PENDAHULUAN
Kesehatan jiwa pada saat ini semakin menjadi masalah utama, terutama di
negara-negara maju. Walaupun masalah kesehatan jiwa bukan menjadi salah
satu masalah penyebab kematian secara langsung, namun masalah kesehatan
ini dapat menimbulkan ketidak mampuan seseorang untuk berkarya dan tidak
tepat dalam berperilaku sehingga menimbulkan masalah bagi suatu
kelompok, termasuk masyarakat (Irmansyah, 2003)
Who menyebutkan tidak kurang dari 450 juta penderita gangguan jiwa
ditemukan di dunia (Gemari, 2009). Gangguan jiwa penduduk dunia seiring
laju modernisasi semakin meningkat, data dari WHO tahun 2000 memperoleh
angka gangguan jiwa yang semula 12% meningkat menjadi 13%
ditahun2001, WHO bahkan memprediksi angka gangguan jiwa penduduk
dunia akan meningkat hingga 15% pada tahun 2015.
1
2
Skizofrenia adalah gangguan jiwa psikotik paling lazim dengan ciri hilangnya
perasaan efektif etau respons emosional dan menarik diri dari hubungan
antar pribadi normal. Sering kali diikuti dengan delusi dan halusinasi
(Priyanto dalam Puspitasari, 2009).
Dari catatan medik Rumah Sakit Jiwa Sambang Lihum Gambut Banjarmasin
didapatkan angka kejadian skizofrenia yang berobat rawat jalan dan rawat
inap dari tahun 2013 rawat inap sebanyak 1.271 kasus sedangkan rawat jalan
sebanyak 7.460 kasus. Pada tahun 2014 rawat inap sebanyak 1.637 kasus
sedangkan rawat jalan sebanyak 8.872 kasus. Pada tahun 2015 rawat inap
sebanyak 1.216 kasus sedangkan rawat jalan sebanyak 9.274 kasus.
3
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di
bawah suatu atap dalam keadaan saling membutuhkan satu sama lain
(Depkes, cit Eeffendi, 1998). Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (2000), keluarga adalah sanak keluarga yang bertalian oleh turunan
atau saudara yang bertalian oleh perkawinan, orang seisi rumah, anak, suami,
atau istri.
Dari data studi pendahuluan yang dilakukan pada tangal 11 Januari 2016
didapat data dari unit rekam medik di Rumah Sakit Jiwa Sambang Lihum dari
data rawat inap pada tahun 2015 didapatkan skizofrenia tidak terdefesiensi
atau Terince sebanyak 437 kasus, skizofrenia paranoid sebanyak 411 kasus,
skizofrenia hebefrenik sebanyak 163 kasus, skizofrenia residual sebanyak 145
kasus. Dan data rawat jalan pada skizofrenia paranoid sebanyak 54 kasus,
skizofrenia terdefesiensi atau terince sebanyak 40 kasus, skizofrenia residual
sebanyak 10 kasus, skizofrenia hebefrenik sebanyak 17 kasus dan skizofrenia
katatonik sebanyak 8 kasus.
Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan di unit rawat jalan Rumah Sakit
Jiwa Sambang Lihum pada tanggal 3 februari 2016 dengan wawancara
kepada 10 orang anggota keluarga pasien, didapatkan data bahwa sebagian
besar yang mengalami persepsi negatif adalah 7 orang dan 3 orang anggota
keluarga lainnya memiliki persepsi yang positif. Dari 10 orang anggota
keluarga 7 orang yang mengalami persepsi negatif beban keluarganya adalah
psikologis dan pengetahuan terhadap penyakit yang kurang, dan 3 orang
lainnya mengalami persepsi positif dan beban keluarga berkurang terhadap
psikologis dan pengetahuan keluarga terhadap penyakit yang memadai.