Anda di halaman 1dari 2

PENDAHULUAN

Latar Belakang Penelitian


Halusinasi adalah distorsi persepsi palsu yang terjadi pada respon neurobiologis
maladaptif tanpa stimulus eksternal atau internal yang terjadi saat kesadaran penuh dan dapat
terjadi pada semua pancaindra (Stuart 2016; Stephanie, dkk, 2018). Halusinasi merupakan
salah satu gejala positif yang muncul pada gangguan jiwa skizofrenia yang dialami sekitar 21
juta penduduk dunia atau 1,7 per mil penduduk dunia (WHO, 2016). Angka kejadian
skizofrenia di Indonesia mencapai sekitar mencapai sekitar 400.000 orang atau kurang lebih
7% dari jumlah penduduk; jumlah ini menunjukkan secara umum terjadi peningkatan
proporsi yang cukup signifikan jika dibandingkan dengan Riskesdas tahun 2013 yang hanya
1,7% jumlah penduduk (Kemenkes RI, 2018). Menurut Dinkes Banten (2015), provinsi
Banten merupakan salah satu provinsi dengan angka prevalensi gangguan jiwa yang tinggi
yaitu 6% atau 535.000 orang, dan 11.000 adalah skizofrenia. Kota Tangerang merupakan
wilayah yang memiliki proporsi prevalensi tinggi yaitu 5% dari 2.000.000 penduduknya.
Halusinasi yang merupakan suatu persepsi palsu yang muncul tanpa ada rangsangan
pancaindera dan individu dalam keadaan sadar ini dapat terjadi sebagai usaha tidak sadar
dari individu untuk mempertahankan ego dan ekspresi simbolis dari pikiran terpisah terhadap
pengalaman yang kurang menyenangkan terkait dengan harga diri rendah sehingga terjadi
perubahan neuro kimiawi, sebagai respon metabolik terhadap stress, lesi pada otak (Schultz
dan Videbeck, 2013). Halusinasi pendengaran (auditorik) merupakan halusinasi yang paling
banyak dialami oleh pasien skizofrenia (70%), dibandingkan halusinasi lainnya seperti
halusinasi visual (20%), dan 10% merupakan akumulasi pada kejadian halusinasi olfaktorik,
gustatorik, taktil, kinestetik dan cinestetik (Stuart, 2016).
Sebagaimana juga disampaikan oleh Suryani (2013) dan Wijayanti (2014) bahwa
halusinasi muncul pada pasien diawali dengan keadaan kecemasan yang berkepanjangan. Hal
ini harus menjadi fokus perhatian khusus perawat karena pasien akan sangat terganggu dan
gelisah sehingga kesulitan untuk membedakan antara realita dan non realita bahkan pasien
sering mengalami depresi. Pada halusinasi pendengaran juga sering muncul perintah-
perintah untuk melukai dirinya ataupun orang lain. Stuart (2016) menyampaikan bahwa
depresi pada skizofrenia sering memunculkan perilaku bunuh diri (9% - 13%) atau paling
tidak perilaku percobaan bunuh diri (20% - 50%). Oleh karena itulah harus ditangani segera
karena berdampak pada keamanan diri pasien maupun orang lain.
Beberapa teknik pengendalian halusinasi ditawarkan oleh beberapa ahli diantaranya
O’Brien et al (2014) menyatakan dengan melibatkan pasien pada aktifitas interpersonal
merupakan distraksi untuk mengabaikan dan pengalihan sehingga menghadirkan kenyataan.
Keliat dan Akemat (2014) dalam strategi pelaksanaan keperawatan halusinasi menawarkan
teknik-teknik mengendalikan halusinasi yaitu teknik menghardik, melakukan kegiatan
bercakap-cakap dengan orang lain, melakukan aktifitas yang terjadwal dan yang terakhir
adalah minum obat secara teratur. Teknik menghardik merupakan salah satu teknik distraksi
pengalihan terhadap stimuli halusinasi yang dialami pasien yang dapat dilakukan secara
mandiri tanpa melibatkan orang lain. Pasien perlu diberikan latihan bimbingan untuk
melakukan teknik menghardik ini sehingga hasilnya akan optimal, dimana keberhasilan ini
akan meningkatkan harga diri pasien karena bangga dan puas dapat menyelesaikan
masalahnya tanpa bantuan orang lain.
Yuliani (2016) menyatakan bahwa terjadi peningkatan kemampuan mengendalikan
halusinasi 14% - 29% pada pasien setelah dilakukan asuhan keperawatan teknik menghardik.
Anggraini (2013) juga menyampaikan bahwa ada pengaruh menghardik terhadap penurunan
tingkat halusinasi dengar dengan p-value 0,000. Penelitian Wicaksono (2017) menunjukkan
bahwa pasien dapat mengontrol halusinasinya dengan teknik distraksi (pengalihan) untuk
mengurangi kekambuhan.
Bertitik tolak dari latar belakang tersebut, penelitian ini akan menyajikan telaah
literatur mengenai pengaruh pengendalian halusinasi dengan teknik distraksi menghardik
terhadap penurunan halusinasi pendengaran pada klien skizofrenia.

Pembatasan dan Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang maka diidentifikasi dan dibatasi masalah penelitian ini
yang meliputi
Apa saja faktor-faktor yang dapat berpengaruh pada pelaksanaan pengendalian halusinasi
teknik menghardik sehingga klien mengalami penurunan halusinasinya.
Apa saja faktor-faktor yang secara signifikan berpengaruh pada pelaksanaan pengendalian
halusinasi teknik menghardik sehingga klien mengalami penurunan halusinasinya.
Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah maka dapat dirumuskan
masalah penelitian ini “Apa faktor-faktor yang berpengaruh pada pengendalian halusinasi
teknik menghardik dalam menurunkan halusinasi pendengaran pada klien skizofrenia”

Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh pada pelaksanaan pengendalian
halusinasi teknik menghardik dalam menurunkan halusinasi pendengaran pada klien
skizofrenia”
Tujuan Khusus
Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan pengendalian halusinasi
teknik menghardik sehingga klien mengalami penurunan halusinasinya.
Mengidentifikasi faktor-faktor yang signifikan memempengaruhi pelaksanaan
pengendalian halusinasi teknik menghardik sehingga klien mengalami penurunan
halusinasinya.

Manfaat Penelitian
Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan sumbang pemikiran bagi praktisi
keperawatan dalam rangka pengembangan ketrampilan keperawatan (nursing skill)
dalam implikasi asuhan keperawatan pada klien skizofrenia yang mengalami halusinasi
khususnya halusinasi penedengaran Demikian juga untuk pengembangan standar
prosedur operasional pengendalian halusinasi di masa yang akan datang.
Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan referensi
bagai sejawat mahasiswa maupun peneliti selanjutnya dalam mengembangkan teori
keperawatan dan pengetahuan keperawatan khususnya keperawatan kesehatan jiwa.
.

Anda mungkin juga menyukai