ABSTRAK
Skizofrenia adalah gangguan mental yang menyebabkan seseorang menjadi disfungsional secara
fisiologis untuk dirinya sendiri maupun interaksi secara sosial. Kepatuhan minum obat dapat dideteksi
melalui pengisian beberapa jenis kuisioner kepatuhan minum obat antara lain Medication Adherence
Rating Scale (MARS). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tingkat kepatuhan
pasien rawat jalan skizofrenia dan untuk mengetahui hubungan antara karakteristik pasien dengan
tingkat kepatuhan minum obat pasien rawat jalan skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo
Magelang. Rancangan penelitian ini menggunakan metode observasional yang memakai desain
penelitian Cross Sectional. Analisa data dilakukan dengan uji Cross tabulation. Hasil penelitian
menunjukkan 40 pasien rawat jalan skizofrenia yang memenuhi kriteria inklusi terdiri dari 60% laki-
laki dan 40% perempuan. Pasien dengan tingkat kepatuhan rendah sebanyak 2,5%, 90% pasien
memiliki tingkat kepatuhan sedang, dan 7,5% pasien memiliki tingkat kepatuhan tinggi. Untuk
melihat hubungan karakteristik pasien (usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan) dengan tingkat
kepatuhan minum obat pasien digunakan analisis bivariat dengan uji Cross tabulation dan diperoleh
nilai signifikansi berturut-turut 0,723; 0,066; 0,595; dan 0,078 (p>0,05). Dari hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara karakteristik pasien dengan tingkat kepatuhan pasien
rawat jalan skizofrenia tersebut.
ABSTRACT
Naafi’, dkk
8 Kartika J. Ilm. Far, Des 2016, 4(2), 7-12
Orang yang mengidap skizofrenia tidak akan terapi komunitas untuk meningkatkan kepatuhan
mampu berkomunikasi secara normal dengan minum obat melalui peningkatan pemahaman
orang lain, salah satunya adalah karena pasien. Sehingga perlu diketahui faktor-faktor
menganggap bahwa orang lain ingin terkait kepatuhan (Zygmunt et al., 2002).
mencelakakannya (Sadock & Sadock, 2010). Beberapa faktor yang menjadi penentu terjadinya
Pasien-pasien ini akan sangat kesulitan kepatuhan antara lain faktor pasien, dukungan
berkomunikasi dan berada dalam lingkungan keluarga, efek samping obat, hubungan
banyak orang. Selain itu mereka pun mengalami terapeutik, dan karakteristik penyakit. Salah satu
halusinasi dan ilusi sehingga seakan-akan penyebab yang membedakan kondisi pengobatan
melihat hal yang tak nyata (Amelia & Anwar, pasien skizofrenia di Indonesia dengan pasien di
2013). bagian barat dunia adalah pengobatan skizofrenia
Salah satu teori yang menyebabkan gejala ini yang meliputi sesi komunikasi dokter-pasien
adalah kelainan dari regulasi dopamin, sehingga dengan berbagai pendekatan yang bertujuan
pengobatan yang bersifat antagonis dopamin untuk melakukan diskusi terkait pengobatan,
akan menurunkan gejala pasien (Sadock & sedangkan di Indonesia belum terjadi komunikasi
Sadock, 2010). Pengobatan antipsikotik ini semacam ini (Claramita, 2012). Perbedaan kultur
harus dilakukan minimal dalam waktu satu tahun dan sistem kesehatan yang cakupannya berbeda
untuk mencegah terulangnya gejala psikosis dapat menjadi faktor lain yang menyebabkan
(ilusi, delusi, dan halusinasi) (Fenton et al., ketidakpatuhan pada pasien di Indonesia.
1997). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
Pengobatan ini berfokus pada mengurangi gambaran tingkat kepatuhan pasien skizofrenia
gejala psikosis dengan cepat pada fase akut dan dan untuk mengetahui hubungan antara
memperpanjang periode relaps dan mencegah karakteristik pasien dengan tingkat kepatuhan
pengulangan gejala yang lebih buruk. Selain itu, pasien yang mendapat terapi antipsikotik.
pada pengobatan yang teratur pasien dapat Dengan menemukan gambaran tingkat kepatuhan
kembali ke dalam lingkungan sosialnya dalam dan hubungan karakteristik pasien dengan tingkat
waktu yang lebih cepat. Pasien yang menjalani kepatuhan pasien skizofrenia di Rumah Sakit
pengobatan secara rutin selama satu tahun Jiwa Prof. Dr. Soerojo, harapannya dapat
memiliki resiko lebih kecil untuk mengalami menjadi masukan untuk perbaikan sistem
relaps (Zygmunt et al., 2002). pengobatan baik untuk pasien, keluarga, dan
Pada banyak penelitian dibuktikan bahwa sistem kesehatan pada umumnya.
50% pasien skizofrenia yang masuk ke rumah
sakit jiwa kemudian dilakukan rawat jalan malah METODE PENELITIAN
mengalami masalah ketidakpatuhan (poor
Desain Penelitian. Penelitian ini dilakukan
adherence). Hal ini dapat mengakibatkan
menggunakan metode observasional dengan
masalah baru pada pasien skizofrenia yaitu
desain penelitian Cross Sectional.
pasien lebih mudah jatuh ke dalam kondisi relaps
Tempat Penelitian. Penelitian ini dilakukan
dan kekambuhan fase psikosis yang lebih buruk,
di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo
keluar masuk rumah sakit berulang kali, serta
Magelang.
meningkatkan beban sosial dan ekonomi bagi
Waktu Penelitian. Penelitian ini
keluarga pasien dan negara. Hal ini diakibatkan
dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan
pasien yang tidak teratur dalam minum obat akan
Februari 2015.
memiliki risiko kekambuhan sebesar 92%
Populasi Penelitian. Populasi dalam
(Fenton et al., 1997).
penelitian ini adalah pasien rawat jalan
Pengobatan tidak akan menyembuhkan pasien
skizofrenia yang menjalani perawatan di Rumah
100% tetapi dengan pengobatan maka waktu
Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang selama
remisi pasien setahun lebih lama dan gejala
bulan Januari sampai dengan. Februari 2015.
psikosis tidak akan terlalu parah. Hal ini tentunya
Kriteria Sampel
akan memperingan beban hidup pasien (Zygmunt
1. Kriteria Inklusi :
et al., 2002).
a. Pasien bersedia mengisi kuesioner.
Banyak penelitian yang membuktikan bahwa
b. Pasien yang berusia 15-60 tahun.
intervensi terhadap masalah kepatuhan ini sangat
c. Pasien yang melakukan pengobatan rawat
diperlukan untuk meningkatkan kualitas hidup
jalan selama 1 tahun atau lebih.
pasien. Hal ini bisa dilakukan melalui terapi
kognitif-perilaku, komunikasi keluarga, dan
Naafi’, dkk
Kartika J. Ilm. Far, Des 2016, 4(2), 7-12 9
Naafi’, dkk
10 Kartika J. Ilm. Far, Des 2016, 4(2), 7-12
Naafi’, dkk
Kartika J. Ilm. Far, Des 2016, 4(2), 7-12 11
Naafi’, dkk
12 Kartika J. Ilm. Far, Des 2016, 4(2), 7-12
Osterberg, L., Blaschke, T., 2005, Adherence to Seeman, J., Chen, C.Y., Eaton, W., 2007,
Medication, The New England Journal of Epidemiology of schizophrenia: review of
Medicine, 6(2): 487-495. findings and myths, Psychiatry, 30: 69-75.
Pantelis, C., & Lambert, T.J., 2003, Managing Sustrani, L., Alam S., Hadibroto, I., 2006,
patients with treatment resistant Skizofrenia, 19-20, PT. Gramedia Pustaka
Schizophrenia. Medical Journal of Australia, Utama, Jakarta.
2(3): 62-66. Sweileh, W.M., Ihbesheh, M.S., Jarar, I.S.,
Roberta, T., 2002, Hidup Optimal dengan Sawalha, A.F., Abu Taha, A.S., Zyoud, S.H.,
Skizofrenia, 45-52, PT. Bhuana Ilmu Populer, Morisky, D.E., 2012, Antipsychotic
Jakarta. Medication Adherence And Satisfaction
Sadock, B.J., & Sadock, V.A., 2007, Kaplan & Among Palestinian People With
Sadock’s Synopsis of Psychiatry: Behavioral Schizophrenia. World Journal of
Sciences / Clinical Psychiatry (10th edition), Schizophrenia, 8(5): 49-64.
54-60, Philadelphia: Lippincott Williams & Yasamy, M.T., Cross A., McDaniell E., Saxena
Wilkins. S., 2010, International Classification of
Sadock, B.S., & Sadock, V.A., 2010, Kaplan and Diseases, diakses tanggal 10 Oktober 2014
Sadock’s Pocket Handbook of Clinical dari http://apps.who.int/classifications/icd10.
Psychiatry, 101-113, Philadelphia: Lippincott Zygmunt, A., Offson, M., Boyer, C.A., &
Williams & Wilkins. Mechanic, D., 2002, Interventions to Improve
Saha, C., Eichenberger, A., Luginbuhl, P., Medication Adherence in Schizophrenia. Am
Keller, C., 2003, Determinants of burden in J Psychiatry, 78(5):1653–1664
caregivers of patients with exacerbating
schizophrenia. Psychiatric University
Hospital. 18: 285.
Naafi’, dkk