Anda di halaman 1dari 6

HUBUNGAN LAMA RAWAT

DENGAN KEMAMPUAN MENGONTROL


HALUSINASI PENDENGARAN PADA PASIEN SKIZOFRENIA

Yeni Devita1), Hendriyani2)


1,2
Program Studi S1 Keperawatan STIKes Payung Negeri Pekanbaru
email: yenidevita@payungnegeri.ac.id

Diterima: Mei 2019 Diterbitkan: Juni 2019

Abstrak
Pasien skizofrenia yang mengalami halusinasi pendengaran dilaporkan sekitar 50% - 70% dari
semua pasien yang terdiagnosa skizofrenia. Sering kali pasien halusinasi pendengaran mengalami
kesulitan dalam mengontrol halusinasinya. Salah satu tindakan yang dapat membantu pasien dalam
mengontrol halusinasinya adalah dengan memberikan pengobatan dan perawatan kepada pasien.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan lama rawat dengan kemampuan
mengontrol halusinasi pendengaran pada pasien skizofrenia. Jenis penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif dengan rancangan korelasional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien RSJ
Tampan Provinsi Riau yang mengalami halusinasi pendengaran. Sampel dalam penelitian ini
berjumlah 46 pasien. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik simple random
sampling. Instrument yang digunakan pada penelitian ini adalah instrument Auditory Hallucinations
Rating Scale (AHRS) yang dikembangkan oleh Haddock (2009). Analisa data menggunakan uji
korelasi spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan lama rawat dengan
kemampuan mengontrol halusinasi pendengaran pada pasien skizofrenia (p value 0,407 > 0,005). .
Nilai korelasi spearman sebesar 0,125 yang menunjukkan bahwa arah korelasi positif dengan
kekuatan korelasi sangat lemah (0,00-0,199). Disarankan kepada pihak RSJ Tampan Provinsi Riau
untuk selalu meningkatkan motivasi bagi pasien dalam mengontrol halusinasinya, dan untuk
keluarga sebaiknya dapat memberikan dukungan penuh kepada pasien agar lama hari rawat pasien
dapat berkurang dan pasien dapat mengontrol halusinasinya dengan baik.
Kata Kunci: Lama Rawat, Kemampuan Mengontrol Halusinasi Pendengaran, Skizofrenia
Abstract
Schizophrenic patients who experience auditory hallucinations are reported to be around 50% -
70% of all patients diagnosed with schizophrenia (Brunelin et al, 2012). Often patients with
auditory hallucinations have difficulty controlling the hallucinations. One of the actions that can
help patients in controlling their hallucinations is by providing treatment and care to patients. The
purpose of this study was to determine the relationship of length of stay with the ability to control
auditory hallucinations in schizophrenic patients. This type of research is quantitative research with
a correlational design. The population in this study were all patients in RSJ Tampan in Riau
Province who experienced auditory hallucinations. The sample in this study amounted to 46
patients. Sampling in this study using simple random sampling technique. The instrument used in
this study is the Auditory Hallucinations Rating Scale (AHRS) instrument developed by Haddock
(2009). Data analysis using spearman correlation test. The results showed that there was no
relationship between length of stay with the ability to control auditory hallucinations in
schizophrenic patients (p value 0.407> 0.005). . The spearman correlation value is 0.125 which
indicates that the direction of the positive correlation with the correlation strength is very weak
(0.00-0.199). It is suggested to the Handsome Hospital of Riau Province to always increase the
motivation for patients to control their hallucinations, and for families it should be able to provide
full support to patients so that the patient's length of stay can be reduced and patients can control
their hallucinations well.

Keywords: Length of stay, ability to control auditory hallucinations, schizophrenia


Healthcare: Jurnal Kesehatan 8 (1) Juni 2019 (44-48)

dan perawatan kepada pasien. Pasien


PENDAHULUAN sebaiknya di rawat di Rumah Sakit untuk
Skizofrenia merupakan suatu penyakit mendapatkan berbagai terapi dalam
yang mempengaruhi otak dan membantu pasien mengontrol
menimbulkan gangguan pada pikiran, halusinasinya. Pasien halusinasi yang tidak
persepsi, emosi, gerakan, dan perilaku mendapatkan pengobatan dan perawatan
seseorang (Videbeck, 2008). Data dari akan berdampak terhadap perilaku seperti
Word Health Organization (WHO) agresi,bunuh diri, menarik diri dari
menunjukkan bahwa lebih dari 21 juta dari lingkungan, serta dapat mencelakai diri
penduduk dunia terkena skizofrenia sendiri dan orang lain (Stuart, 2016).
(Depkes, 2016). Penderita skizofrenia di Kemampuan pasien dalam mengontrol
Indonesia terus meningkat dalam 5 tahun halusinasi dipengaruhi oleh faktor internal
terakhir. Hal ini bisa dilihat dari hasil dan eksternal. Faktor internal yang
Riskesdas 2018 yang menunjukkan bahwa mempengaruhi salah satunya adalah lama
proporsi penderita skizofrenia mengalami hari rawat. Lama hari rawat merupakan
peningkatan yang cukup signifikan dari salah satu aspek pelayanan rumah sakit
tahun 2013 dari 1,7% dari total penduduk yang dapat diukur. Dengan adanya
menjadi 7% dari total penduduk pada perawatan di rumah sakit diharapkan ada
tahun 2018 (Kemenkes RI, 2018). perubahan pada masalah kesehatan pasien.
Skizofrenia merupakan salah satu jenis Namun kenyataannya masih banyak pasien
psikotik yang menunjukkan gejala yang yang belum mampu mengontrol
salah satunya adalah halusinasi halusinasinya walaupun telah lama dirawat
(Townsend, 2009). Halusinasi merupakan di rumah sakit jiwa (Utami & Rahayu,
masalah gangguan jiwa yang ditandai 2018). Hasil penelitian yang dilakukan
dengan adanya perubahan sensori persepsi oleh (Wahyuni, Yuliet, & Elita, 2011)
seperti merasakan sensasi palsu berupa menunjukkan bahwa sebanyak 61,8%
suara, penglihatan, pengecapan, perabaan, pasien halusinasi dirawat 1-3 bulan dan
dan penghiduan. Pasien halusinasi sebanyak 38,2% dirawat lebih dari 3 bulan
merasakan stimulus yang sebenarmya di RSJ Tampan Provinsi Riau.
tidak ada (Keliat, 2010). Stimulus berupa Studi pendahuluan yang dilakukan
suara sangat sering dialami oleh pasien peneliti di Rumah Sakit Jiwa Tampan
halusinasi dan merupakan gejala yang Provinsi Riau pada bulan Januari 2019
sangat umum terjadi pada pasien. Gejala dengan metode observasi dan wawancara
ini sering disebut dengan halusinasi didapatkan data bahwa dari 10 orang
pendengaran (Aynsworth, Collerton, & pasien dengan halusinasi pendengaran
Dudley, 2017). Pasien skizofrenia yang sebanyak 4 orang telah dirawat lebih dari 6
mengalami halusinasi pendengaran bulan, bahkan 1 diantaranya yang telah
dilaporkan sekitar 50% - 70% dari semua dirawat selama 1 tahun. Hasil wawancara
pasien yang terdiagnosa skizofrenia dengan salah satu kepala ruangan
(Brunelin et al, 2012). perawatan mengatakan bahwa masih
Pasien skizofrenia yang mengalami banyak pasien yang belum mampu
halusinasi pendengaran tidak memiliki mengontrol halusinasinya walaupun sudah
kemampuan untuk mengendalikan pikiran diberikan berbagai tindakan baik berupa
dan perilaku mereka ketika stimulus suara terapi psikofarmaka maupun terapi
itu muncul (Price, 2016). Sering kali keperawatan. Berdasarkan fenomena
pasien halusinasi pendengaran mengalami tersebut peneliti tertarik untuk melakukan
kesulitan dalam mengontrol halusinasinya. penelitian tentang hubungan lama rawat
Salah satu tindakan yang dapat membantu dengan kemampuan mengontrol halusinasi
pasien dalam mengontrol halusinasinya pendengaran pada pasien skizofrenia.
adalah dengan memberikan pengobatan

45
Hubungan Lama Rawat Dengan Kemampuan…

METODE PENELITIAN 3. Pendidikan


Jenis penelitian ini adalah penelitian Tabel 3
kuantitatif dengan rancangan korelasional. Distribusi Pendidikan Responden
Populasi dalam penelitian ini adalah Pendidikan n %
seluruh pasien RSJ Tampan Provinsi Riau Tidak Sekolah 3 6,5%
yang mengalami halusinasi pendengaran. SD 10 21,7%
Sampel dalam penelitian ini berjumlah 46 SMP 11 23,9%
pasien. Pengambilan sampel dalam SMA 21 45,7%
penelitian ini menggunakan teknik simple
Perguruan Tinggi 1 2,2%
random sampling. Instrument yang
Dari hasil analisis diatas dapat dilihat
digunakan pada penelitian ini adalah
instrument Auditory Hallucinations Rating bahwa responden paling banyak
Scale (AHRS) yang dikembangkan oleh berpendidikan SMA yaitu sebanyak 21
Haddock (2009). Analisa data orang (45,7%), dan yang paling sedikit
menggunakan uji korelasi spearman. berada ditingkat perguruan tinggi yaitu
sebanyak 1 orang (2,2%).
HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL PENELITIAN
4. Lama Rawat
Berikut akan dipaparkan hasil penelitian Tabel 4
tentang hubungan lama rawat dengan
Distribusi lama Rawat Responden
kemampuan mengontrol halusinasi
Variabel n Medi SD Min-
pendengran pada pasien skizofrenia di an Maks
Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau. Lama 46 2 2,296 1 - 12
1. Umur Rawat
Tabel 1 Dari hasil analisis dapat dilihat bahwa
Distribusi Umur Responden lama rawat responden paling cepat 1
Variabel n Mean SD Min-
Maks bulan dan paling lama adalah 12 bulan.
Umur 46 36 9,338 23 - 68
Dari hasil analisis diatas dapat dilihat 5. Kemampuan Mengontrol Halusinasi
bahwa rata-rata umur responden Tabel 5
berada diumur 36 tahun dengan umur Distribusi Kemampuan Mengontrol
termuda 23 tahun dan umur tertua 68
tahun. Halusinasi Responden
Variabel n Mean SD Min-
Maks
2. Jenis kelamin Kemampuan 46 25,52 6,814 11 - 39
Tabel 2 Mengontrol
Distribusi Jenis kelamin responden Halusinasi
Jenis Kelamin n % Dari hasil analisis dapat dilihat bahwa
Laki – Laki 31 67,4 rata-rata skor kemampuan responden
Perempuan 15 32,6 dalam mengontrol halusinasi adalah
Dari hasil analisis diatas dapat dilihat 25,52 dengan skor terendah 11 dan
bahwa mayoritas jenis kelamin skor tertinggi 39.
responden adalah laki-laki yaitu
sebanyak 31 orang (67,4%).

46
Healthcare: Jurnal Kesehatan 8 (1) Juni 2019 (44-48)

6. Hubungan Lama Rawat Dengan informasi, pengalaman dan kemampuan


Kemampuan Mengontrol Halusinasi mengingat, dukungan dari keluarga dan
Tabel 6 lingkungan sekitar pasien (Noviandi,
2008). Menurut teori yang disampaikan
Hubungan lama Rawat Dengan
oleh (Stuart, 2016) kemampuan klien
Kemampuan Mengontrol Halusinasi dalam mengontrol halusinasi dipengaruhi
Pendengaran Pada Pasien oleh keadaaan individu yang mengalami
SKizofrenia gangguan berpikir, orientasi realitas,
Kemampuan pemecahan masalah, penilaian, dan
Mengontrol Halusinasi pemahaman yang berhubungan dengan
koping.
Lama r 0,125 Menurut asumsi peneliti, tidak adanya
Rawat hubungan lama rawat dengan kemampuan
p 0,407 mengontrol halusinasi pendengaran pada
n 46 pasien skizofrenia dipengaruhi oleh faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor
Dari hasil analisis korelasi spearman internal yaitu keinginan dan motivasi dari
dapat dilihat bahwa nilai p value pasien yang kurang untuk sembuh serta
adalah 0,407 (>0,05) yang koping yang mal adaptif serta respon klien
terhadap halusinasi. Menurut hasil
menunjukkan bahwa tidak ada obervasi peneliti selama penelitian
hubungan lama rawat dengan didapatkan banyak diantara pasien
kemampuan mengontrol halusinasi halusinasi pendengaran yang malah
pendengaran pada pasien skizofrenia . menyenangi halusinasinya, sehingga
Nilai korelasi spearman sebesar 0,125 mereka tidak mau ketika disuruh untuk
yang menunjukkan bahwa arah mengusir halusinasinya dan ada beberapa
pasien yang malas untuk melakukan
korelasi positif dengan kekuatan
aktivitas dan kegiatan lainnya untuk
korelasi sangat lemah (0,00-0,199). mengusir dan mengontrol halusinasinya.
Sedangkan faktor eksternal yaitu
PEMBAHASAN
kurangnya dukungan dari keluarga. Dari
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil wawancara kepada beberapa perawat
tidak ada hubungan antara lama rawat dan kepala ruangan didapatkan hasil
dengan kemampuan mengontrol halusinasi bahwa pasien yang dirawat inap sangat
pendengaran pada pasien skizofrenia jarang dikunjungi oleh keluarga, bahkan
dengan arah korelasi positif dan kekuatan ada pasien yang selama dirawat tidak
korelasi sangat lemah. pernah dikunjungi oleh keluarga, sehingga
Penelitian ini berbeda dengan pasien yang dirawat tidak pernah
penelitian yang dilakukan oleh (Utami & mendapatkan dukungan dari keluarga. Hal
Rahayu, 2018) yang menunjukkan bahwa inilah yang membuat pasien lama dirawat
ada hubungan lama rawat dengan tanda bahkan ada yang telah dirawat sampai 12
dan gejala serta kemampuan pasien dalam bulan tapi masih menunjukkan tanda dan
mengontrol halusinasi di RSJ Grhasia gejala halusinasi sehingga pasien kurang
Yogyakarta. memiliki kemampuan dalam mengontrol
Ada beberapa faktor yang halusinasinya. Masih banyak ditemukan
mempengaruhi kemampuan pasien dalam pasien yang belum bisa mengontrol
mengontrol halusinasi, diantaranya: faktor halusinasinya meskipun mendapatkan
individu atau keinginan dari dalam diri perawatan yang lama. Apabila hal itu terus
pasien untuk sembuh, respon klien berkelanjutan, pasien akan terbiasa
terhadap halusinasi, kejujuran memberikan dikendalikan oleh halusinasinya dan tidak

47
Hubungan Lama Rawat Dengan Kemampuan…

mampu mematuhi perintah (Kusumawati, Transcranil Direc-Current


F. & Hartono, 2010). Stimulation (tD C S) asa Treatment
Hal ini juga sesuai dengan teori yang for Hallucinations in Schzophrenia.
diungkapkan oleh (Maramis, 2004) yang Am J Psychiartry, 719–724.
mengatakan bahwa dampak dari halusinasi Depkes. (2016). Profil Kesehatan
adalah adanya ketidakmampuan seseorang Indonesia. Kemenkes RI.
dalam berkomunikasi atau mengenali Keliat, B. A. (2010). Model Praktik
realitas sehingga dapat menimbulkan Keperawatan Profesional Jiwa.
kesukaran penurunan kemampuan Jakarta: EGC.
seseorang untuk berperan sebagaimana Kemenkes RI. (2018). Hasil Utama
mestinya. Riskesdas 2018.
Kusumawati, F. & Hartono, Y. (2010).
SIMPULAN Buku Ajar Keperawatan Jiwa.
Hasil Hasil penelitian menunjukkan bahwa Jakarta: Salemba Medika.
tidak ada hubungan antara lama rawat Maramis, W. . (2004). Ilmu Kedokteran
dengan kemampuan mengontrol halusinasi Jiwa (9th ed.). Surabaya: Airlangga
pendengaran pada pasien skizofrenia Universitas Press.
dengan nilai p value adalah 0,407 (>0,05), Noviandi. (2008). Deskripsi Perubahan
Nilai korelasi spearman sebesar 0,125 Kemampuan Mengontrol Halusinasi
yang menunjukkan bahwa arah korelasi Pada Klien Dengan Terapi Individu di
positif dengan kekuatan korelasi sangat Ruang MPKP RSJ Magelang.
lemah (0,00-0,199). Bagi instansi RSJ Price. (2016). Hallucinations: insights and
Tampan untuk selalu meningkatkan supportive first care. Continuing
motivasi bagi pasien dalam mengontrol Professional Development Mental
halusinasinya dan bagi keluarga Health, 30(21), 49–58.
hendaknya dapat memberikan dukungan Stuart. (2016). Keperawatan Kesehatan
kepada pasien. Jiwa. Indonesia: Elsevier Ltd.
Townsend, M. C. (2009). Psychiatric
UCAPAN TERIMAKASIH Mental Health Nursing : Concepts of
Peneliti mengucapkan terima kasih Care in Evidence-Based Practice.
kepada Direktorat Riset dan Pengabdian (W. F. Welsh, Ed.) (6th ed.). United
Masyarakat Direktorat Jenderal Penguatan States of America: Nursing : Robert
Riset dan Pengembangan Kementerian G. Martone.
Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Utami, R., & Rahayu, P. P. (2018).
yang telah membiayai penelitian ini. Hubungan Lama Hari Rawat Dengan
Ucapan terima kasih juga diucapkan Tanda dan Gejala Serta Kemampuan
kepada semua pihak Rumah Sakit Jiwa Pasien Dalam Mengontrol Halusinasi,
Tampan Provinsi Riau yang telah 6(6), 106–115.
memberikan izin penelitian dan semua Videbeck, S. . (2008). Buku Ajar
pihak yang telah membantu dalam proses Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC.
penelitian. Wahyuni, S., Yuliet, S. N., & Elita, V.
(2011). Hubungan Lama Hari Rawat
DAFTAR PUSTAKA Dengan Kemampuan Pasien Dalam
Aynsworth, C., Collerton, D., & Dudley, Mengontrol Halusinasi. Jurnal Ners
R. (2017). Measure of visual Indonesia, 1(2), 69–76.
Hallucinations. Clinical Psychology
Review.
https://doi.org/10.1016/j.cpr.2017.05.
001
Brunelin et al. (2012). Examining

48

Anda mungkin juga menyukai