obat. Hasil analisa statistik
mengatakan bahwa masih banyak pasien menunjukan bahwa dukungan keluarga
skizofrenia yang masih tidak patuh berhubungan secara positif dengan
untuk minum obat, dilihat dari bulan kepatuhan pasien minum obat (r =
Januari sampai bulan Mei Tahun 2014 0,566; p = 0,01). Hal ini bermakna
masih ada 37 orang pasien yang masih bahwa ada hubungan yang signifikan
kambuh, tiap bulannya pun pasien yang antara dukungan keluarga dengan
mengambil obat kurang maksimal. kepatuhan pasien minum obat. Dapat
Peneliti juga menanyakan kepada disimpulkan semakin tinggi dukungan
perawat disitu tentang pendidikan keluarga dalam pengawasan minum obat
kesehatan apa saja yang dilakukan maka kepatuhan pasien dalam minum
kepada pasien skizofrenia, perawat obat juga semakin tinggi. Hasil
menanggapinya dengan mengatakan 4 penelitian ini diharapkan dapat
tidak pernah melakukan pendidikan membantu perawat dan keluarga untuk
kesehatan kepada pasiennya, tapi memberikan informasi yang benar dan
perawat hanya menasehati keluarga mendukung perawatan pasien dengan
pasien agar rajin untuk minum obat. gangguan jiwa.
Yoga (2011) meneliti hubungan Interaksi di dalam keluarga
dukungan keluarga dengan kepatuhan sangat mempengaruhi tingkat
pasien minum obat di poliklinik Rumah kekambuhan pada pasien skizofrenia.
Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Sebagai contoh, istilah
Utara Medan. Instrumen penelitian schizophrenogenic mother digunakan

10
untuk mendeskripsikan tentang sifat ibu dari keluarga seperti sikap bermusuhan,
yang dingin, menolak, dan sikap kritik, dan keterlibatan yang terlalu
dominan yang dapat menyebabkan dalam yang diberikan kepada anggota
skizofrenia pada anaknya. Di samping keluarga yang mempunyai Universitas
itu, istilah double bind communication Sumatera Utara gangguan psikologis
digunakan untuk menggambarkan gaya sering kali dapat menunjukkan
komunikasi yang menghasilkan pesan- kontribusi terhadap kekambuhan yang
pesan saling bertentangan yang pada terjadi pada orang tersebut (Durand,
akhirnya mengakibatkan perkembangan 2007).
skizofrenia.
Dukungan keluarga sangatlah Hubungan Antara Petugas Kesehatan
penting dalam hal memberikan Dengan Kepatuhan Minum Obat
kontribusi bukan pada onset skizofrenia Penderita Skizofrenia Di RSJ Prof.
tetapi pada kekambuhan yang terjadi Dr. V. L. Ratumbuysang Provinsi
setelah gejala-gejala awalnya Sulawesi Utara
terobservasi. Adanya expressed emotion

Tabel 4. Hubungan Antara Petugas Kesehatan Dengan Kepatuhan Minum Obat Penderita
Skizofrenia Di RSJ Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang Provinsi Sulawesi Utara
Petugas Kesehatan Kepatuhan Minum Obat Nilai p
Patuh Tidak Patuh Total OR
n % n % n %
Mendukung 39 61,9 16 25,4 55 87,3 0,628 1,462
Kurang Mendukung 5 7,9 3 4,8 8 12,7
Total 44 69,8 19 30,2 63 100,0

Berdasarkan tabulasi silang (25,4%), sedangkan jumlah responden


yang dilakukan antara petugas kesehatan yang menjawab kurang mendukung
dengan kepatuhan minum obat penderita sebanyak 8 responden (12,7%) dengan
skizofrenia di RSJ Prof. Dr. V. L. patuh minum obat penderita skizofrenia
Ratumbuysang Provinsi Sulawesi Utara, sebanyak 5 responden (7,9%) dan tidak
diperoleh data bahwa jumlah responden patuh minum obat penderita skizofrenia
yang menjawab mendukung sebanyak sebanyak 3 responden (4,8%).
55 responden (787,3%) dengan patuh Berdasarkan hasil analisis uji chi-square
minum obat penderita skizofrenia didapatkan hasil dengan nilai
sebanyak 39 responden (61,9%) dan p=0,628>α=0,05 yang menunjukkan
tidak patuh minum obat penderita tidak terdapat hubungan yang bermakna
skizofrenia sebanyak 16 responden antara petugas kesehatan dengan

11
kepatuhan minum obat penderita yang dapat dimengerti pasien sehingga
skizofrenia di RSJ Prof. Dr. V. L. sehingga dapat meningkatkan kepatuhan
Ratumbuysang Provinsi Sulawesi Utara. (Loebis, 2007).
Kepercayaan sangat Pratiwi (2011) meneliti faktor – faktor
mempengaruhi kepatuhan minum obat. yang berhubungan dengan kepatuhan
Menurut Buchanan (1992) semakin minum obat pada pasien skizofrenia di
tinggi kepercayaan pasien terhadap obat poliklinik RSJ Prof. Dr Hb Saanin
yang dikonsumsinya maka semakin Padang Tahun 2011. Hasil penelitian
tinggi pula kepatuhannya terhadap menunjukkan bahwa tidak terdapat
minum obat (Chi-Mei, 2003). hubungan yang bermakna antara faktor
Kualitas interaksi antara pasien pelayanan kesehatan dengan kepatuhan
dengan petugas kesehatan menentukan minum obat
derajat kepatuhan. Kegagalan pemberian
informasi lengkap tentang obat dari Hubungan Secara Bersama-Sama
tenaga 16 kesehatan bisa menjadi antara Keparahan Penyakit, Faktor
penyebab ketidakpatuhan pasien Pengobatan, Lingkungan Keluarga,
meminum obatnya. Menurut dan Faktor Petugas Kesehatan
Fleischhacker (2003) pemberian dengan Kepatuhan Minum Obat Pada
perawatan lanjutan ketika dirumah, Pasien Skizofrenia Di RSJ Prof. Drr.
keyakinan tenaga kesehatan terhadap V. L. Ratumbuysang Provinsi
suksesnya pengobatan, hubungan yang Sulawesi Utara
baik pasien dan tenaga kesehatan dan Hasil analisis dalam tabel diatas
efektivitas dari perawatan pada rawat menunjukan bahwa lingkungan keluarga
jalan mempengaruhi kepatuhan pasien adalah variabel paling dominan dengan
dalam menjalani program pengobatan. nilai wald 7,712 dengan antara petugas
Hubungan terapetik yang kesehatan dengan kepatuhan minum
dibangun tenaga kesehatan dengan obat penderita skizofrenia di RSJ Prof.
pasien merupakan suatu landasan atau Dr. V. L. Ratumbuysang Provinsi
dasar dari kepatuhan terhadap Sulawesi Utara
pengobatan. Pasien dan keluarga diberi Pratiwi, (2011) meneliti Faktor –
informasi tentang penyakitnya dan Faktor Yang Berhubungan Dengan
rencana pengobatan yang dilakukan. Kepatuhan Minum Obat Pada Pasien
Tenaga kesehatan dapat melakukan Skizofrenia Di Poliklinik Rsj Prof. Dr
perubahan dalam berkomunikasi dengan HB Saanin Padang Tahun 2011. Peneliti
pasien baik itu dengan gaya atau bahasa menyimpulkan Berdasarkan hasil

12
penelitian mengenai faktor-faktor yang KESIMPULAN
berhubungan dengan kepatuhan minum 1. Terdapat hubungan antara
obat pada pasien skizofrenia di keparahan penyakit dengan
Poliklinik RSJ Prof. Dr. HB Saanin kepatuhan minum obat penderita
Padang Tahun 2011 dapat diambil skizofrenia di RSJ Prof. dr. V. L.
kesimpulan Lebih dari separuh Ratumbuysang Provinsi Sulawesi
responden patuh minum obat; Sebagian Utara
besar responden memiliki pengetahuan 2. Terdapat hubungan antara faktor
baik tentang skizofrenia dan pengobatan dengan kepatuhan
pengobatannya; Lebih dari separuh minum obat penderita skizofrenia di
responden memiliki sikap yang positif RSJ Prof. dr. V. L. Ratumbuysang
terhadap pengobatannya; Lebih dari Provinsi Sulawesi Utara
separuh responden percaya terhadap 3. Terdapat hubungan antara
penyakit yang dideritanya dan lingkungan keluarga dengan
pengobatan yang dijalankannya; Lebih kepatuhan minum obat penderita
dari separuh responden memiliki faktor skizofrenia di RSJ Prof. dr. V. L.
lingkungan yang baik. Lebih dari Ratumbuysang Provinsi Sulawesi
separuh responden mendapatkan Utara
pelayanan yang baik dari tenaga 4. Tidak terdapat hubungan antara
kesehatan; Lebih dari separuh responden petugas kesehatan dengan kepatuhan
merasakan ada masalah terhadap obat minum obat penderita skizofrenia di
yang diminumnya. Terdapat hubungan RSJ Prof. dr. V. L. Ratumbuysang
yang bermakna antara faktor lingkungan Provinsi Sulawesi Utara
responden dengan kepatuhan minum 5. Variabel lingkungan keluarga adalah
obat; Tidak terdapat hubungan yang variabel yang paling dominan
bermakna antara faktor pelayanan terhadap kepatuhan minum obat
kesehatan dengan kepatuhan minum pada pasien skizofrenia di RSJ Prof.
obat; Terdapat hubungan yang bermakna drR. V. L. Ratumbuysang Provinsi
antara faktor pengobatan dengan Sulawesi Utara.
kepatuhan minum obat; Faktor dominan
yang berhubungan dengan kepatuhan DAFTAR PUSTAKA
minum obat pasien skizofrenia adalah Butar, B.O.D. 2011. Hubungan
faktor lingkungan pengetahuan keluarga dengan
tingkat kepatuhan pasien
skizofrenia di rumah sakit

13
daerah provinsi Sumatra utara Purnamisiwi, S. A., E. M. Sutrisna, dan
medan. Di unduh dari R. Yuliani. 2015. Evaluasi
http://repository.usu.ac.id/bitst Kepatuhan Minum Obat
ream Antipsikotik Oral Pasien
/123456789/32884/5/Chapter2 Skizofrenia Di Instalasi Rawat
0I.pd f (15 mei 2013) Jalan Rumah Sakit Jiwa
Kaunang, I., E. Kanine, dan V. Kallo. Daerah “X”. Fakultas Farmasi
2015. Hubungan Kepatuhan Universitas Muhammadiyah
Minum Obat Dengan Surakarta
Prevalensi Kekambuhan Pada Yoga, M. I. S. 2011. Hubungan
Pasien Skizofrenia Yang Dukungan Keluarga Dengan
Berobat Jalan Di Ruang Kepatuhan Pasien Minum
Poliklinik Jiwa Rumah Sakit Obat Di Poliklinik Rumah
Prof Dr. V. L. Ratumbuysang Sakit Jiwa Daerah Provinsi
Manado . Jurnal Keperawatan, Sumatera Utara Medan.
Vol 3, No 2 Fakultas Keperawatan
Pratiwi, I. 2011. Faktor – Faktor Yang Universitas Sumatera Utara
Berhubungan Dengan 2011
Kepatuhan Minum
Obat Pada Pasien Skizofrenia Di
Poliklinik Rsj Prof. Dr HB
Saanin Padang Tahun 2011

14

Anda mungkin juga menyukai