Anda di halaman 1dari 6

KARTIKA-JURNAL ILMIAH FARMASI, Des 2016, 4(2), 7-12 7

p-ISSN 2354-6565 /e-ISSN 2502-3438

KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN RAWAT JALAN SKIZOFRENIA DI


RUMAH SAKIT JIWA PROF. DR. SOEROJO MAGELANG

Ananda Muhammad Naafi’1,2, Dyah Aryani Perwitasari2, Endang Darmawan2


1
Fakultas Farmasi Universitas Pancasila, Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan
2
Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan, Jl. Prof. Dr. Soepomo S.H., Janturan Umbulharjo, Yogyakarta
Corresponding author email : nandhapharmacy93@gmail.com

ABSTRAK

Skizofrenia adalah gangguan mental yang menyebabkan seseorang menjadi disfungsional secara
fisiologis untuk dirinya sendiri maupun interaksi secara sosial. Kepatuhan minum obat dapat dideteksi
melalui pengisian beberapa jenis kuisioner kepatuhan minum obat antara lain Medication Adherence
Rating Scale (MARS). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tingkat kepatuhan
pasien rawat jalan skizofrenia dan untuk mengetahui hubungan antara karakteristik pasien dengan
tingkat kepatuhan minum obat pasien rawat jalan skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo
Magelang. Rancangan penelitian ini menggunakan metode observasional yang memakai desain
penelitian Cross Sectional. Analisa data dilakukan dengan uji Cross tabulation. Hasil penelitian
menunjukkan 40 pasien rawat jalan skizofrenia yang memenuhi kriteria inklusi terdiri dari 60% laki-
laki dan 40% perempuan. Pasien dengan tingkat kepatuhan rendah sebanyak 2,5%, 90% pasien
memiliki tingkat kepatuhan sedang, dan 7,5% pasien memiliki tingkat kepatuhan tinggi. Untuk
melihat hubungan karakteristik pasien (usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan) dengan tingkat
kepatuhan minum obat pasien digunakan analisis bivariat dengan uji Cross tabulation dan diperoleh
nilai signifikansi berturut-turut 0,723; 0,066; 0,595; dan 0,078 (p>0,05). Dari hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara karakteristik pasien dengan tingkat kepatuhan pasien
rawat jalan skizofrenia tersebut.

Kata kunci: Skizofrenia, kepatuhan pasien, MARS, rawat jalan

ABSTRACT

Schizophrenia is a mental disorder that makes someone physiologically dysfunctional both on


interaction with himself and with people around him. The medication adherence can be measured by
some questioners, one of them is Medication Adherence Rating Scale (MARS). The study is aimed to
know the picture of the medication adherence level of the Schizophrenia outpatients and the
relationship between the patients’ characteristic and the medication adherence at Prof. Dr. Soerojo
Mental Hospital Magelang. The research design applied on the study is observational method which
is applied Cross Sectional research design. The analysis was carried out with Cross tabulation test.
The result shows that from 40 Schizophrenia outpatients who achieved inclusion criteria is consist of
60% man and 40% woman. The patients with low level medication adherence are 2.5%, medium level
are 90%, and high level are 7.5%. The test to analyze the relationship between the patients
characteristic (age, gender, education, occupation) with the medication adherence level is bivariat
analysis with Cross tabulation test. The result shows significance value consecutively 0.723; 0.066;
0.595; and 0.078 (p>0.05). It can be concluded from the result that there is no relationship between
the patients characteristic and the patients medication adherence level.

Keywords: Schizophrenia, patients adherence, MARS, outpatients

PENDAHULUAN bahkan lebih dari dua juta orang Amerika


mengidap penyakit ini (Lawrence et al., 2002).
Skizofrenia adalah gangguan mental yang
Penyakit ini sering muncul pada awal usia 20
menyebabkan seseorang menjadi disfungsional
tahun hingga usia paruh baya sehingga bagi
secara fisiologis untuk dirinya sendiri maupun
banyak orang penyakit ini akan mengurangi
interaksi secara sosial. Kira-kira 15% dari jumlah
produktivitas kehidupan secara mendadak
seluruh penduduk dunia mengidap penyakit ini,
(Sadock & Sadock, 2007).

Naafi’, dkk
8 Kartika J. Ilm. Far, Des 2016, 4(2), 7-12

Orang yang mengidap skizofrenia tidak akan terapi komunitas untuk meningkatkan kepatuhan
mampu berkomunikasi secara normal dengan minum obat melalui peningkatan pemahaman
orang lain, salah satunya adalah karena pasien. Sehingga perlu diketahui faktor-faktor
menganggap bahwa orang lain ingin terkait kepatuhan (Zygmunt et al., 2002).
mencelakakannya (Sadock & Sadock, 2010). Beberapa faktor yang menjadi penentu terjadinya
Pasien-pasien ini akan sangat kesulitan kepatuhan antara lain faktor pasien, dukungan
berkomunikasi dan berada dalam lingkungan keluarga, efek samping obat, hubungan
banyak orang. Selain itu mereka pun mengalami terapeutik, dan karakteristik penyakit. Salah satu
halusinasi dan ilusi sehingga seakan-akan penyebab yang membedakan kondisi pengobatan
melihat hal yang tak nyata (Amelia & Anwar, pasien skizofrenia di Indonesia dengan pasien di
2013). bagian barat dunia adalah pengobatan skizofrenia
Salah satu teori yang menyebabkan gejala ini yang meliputi sesi komunikasi dokter-pasien
adalah kelainan dari regulasi dopamin, sehingga dengan berbagai pendekatan yang bertujuan
pengobatan yang bersifat antagonis dopamin untuk melakukan diskusi terkait pengobatan,
akan menurunkan gejala pasien (Sadock & sedangkan di Indonesia belum terjadi komunikasi
Sadock, 2010). Pengobatan antipsikotik ini semacam ini (Claramita, 2012). Perbedaan kultur
harus dilakukan minimal dalam waktu satu tahun dan sistem kesehatan yang cakupannya berbeda
untuk mencegah terulangnya gejala psikosis dapat menjadi faktor lain yang menyebabkan
(ilusi, delusi, dan halusinasi) (Fenton et al., ketidakpatuhan pada pasien di Indonesia.
1997). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
Pengobatan ini berfokus pada mengurangi gambaran tingkat kepatuhan pasien skizofrenia
gejala psikosis dengan cepat pada fase akut dan dan untuk mengetahui hubungan antara
memperpanjang periode relaps dan mencegah karakteristik pasien dengan tingkat kepatuhan
pengulangan gejala yang lebih buruk. Selain itu, pasien yang mendapat terapi antipsikotik.
pada pengobatan yang teratur pasien dapat Dengan menemukan gambaran tingkat kepatuhan
kembali ke dalam lingkungan sosialnya dalam dan hubungan karakteristik pasien dengan tingkat
waktu yang lebih cepat. Pasien yang menjalani kepatuhan pasien skizofrenia di Rumah Sakit
pengobatan secara rutin selama satu tahun Jiwa Prof. Dr. Soerojo, harapannya dapat
memiliki resiko lebih kecil untuk mengalami menjadi masukan untuk perbaikan sistem
relaps (Zygmunt et al., 2002). pengobatan baik untuk pasien, keluarga, dan
Pada banyak penelitian dibuktikan bahwa sistem kesehatan pada umumnya.
50% pasien skizofrenia yang masuk ke rumah
sakit jiwa kemudian dilakukan rawat jalan malah METODE PENELITIAN
mengalami masalah ketidakpatuhan (poor
Desain Penelitian. Penelitian ini dilakukan
adherence). Hal ini dapat mengakibatkan
menggunakan metode observasional dengan
masalah baru pada pasien skizofrenia yaitu
desain penelitian Cross Sectional.
pasien lebih mudah jatuh ke dalam kondisi relaps
Tempat Penelitian. Penelitian ini dilakukan
dan kekambuhan fase psikosis yang lebih buruk,
di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo
keluar masuk rumah sakit berulang kali, serta
Magelang.
meningkatkan beban sosial dan ekonomi bagi
Waktu Penelitian. Penelitian ini
keluarga pasien dan negara. Hal ini diakibatkan
dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan
pasien yang tidak teratur dalam minum obat akan
Februari 2015.
memiliki risiko kekambuhan sebesar 92%
Populasi Penelitian. Populasi dalam
(Fenton et al., 1997).
penelitian ini adalah pasien rawat jalan
Pengobatan tidak akan menyembuhkan pasien
skizofrenia yang menjalani perawatan di Rumah
100% tetapi dengan pengobatan maka waktu
Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang selama
remisi pasien setahun lebih lama dan gejala
bulan Januari sampai dengan. Februari 2015.
psikosis tidak akan terlalu parah. Hal ini tentunya
Kriteria Sampel
akan memperingan beban hidup pasien (Zygmunt
1. Kriteria Inklusi :
et al., 2002).
a. Pasien bersedia mengisi kuesioner.
Banyak penelitian yang membuktikan bahwa
b. Pasien yang berusia 15-60 tahun.
intervensi terhadap masalah kepatuhan ini sangat
c. Pasien yang melakukan pengobatan rawat
diperlukan untuk meningkatkan kualitas hidup
jalan selama 1 tahun atau lebih.
pasien. Hal ini bisa dilakukan melalui terapi
kognitif-perilaku, komunikasi keluarga, dan

Naafi’, dkk
Kartika J. Ilm. Far, Des 2016, 4(2), 7-12 9

d. Pasien bersedia menjadi responden dalam b. >SMA: Akademi atau Perguruan


penelitian. Tinggi
2. Kriteria Eksklusi : Skala : ordinal
a. Pasien rawat jalan yang tidak konsisten 6. Pekerjaan adalah status profesi pasien untuk
dalam mengisi kuesioner. mencari nafkah dalam hidupnya,
b. Pasien mempunyai riwayat dikategorikan tidak bekerja dan bekerja
mengkonsumsi Narkoba selama seperti buruh, wiraswasta, petani, pedagang,
pengobatan. PNS, dan lain-lain.
Definisi Variabel Operasional Penelitian Skala : nominal
1. Pasien adalah penderita skizofrenia (ICD 10. 7. Jenis kelamin adalah gender dari pasien
F 20) yang terdiagnosa dan mendapatkan tersebut, pria atau wanita.
terapi pengobatan serta menjalani Skala : ordinal
pengobatan di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Data dan Instrumen Penelitian. Instrumen
Soerojo Magelang. yang dipakai dalam penelitian ini adalah
2. Medication Adherence Rating Scale (MARS) kuesioner MARS.
adalah instrumen yang digunakan untuk Analisis Data
mengukur tingkat kepatuhan pasien Analisa data dilakukan dengan 4 cara, yaitu:
skizofrenia yang dihitung berdasarkan 5 1. Karakteristik Subyek Penelitian.
pertanyaan dari kuisioner MARS. Karakteristik subyek penelitian dilihat
Skala : ordinal berdasarkan distribusi jenis kelamin, usia,
Kategori : pekerjaan, pendidikan pada saat penelitian.
a. Kepatuhan tinggi : skor MARS adalah 2. Skoring data kuesioner.
25 Skoring data dilihat berdasarkan pengisian
b. Kepatuhan sedang : skor MARS adalah kuesioner MARS oleh pasien skizofrenia
6-24 tersebut.
c. Kepatuhan rendah : skor MARS adalah 3. Uji Distribusi Frekuensi
0-5 Uji ini dibuat agar data yang telah
3. Hubungan antara karakteristik pasien dengan dikumpulkan dalam jumlah yang sangat
tingkat kepatuhan pasien adalah ada atau banyak dapat disajikan dalam bentuk yang
tidaknya korelasi antara karakteristik pasien jelas dan baik.
(usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan) 4. Analisis Bivariat
dengan kepatuhan pasien skizofrenia yang Analisis bivariat dilakukan untuk melihat
mendapatkan terapi pengobatan. Jika satu variabel (jenis kelamin, usia,
hubungan tersebut dianalisis dalam uji pendidikan, pekerjaan) yang memiliki
statistik dengan taraf signifikansi p=0,05 keterkaitan atau hubungan dengan variabel
kemudian menghasilkan nilai signifikansi lain, yaitu tingkat kepatuhan pasien. Untuk
p<0,05, maka terdapat hubungan antara mengetahui ada atau tidaknya hubungan
karakteristik pasien tersebut dengan tingkat tersebut, maka dilakukan Uji Cross
kepatuhan pengobatan. Jika dalam uji tabulation.
statistik dengan taraf signifikansi p=0,05 5. Jika hubungan tersebut dianalisis dalam uji
kemudian menghasilkan nilai signifikansi statistik dengan taraf signifikansi p=0,05
p>0,05, maka tidak terdapat hubungan antara kemudian menghasilkan nilai signifikansi
karakteristik pasien tersebut dengan tingkat p<0,05, maka terdapat hubungan antara
kepatuhan pengobatan. karakteristik pasien tersebut dengan tingkat
4. Usia adalah umur pasien saat penelitian kepatuhan pengobatan. Jika dalam uji
dilaksanakan. statistik dengan taraf signifikansi p=0,05
Kategori : kemudian menghasilkan nilai signifikansi
15-40 tahun. p>0,05, maka tidak terdapat hubungan antara
41-60 tahun. karakteristik pasien tersebut dengan tingkat
Skala : ordinal kepatuhan pengobatan.
5. Pendidikan adalah tingkat pendidikan formal
yang pernah dicapai oleh pasien berdasarkan HASIL DAN PEMBAHASAN
isi dari kuisioner.
Observasi dan Penelusuran Data. Penelitian
Kategori :
tentang kepatuhan minum obat pasien skizofrenia
a. < SMA : Tidak Sekolah – SMA

Naafi’, dkk
10 Kartika J. Ilm. Far, Des 2016, 4(2), 7-12

merupakan penelitian Cross Sectional, dengan b. Karakteristik pasien berdasarkan pendidikan


teknik pengambilan data secara observasional.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
gambaran tingkat kepatuhan dan untuk
mengetahui hubungan antara karakteristik
dengan tingkat kepatuhan pasien yang mendapat
terapi pengobatan. Data yang diambil dari
populasi ini adalah data hasil pengisian kuesioner
yang didiagnosa skizofrenia (semua jenis
skizofrenia) yang menjalani perawatan jalan di
Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang c. Karakteristik pasien berdasarkan pekerjaan
pada bulan Januari sampai dengan Februari 2015.
Kuesioner tersebut diisi oleh pasien skizofrenia
dan jawabannya disamakan dengan pernyataan
dari keluarga pasien yang bertindak sebagai
pendamping pasien dalam menjalankan terapi
pengobatan tersebut.
Jumlah pasien yang dijadikan objek penelitian
ini sebanyak 40 pasien. Data yang sudah
diperoleh kemudian dianalisis secara deskriptif
meliputi dan karakteristik pasien dari berbagai d. Karakteristik Pasien berdasarkan Jenis
aspek dan tingkat kepatuhan pasien dalam terapi Kelamin
pengobatan. Pada penelitian ini tidak dilakukan
pemantauan pengobatan antipsikotik, berat badan
pasien, ADR (Adverse Drug Reaction) dan jenis
skizofrenia yang diderita pasien dikarenakan
pihak rumah sakit tidak memperkenankan
peneliti melihat dan memantau data rekam medik
pasien, karena rekam medik tersebut sangat
bersifat rahasia dan tidak diperkenankan untuk Hasil di atas menyebutkan bahwa kejadian
disebarluaskan, walaupun untuk kepentingan skizofrenia dalam penelitian ini presentase
penelitian. Rekam medik tersebut boleh dilihat tertinggi banyak terjadi pada laki-laki sebesar
jika ada persetujuan dari berbagai pihak yang 80%, sedangkan pada perempuan sebesar 20%.
sangat terkait, dan pihak rumah sakit juga Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
mengubah objek penelitian yang sebelumnya kejadian skizofrenia berdasarkan jenis kelamin di
ditujukan untuk keluarga pasien menjadi untuk RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang sesuai dengan
pasien skizofrenia itu sendiri. survei dan hasil penelitian yang dilakukan.
Penelitian kepatuhan minum obat pasien Penilaian Kepatuhan Pasien terhadap
skizofrenia ini telah melibatkan 40 responden. terapi antipsikotik. Data tingkat kepatuhan
Dari penelitian tersebut, diperoleh gambaran minum obat pasien berdasarkan hasil pengisian
karakteristik pasien (responden) dan presentase kuesioner MARS disajikan dalam tabel V
tingkat kepatuhan pasien yang dijabarkan sebagai berikut:
berikut:
Karakteristik Pasien. Hasil penelitian
kepatuhan minum obat pasien skizofrenia ini
diperoleh data karakteristik responden sebagai
berikut:
a. Karakteristik pasien berdasarkan usia

Naafi’, dkk
Kartika J. Ilm. Far, Des 2016, 4(2), 7-12 11

Berdasarkan tabel V diatas, menunjukkan UCAPAN TERIMA KASIH


bahwa pasien yang memiliki tingkat kepatuhan
Penulis mengucapkan banyak terimakasih
rendah sebanyak 1 orang (2,5%), kepatuhan
kepada Dr. Dyah Aryani Perwitasari, M.Si.,
sedang sebanyak 36 orang (90%) dan kepatuhan
Ph.D., Apt dan Dr. rer.nat. Endang Darmawan,
tinggi sebanyak 3 orang (7,5%). Hal ini
M.Si., Apt yang telah banyak memberikan saran,
menunjukkan perilaku penderita skizofrenia
kritik, masukan terhadap penelitian ini. Penulis
sudah mengikuti tindakan pengobatan yang
juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-
direkomendasikan oleh ahli kesehatan berupa
pihak yang telah memberikan saran dan masukan
menggunakan obat secara teratur.
terhadap penelitian ini.
Analisa hubungan antara karakteristik
pasien dengan tingkat kepatuhan
DAFTAR PUSTAKA
Aleman, A., Khan, R., Paul, S.J., 2003, Sex
differences in the risk of schizophrenia,
Archive General Psychiatry, 60: 565-571,
195.
Amelia, D.R., & Anwar, Z., 2013, Relaps pada
Pasien Skizofrenia. Jurnal Ilmiah Psikologi
Terapan, 7(1): 105-112.
Claramita, M., 2012, Doctor–Patient
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa Communication in Southeast Asia: A
semua variabel karakteristik memiliki nilai lebih Different Culture, 565-571, Springer,
dari 0,05 (p>0,05). Oleh karena itu dapat Netherlands.
disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan Eisenstat, A.S., Nathan, D.M., Ellen, B., 2007,
antara karakteristik (usia, jenis kelamin, Every Man’s Guide to Schizophrenia, 2,
pendidikan, pekerjaan) terhadap tingkat Harvard University Press, London.
kepatuhan minum obat pasien skizofrenia Fenton, W.S., Blyler, C.R., & Heinssen, R.K.,
tersebut. 1997, Determinants of Medication
Compliance in Schizophrenia: Emirical and
KESIMPULAN Clinical Findings, Schizophrenia Bulletin,
5(3): 637-650.
Hasil penelitian mengenai kepatuhan minum Hawari, D., 2006, Pendekatan Holistik pada
obat pasien rawat jalan skizofrenia di RSJ Prof. Gangguan Jiwa Skizofrenia, Edisi 3, Balai
Dr. Soerojo Magelang terhadap 40 responden, Penerbit FKUI, Jakarta.
didapatkan kesimpulan sebagai berikut : Kirkbride, F., 2006, Gender differences in
1. Gambaran tingkat kepatuhan pasien patients with schizophrenia in terms of
skizofrenia yang mendapatkan terapi sociodemographic and clinical characteristics,
pengobatan di RSJ Prof. Dr. Soerojo German Journal of Psychiatry, 9: 41-47
Magelang diperoleh hasil bahwa pasien Lawrence D., Hancock K.J., Kisely S., National
dengan tingkat kepatuhan rendah sebanyak 1 Institute of Mental Health, 2002, An Overview
orang (2,5%), pasien dengan tingkat of Schizophrenia, diakses pada tanggal 16
kepatuhan sedang sebanyak 36 orang (90%), April 2013 dari http://www.nimh.nih.gov/.
dan pasien dengan tingkat kepatuhan tinggi Leucht, S., Corves, C., Arbter, D., Engel, R.R,
sebanyak 3 orang (7,5%). Li, C., Davis, J.M., 2009, Second-generation
2. Hasil analisa hubungan antara karakteristik versus first-generation antipsychotic drugs for
pasien dengan tingkat kepatuhan pasien yang schizophrenia: A Meta-Analysis, Lancet,
mendapatkan terapi pengobatan, diperoleh 11(2): 31-41.
kesimpulan bahwa tidak ada hubungan yang McGrath, J.J., 2006, Variations in the incidence
signifikan antara karakteristik pasien (usia, of schizophrenia: data versus dogma,
jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan) dengan Schizophrenia Bulletin, 32: 195-197, 196.
tingkat kepatuhan pasien tersebut, Morisky, D.E., Ang, A., Marie, K., Harry, J.W.,
dikarenakan hasil akhir nilai signifikansi 2008, Predictive Validity of a Medication
p>0,05. Adherence Measure in an Outpatient Setting.
The Journal of Clinical Schizophrenia, 10(3):
348-354.

Naafi’, dkk
12 Kartika J. Ilm. Far, Des 2016, 4(2), 7-12

Osterberg, L., Blaschke, T., 2005, Adherence to Seeman, J., Chen, C.Y., Eaton, W., 2007,
Medication, The New England Journal of Epidemiology of schizophrenia: review of
Medicine, 6(2): 487-495. findings and myths, Psychiatry, 30: 69-75.
Pantelis, C., & Lambert, T.J., 2003, Managing Sustrani, L., Alam S., Hadibroto, I., 2006,
patients with treatment resistant Skizofrenia, 19-20, PT. Gramedia Pustaka
Schizophrenia. Medical Journal of Australia, Utama, Jakarta.
2(3): 62-66. Sweileh, W.M., Ihbesheh, M.S., Jarar, I.S.,
Roberta, T., 2002, Hidup Optimal dengan Sawalha, A.F., Abu Taha, A.S., Zyoud, S.H.,
Skizofrenia, 45-52, PT. Bhuana Ilmu Populer, Morisky, D.E., 2012, Antipsychotic
Jakarta. Medication Adherence And Satisfaction
Sadock, B.J., & Sadock, V.A., 2007, Kaplan & Among Palestinian People With
Sadock’s Synopsis of Psychiatry: Behavioral Schizophrenia. World Journal of
Sciences / Clinical Psychiatry (10th edition), Schizophrenia, 8(5): 49-64.
54-60, Philadelphia: Lippincott Williams & Yasamy, M.T., Cross A., McDaniell E., Saxena
Wilkins. S., 2010, International Classification of
Sadock, B.S., & Sadock, V.A., 2010, Kaplan and Diseases, diakses tanggal 10 Oktober 2014
Sadock’s Pocket Handbook of Clinical dari http://apps.who.int/classifications/icd10.
Psychiatry, 101-113, Philadelphia: Lippincott Zygmunt, A., Offson, M., Boyer, C.A., &
Williams & Wilkins. Mechanic, D., 2002, Interventions to Improve
Saha, C., Eichenberger, A., Luginbuhl, P., Medication Adherence in Schizophrenia. Am
Keller, C., 2003, Determinants of burden in J Psychiatry, 78(5):1653–1664
caregivers of patients with exacerbating
schizophrenia. Psychiatric University
Hospital. 18: 285.

Naafi’, dkk

Anda mungkin juga menyukai