Anda di halaman 1dari 10

Vol.2 No.

5 Oktober 2021 1451


……………………………………………………………………………………………………...
HUBUNGAN BEBAN SOSIAL DENGAN KEMAMPUAN KELUARGA MERAWAT
PASIEN SKIZOFRENIA PASCA PASUNG DI WILAYAH KABUPATEN BUNGO –
JAMBI

Oleh
Muhhammad Pauzi
Jurusan Keperawatan, UNDHARI
Universitas Dharmas Indonesia; Jalan Lintas Sumatera km 18 Koto Baru Kabupaten
Dharmasraya Propinsi Sumatera Barat 27681 website: http://undhari.ac.id
Email: muhhammad.pauzi@gmail.com

Abstrak
Skizofrenia merupakan gangguan jiwa berat yang mengganggu fikiran ditandai dengan perilaku
aneh, emosi, proses berfikir dan persepsi yang menganganggu orag lain, sehingga orang yang
skizofrenia sering mendapatkan berbagai pikiran negative dan diskriminasi seperti ditelantarkan
hingga dipasung oleh keluarga. salah satu tanggung jawab yang harus dilakukan oleh tenaga
kesehatan, keluarga kepada pasien skizofrenia pasca pasung adalah mencegah terjadinya
kekambuhan memulai keterlibatan dalam mengendalikan gejala. Hal tersbut menjadi beban dan
kemampuan pada keluarga saat merawat pasien skizofrenia pasca pasung. Penelitian ini
bertujuan untuk melihat hubungan beban dengan kemampuan keluarga merawat pasien pasca
pasung di Wilayah Kabupaten Bungo. Penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan
cross sectional. Sempel berjumlah 91 0rang keluarga, di ambil dengan menggunakan teknik
proportional randam sampling. Hasil uji chi square didapatkan ada hubungan beban sosial
dengan kemampuan keluarga dengan nilaip value =0,000. Beban sosial sangat mempengaruhi
kemampuan keluarga dalam merawat pasien skizofrenia.
Kata Kunci: Skizofrenia, Pasung, beban dan Kemampuan, Keluarga

PENDAHULUAN
Skizofrenia adalah gangguan mental (2014) terdapat sekitar 35 juta orang depresi,
yang berat, dimana seseorang tidak mampu 60 juta orang bipolar, 21 juta skizofrenia, serta
mengenali atau tidak memiliki kontak dengan 47,5 juta dimensia. Di Nigeria menunjukkan
realitas atau memiliki tilikan (insigth) yang bahwa Skizofrenia terjadi pada semua populasi
buruk (Espinosa, 2016;Riskesdas, 2013). dengan prevalensi pada kisaran 1,4 dan 4,6 per
Menurut Abdel, Hassan, Mohamed, Ezzat, dan 1000 dan tingkat kejadian pada kisaran 0,16
Elnaser, (2011), skizofrenia merupakan dan 0,42 per 1000 populasi, studi tersebut
gangguan dalam fungsi alam fikiran berupa mengungkapkan bahwa rata-rata 58,19 % dari
disorganisasi (kekacauan) dalam isi fikiran pasien yang dirawat adalah pasien Skizofrenia
yang ditandai antara lain; gejala gangguan (Afolayan, Peter, & Amazueba 2015).
pemahaman (delusi, waham), gangguan Di Indonesia prevalensi gangguan jiwa
persepsi, dan daya realitas yang terganggu berat, seperti skizofrenia sebanyak 1,7 per
ditandai dengan perilaku aneh. Sehingga 1.000 penduduk atau sekitar 400.000 orang
skizofrenia merupakan gangguan jiwa berat menderita skizofrenia. Jumlah terbanyak ada
yang menganggu fikiran yang ditandai dengan di DI Yogyakarta dan Aceh yaitu sebesar 2,7
perilaku aneh, emosi, proses berfikir dan per 1.000 penduduk. Selanjutnya jumlah
persepsi yang terganggu terhadap orang lain. terbanyak kedua di Kepulauan Riau yaitu
Menurut data World Health organization, sebanyak 2,2 per 1.000 penduduk. Sedangkan

……………………………………………………………………………………………………...
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
1452 Vol.2 No.5 Oktober 2021
………………………………………………………………………………………………………
di Provinsi Jambi sebanyak 0,9 per 1.000 keluarga, 68% Keluarga mengalami
penduduk yang mengalami skizofrenia, artinya gangguan mental secara umum hingga
1 dari 1.000 orang mengalami skizofrenia di mempunyai ide untuk bunuh diri. Beban yang
Jambi (Riskesdas, 2013). Dalam Penelitian dialami oleh Kelaurga dapat berupa beban
Robila dan Studies, (2016), prevalensi fisik, psikologis dan sosial (Ellah, Pohan, &
skizofrenia yang sangat parah dan menjadi Sugiarti, 2013). Keluarga merupakan orang
beban ekonomi yang sangat besar diseluruh yang paling lama berinteraksi dengan orang
dunia, di Amerika Serikat sebanyak 2 – 5% dengan skizofrenia pasca pemasungan.
pengeluaran perawatan kesehatan jiwa yang Tanggung jawab merawat menjadikan
dikeluarkan dan biaya sekitar lima puluh keluarga harus menjalankan barbagai fungsi
meliar dolar setiap tahunya, 75% orang dengan dalam keluarga. Rasa khawatir, ketegangan
skizofrenia tidak dapat bekerja dan atau konflik dan tuntutan kenyamanan dari
menganggur. Orang yang skizofrenia akan anggota keluarga yang lain mengakibatkan
menujukan gejala yang aneh yaitu positif ( keluarga dihadapkan pada konflik keluarga
delusi ) dan negatif (afek datar, isolasi sosial). (Kemenkes, 2016). Keluarga merupakan
Sehingga orang skizofrenia sering sistem pendukung yang utama dalam
mendapatkan berbagai stigma negatif dan memberikan perawatan langsung pada setiap
diskriminasi seperti; ditelantarkan hingga keadaan sehat sakit penderita. Umumnya
dipasung oleh keluarganya. keluarga meminta bantuan tenaga kesehatan
Hal ini menunjukkan bahwa masih jika mereka tidak sanggup lagi merawat
banyak ditemukan penderita gangguan jiwa klien(Yosep & Iyus 2010). Kemampuan
yang dipasung di masyarakat sehingga untuk keluarga merupaka gabungan pengetahuan dan
mengatasi hal tersebut pemerintah Indonesia sikap keluarga dalam merawat penderita yang
merencanakan bebas pasung. Pasien pasca mengalami gangguan jiwa. Ketidakmampuan
pasung yang selanjutnya dirawat di RSJ dan keluarga bisa disebabkan karena keluarga
dikembalikan pada keluarga adalah pasien mengalami kelelahan secara fisik maupun
dalam masa pengobatan dan penyembuhan mental selama merawat anggota keluarga yang
karena mereka masih terus minum obat dan mengalami gangguan jiwa, Dampak yang
melakukan kontrol kesehatan, baik di rumah dirasakan keluarga selama merawat penderita
sakit maupun Pusat Kesehatan Masyarakat yang kelelahan atau merawat terlalu lama
(Puskesmas), yang masih menunjukkan mempengaruhi sikap keluarga dalam
perilaku agresif seperti mudah marah dan memberikan perawatan bagi penderita
mengamuk sehingga berdampak pada keluarga sehingga kemampuan keluarga menjadi kurang
melakukan pemasungan kembali baik (Varlinda & Hastuti 2017).
(Reknoningsih, Daulima, & Putri 2015). Peneliti telah melakukan studi
Keluarga dihadapkan oleh berbagai pendahuluan mengenai beban dan kemampuan
pengalaman dalam merawat pasien dengan wawancara keluarga yang merawat
skizofrenia, terutama pengalaman beban pasien skizofrenia pasca pasung di Wilayah
keluarga menjadi masalah global pada saat ini Puskesmas Kabupaten Muara bungo awal
(Marquez & Ramírez 2011). Tingkat beban Desember 2017, dari 10 keluarga 7 orang
yang dialami oleh keluarga dalam merawat diantaranyawawancara di antaranya
pasien skizofrenia berada di tingkat menengah mengatakan pasien sudah mengalami
dan tinggi (Bai et al., 2014;Geriani, Savithry, gangguan jiwa lebih kurang 13 tahun selama
Shivakumar, & Kanchan, 2015). Penelitian itu juga pasien dipasung sebanyak 3 kali dan
Yazici et al., (2016), menyatakan bahawa sebanyak 4 kali pasien masuk rumah sakit jiwa
akibat dari tingginya beban yang dialami oleh dan mengeluhkan adanya masalah dalam
………………………………………………………………………………………………………
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.2 No.5 Oktober 2021 1453
……………………………………………………………………………………………………...
merawat pasien skizofrenia pasca pasung Berdasarkan asuhan keperawatan jiwa
seperti masalah keuangan yaitu biaya untuk menurut Stuart (2016), penilaian stresor
akomodasi berobat dan pemenuhan kebutuhan skizofrenia dibagi dalam aspek kognitif,
sehari – hari, keterbatasan dan ketergantungan afektif, fisiologis, perilaku, dan sosial. Namun,
waktu pasien kepada anggota keluarga yang secara umum tanda dan gejala skizofrenia
merawat, kesibukan keluarga yang menjadi dibagi dalam tanda dan gejala yang positif
tanggung jawab karena merawat pasien, serta negatif. Gejala positif adalah gejala
keluarga merasakan malu dengan teman dan dimana perilaku yang muncul berlebihan
tetangga kerena keberadaan pasien serta dibandingkan dengan perilaku normal. Namun
ketakutan pasien melakukan kekerasan pada gejala positif ini akan berespon terhadap
keluarga. semua obat antipsikotik. Gejala positif ini
Keluarga juga mengungkapkan juga biasanya akan memunculkan perilaku agresif
merasakan dampak dalam merawat pasien dan dapat membahayakan klien sendiri dan
skizofrenia pasca pasung secara langsung orang lain serta lingkungan.
terhadap kehidupan sehari – hari, yaitu 6 dari Pemasungan adalah suatu tindakan
10 orang keluarga merasakan penurunan pembatasan gerak seseorang yang mengalami
kondisi fisik dimana keluarga yang merasakan gangguan fungsi mental dan perilaku dengan
kelelahan dan sakit kepala, kondisi psikologis cara pengekangan fisik dalam jangka waktu
mengalami penurunan dimana keluarga lebih yang tidak tertentu yang menyebabkan
banyak merasakan perasaan negative seperti, terbatasnya pemenuhan kebutuhan dasar hidup
malu, cemas, dan khawatir setelah merawat yang layak, termasuk kesehatan, pendidikan,
pasien, hubungan sosial semakin berkurang dan pekerjaan bagi orang tersebut (Kurata dan
dan kemampuan keluarga merawat pasien Ojima 2014). Pasca pasung adalah memulai
mengatakan tidak mengetahui apa yang harus hal sesuatu atau pekerjaan yang baru,
mereka perbuat terhadap pasien saat kambuh hubungan dengan orang lain, perubahan
ulang. Berdasarkan kondisi di atas peneliti didalam keluarga atau lingkungan sekitar dan
tertarik untuk melakukan penelitian tentang berbagai masalah kesehatan fisik (Kemenkes,
“Hubungan Beban Dengan Kemampuan 2016; Goulet & Larue, 2016).
Keluarga Dalam Merawat Pasien Dengan Keluraga merupakan dua atau lebih
Skozfrenia Pasca Pasung Di Wilayah Di individu yang terhubung kerena ikatan tertentu
Kabupaten Muara Bungoˮ. salinng membagi pengalaman dan melakukan
pendekatan emosional, serta mengidentifikai
LANDASAN TEORI diri mereka sebagai bagian dari keluarg
Skizofrenia adalah gangguan (Friedman et al., 2010). Keluarga adalah
neurobiologis otak yang berat dan persisten, sekelompok individu yang saing berinteraksi,
yang dapat mengakibatkan gangguan dalam memberikan dukungan dan saling
kehidupan individu, keluarga, dan masyarakat mempengaruhi satu sama lain dalam
(Gail & Stuart, 2016). Skizofrenia adalah mempengaruhi berbagai fungsi dasar, (Yazici
psikosis kronis dimana klien kehilangan et al., 2016).
kontak dengan kenyataan (Shamsaei, 2015).
Skizofrenia merupakan gangguan mental berat METODE PENELITIAN
yang dimulai pada usia remaja akhir atau Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif
dewasa awal (usia produktif) dan penderita dengan desain Cross Sectional yang bertujuan
mengalami gangguan dalam proses fikir, untuk mengetahui hubungan beban sosial
emosi, bahasa, perilaku, persepsi dan dengan kemampuan keluarga merawat pasien
kesadaran (Mental Health Foundation, 2016). skizofrenia pasca pasung di Wilayah

……………………………………………………………………………………………………...
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
1454 Vol.2 No.5 Oktober 2021
………………………………………………………………………………………………………
Kabupaten Muara Bungo Tahun 2018.Populasi Distribusi frekuensi Karakteristik
pada penelitian ini adalah keluarga yang kemampuan Keluarga merawat pasien
merawat pasien skizofrenia pasca pasung skizofrenia pasca pasung Di Wilayah
sebanyak 119 dengan sampel 91 responden. Kabupaten Bungo 2020 (n=91)
Sampel penelitian ini menggunakan teknik
proportional random sampling. Data diperoleh Karakteristik Kategori f %
dengan cara wawancara menggunakan kemampuan Kurang baik 43 47.3%
kuesioner. Data dianalisa univariat dan Baik 48 52.7%
bivariate dengan menggunakan uji chi-square. Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa
lebih banyak responden yang mengungkapkan
HASIL DAN PEMBAHASAN merasakan kemampuan keluarga kurang baik
Beban keluarga merawat Pasien skizofrenia sebanyak 43 orang (47.3%) dan sedangkam
pasca pasung di wilayah Kabupaten Bungo kemampuan baik sebanyak 48 orang (52.7%)
2020 responden merasakan kemampuan dalam
Berdasarkan hasil penelitian, distribusi merawat pasien skizofrenia pasca pasung
frekuensi katagori beban keluarga merawat kurang baik.
pasien skizofrenia pasca pasug di Wilayah Hubungan Beban Sosial dengan
Kabupaten Bungo dapat dilihat pada tabel kemampuan keluarga merawat pasien
berikut ini: Skizofrenia pasca pasung Di Wilayah
Tabel 1. Distribusi frekuensi Karakteristik Kabupaten Bungo
beban Keluarga merawat pasien Katagori hubungan beban sosial dengan
skizofrenia pasca pasung Di Wilayah kemampuan keluarga merawat pasien
Kabupaten Bungo 2020 (n = 91) skizofrenia pasca pasung di Wilayah
Kabupaten Bungo dapat dilihat pada tabel
Karakteri Kategori F % berikut:
stik Hubungan beban sosial dan kemampuan
Beban Berat 57 62.6% keluarga merawat pasien skizofrenia pasca
sosial Tidak 34 37.4% pasung Di Wilayah Kabupaten Bungo
Berat Tahun 2020 (n=91)
Beba Kemampuan Keluarga Total P value
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa n Kemampua Kemampua OR
lebih banyak responden yang mengungkapkan Sosial n Kurang n Baik (CI
Baik 90%)
merasakan beban yang beratmenyatakan beban f % f % f %
Tidak 41 95.3 8 16.7 49 100 0.00 102.5
berat dan pada beban sosial sebanyak 57 orang Berat 0 (20.5-
(62.6%) menyatakan beban berat. Berat 2 4.7 40 83.3 42 100 512.5
Total 43 100 48 100 91 100 )
Kemampuan keluarga Merawat Pasien
Berdasarkan table 5.7 hasil analisis
skizofrenia pasca pasung di Wilayah
hubungan antara beban sosial denga
Kabupaten Bungo 2020
kemampuan keluarga merawat pasien
Berdasarkan hasil penelitian, distribusi
skizofrenia pasca pasung diperoleh bahwa dari
frekuensi kemampuan keluarga merawat
49 responden yang memiliki beban sosial berat
pasien skizofrenia pasca pasug di Wilayah
sebanyak 41 (95.3%) kemampuan keluarga
Kabupaten Bungo dapat dilihat pada tabel
kurang baik dan hanya 8 (16.7%) yang
berikut ini:
kemampuan keluarga baik. Dari 42 responden
yang memiliki beban social tidak berat hanya
2 (4.7%) yang kemampuan kurang baik dan
sebanyak 40 (83.3%) yang kemampuan

………………………………………………………………………………………………………
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.2 No.5 Oktober 2021 1455
……………………………………………………………………………………………………...
keluarga baik. Hasil uji statistik diperoleh nilai karena merawat anggota keluarga yang
p=0.000 maka dapat disimpulkan ada gangguan jiwa pasca pasung. Didukung
hubungan signifikan antara beban finansial dengan wawacara peneliti bahwa keluarga
dengan kemampuan keluarga. mengeluh, tidak punya teman, sulit bergaul,
Beban Sosial Keluarga Merawat Pasien tidak diterima dalam kegiatan masyarakat,
Skizofrenia Pasca Pasung di Wilayah kurang aktivitas dalam masyarakat, dijauhi
Kabupaten Bungo Tahun 2020 oleh tetangga, tidak dipedulikan oleh
Berdasarkan hasil penelitian yang telah masyarakat, dipandang hina oleh masyarakat,
dilakukan pada keluarga merawat pasien tidak dihargai oleh masyarakat dan sering di
skizofrenia pasca pasung sebanyak 57 orang bully oleh masyarakat.
(62,6%) merasakan beban sosial yang berat. Amagai, Takahashi, dan Amagai (2016),
Penelitian ini sejalan dengan Zahid dan Ohaeri menyatakan hasil penelitian sebelumnya,
(2010), tentang beban dan respon anggota bahwa terdapat hubungan yang kuat antara
keluarga dengan skizofrenia pasca pasung di dukungan sosial oleh keluarga dengan
Ethiopa menyatakan bahwa 75% keluarga keberfungsian sosial pasien skizofrenia pasca
klien dengan skizofrenia mengalami beban perawatan rumah sakit dengan sumbangan
sosial, sedangkan 65% respon yang di efektif 69,9%. Menurut Ambari (2015) hasil
timbulkan keluarga adalah dengan selalu penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat
berdo’a untuk meningkatkan koping keluarga faktor lain yang dapat mempengaruhi
dalam proses penyembuhan pasien. keberfungsian sosial pada pasien Skizofrenia
Beban sosial adalah cara tentang bagaimana pasca perawatan. Dukungan keluarga bukan
para individu saling berhubungan dan segala satu-satunya faktor yang berperan tunggal
sesuatu yang lahir aspek hidup masyarakat dalam menumbuhkan keberfungsian sosial
tumbuh dan berkembang dalam kehidupan pasien Skizofrenia pasca perawatan. Faktor-
secara bersama-sama (Hanzawa et al., 2010). faktor yang ikut mempengaruhi keberfungsian
interaksi sosial merupakan hubungan - sosial pada pasien Skizofrenia pasca
hubungan sosial yang dinamis yang perawatan, antara lain : lingkungan, budaya,
menyangkut hubungan antara orang - genetik, pengobatan dan keparahan dari
perorangan, antara kelompok - kelompok penyakit. Guada et al (2010) mengatakan pada
manusia maupun antara orang perorangtan penelitiannya 65 % di Afrika Amerika
dengan kelompok manusia (Sandy & Magaña, mengatakan beban sosial keluarga ringan
2007). Pemberian dukungan sosial dalam dalam merawata pasien skizofrenia pasca
keluarga menunjukkan bahwa orang-orang pasung. dilihat dari keluarga mampu
yang menerima dukungan memiliki kesehatan berinteraksi dengan masyarakat setempat. Jadi
yang lebih baik dari pada mereka yang tidak dapat di simpulkan bahwa ada beberapa
menerima dukungan. Demikian juga individu peneliti mengatakan bahwa beban sosial
dengan hubungan sosial yang lebih luas keluarga sangat berat dan ada yang mengtakan
bersama masyarakat memiliki angka harapan ringan dalam merawat keluarga skizofrenia
hidup lebih tinggi dari pada mereka yang pasca pasung.
hanya memiliki beberapa hubungan sosial Dampak sosial berupa penolakan,
dalam masyarakat (Detzel et al., 2015). pengucilan, dan diskriminasi. Begitu pula
Berdasarkan hasil sebaran kusioner dampak ekonomi berupa hilangnya hari
didapatkan beban sosial di Wilayah Kabupaten produktif untuk mencari nafkah bagi penderita
Muara Bungo yang berat dalam beban sosial maupun keluarga yang harus merawat, serta
adalah kuesioner nomor 2 sebanyak 68,13% tingginya biaya perawatan yang harus
responden mengatakan saya tidak punya teman ditanggung keluarga maupun masyarakat.

……………………………………………………………………………………………………...
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
1456 Vol.2 No.5 Oktober 2021
………………………………………………………………………………………………………
Amelia dan Anwar (2014) adanya stigma, rasa Peran pearawat keluarga ialah melakukan
malu, penyalahan lingkungan sosialserta pendekatan keluarga dan msyarakat bahwa
persepsi negative keluarga menimbulkan sikap pasien skizofrenia bukan suatu penyakut yang
dan perilaku yang mencerminkan ekspresi membuat seseorang di kucilkan tetapi harus
emosi keluarga. Pada umumnya, keluarga bersama-sama di rangkul untuk proses
yang memiliki persepsi negatif dan perasaan kesembuhan nya. Karena bila di kucilkan
terbebani oleh keberadaan anggota keluarga makan penyakit itu tidak akan perbah
yang menderita skizofrenia memiliki tingkat membaik melainkan akan terjadi resiko tinggi
emosi yang lebih tinggi. Rasa malu dan penyakit berulang . Pendekatan yang bisa di
penyalahan dari lingkungan sosialserta lakukan kemasyarakat dan kelurga ialah
perasaan terbebani akan menunjukkan emosi dengan cara memberikan pendidikan
yang lebih tinggi. Biasanya keluarga kesehatan tentang skizofrenia dan bagaimana
mengekspresikan emosi secara berlebihan cara merawat pasien skizofrenia.
terhadap pasien skizofrenia, sehingga timbul Hubungan Beban Sosial dengan
perlakuan maupun perkataan kasar dari Kemampan Keluarga Merawat Pasien
keluarga. Pengungkapan ekspresi yang Skizofrenia Pasca Pasung di Wilayah
berlebihan dari keluarga biasanya akan Kabupaten Bungo Tahun 2020
berakhir dengan pelampiasan emosi kepada Hasil penelitian didapatkan hubungan
pasien skizofrenia, hal ini tentu saja akan yang signifikan antara beban sosial dengan
menimbulkan stress yang berlebih pada pasien kemampuan keluarga merawat pasien
skizofrenia, sehingga tanda dan gejala Skizofrenia pasca pasung dengan nila Pvalue
skizofrenia akan terlihat kembali dan = 0,00 dimana beban sosial berat 41 (95,3%)
kemudian disebut dengan kekambuhan atau dan dengan kemampuan keluarga baik 8
relaps. (16,17%).
Berdasarkan hasil penelitian dan teori, Hasil penelitian ini selaras dengan
peneliti berasumsi bahwa keluarga yang penelitian Yadav (2016) dengan khasiat
merawat pasien skizofrenis pasca pasung akan pelatihan beban sosial keluarga dengan
mengalami beban sosial yang tinggi. Dimna kemampuan keluarga merawat pasien
hal ini juga di temuan oleh beberapa peneliti skizofrenia memiliki khasiat yang postif
dalam penelitiannya yeng mengatkan bahwa terhadap kemampuan keluarga. Menurut
yang merawat pasien skizofrenia akan (Lippi, 2016), hubungan beban sosial dengan
mengalami beban soisl yang tinggi. Dapat di kemampuan sangat berhubungan signifikan.
lihat dari keluarga yang tidak punya teman Masalah beban sosila sangat berhubungan
saat merawat keluarga skizofrenia pasca signifikat dengan kemampuan keluarga dalam
pasung. Jika hal ini terus berlanjut keluarga marawat pasien skizofrenia pasca pasung
akan mengalami tidak memiliki teman dan (Chan, 2011). Jadi dapat di simpulkan dari
sulit untuk bermsyarakat shinga keluarga dan penlitian diatas bahwa beban sosial sangat
pasien skizofrenia pasac apasung akan di berubungan signifikan dengan kemampuan
kucilkan dari msayaratak. Hal tersebut akan keluarga dalam marawat pasien skizofrenia.
membuat beban soisl yang semakin berat dan Carrión et al( 2011) dalam penelitianya
akan membuut keluarga tidak mau untuk menyataka bahwa beban yang dirasakan oleh
merawat keluarga yang skizofrenia pasca keluarga berupa stigma, keterbatasan waktu
pasung dan pasien skizofrenia pasca apsung dan kesempatan untuk berhubungan dengan
akan menglami resiko tinggi untuk orang lain, perasaan malu tentang kondisi
kekambuhan berulang. anggota keluarga yang menderita skizofrenia
menyebabkan adanya penurunan kemampuan
………………………………………………………………………………………………………
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.2 No.5 Oktober 2021 1457
……………………………………………………………………………………………………...
keluarga terutama hubungan kemampuan beban sosial tidak menyenagkan akan
dengan sosial. berdampak pada sulitnya menyelesaikan suatu
Menurut teori peran, memiliki anggota perawatan pada pasien skizofrenia. Beban
keluarga dengan skizofrenia aka berdampak sosial yang dipersepsikan baik akan
pada ketidakterturan dinamika keluarga, memberikan pengaruh terhadap peningkatan
dimana peran masing – masing anggota kemampuan keluarga dalam merawat pasien
keluarga menjadi berubah dipengaruhi oleh skizofrenia pasca pasung. Ketikan keluarga
proses merawat pasien. Sebagai peran keluarga mempersepsikan secara positif maka beban
dalam keluarga menjadi berubah dan bahkan sosial dapat membuat suasana nyaman saat
tidak dapat berfungsi dengan baik. Keluarga merawat pasien skizofrenian dan perasaan
menjadi tidak bekerja di luar rumah, mereka tersebut pada akhirnya akan menimbulkan rasa
kehilangan teman – teman dan kehidupan puas dalam merawat pasien. Sebaliknya bagi
sosial mereka yang kelamaan akan berdampak keluarga yang mempersepsikan negative
pada kemampuan keluarga (Grandón et al., beban sosial, dapat menyebabkan rasa bosan
2008). saat merawat, kemampuan merawat kurang
Menurut Albercht kemampuan sosial bisa baik, produktifitas kurang baik dan tingkat
di karateristik sebagai sebuah kombinasi dari kemampuan menjadi kurang baik.
dasar mengerti orang, salah satu strategi Untuk perawat keluarga dapat
kesadaran sosial dan kemampuan untuk memberikan pengetahuan dan pendidikan
beriteraksi secara sukses dengan orang lain. kepada keluarga cara merawat dan
Suyono berpendapat bahwa kemampuan sosial menurunkan beban sosial keluarga dalam
merupakan pencapaian kualitas manusia merawat pasien skizofrenia. Dimana hal ini
mengenai kesadaran diri dan penguasaan perawat akan menaikan koping individu
kemampuan yang bukan hanya untuk kelurga agar mampu beriteraksi denga
keberhasilan dalam melakukan hubungan msayarakat sehingga keluarga tidak mlau lagi
interpersonal, tetapi kemampuan sosial merawat keluarga dengan skizofrenia dan
digunakan untuk membuat kehidupan manusia mengajarkan keluarga cara merawat pasien
menjadi lebih bermanfaat bagi masyarakat skizofrenia yakni cara beriteraksi. Sehingga
sekitar. pasien skizofrenia mampu berinterakasi dan
Menurut Yadav (2016) menyatakan ciri – ciri dapat meningkatkan harga diri pasien dan
orang yang mempunyai kemampuan sosial dapat menurunkan resiko kekambuhan pasien
yang bagus anatara lain: terikat dengan orang skizofrenia.
tua dan berinteraksi dengan orang lain,
membentuk dan menjaga hubungan sosial, PENUTUP
mengetahui dan menggunakan cara – cara Kesimpulan
yang beragam dalam hubungan dengan orang Secara keseluruhan kemampuan keluarga
lain, mempengaruhi pendapat dan perbuatan merasakan kemampuan dalam merawat pasien
orang lain, merasakan perasaan, fikiran, skizofrenia pasca pasung kurang baik. Jika
motivasi, tingkah laku dan gaya hidup orang dilihat dari kemampuan keluarga, responden
lain,dan berkomunikasi secara efektif baik merasakan kemampuan merawat sangat
verbal maupun nonverbal, menyesuaikan diri kurang, karena beban dengan kemampuan
terhadap lingkungan. sangatlah berhubugan seperti beb beban sosial.
Menurut asumsi peneliti, ketika beban Kemampuan kurang baik banyak yang
sosial tidak berat akan membuat perawatan dirasakan oleh keluarga pada kesehatan
pasien skizofrenia pasca pasung dengan psikologis
mudah dapat diselesaikan. Sebaliknya ketika

……………………………………………………………………………………………………...
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
1458 Vol.2 No.5 Oktober 2021
………………………………………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA environment: Comparison between
[1] Abdel, W., Hassan, N., Mohamed, I. I., patients with panic disorder and with
Ezzat, A., & Elnaser, A. (2011). Burden clinical diseases. Psychiatry and Clinical
and Coping Strategies in Caregivers of Neurosciences, 69(2), 100–108.
Schizophrenic Patients. Journal of https://doi.org/10.1111/pcn.12211
American Science, 7(5), 802–811. [8] Ellah, Pohan, & Sugiarti. (2013).
http://www.americanscience.org Gambaran Family Functioning dan
[2] Afolayan, J. A., Peter, I. O., & Amazueba, Kualitas Hidup pada Anggota Keluarga
A. N. (2015). Prevalence of yang Merawat Penderita Skizofrenia
Schizophrenia among Patients Admitted ( Family Functioning and Quality of Life
Into a Nigeria Neuro-Psychiatric Hospital. to Family Member of Schizophrenic
IOSR Journal of Dental and Medical Patients ). 1–16.
Sciences, 14(6), 2279–2861. [9] Espinosa, P. P. J. (2016). Surviving
https://doi.org/10.9790/0853-14660914 schizophrenia in the family: Four case
[3] Amagai, Takahashi, & Amagai. (2016). studies. International Journal of Bio-
Qualitative study of resilience of family Science and Bio-Technology, 8(5), 259–
caregivers for patients with schizophrenia 268.
in Japan. Mental Health in Family https://doi.org/10.14257/ijbsbt.2016.8.5.2
Medicine, 12, 307–312. 3
[4] Bai, X., Kwok, T. C. Y., Ip, I. N., Woo, [10] Friedman, M. ., Bowden, V. ., & Jones,
J., Chui, M. Y. P., & Ho, F. K. Y. (2014). E. . (2010). Buku Ajar Keperawatan
Physical restraint use and older patients’ Keluarga Riset, Teori dan Praktik (EGC
length of hospital stay. Health Psychology (ed.)).
and Behavioral Medicine, 2(1), 160–170. [11] Geriani, D., Savithry, K. S. B.,
https://doi.org/10.1080/21642850.2014.88 Shivakumar, S., & Kanchan, T. (2015).
1258 Burden of care on caregivers of
[5] Carrión, R. E., Goldberg, T. E., schizophrenia patients: A correlation to
McLaughlin, D., Auther, A. M., Correll, personality and coping. Journal of
C. U., & Cornblatt, B. A. (2011). Impact Clinical and Diagnostic Research, 9(3),
of neurocognition on social and role VC01–VC04.
functioning in individuals at clinical high https://doi.org/10.7860/JCDR/2015/11342
risk for psychosis. In American Journal of .5654
Psychiatry (Vol. 168, Issue 8, pp. 806– [12] Goulet, M. H., & Larue, C. (2016). Post-
813). Seclusion and/or Restraint Review in
https://doi.org/10.1176/appi.ajp.2011.100 Psychiatry: A Scoping Review. Archives
81209 of Psychiatric Nursing, 30(1), 120–128.
[6] Chan, S. W. chi. (2011). Global https://doi.org/10.1016/j.apnu.2015.09.00
Perspective of Burden of Family 1
Caregivers for Persons With [13] Grandón, P., Jenaro, C., & Lemos, S.
Schizophrenia. Archives of Psychiatric (2008). Primary caregivers of
Nursing, 25(5), 339–349. schizophrenia outpatients: Burden and
https://doi.org/10.1016/j.apnu.2011.03.00 predictor variables. Psychiatry Research,
8 158(3), 335–343.
[7] Detzel, T., Wesner, A. C., Fritz, A., Da https://doi.org/10.1016/j.psychres.2006.12
Silva, C. T. B., Guimarães, L., & Heldt, .013
E. (2015). Family burden and family
………………………………………………………………………………………………………
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.2 No.5 Oktober 2021 1459
……………………………………………………………………………………………………...
[14] Hanzawa, S., Bae, J.-K., Tanaka, H., Bae, MERAWAT PASIEN PASCAPASUNG
Y. J., Tanaka, G., Inadomi, H., Nakane, Pendahuluan Metode Hasil. Jurnal
Y., & Ohta, Y. (2010). Caregiver burden Keperawatan Indonesia, 18 No 13(3),
and coping strategies for patients with 171–180.
schizophrenia: Comparison between [22] Riskesdas. (2013). Riset Kesehatan Dasar
Japan and Korea. Psychiatry and Clinical (RISKESDAS)BADAN PENELITIAN
Neurosciences, 64(4), 377–386. DAN PENGEMBANGAN
https://doi.org/10.1111/j.1440- KESEHATAN KEMENTERIAN
1819.2010.02104.x KESEHATAN RI. Laporan Nasional
[15] Health, M. (2014). Mental health atlas. 2013, 1–384. https://doi.org/1 Desember
Bulletin of the World Health 2013
Organization, 93(8), 516. [23] Robila, M., & Studies, F. (2016).
https://doi.org/10.1037/e360882004-001 Families, Mental Health and Well Being:
[16] Kemenkes. (2016). Peran keluarga Pursuing Sustainable Development Goal
dukung kesehatan jiwa masyarakat. 3. Department of Economic and Social
2016–2017. Affairs (UNDESA) Division for Social
[17] Kurata, S., & Ojima, T. (2014). Policy and Development, 1–15.
Knowledge, perceptions, and experiences [24] Sandy M. Magaña, Ph.D., M. S. W.
of family caregivers and home care (2007). Caregivers of Adults With
providers of physical restraint use with Schizophrenia : The Roles of Burden and
home-dwelling elders: a cross-sectional Stigma. Psychiatric Services, 58(3), 384.
study in Japan. BMC Geriatrics, 14, 39. [25] Shamsaei, F. (2015). Burden on Family
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.1186/1 Caregivers Caring for Patients with
471-2318-14-39 Schizophrenia. Iran J Psychiatry, 239–
[18] Lippi. (2016). Schizophrenia in a member 245.
of the family : Burden , expressed [26] Stuart, Gail W. (2016). Prinsip dan
emotion and addressing the needs of the Praktik Keperawatan Kesehatan Jiwa
whole family. South African Journal of Stuart (B. A. Keliat (ed.); Ed. Indone).
Psychiatry, 1–7. Fakultas Keperawatan Universitas
https://doi.org/10.4102/sajpsychiatry.v22i Indonesia.
1.922 [27] Stuart, Gail Wiscarz. (2013). Prinsip dan
[19] Marquez, & Ramírez. (2011). Family Praktik Keperawatan Kesehatan Jiwa
caregivers’ monitoring of medication (Ed. Indone). Jakarta: Fakultas
usage: A qualitative study of Mexican- Keperawatan Indonesia.
origin families with serious mental illness. [28] Varlinda, & Hastuti. (2017).
Culture, Medicine and Psychiatry, 35(1), HUBUNGAN PENGETAHUAN
63–82. https://doi.org/10.1007/s11013- KELUARGA TENTANG PERSONAL
010-9198-3 HYGIENE DENGAN KEMAMPUAN
[20] Mental Health Foundation. (2016). KELUARGA MERAWAT ANGGOTA
Fundamental Facts About Mental Health KELUARGA YANG MENGALAMI
2016. Mental Health Foundation., 1–112. GANGGUAN JIWA. Profesi, 14, 70–76.
https://www.mentalhealth.org.uk/sites/def [29] Yadav, B. L. (2016). Efficacy of Social
ault/files/fundamental-facts-about-mental- Skills Training in Schizophrenia : A
health-2016.pdf Nursing Review Efficacy of Social Skills
[21] Reknoningsih, Daulima, & Putri. (2015). Training in Schizophrenia : A Nursing.
PENGALAMAN KELUARGA DALAM April 2015.

……………………………………………………………………………………………………...
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
1460 Vol.2 No.5 Oktober 2021
………………………………………………………………………………………………………
[30] Yazici, E., Karabulut, Ü., Yildiz, M.,
Tekeş, S. B., İnan, E., Çakir, U.,
Boşgelmez, Ş., & Turgut, C. (2016).
Burden on Caregivers of Patients with
Schizophrenia and Related Factors. Noro
Psikiayatri Arsivi, 96–101.
https://doi.org/10.5152/npa.2015.9963
[31] Zahid, M. A., & Ohaeri, J. U. (2010).
Relationship of family caregiver burden
with quality of care and psychopathology
in a sample of Arab subjects with
schizophrenia. BMC Psychiatry, 10, 71.
https://doi.org/10.1186/1471-244X-10-71
[doi]

………………………………………………………………………………………………………
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)

Anda mungkin juga menyukai