TINJAUAN PUSTAKA
menyebabkan timbulnya pikiran, persepsi, emosi, gerakan dan perilaku yang aneh
melainkan diduga sebagai suatu sindrom atau proses penyakit yang mencakup
penyakit otak neurologis yang berat dan terus menerus.Respons dapat berupaya
tumpul atau datar, berkurangnya motivasi, atensi, pasif, apatis, defisit perhatian,
dan penarikan diri. Gejala lainnya dapat bertambah meliputi waham, halusinasi,
gangguan pemikiran, bicara kacau, perilaku bizar, dan afek tidak sesuai (Stuart,
2016).
dan perilaku sosialnya (Sutini & Yosep, 2016). Direja (2017) mengatakan bahwa
gangguan pada proses pikir penderita dan adanya disharmoni (keretakan maupun
8
9
karena adanya efek dari waham dan halusinasi yang berujung pada timbul
terusmenerus. Efek dari penyakit ini berupa adanya respons yang sangat
bersifat kronis, berat, dan melumpuhkan ditandai dengan adanya gejala halusinasi,
perencanaan, motivasi yang berkurang dan memiliki afek yang tumpul (Emsley et
al., 2013).
belum ditemukan secara pasti. Namun dari beberapa penelitian yang telah
antara genetika, lingkungan, struktur dan senyawa kimia pada otak yang berubah
mungkin memliki peran atas terjadinya skizofrenia (Sansa et al., 2016., Krisnani
berdasarkan dari beberapa penelitian antara lain karena faktor genetik, virus, auto
0,9%. Selain itu studi yang dilakukan terhadap orang yang kembar terutama
kembar identik juga akan berperan mengalami skizofrenia sebanyak 59,20% dan
infeksi selama kehamilan dan kekurangan gizi yang cukup berat terutama pada
trimester kehamilan.
1) Individu
2017).
2) Keluarga
baik secara fisik, psikologis, kesehatan, ekonomi maupun sosial (Rofail et al.,
rutinitas dan pekerjaan sehari-hari serta banyaknya waktu yang mereka habiskan
Selain itu, beban lain yang juga dirasakan keluarga sebagai caregiver adalah
secara pribadi seperti adanya peningkatan rasa cemas, stres dan bahkan depresi
budaya dan bahkan keluarga mereka sendiri juga tidak mendukung dengan
untuk tinggal di Rumah Sakit Jiwa dengan alasan secara sosial mereka tidak ada
hanya mengalami adanya disfungsi psikobiologis dan bukan sebagai akibat dari
baik, penderita dapat ditolong untuk berfungsi secara terus menerus dan bisa
skizofrenia tergantung pada fase penyakit apakah bersifat akut atau kronis. Fase
akut biasanya ditandai gejala psikotik dan masih baru dialami atau yang kambuh
yang perlu segera diatasi. Tujuan terapi yang diberikan di fase akut ini adalah
dan halusinasi hilang dalam waktu 2-3 minggu. Di fase 4-8 minggu penyandang
masuk ke tahap stabilisasi dengan gejala sedikit banyak sudah teratasi, tetapi
resiko relaps masih tinggi, apalagi bila pengobatan terputus atau penyandang
mengalami stress. Jika serangan skizofrenia baru yang pertama kali, maka sesudah
serangan bersifat lebih dari satu kali, maka sesudah gejala mereda, obat diberi
terus selama satu atau dua tahun. Pemilihan didalam penggunaan obat antipsikotik
b. Non Farmakoterapi
mandiri di rumah sakit. Pemberian obat akan menjadi sia-sia, apabila tidak
ditunjang oleh peran serta dukungan keluarga yang tentunya mempunyai tanggung
jawab penting agar dapat merawat pasien skizofrenia di rumah dengan baik. Salah
satu terapi Non Farmakologi yang bisa digunakan adalah dengan melakukan terapi
kepada anggota keluarga dengan gangguan jiwa, peran keluarga menjadi unsur
dengan gangguan jiwa setelah mereka selesai menjalani program perawatan. Hal
perilaku anggota keluarga dengan gangguan jiwa. Terapi keluarga yang paling
gangguan jiwa adalah terapi psikoedukasi keluarga. Terapi ini bertujuan bukan
namun juga aspek psikososial dan mengurangi kecemasan yang dirasakan oleh
2) Terapi Psikoreligius
spiritual. Terapi semacam ini lebih banyak melakukan pendekatan kepada Maha
Pencipta dengan cara melakukan ritual keagamaan, sholat, mengaji, berdoa, dzikir
maksimal dan bersifat rutin maka akan menjadi sebuah tindakan yang efektif
dirasakan oleh anggota keluarga dan dapat diakses (Anggota keluarga menerima
dukungan serta pendukung siap untuk memberikan bantuan dan juga pertolongan
jika dibutuhkan). Dukungan keluarga dapat berasal dari dalam keluarga seperti
dukungan dari pasangan, orang terdekat, atau keluarga besar (dalam jaringan
keluarga dan lingkungannya. Tiga dimensi interaksi sosial yang bersifat timbal
balik (Sifat dan frekuensi dari hubungan timbal balik), komunikasi yang terjaga,
anggota keluarga. Dukungan keluarga merupakan proses yang terjadi selama masa
hidup, dengan sifat dan tipe dukungan yang bervariasi pada masing-masing tahap
dengan penuh kompetensi dan sumber. Hal tersebut meningkatkan adaptasi dan
keluarga berdasarkan kumpulan dari isyarat, persepsi dan saran anggota keluarga.
(Friedman, 2013).
2) Dukungan Instrumental
bantuan finansial dengan menyediakan dana untuk biaya pengobatan, dan material
mana benda atau jasa akan mambantu memecahkan masalah kritis, termasuk di
hari, menyediakan informasi dan fasilitas, menjaga dan merawat saat sakit, serta
sumber untuk mencapai tujuan praktis. Meskipun sebenarnya, setiap orang dengan
sumber- sumber yang tercukupi dapat memberi dukungan dalam bentuk uang atau
perhatian yang bertujuan untuk proses pengobatan. Akan tetapi, dukungan nyata
akan lebih
efektif bila dihargai oleh penerima dengan tepat. Pemberian dukungan nyata akan
3) Dukungan Informasional
rumah atau di rumah sakit jiwa, memberikan nasihat, pengarahan, saran, atau
umpan balik tentang apa yang dilakukan oleh sesorang. Keluarga dapat
menyediakan informasi dengan menyarankan tempat, dokter, dan terapi yang baik
bagi dirinya dan tindakan spesifik bagi individu untuk melawan stressor. Pada
informasi.
4) Dukungan Emosional
suatu masalah, bantuan dalam bentuk semangat, empati, rasa percaya, perhatian,
pasien yang dirawat di rumah atau di rumah sakit jiwa. Jenis dukungan bersifat
emosional atau menjaga keadaan emosi atau ekspresi. Yang termasuk dukungan
emosional ini adalah ekspresi dari empati, kepedulian, dan perhatian kepada
dan merasa dicintai saat mengalami masalah, bantuan dalam bentuk semangat,
kehangatan personal, cinta, dan emosi. Jika stres mengurangi perasaan seseorang
yang dilakukan oleh Firmansyah (2017) menunjukkan ada beberapa faktor yang
1. Pengetahuan
pengetahuan baik tidak begitu jauh dengan keluarga yang memiliki tingkat
2. Spiritual
nilai tertinggi dari spiritual keluarga adalah memiliki keyakinan bahwa penyakit
yang diderita adalah kehendak tuhan dan nilai terendah didapatkan dari spiritual
keluarga yaitu memberikan keyakinan kepada anggota keluarga untuk selalu menjaga
kesehatan mereka.
3. Emosional Keluarga
masalah yang dihadapi, hal tersebut dipengaruhi dengan adanya perbedaan usia,
4. Tingkat Ekonomi
yang memiliki penghasilan diatas rata-rata cenderung memiliki nilai skor yang
Menurut Gajski dan Karlovic (2008) Kepatuhan adalah sebuah istilah yang
dari perawat atau dokter. Perkin (2002) mengatakan bahwa kepatuhan merupakan
keputusan yang diambil oleh klien setelah membandingkan risiko yang dirasakan
jika tidak patuh dan keuntungan dari pengobatan. Jadi berdasarkan pengertian
diatas, bahwa kepatuhan merupakan kewenangan atau keputusan setiap pasien
kepatuhan pada klien skizofrenia terdiri dari kepatuhan melakukan kontrol setelah
anjuran tenaga kesehatan berupa perubahan pola hidup (contohnya cara mengatasi
masalah) sesuai dengan psikoterapi yang diberikan. Regimen terapi pada klien
ketekunan dari klien dalam pengobatan. Menurut Herdman (2012) salah satu
Berhasilnya suatu terapi tidak ditentukan oleh diagnosis dan pemilihan obat yang
tepat kepatuhan pasien untuk mengikuti terapi yang telah di tentukan, Salah satu
Niven (2002) mengatakan bahwa kepatuhan yang dimaksud pada pasien, yaitu
ketaatan dan kemauan yang baik dari pada pasien untuk selalu melakukan kontrol
yaitu rawat jalan kepelayanan kesehatan berupa unit rawat jalan/ poliklinik rumah
sakit jiwa setiap bulan setelah pasien menjalani rawat inap. Kontrol rutin/
perawatan jalan kesehatan perlu dilakukan oleh pasien agar tidak terjadi putus
obat, dan para tenaga kesehatan juga dapat mengetahui perkembangan pasien.
Kepatuhan kontrol
berobat adalah kepatuhan (keteraturan) klien skizofrenia terhadap pengobatan
dilihat dari datang atau tidaknya klien yang sudah ditetapkan, dihitung dari
adalah yang menyediakan pengobatan secara teratur dan lengkap tanpa terputus
minimal 6 bulan sampai 9 bulan. Sedangkan penderita dikatakan lalai jika tidak
datang lebih dari 3 hari sampai 2 bulan dari tanggal perjanjian (Putri, 2013).
yaitu:
a. Faktor individu
dialaminya. Tingkat kepatuhan wanita lebih tinggi daripada pria, wanita muda
lebih patuh dari wanita tua. Klien dengan gejala positif (waham dan maniak) sulit
patuh terhadap pengobatan karena merasa dipaksa dan takut diracuni. Kebiasaan
mempengaruhi kepatuhan, klien yang paham akan instruksi obat cenderung lebih
terpusat perhatian pada diri sendiri. Sehingga klien merasa tidak ada motivasi,
terhadap penyakit, keyakinan agama dan budaya dan biaya finansial juga
b. Faktor lingkungan
yang dapat diterima oleh klien. Keluarga berperan dalam pengambilan keputusan
Selain faktor dukungan keluarga, ada faktor lain yang mempengaruhi dalam
kepatuhan minum obat diantaranya yaitu jarak tempat tinggal. Jarak tempat
tinggal dengan rumah sakit juga menjadi penyebab ketidakpatuhan dalam berobat.
Jarak tempat tinggal merupakan jauh dekatnya perjalanan yang harus ditempuh
jarak tempat tinggal dari fasilitas kesehatan, semakin besar risiko terjadinya
ketidakpatuhan berobat.
c. Faktor pengobatan
Faktor yang berhubungan dengan pengobatan antara efek samping, dosis yang
yang harus diminum. Semakin banyak jumlah obat yang direkomendasikan maka
bahwa program terapeutik seperti kompleksitas program dan efek samping yang
Sebagian besar obat memiliki waktu pencapaian efek terapeutik yang cukup
lama, sehingga klien tidak segera merasakan manfaat obat yang diminum selama
ini. Tetapi, klien akan merasakan efek samping yang kurang menyenangkan
terlebih dahulu dibandingkan manfaat obat. Klien skizofrenia juga tidak segera
kambuh setelah putus obat, sehingga klien beranggapan kekambuhannya tidak ada
hubungannya dengan putus obat. Selain itu jumlah obat dan kerumitan cara
Makin banyak jenis obat yang harus dia minum tiap harinya, maka klien akan
kepatuhan. Kegagalan pemberian informasi yang lengkap tentang obat dari tenaga