Anda di halaman 1dari 9

Jurnal PENA Vol.

36 Edisi Khusus Penelitian Unikal 2022

LITERATUR REVIEW: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


ANGKA KEKAMBUHAN PASIEN GANGGUAN JIWA (SKIZOFRENIA)

Rahajeng Win M1*, Moh. Projo Angkasa2, dan Dewi Puji Astuti3
1*3
Program Studi Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Pekalongan.
2
Poltekkes Kemenkes Semarang.
Email : ajeng.winmarta@gmail.com

ABSTRACK

WHO states that schizophrenia reach the second highest rank after infectious diseases. 45%
population of mental hospitals in the world are schizophrenic patients who stay for a long time due
to repeated relapses. Relapse will lead to negative effect such as tantrums, act anarchically, or even
hurt others or suicide. Negative effect will lead public assumption that skizoprenia can’t be cured,
eventhough individual factors such as emotional expression, family support, medication adherence
factors and the social environment were also take a role caused relapse. This study aims to determine
the factors that influence the relapse rate of schizophrenic patients, so that it can be used as a
reference for developing strategies to overcome recurrent relapses in schizophrenic patients. The
results show that the majority factors caused relapse were family support, medication adherence,
and social support. The result of this study indicate the importance of the role of the family, patients
compliance in taking medication, and support from the surrounding environment in the treatment of
paranoid schizophrenic patients.

Keyword : relapse, mental disorder, schizophrenia

PENDAHULUAN jiwa dan diperkirakan sejak awal


Masalah kesehatan jiwa tahun 2010 jumlah penduduk yang
semakin meningkat, berdasarkan mengalami gangguan jiwa sebesar
penelitian WHO (World Health 25% dari populasi penduduk di
Organization) menyatakan penyakit Indonesia.
jiwa menempati urutan kedua setelah Gangguan jiwa sangat
penyakit infeksi. WHO juga berbahaya walaupun tidak langsung
memperkirakan ada sekitar 450 juta menyebabkan kematian, namun akan
orang di dunia yang mengalami menimbulkan penderitaan yang
gangguan kesehatan jiwa. Di mendalam bagi individu dan beban
Amerika Serikat dari 250 juta yang berat bagi keluarga. Gangguan
penduduknya di perkirakan 16 juta kesehatan jiwa bukan hanya gejala
menderita gangguan jiwa. Hasil kejiwaan saja tetapi sangat luas dari
Survei Kesehatan Mental Rumah mulai yang ringan seperti kecemasan
Tangga (SKMRT) di Indonesia dan depresi, malas bekerja, sering
menyatakan bahwa 264 orang dari tidak masuk kerja, tidak bisa bekerja
1000 penduduk mengalami gangguan sama dengan teman sekerja, sering
jiwa, itu artinya dari satu kepala marah-marah, ketagihan NAPZA,
keluarga maka ada satu anggota Alkohol, Rokok, kepikunan pada
keluarga yang mengalami gangguan orang tua, Autis pada anak sampai

16
Jurnal PENA Vol. 36 Edisi Khusus Penelitian Unikal 2022

kepada yang sangat berat seperti Perkiraan risiko skizofrenia


Skizofrenia. Beban yang ditimbulkan pada suatu waktu tertentu 0,5-1
oleh gangguan jiwa sangat besar. persen. Sekitar 15 persen penderita
Hasil studi Bank Dunia tahun 2008 yang masuk rumah sakit jiwa
menunjukkan, global burden of merupakan pasien skizofrenia, 45
disease akibat masalah kesehatan jiwa persen populasi rumah sakit jiwa
mencapai 8,1%, jauh lebih tinggi dari adalah pasien skizofrenia, dan
tuberklosis (7,2%), kanker sebagian besar pasien skizofrenia
(5,8%),penyakit jantung (4,4%), atau akan tinggal dirumah sakit untuk
malaria (2,6%). Meski bukan waktu yang lama. Pria lebih sering
penyebab utama kematian, gangguan daripada wanita dan kebanyakan
jiwa merupakan penyebab utama dimulai sebelum usia 30 tahun.
disabilitas pada kelompok usia paling Skizofrenia disebabkan oleh
produktif, yakni antara 15-44 tahun. interaksi yang kompleks anatara
Dampak sosialnya sangat serius faktor biologis dan lingkungan.
berupa penolakan, pengucilan, dan Faktor genetik terdapat
diskriminasi. Begitu pula dampak kecenderungan skkizofrenia
ekonomi berupa hilangnya hari diturunkan dalam keluarga. Dari
produktif untuk mencari nafkah bagi penelitian dari anak kembar, risiko
penderita maupun keluarga yang seseorang mengalami skizofrenia jika
harus merawat, serta tingginya biaya saudara kebarnya juga mengalami
perawatan yang harus ditanggung skizofrenia lebih tinggi jika mereka
keluarga maupun masyarakat. adalah kembar monozigoitik (50%)
Data yang diperoleh dari RSKD dibanding dengan dizigotik (10%)
Provinsi Sulawesi Selatan periode angka concordance atau kesesuaian
2015 dijumpai penderita gangguan sebesar 50% tersebut menunjukkan
mental sekitar 16.517 orang Pasien bahwa penyebab skizofrenia tiak
gangguan mental yang di diagnosa 100% genetik, melalikan ada peran
keperawatannya yaitu Halusinasi faktor lingkungan. Faktor tumbuh
terdapat 7.604 orang, menarik diri kembang, terdapat hubungan antara
2.705 orang, waham 833 orang, harga skizofrenia dengan komplikasi
diri rendah 1.771 orang, perilaku selama kehamilan dan persalinan.
kekerasan 1.304 orang, defisit care Selain itu, berkembang teori bahwa
2.235 orang, percobaan bunuh diri 59 skizofrenia selama trimester kedua
orang. Berdasarkan data terbaru kehamilan karena adanya temuan
periode Januari sampai dengan bahwa orang dengan skizofrenia lebih
September 2016 pasien gangguan banyak yang lahir di akhir musim
mental yang dirawat di RSKD dingin atau selama musim semi.
Provinsi Sulawesi Selatan tidak Kekambuhan (relaps) adalah
mengalami perubahan berarti dari kondisi pemunculan kembali tanda
segi kuantitas, dimana jumlah pasien dan gejala satu penyakit setelah
tersebut hanya mengalami penurunan mereda.Sekitar 33% penderita
sebanyak 78 orang, namun tetap skizofrenia mengalami ke-kambuhan
melakukan kontroling di RSKD dan sekitar 12,1% kembali
Provinsi Sulawesi Selatan. mengalami rawat Penyakit
skizofrenia cenderung menjadi

17
Jurnal PENA Vol. 36 Edisi Khusus Penelitian Unikal 2022

kronis,sekitar 20 hingga 40% sendiri melainkan disebabkan pula


penderita skizofrenia yang diobati oleh lingkungan sosial dimana pasien
Beberapafaktor yang memengaruhi berada.
kekambuhan penderitaskizofrenia, Kekambuhan dapat disebabkan
antara lain meliputi ekspresi emosi oleh beberapa faktor, diantaranya
keluarga,pengetahuan keluarga, ekspresi emosi, dukungan keluarga,
ketersediaan pelayanan dan faktor kepatuhan minum obat.
kesehatan,dan kepatuhan minum Simatupang juga menyebutkan
obat. Salah satu masalah dalam bahwa kekambuhan pada pasien
penanganan skizofrenia adalah skizofrenia disebabkan oleh beberapa
kekambuhan. Kekambuhan pada satu faktor yaitu faktor ketidak patuhan
tahun setelah terdiagnosa skizofrenia minum obat dan faktor psikososial.
dialami oleh:60 - 70% pasien yang Fitra M menyebutkan bahwa terdapat
tidak mendapatkan terapi medikasi. pengaruh lingkungan masyarakat
Pada pasien skizofrenia kronis, terhadap kekambuhan pasien
hampir semua pasien mengalami skizofrenia di RSJD Surakarta. Hasil
kekambuhan berulang kali sehingga penelitian menunjukkan bahwa yang
mengakibatkan defisit ketrampilan paling banyak menyebabkan
personal dan vokasional. Dalam kekambuhan pada pasien skizofrenia
sebuah penelitian yang ditulis dalam adalah karena faktor ketidak patuhan
The Hongkong Medical Diary bahwa minum obat. Untuk itu, perlu adanya
studi naturalistik telah menemukan dukungan dari keluarga, orang-orang
tingkat kekambuhan pada pasien terdekat dan juga lingkungan sekitar
skizofrenia adalah 70%-82% hingga melalui pengawasan secara intensif
lima tahun setelah pasien masuk kepada penderita skizofrenia untuk
rumah sakit pertama kali. Penelitian selalu mengkonsumsi obat, sehingga
di Hongkong menemukan bahwa dari pasien merasa memiliki tambahan
93 pasien skizofrenia masing-masing kekuatan dari keluarga dan orang
memiliki potensi kekambuhan 21%, terdekatnya.
33% dan 40% pada tahun Keluarga sebagai unit terkecil
pertama,kedua, dan ketiga. masyarakat memiliki peran yang
Terjadinya kekambuhan pasien sangat penting dalam pencegahan,
tentu akan merugikan dan pengenalan diri, serta perawatan
membahayakan atau relaps muncul, pasien gangguan jiwa, termasuk
pasien bisa saja berperilaku memberikan dukungan emosional
memnyimpang seperti mengamuk, dan motivasi untuk kesetiaan
bertindak anarkis atau yang lebih terhadap terapi. Oleh sebab itu
parah lagi pasien akan melukai pemberdayaan keluarga dalam upaya-
bahkan membunuh orang lain atau upaya kesehehatan jiwa diatas sangat
dirinya sendiri. Jika hal itu terjadi diperlukan.
masyarakat akan menganggap bahwa Peran perawat dibutuhkakn
gangguan yang diderita pasien untuk memberikan pendidikan,
tersebut sudah tidak bisa informasi dan dukungan kepada
disembuhkan lagi padahal terjdi pendeita serta keluarga mengenai apa
gangguan jiwa bukan hanya yang dibutuhkan dalam pemenuhan
disebabkan oleh diri individu itu

18
Jurnal PENA Vol. 36 Edisi Khusus Penelitian Unikal 2022

perawatan diri sehingga penderita menangani perilaku penderita di


mampu melaksanakan perawatan rumah. Keluarga jarang mengikuti
mandiri. Perawat dapat menggunakan proses keperawatan penderita karena
hubungan mereka dengan penderita jarang mengunjungi penderita di
untuk memberikan dukungan sosial rumah sakit dan tim kesehatan di
yang ditujukan untuk membantu rumah sakit juga jarang melibatkan
penderita menanggulangi masalah keluarga. Disinilah dukungan sosial
dan secara tida langsung mendorong sangat dibutuhkan dalam
penderita untuk mencari sumber memberikan perawatan pada
dukungan sosial lain. penderita skizofrenia, karena
Dukungan sosial adalah suatu dukungan sosial dari orang lain
keadaan yang bermanfaat bagi menjadi sangat berharga dan akan
individu yang diperoleh dari orang menambah semangat hidupnya.
lain yang dapat dipercaya, sehingga Alasan peneliti melakukan penelitian
seseorang akan tahu bahwa ada orang ini dan memilih kekambuhan sebagai
lain yang memperhatikan, target populasi dalam penelitian ini
menghargai, dan mencintainya. didasarkan pada kenyataan bahwa
Individu yang mendapat dukungan tingginya angka kejadian gangguan
sosial terbukti lebih sehat daripada jiwa. Mengingat gangguan jiwa sulit
individu yang tidak mendapat disembuhkan maka potensi baik dari
dukungan social, dengan meminta pihak rumah sakit, keluarga atau
serta menerima dukungan sosial masyarakat. Berdasarkan hal itu,
ketika penderita membutuhkan peneliti merasa perlu melakukan
merupakan langkah vital dalam penelitian untuk mengetahui faktor
proses penyembuhan. Dukungan yang berhubungan dengan
sosial yang dimiliki oleh seseorang kekambuhan pada pasien gangguan
dapat mencegah berkembangnya jiwa. Peneliti menjadi tertarik untuk
masalah akibat tekanan yang melakukan penggalian lebih dalam
dihadapi. Keluarga sebagai sumber terkait dengan apa yang
dukungan sosial dapat menjadi faktor menyebabkan pasien itu kambuh
kunci dalam penyembuhan penderita bahkan setelah pasien mendapat
gangguan jiwa. Walaupun anggota perawatan medis maupun psikologis.
keluarga tidak selalu merupakan Peneliti juga beranggapan bahwa
sumber positif dalam kesehatan jiwa, penelitian ini juga dapat digunakan
mereka paling sering menjadi bagian untuk meminimalkan kejadian
penting dalam penyembuhan. kekambuhan sehingga dapat
menurunkan angka rehospitalisasi.
Dari beberapa penelitian
menunjukkan bahwa salah satu faktor METODE PENELITIAN
penyebab terjadinya kekambuhan Metode dalam Literatur Review
penderita skizofrenia adalah ini menggunakan metode Cross
kurangnya peran serta dukungan Sectional dengan populasi pasien
sosial yang diberikan keluarga dalam dengan gangguan skizofrenia, jurnal
perawatan terhadap anggota keluarga yang digunakan dari tahun 2017-
yang menderita penyakit tersebut. 2021. Desain penelitian ini
Salah satu penyebabnya adalah menggunakan observasional
karena keluarga yang tidak tahu cara

19
Jurnal PENA Vol. 36 Edisi Khusus Penelitian Unikal 2022

prospektif, accidental sampling, critical apprailsal. 10 artikel ini


purposive sampling dan total menggunakan bahasa Indonesia,
sampling. darinkata kunci kekambuhan,
gangguan jiwa, skziofrenia. Sepuluh
HASIL
aertikel tersebut diperoleh dari dua
Hasil pencarian dari 10 artikel database yaitu google shcolar, dan
yang telah memenuhi kriteria inklusi portal garuda. Dan di dapatkan hasil:
dan lolos skrining melalui tool

No Kategori f Persentase
(%)
A. Tahun publikasi
1. 2017 1 10%
2. 2018 1 10%
3. 2019 2 20%
4. 2020 5 50%
5. 2021 1 10%
Jumlah 100%
B. Negara
Indonesia 10 100%
Jumlah 100%
C. Bahasa
Indonesia 10 100%
Jumlah 100%
D. Jenis Penelitian
Cross Sectional 10 100%
Jumlah 100%
E. Metode Penelitian
1. Obeservasional prospektif 1 10%
dan retrospektif
2. Accidental Sampling 1 10%
3. Purposive Sampling 7 70%
4. Total Sampling 1 10%
Jumlah 100%
F. Hasil signifikan 9 90%
Jumlah 90%

20
Jurnal PENA Vol. 36 Edisi Khusus Penelitian Unikal 2022

Penelitian dengan membantu keluarga dalam


menggunakan metode Literature pencegahan kekambuhan pasien
Review ini menunjukan bahwa gangguan jiwa khususnya dukungan
sebagaian besar artikel yang dianalisi nyata, karena apabila dukungan nyata
adalah tahun 2020 yaitu sebesar 50%. keluarga baik maka pasien akan
Ditinjau dari desain penelitian yang mendapatkan dukungan biaya untuk
digunakan dari 10 artikel, 100% pengobatan secara teratur serta dapat
artikel menggunakan desain menimbulkan kepercayaan dari
penelitian Cross Sectional. pasien terhadap keluarganya hal
Instrument penelitian yang digunakan tersebutlah yang akan menurunkan
sebagian besar menggunakan metode tingkat kekambuhan pasien
Purposive Sampling (70%). Dalam skizofrenia.
melakukan analisis, uji analisis Hal ini menunjukkan bahwa
statistik yang digunakan sangat dukungan keluarga masih belum
variatif. optimal dalam merawat pasien
PEMBAHASAN skizofrenia karena masih banyak
pasien yang sering mengalami
Survei yang telah dilakukan
kekambuhan. Pasien skizofrenia yang
pada beberapa negara memiliki laju
tinggal bersama keluarga dengan
insiden per tahun skizofrenia antara
ekspresi emosi yang tinggi (bingung,
0,1-0,4 per 1000 populasi, Prevalensi
marah, tidak mengerti, bermusuhan
gangguan jiwa berat atau yang
dan overprotectif) memiliki resiko
dikenal dengan skizofrenia terbanyak
kekambuhan yang lebih besar.
yaitu 2,7 per mil adalah DI
Yogyakarta dan Aceh. Prevalensi Pasien tidak mau minum obat
gangguan jiwa berat penduduk karena merasa bosan dengan jadwal
Indonesia adalah 1,7 per 1000 minum obat setiap hari serta tidak
penduduk. Prevalensi psikosis menyukai rasa atau efek samping obat
tertinggi di DI Yogyakarta dan Aceh yang dirasakan, bahkan pasien biasa
masing-masing 2,7% sedangkan merasa jika penyakitnya tidak perlu
terendah di Kalimantan Barat sebesar diobati karena ia merasa penyakitnya
0,7%. akan sembuh dengan sendirinya tanpa
harus meminum obat. Kurangnya
Ada beberapa faktor yang dapat
pengetahuan yang dimiliki oleh
mempengaruhi kekambuhan pada
pasien dan motivasi baik dari dalam
pasien skizofrenia, yaitu dukungan
maupun dari luar diri pasien, yang
keluarga, kepatuhan klien minum
memungkinkan ketidak patuhan klien
obat dan dukungan lingkungan
minum obat.
sekitar, faktor dukungan keluarga
sangat berpengaruh bagi kesembuhan Faktor kekambuhan pasien
pasien skizofrenia p-value=0,039 dalam lingkungan masyarakat
(≤0,05). Hasil ini sesuai dengan sebagian besar adalah masyarakat
pendapat (Susanti, 2019) bahwa menghindar saat bertemu dengan
pemberdayaan keluarga dan pasien. Keluarga pasien mengatakan
dukungan perawatan tenaga bahwa masyarakat di sekitar mereka
kesehatan baik perawat maupun menghindar saat bertemu dengan
dokter dan masyarakat sangat pasien karena takut pasien akan

21
Jurnal PENA Vol. 36 Edisi Khusus Penelitian Unikal 2022

kambuh saat bersosialisasi dengan keluarga akan membantu proses


masyarakat dan beberapa masyarakat pemulihan kesehatan pasien
menghindar karena perilaku pasien ke sehingga status kesehatan
masyarakat sehingga masyarakat pasien meningkat.
seringkali menganggap keberadaan b. Kepatuhan Klien Minum Obat
pasien sebagai pengganggu. Kepatuhan minum obat
Menurut penulis, faktor merupakan keteraturan
dukungan keluarga dan lingkungan penderita dalam meminum obat
sekitar sangat penting bagi yang disarankan oleh dokter
kesembuhan pasien karena dengan terhadap pengobatan yang telah
support yang penuh maka mereka di tentukan serta menyelesaikan
akan merasa diperhatikan, pengobatan secara teratur dan
meningkatkan kepatuhan pasien lengkap tanpa terputus dalam
dalam minum obat, serta waktu yang telah di tentukan
meningkatkan kualitas hidup pasien kepada pasien.
menjadi lebih baik sehingga tidak c. Dukungan Lingkungan Sekitar
mengalami kekambuhan yang
berulang. Dukungan lingkungan sekitar
tempat tinggal klien yang tidak
KESIMPULAN mendukung dapat juga
1. Metode Penelitian Yang meningkatkan frekuensi
Digunakan kekambuhan.
Dari 10 artikel yang ditemukan
dalam Literatur Review ini 100% DAFTAR PUSTAKA
artikel menggunakan metode Elvira SD, Hadisukanto G.(2013).
Cross Sectional. Buku ajar psikiatri. Jakarta:
2. Kekambuhan pada pasien Badan Penerbit Fakultas
gangguan jiwa (skizofrenia) Kedokteran Universitas
Kekambuhan merupakan keadaan Indonesia.
pasien dimana muncul gejala yang Fakhriyah, D., Nurhaedah, N,.
sama seperti sebelumnya dan Muhammadong, m., &
mengakibatkan pasien harus Amirrudin, A. (2020).
dirawat kembali. Pada gangguan Kekambuhan Pasien
jiwa kronis diperkirakan Skizofrenia di Bangsal
mengalami kekambuhan 50% pada Perawatan Kronis Wanita
tahun pertama, dan 70% pada Rumah Sakit Khusus Jiwa.
tahun kedua. Kekambuhan Jurnal Keperawatan
biasanya terjadi karena adanya Profesional, 2020, 1.1: 28-37
kejadian-keadian buruk sebelum
mereka kambuh. Isnani, N., & Putra, R. A. A. H.S.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi (2020). Hubungan kepatuhan
angka kekambuhan pasien minum obat terhadap tingkat
gangguan jiwa (skizofrenia) kekambuhan pasien szkiofrenia
a. Dukungan Keluarga di poli jiwa rsud. Dr. h. Moch.
ansari banjarmasin. Jurnal
Kualitas dan efektifitas perilaku

22
Jurnal PENA Vol. 36 Edisi Khusus Penelitian Unikal 2022

Kajian Ilmiah Kesehatan dan Pardede, Jek Amidos; Harjuliska;


Teknologi, 2020, 2.1: 35-39. Ramadia, Arya. Self-
Efficacy dan Peran Keluarga
Kusuma, A. H. (2018). Faktor-faktor Berhubungan dengan
kekambuhan pasien gangguan Frekuensi Kekambuhan
skizofrenia di rsjd Pasien Skizofrenia. Jurnal
dr.aminogondohutomo provinsi Ilmu Keperawatan Jiwa,
jawa tengah (Doctoral 4(1), 57-66.
dissertation, UNIMUS).
Samudro, B. L., Mustaqim, M. H., &
Kusumawardani, M. (2017). Fuadi, F. (2020). Hubungan
Hubungan frekuensi peran keluarga terhadap
kekambuhan dengan fungsi kesembuhan pada pasien
eksekutif pasien skizofrenia di rawat jalan skizofrenia di
rumah sakit jiwa dr.soeharto rumah sakit jiwa banda aceh
heerdjan grogol Jakarta barat tahun 2019. Sel Jurnal
tahun 2017 (Doctoral Penelitian Kesehatan, 7(2),
dissertation, Universitas 61-69.
Pembangunan Nasional
Veteran Jakarta). Sari, Puspita. (2019). Dinamika
psikologi penderita
Manao, Betriz Melva, and Jek
skizofrenia paranoid yng
Amidos Pardede. “Beban
sering mengalami relapse.
Keluarga Berhubungan Dengan
Psikoislamedia jurnal
Pencegahan Kekambuhan
psikologi, 4.2:2548-4044.
Pasien Skizofrenia. Jurnal
Keperawatan Jiwa, 12(3). Sinurat, E. A. (2020). Hubungan
Mubin, M. F., & Livana, P. H. (2019). dukungan keluarga dengan
Hubungan kepatuhan minum kekambuhan penderiita
obat dengan kekambuhan skizofrenia di poliklinik jiwa
pasien skizofrenia paranoid. rumah sakit jiwa prof.
Jurnal Farmasetis, 2019, 8.1: dr.muhammad ildrem medan
21-24. tahun 2019.

Nasution, J. D., & Pandiangan, D. Siringoringo, Edison., Haerati.


(2018). Hubungan (2018). Faktor-faktor
Dukungan Keluarga Dengan penyebab kekambuhan pada
Kekambuhan Pada Pasien pasien skizofrenia di
Skizofrenia Di Rumah Sakit poliklinik jiwa rsud h. Andi
Jiwa Provinsi Sumatera sulthan DG. Radja
Utara Tahun 2018. Jurnal kabupaten bulukumba.
Ilmiah PANMED Jurnal stikes panrita husada,
(Pharmacist, Analyst, Nurse, 3(1).
Nutrition, Midwivery,
Environment, Dentist), Syarif, F., Zaenal, S., & Supardi, E.
13(2), 126-129. (2020). Hubungan
kepatuhan minum obat

23
Jurnal PENA Vol. 36 Edisi Khusus Penelitian Unikal 2022

dengan kekambuhan pasien


skizofrenia di rumah sakit
khusus daerah provinsi
sulawesi selatan. Jurnal
Ilmiah Kesehatan
Diagnosis, 15(4), 327-331.

24

Anda mungkin juga menyukai