Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Mitra Kesehatan Vol 1 No.

1 25

EFEK TERAPI MUSIK & DEEP BREATHING EXERCISE TERHADAP


PENURUNAN NYERI, FREKUENSI NADI, FREKUENSI PERNAPASAN
PADA PASIEN KANKER PARU
Penulis
Aprillia Veranita1, Ni Luh Widani2, Wilhelmus Hary Susilo 3

Data penulis
1.Aprillia Veranita : Keilmuan Keperawatan Medikal Bedah , STIK Sint Carolus , Jl. Salemba Raya No.41. 10440
2. Ni Luh Widani Keilmuan Keperawatan Medikal Bedah , STIK Sint Carolus , Jl. Salemba Raya No.41. 10440
3.Wilhelmus Hary Susilo: Keilmuan Keperawatan Medikal Bedah , STIK Sint Carolus , Jl. Salemba Raya No.41.
10440
Jakarta Pusat ,E-mail: aprilliaveranita@gmail.com

Abstrak

Kanker paru adalah pertumbuhan sel yang tidak terkendali pada paru-paru yang sering menimbulkan nyeri dan sesak
napas. Manajemen nyeri yang tepat diperlukan untuk menangani respon nyeri. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh terapi musik & Deep Breathing Exercise (DBE) terhadap penurunan nyeri, frekuensi nadi dan
pernapasan pada pasien kanker paru. Penelitian ini merupakan studi quasi experimental pre-post test with control
group dengan teknik purposive sampling ,terdiri dari 86 responden kelompok intervensi dan 22 kelompok kontrol di
RSUP Persahabatan. Nyeri diukur dengan Numeric Rating Scale (NRS). Analisis yang digunakan adalah Uji regresi
linear berganda, Paired sampel t-test, Independent t-test. Hasil penelitian menunjukan perbedaan bermakna nilai skala
nyeri, frekuensi pernapasan dan nadi sebelum dan sesudah intervensi terapi musik dan Deep Breathing Exercise (DBE)
(p=0,000). Penurunan skala nyeri, frekuensi pernapasan dan nadi kelompok intervensi lebih besar dari pada kelompok
kontrol. Penelitian ini merekomendasikan terapi musik & DBE sebagai intervensi mandiri keperawatan untuk
mengurangi nyeri kanker paru.
Kata Kunci : Deep Breathing Exercise, Kanker paru , Terapi musik
Abstract
Lung cancer is the uncontrolled growth of abnormal cells that start off in one or both lungs; usually in the cells that
line the air passages. The appropriate pain management is required. This research aimed to identify the effect of music
therapy & Deep Breathing Exercise pain reduced, pulse, Breathing Frequency on lung cancer .The design used quasi
experimental pre-post test with control group . There were 86 respondents as the intervention group and 22
respondent as the control group. The pain was measured by Numeric Rating Scale ( NRS). Analysisi that been used is
multiple linear regression test, Paired sampel t-test, Independent t-test. Statistic test show meaningful different the
pain scale score, respiratory rate, heart rate before and after interventions is (p = 0.000). Degradation pain reduced,
pulse frequency and Breathing in the intervention group bigger than control group. Music Therapy and DBE is
recommended for the independence nursing intervention to pain reduce .
Keywords: Deep Breathing Exercise, Lung Cancer , Music therapy
_____________________________________________________________________________________________
Pendahuluan contoh pola perilaku berisiko adalah pola
makan dan gaya hidup (life style) yang tidak
Penyakit berdasarkan jenis nya dapat sehat, seperti merokok, mengkonsumsi
dibedakan menjadi penyakit infeksi dana alkohol,dan mengkonsumsi makanan siap saji
noninfeksi. Penyakit non infeksi adalah (fast food).
penyakit yang disebabkan selain dari proses
infeksi, seperti penyakit kanker, jantung dan Merokok merupakan risiko tinggi penyebab
pembuluh darah, serta diabetes mellitus terjadinya kanker paru. Dari data World
Kanker paru, kanker hati, kanker perut, Health Statistic WHO tahun 2014 prevalensi
kanker kolorektal, dan kanker payudara merokok dewasa usia ≥ 15 tahun di tahun
merupakan jenis penyakit kanker tertinggi 2011 sebanyak 67% pada laki-laki dan 3%
yang sering diderita manusia setiap tahunnya. pada perempuan. Selanjutnya, dari data
World Health Statistic WHO tahun 2015
Pada dasarnya penyakit ini dapat dicegah. prevalensi merokok pada usia dewasa ≥ 15
Pencegahan dapat dilakukan salah satunya tahun mengalami peningkatan pada tahun
dengan cara mengubah perilaku. Beberapa
Jurnal Mitra Kesehatan Vol 1 No.1 26

2012, yaitu sebanyak 71,8% pada pria dan 4% Penderita kanker paru yang berobat ke RSUP
pada perempuan. Gambaran jumlah perokok Persahabatan di Jakarta Timur berjumlah 265
di Indonesia yang merokok setiap harisejak orang per Oktober–Desember 2015. Kondisi
tahun 2007-2013 terus mengalami pasien yang mendatangi rumah sakit pada
peningkatan dari 23,7% menjadi 24,3% umumnya sudah mencapai stadium lanjut,
(Riskesdas, 2007 dan Riskesdas, 2013). sebanyak 25% pasien kanker perempuan dan
75% pasien kanker pria. Kondisi pasien pada
Sebagian kanker paru-paru tidak umumnya mengalami nyeri serta gangguan
menimbulkan gejala sampai kanker tersebut oksigenasi yang membutuhkan bantuan orang
telah menyebar. Gejala umum dari kanker lain. Tindakan keperawatan yang dilakukan
paru adalah batuk yang terus-menerus, batuk oleh perawat dalam mengatasi kondisi
berdarah, mengi, berat badan turun, sesak tersebut adalah dengan memberikan
napas, dan nyeri dada (Gentara, 2015). intervensi berupa terapi medis.
Diagnostik pasti stadium kanker paru dapat
diketahui melalui sistem stadium TNM Metode
(tumor-node-metastasis). Nyeri dapat berasal
dari penyakit kanker atau dari dampak Peneliti menggunakan desain quasi
pengobatan, seperti kemoterapi, radiasi, dan experimental pre-post test with control group
pembedahan (Kaliyaperumal, 2010). Salah dengan teknik purposive sampling , dengan
satu terapi komplementer yang dapat jumlah sampel 108 orang yangterdiri dari
digunakan untuk menurunkan nyeri adalah masing-masing 86 kelompok intervensi dan
terapi musik. Musik diketahui memiliki 22 kelompok kontrol. Adapun sampel yang
banyak sekali manfaat, antara lain, untuk dipilih memenuhi krteria inklusi dan eksklusi
relaksasi otot, mengurangi nyeri, antara lain , bersedia menjadi responden,
memperlambat denyut jantung, meningkatkan bersedia tidak mendengarkan musik lain
kedalaman pernapasan, serta mengurangi selama 3 hari, kesadaran kompos mentis ,
kecemasan dan depresi (Jasemi, 2013). umur ≥ 20 tahun, pasien menderita kanker
paru yang dirawat dengan nyeri kronis (skala
Kesulitan bernapas juga dialami oleh pasien nyeri 4-6), pasien menderita kanker paru yang
kanker paru. Teknik pernapasan yang baik dirawat dengan perbaikan keadaan umum,
dapat membantu mengatasi nyeri dada pasien. pasien sedang di rawat inap di RSUP
Penggunaan terapi komplementer dapat Persahabatan Jakarta. Kriteria ekslusi pada
dilakukan pada pasien nyeri dada. Deep polpulasi sumber/sample frame ialah sebagai
Breathing Exercise merupakan latihan berikut: mengalami gangguan pendengaran,
mengatur pernapasan agar pernapasan tidak bersedia diteliti, pasien dalam kondisi
menjadi lebih baik.Dasar pemilihan akut seperti sesak berat , sianosis, dan gelisah.
intervensi terapi musik adalah musik Waktu pengumpulan data Oktober–Desember
diketahui memiliki banyak sekali manfaat, 2015, Penelitian ini memegang tujuh prinsip
antara lain, untuk relaksasi otot, mengurangi etik yaitu Prinsip Self Determinan, Privacy,
nyeri, memperlambat denyut jantung, Anonymity atau Confidentiality, Protection
meningkatkan kedalaman pernapasan, serta Discomfort, Beneficience, Justice, Informed
mengurangi kecemasan dan depresi serta Consent .
musik sudah lama dikenal dikalangan
masyarakat umum, mudah di dapatkan dan Sebelum dilakukan perlakuan, kelompok
biayanya murah. Sedangkan Deep Breathing intervensi dan kelompok kontrol dilakukan
Exercise merupakan latihan pernapasan yang pengukuran skala nyeri, frekuensi nadi dan
dapat dilakukan oleh pasien secara mandiri, pernapasan. Pada kelompok intervensi
tidak memerlukan ruangan yang besar, mendapat 2 perlakuan yaitu terapi musik dan
namun dapat dilakukan pada saat pasien Deep Breathing Exercise. Intervensi terapi
sedang duduk atau di tempat tidur. musik diberikan selama tiga hari berturut-
turut dengan durasi 20 menit , setelah selesai
terapi musik pasien diistirahatkan selama 5
Jurnal Mitra Kesehatan Vol 1 No.1 27

menit kemudian dilakukan pengukuran skala yang dimulai sejak tombol play ditekan).
nyeri, frekuensi nadi post intervensi. Setelah 20 menit , musik dihentikan dan
Intervensi DBE diberikan 2 jam setelah terapi headphone dilepaskan. Responden diminta
musik dilakukan sebanyak 4 siklus selama 5 untuk istirahat sejenak, setelah 5 menit
menit, sebelum dan setelah intervensi dilakukan pengukuran frekuensi nadi post
dilakukan pengukuran frekuensi pernapasan intervensi. Pengkajian nyeri dilakukan pada
post intervensi .Prosedur pengumpulan data periode 10 menit sejak tombol off pada MP3
responden, format data kelompok intervensi ditekan. engkajian skala nyeri dengan
terapi musik, format kelompok intervensi menggunakan NRS sesudah intervensi.
Deep Breathing Exercise , Pengumplan data Intervensi dilakukan pada hari berikutnya
kelompok kontrol, Numeric Rating Scale pada waktu yang sama.
(NRS).
Hasil
Prosedur Pelaksanaan Kelompok Intervensi
Penentuan sampel penelitian yang menderita Hasil analisis univariat karakteristik
penyakit kanker paru ditentukan dengan cara responden berdasarkan umur RSUP
melihat dokumentasi status pasien pada Persahabatan , rerata umur pada kelompok
lembar diagnosis, hasil pemeriksaan intervensi dan kelompok kontrol adalah 20-50
diagnostik khususnya Torak foto, CT Scan tahun (54 %) berada pada rentang , laki-laki
dan Bronkoskopi, pemeriksaan laboratorium (73%), Mantan perokok (67,25%), stadium
Hemoglobin (apabila pasien masuk dengan kanker 4 (78,74%).Rata-rata skala nyeri pre
Hb rendah), serta tanda-tanda vital yaitu (5,03) dan post (4,09) berada pada skala
frekuensi nadi dan frekuensi pernapasan. sedang, frekuensi nadi pre (91,83) dan post
Setelah teridentifikasi sebagai pasien kanker (83,62) berada pada batas normal, frekuensi
paru, peneliti mencocokan sesuai dengan pernapasan pre (22,65) dan post (20,45)
kriteria inklusi yang telah ditetapkan dalam berada diatas normal.
penelitian. Peneliti menjelaskan tujuan penelitian,
manfaat, serta prosedur penelitian. Peneliti Hasil analisis Uji paired sample t-test
meminta pasien menandatangani lembar informed
consent bagi pasien yang bersedia menjadi Perbedaan skala nyeri, frekuensi nadi,
responden. Melakukan pengkajian karakteristik frekuensi pernapasan sebelum dan sesudah
responden kelompok intervensi. Peneliti intervensi dengan (nilai p=0,000).
menjelaskan tentang cara pengisian kuesioner
karakteristik responden dan instrument pengkajian Hasil analisis Uji Beda Independen t-test
skala nyeri (NRS).
Secara statistik terdapat perbedaan yang
signifikan pada skala nyeri (p=0,034),
Responden diminta untuk menunjukan
frekuensi nadi (p=0,546), frekuensi
tingkat nyerinya pada skala 0-10 yang ada
pernapasan (p=0,047) antara kelompok
pada instrumen pengkajian Numeric Rating
intervensi Terapi Musik dan DBE dengan
Scale untuk menilai skala nyeri pasien.
kelompok kontrol.
Responden diberi waktu selama 5 menit
untuk menepatkan diri pada posisi yang
Hasil analisis Regresi Linear Berganda
nyaman menurut responden, responden
mulai mendengarkan instrument musik Intervensi terapi musik dan DBE, umur, jenis
dengan menggunakan headphone. Peneliti kelamin, stadium kanker, secara simultan
berada menjaga jarak dengan pasien untuk berpengaruh terhadap perubahan skala nyeri,
mencegah distraksi tetapi masih dalam frekuensi pernapasan, frekuensi nadi
jangkaun pasien untuk terus dapat (p=0,000).
memonitor keadaan pasien.

Terapi musik berlangsung selama 20 menit


(dihitung dengan menggunakan stopwatch,
Jurnal Mitra Kesehatan Vol 1 No.1 28

Pembahasan Pada penelitian ini, umur termuda responden


adalah 20 tahun. Hasil penelitian serupa
Karakteristik Responden dengan yang dilakukan oleh ( Khan, 2010)
Penelitian menilai karakteristik responden mengatakan bahwa metastatik NSCLC jarang
berdasarkan umur ,mayoritas umur 20-50 terjadi pada pasien di bawah umur 25
tahun (54 %) berada pada rentang , laki-laki tahun.Yang harus dipertimbangkan adanya
(73%), Mantan perokok (67,25%), stadium keganasan tambahan dengan melihat massa
kanker 4 (78,74%). pada dada, pada kelompok umur ini termasuk
dalam kelompok tumor germ cell,
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang
ditulis oleh (Potter, 2006; Sharewood, 2009) limfoma, karsinoid, dan metastasis dari
mengatakan umur merupakan variabel paling kanker primer non-paru.
penting yang mempengaruhi nyeri, terutama Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil
pada anak dan lansia . Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh (Behera, 2012)
perkembangan, yang ditemukan antara mengatakan bahwa sebanyak 89% kanker
kelompok umur ini dapat mempengaruhi paru terjadi pada laki-laki dan sebanyak 33%
bagaimana anak, orang dewasa dan lansia terjadi pada perempuan yang pernah
bereaksi terhadap nyeri. Semakin tinggi usia merokok.Prevalensi perokok di Indonesia
seseorang, ia akan cenderung mengabaikan yang merokok setiap hari sejak tahun 2007-
nyeri dan menahan nyeri karena sudah 2013 terus mengalami peningkatan dari
teradaptasi dengan nyeri. Hasil penelitian ini 23,7% menjadi 24,3% (Riskesdas, 2007 dan
sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Riskesdas, 2013). Peningkatan jumlah
oleh (Rao , 2004) mengatakan, sebanyak 50- perokok akan meningkatkan jumlah individu
90% nyeri yang berhubungan dengan kanker yang berisiko mengalami kanker paru.
dialami oleh pasien usia lanjut dan sekitar 60- Prevalensi kejadian kanker paru di Indonesia
70% pasien memperoleh pengobatan untuk pada laki-laki, yaitu sebesar 34,2%,
tumor mereka . Nyeri terkait umur telah sedangkan kematian akibat kanker paru pada
dipelajari dan tidak ada bukti terjadinya laki-laki sebesar 30,0%.
perubahan pada tulang belakang manusia
atau reseptor penuaan. Manajemen dalam Hasil penelitian sesuai dengan hasil penelitian
pengelolaan nyeri sangat baik digunakan yang dilakukan oleh (Thomas, 2014)
pada pasien kanker usia lanjut yang lemah . mengatakan lebih dari 70% pasien yang
Terapi pijat, refleksi kaki, terapi musik, dan didiagnosis kanker paru berada pada stadium
meditasi semuanya termasuk manajemen IV yang tidak melakukan terapi kuratif.
nyeri. Rehabilitasi dengan latihan dan terapi Pernyataan ini didukung oleh hasil penelitian
fisik juga dapat membantu mengurangi nyeri. yang dilakukan oleh (Tiwari, 2015)
mengatakan bahwa pasien kanker paru yang
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil datang ke rumah sakit dengan stadium IV.
penelitian yang dilakukan oleh (Chen, 2014) Sebagian besar alasan mengapa pasien
mengatakan insiden kanker paru-paru terjadi terlambat untuk berobat, seperti
pada umur kurang dari 45 tahun dan ketidaksadaran pasien mengenai tanda-tanda
meningkat secara dramatis, pada umur 80-84 dan gejala kanker, konsultasi dengan praktisi
tahun atau di atas 85 tahun. Hasil penelitian setempat tidak memenuhi syarat / tidak ada
ini didukung oleh hasil penelitian yang konsultasi, penggunaan obat-obatan alternatif,
dilakukan oleh ( Hemminki, 2016) kondisi sosial-ekonomi yang buruk dan
mengatakan metastasis semakin meningkat kurang tepatnya rujukan infrastruktur.
pada umur 85-89 tahun. Metastasis kanker
terjadi , tergantung pada lokasi metastasis
tersebut.
Jurnal Mitra Kesehatan Vol 1 No.1 29

Penyebab lain tertundanya pengobatan yaitu mengurangi mual saat kemoterapi, sehingga
ada kaitannya antara pasien dan sistem terkait. kualitas hidup pasien kanker terminal,
Sangat penting untuk memberi pendidikan menjadi meningkat. Mendengarkan musik
secara umum pada orang awam tentang tanda- merangsang gelombang otak alpha yang
tanda awal dan gejala kanker. Pada saat yang dirilis untuk stimulator endorfin, sehingga
sama, sistem perlu diperbaiki efisiensinya menciptakan keadaan relaksasi
sehingga keterlambatan pengobatana
sekunder serta hasil yang merugikan dapat Pernyataan ini didukung oleh penelitian yang
dihindari.Rata-rata skala nyeri pre dan post dilakukan oleh (Warth et al, 2014)
berada pada skala sedang, frekuensi nadi pre mengatakan bahwa musik jenis monochord
dan post berada pada batas normal, frekuensi berhubungan dengan peningkatan aktivitas
pernapasan pre dan post berada diatas normal. posterior theta dan penurunan alpha band
pada pertengahan frontal aktivitas beta-2 band
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil menimbulkan relaksasi. Pernyataan ini di
penelitian yang dilakukan oleh (Gutgsell et al., dukung oleh penelitian lain yang dilakukan
2013) mengatakan , perbedaan antara oleh (Bradt,2014) mengatakan terapi musik
kelompok intervensi dengan kelompok sangat efektif dalam menurunkan kecemasan,
kontrol menunjukkan penurunan nyeri yang mengurangi nyeri, mood, dan untuk relaksasi
signifikan dari pre ke post. Perubahan terbesar (P=0,0001).
terdapat pada kelompok intervensi terapi
musik dengan nilai ( p<0,0001). Perbedaan Kesimpulan
skala nyeri, frekuensi nadi, frekuensi Hasil Uji regresi linier berganda . Empat
pernapasan sebelum dan sesudah intervensi variabel independen yaitu intervensi terapi
dengan (nilai p=0,000). musik dan DBE , umur, jenis kelamin,
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil stadium kanker, secara simultan berpengaruh
penelitian yang dilakukan oleh ( Genc, Ikiz, terhadap perubahan skala nyeri, frekuensi
Güneri, Izmir , 2008) dikatakan bahwa DBE pernapasan dan frekuensi nadi, dianjurkan
meningkatkan oksigenasi setelah operasi agar terapi musik dan DBE dapat menjadi
kepala dan operasi leher, tanpa menyebabkan salah satu intervensi mandiri keperawatan.
hemodinamik meningkat DBE menurunkan
Ucapan Terima Kasih
RR dari 24,1x/mnt menjadi 21.8x/menit
(P=0,05). Hasil penelitian lain yang yang Ucapan terima kasih kepada RS Persahabatan
sesuai dengan penelitian ini ,dilakukan oleh Jakarta ,yang telah memberi kesempatan kepada
(Jasemi, 2013) mengatakan intensitas nyeri peneliti untuk melakukan peneitian, kepada
pada kelompok intervensi selama 3 hari, dr.Elisna Syahruddin PhD.,SpP dan dr.Jamal
menunjukkan penurunan yang signifikan Zaini PhD.,SpP, selaku pembimbing
( p<0,001), tetapi dalam kelompok kontrol penelitian di lapangan, kepada Ni Luh
intensitas nyeri tidak berubah selama studi Widani, MKep, Ners., Sp.KepMB dan
(p=0,12). Dr.Ir.Wilhelmus Hary Susilo,
MM.,IAI.,IMARC selaku dosen pembimbing
Berdasarkan hasil penelitian pada (tabel 1) penelitian.
Intervensi terapi musik dan DBE, umur, jenis
kelamin, stadium kanker, secara simultan
berpengaruh terhadap perubahan skala nyeri,
frekuensi pernapasan, frekuensi nadi. Hasil
penelitian ini sesuai dengan opini dan issu
terkini yang dikemukakan oleh (Musclow et
al, 2002 dalam Demir , 2012) mengatakan
bahwa musik dapat mengurangi nyeri juga
menurunkan denyut nadi , tekanan darah,
suhu tubuh, meningkatkan respirasi serta
respon fisiologis lainnya, serta sebagai
distraksi bagi pasien. Musik juga dapat
Jurnal Mitra Kesehatan Vol 1 No.1 30

Referensi Riskesdas. (2013). Jakarta: Badan Penelitian


dan Pengembangan Kesehatan
Bahera, D (2012). Epidemiology of lung Kementrian Kesehatan RI.
cancer-Global and Indian petspective.
JIACM ; 13(2b): 131-7 Riskesdas. (2007). Jakarta: Badan Penelitian
dan Pengembangan Kesehatan
Chen, Wanging, Zheng, Rongsho, Zeng, Kementrian Kesehatan RI.
Hongmei & Swei (2014) . The
Epidemiology of Lung Cance in China. Strong, J. U. (2002). Pain; A Textbook for
J Cancer Bio Res 2 (1) :1043 Therapists, Issue 1. Edinburg :
Churchill Livingstone.
Hemminki, Kari, Pavildis, Nicholas,
Konstantinos K, et al (2016). Age Sharewood, Lauralee (2011), Fisiologi
Dependent Metastatic Spread and manusia:dari sel ke sistem (Edisi 6).
Survival: Cancer of Unknow Primary as (dr.Brahm U.Pendit.,Alih Bahasa).
a Model. Sci. Rep.6, 23725 ; doi: Jakarta: Penerbit Buku Kedoktera n
10.1038/srep23725 (2016). EGC

KemenKesRI. (2015). Profil Kesehatan


Indonesia tahun 2014. Jakarta:
Kementrian Kesehatan RI
Khan et al (2010). Metastatic Lung
adenocarcinoma in a 20-year-old
patient . Current Oncology Volume 17,
Number 1
Jasemi, M. a. (2013). Music Therapy
Reduces the Intensity of Pain Among
Patient With Cancer.
Kozier, Erb, Berman, & Snyder. (2010).
Buku Ajar Fundamental Keperawatan;
Konsep,Proses, & Praktis. Ed 7 Vol.2.
Jakarta: EGC
Kruijsen, J. M. (2013). Journal Effect of
Exercise on Immune Function In
Patients With Cancer: a Systematic
Review.
Potter,P.A.,& Perry,A.G (2005). Nuku ajar
fundamental keperawatan: Konsep,
proses, dan Pratik (Edisi 4,
Vol.1).(Yasmin, dkk., Alih Bahasa).
Jakarta: Penerbit Buku Kedoteran EGC
POI. (2010). Basic Science Of
Oncology,Ilmu Onkologi Dasar. Jakarta:
FKUI.
Mattei TA, Rodriguez AH (2013). Music
therapy as an adjuvant therapeutic tool
in medical practice: an evidance-based
summary, OA Evidence-Based
Medicine ,London : OA

Anda mungkin juga menyukai